Anda di halaman 1dari 11

PROSIDING KONFERENSI NASIONALPROSIDING

II PPNI JAWA
KONFERENSI
TENGAH 2014
NASIONAL II PPNI JAWA TENGAH 2014

HUBUNGAN FREKUENSI SENAM LANSIA TERHADAP TEKANAN DARAH DAN NADI


PADA LANSIA HIPERTENSI

I Wayan Agus Setiawan1, Yunani2, Eni Kusyati3


STIKES Karya Husada Semarang agus_zetyawan@yahoo.com,
yunani.sururi@yahoo.com, kusyatieni.@yahoo.co.id

Abstrak

Hipertensi/tekanan darah tinggi adalah tekanan sistolik lebih dari 140 mmHg dan tekanan darah diastolik
lebih dari 90 mmHg. Hipertensi merupakan penyakit multifaktor yang muncul oleh karena interaksi berbagai
faktor. Peningkatan umur akan menyebabkan beberapa perubahan fisiologis, pada usia lanjut terjadi
peningkatan resistensi perifer dan aktivitas simpatik. Terapi dengan obat bisa dilakukan dengan pemberian
obat anti hipertensi, sedangan untuk terapi tanpa obat bisa dilakukan dengan berolah raga secara teratur, dari
berbagi macam olah raga yang ada salah satu olah raga yang dapat dilakukan yaitu olah raga senam lansia .
Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan frekuensi senam lansia terhadap tekanan darah dan nadi pada
lansia hipertensi di Unit Rehabilitasi Sosial Pucang Gading. Metode penelitian menggunakan penelitian
kuatitatif dengan pendekatan analitik dan desain penelitian menggunakan pendekatan Case Control. Sampel
penelitian adalah lansia hipertensi. Jumlah sampel pada penelitian ini sebanyak 32 responden. Teknik
sampling menggunakan purposive sampling yaitu teknik pengambilan sampel dengan cara
mempertimbangkan kriteria tertentu yang ditetapkan peneliti. Instrumen Penelitian menggunakan
Sfignomanometer, Stopwatch dan lembar observasi. Analisis data menggunakan analisis univariat untuk
mengetahui ukuran tendency central dan Analisis Bivariat menggunakan uji korelasi Spearman. Hasil
penelitian menunjukkan ada hubungan frekuensi senam lansia terhadap tekanan darah dan nadi pada lansia
hipertensi.

Kata Kunci : Senam lansia, tekanan darah, nadi, lansia, hipertensi

229 HubunganHubungan
FrekuensiFrekuensi
Senam Lansia
Senam
Terhadap
Lansia Terhadap
Tekanan Darah
Tekanan
danDarah
Nadi dan
PadaNadi
Lansia
Pada
Hipertensi
Lansia Hipertensi 229
I Wayan Agus Setiawan, Yunani, Eni Kusyati I Wayan Agus Setiawan, Yunani, Eni Kusyati
PROSIDING KONFERENSI NASIONALPROSIDING
II PPNI JAWA
KONFERENSI
TENGAH 2014
NASIONAL II PPNI JAWA TENGAH 2014

PENDAHULUAN terakhir ini menunjukan bahwa kombinasi


antara terapi tanpa obat (non-farmakoterapi)
Menua (menjadi tua) adalah suatu dengan obat (farmakoterapi) tidak hanya
proses menghilangnya secara berlahan menurunkan tekanan darah, namun juga
kemampuan jaringan untuk memperbaiki menurunkan resiko stroke dan penyakit
diri/mengganti diri dan mempertahankan jantung iskemik. Terapi dengan obat bisa
struktur dan fungsi normalnya sehingga tidak dilakukan dengan pemberian obat ant i
dapat bertahan terhadap jejas (termasuk hipertensi, sedangan untuk terapi tanpa obat
infeksi) dan memperbaiki kerusakan yang bisa dilakukan dengan berolah raga secara
menyebabkan penyakit degenerative missal, teratur, dari berbagi macam olah raga yang
hipertensi, arteriosklerosis, diabetes mellitus, ada salah satu olah raga yang dapat dilakukan
dan kanker (Nurrahmani, 2012). yaitu olah raga senam lansia (Armilawati,
Hipertensi/tekanan darah tinggi adalah 2007).
tekanan sistolik lebih dari 140 mmHg dan Senam lansia merupakan olahraga
tekanan darah diastolik lebih dari 90 mmHg. ringan dan mudah dilakukan, tidak
Hipertensi merupakan penyakit multifaktor memberatkan, yang diterapkan pada lansia.
yang muncul oleh karena interaksi berbagai Aktifitas olah raga senam lansia membantu
faktor. Tekanan darah akan meningkat setelah tubuh agar tetap bugar dan tetap segar karna
umur 45 55 tahun, dinding arteri akan melat ih tulang tetap kuat, mendorong jantung
mengalami penebalan oleh adanya bekerja optimal dan membantu
penumpukan zat kolagen pada lapisan otot, menghilangkan radikal bebas yang berlebihan
sehingga pembuluh darah akan berangsur- didalam tubuh ( Suroto, 2004).
angsur menyempit menjadi kaku. Peningkatan Berdasarkan penelitian Dewi Oktavia
umur akan menyebabkan beberapa perubahan (2012) didapatkan ada pengaruh yang
fisiologis, pada usia lanjut terjadi peningkatan signifikan antara tekanan darah sebelum dan
resistensi perifer dan aktivitas simpatik. sesudah melakukan latihan yoga. Menurut
Pengaturan tekanan darah yaitu reflex penelitian Istifa Hikmaharidha (2010)
baroreseptor pada usia lanjut sensivitasnya menunjukkan ada perbedaan yang bermakna
sudah berkurang, sedangkan peran ginjal juga tekanan darah sistolik (p=0,02) dan diastolic
sudah berkurang dimana aliran darah ginjal (p=0,03) antara kedua kelompok..
dan laju filtrasi glomerulus menurun .
(Anggaraini, 2009). METODE PENELITIAN
Prevalensi kasus hipertensi esensial di Metode penelit ian menggunakan
Provinsi Jawa Tengah tahun 2011 sebesar penelitian kuat itatif dengan pendekatan
1,96% menurun bila dibandingkan dengan analit ik dan desain penelit ian menggunakan
tahun 2010 sebesar 2,00%. Kebanyakan pendekatan Case Control yang bertujuan
penderita hipertensi itu berada di daerah untuk mencari hubungan frekuensi senam
pedesaan dibandingkan daerah perkotaan lansia dengan tekanan darah dan nadi.
dengan prevalensi 31% vs 23,7%. Hal ini Penelitian dilakukan di Unit Rehabilitasi
mungkin disebabkan kurangnya kesadaran, Sosial Pucang Gading pada bulan Februari
pengetahuan masyarakat untuk menjaga 2014. Sampel penelitian adalah lansia
kesehatan dan prilaku hidup yang tidak sehat hipertensi di Unit Rehabilitasi Sosial Pucang
(Dinkesjatengprov, 2010). Gading, dengan kreteria inklusi sebagai
Tekanan darah tinggi dianggap berikut : 1). lansia di Unit Rehabilitasi Sosial
mempertinggi faktor resiko penyakit jantung Pucang Gading; 2). lansia yang berjenis
koroner (PJK) karena tekanan darah yang kelamin wanita; 3). lansia yang berumur 60-
meninggi akan merusak dinding pembuluh 75 tahun; 4). bersedia menjadi Responden, 5).
nadi dan mempercepat proses penebalan mengikuti senam lansia selama. Kriteria
(aterosklerosis) serta mempersempit eksklusi sebagai berikut : 1). lansia yang
pembuluh-pembuuh nadi. Beberapa studi sakit; 2). lansia yang memerlukan perawatan

230 HubunganHubungan
FrekuensiFrekuensi
Senam Lansia
Senam
Terhadap
Lansia Terhadap
Tekanan Darah
Tekanan
danDarah
Nadi dan
PadaNadi
Lansia
Pada
Hipertensi
Lansia Hipertensi 230
I Wayan Agus Setiawan, Yunani, Eni Kusyati I Wayan Agus Setiawan, Yunani, Eni Kusyati
PROSIDING KONFERENSI NASIONALPROSIDING
II PPNI JAWA
KONFERENSI
TENGAH 2014
NASIONAL II PPNI JAWA TENGAH 2014

total care; 3). lansia dengan hipertensi berat Tabel 1 menunjukkan rata-rata
dan maligna. Jumlah sampel pada penelit ian frekuensi senam lansia sebesar 3,38
ini sebanyak 32 responden. Teknik sampling kali, median sebesar 3 kali dan
menggunakan purposive sampling yaitu standar deviasi sebesar 1,497.
teknik pengambilan sampel dengan cara Frekuensi senam lansia terendah
mempertimbangkan kriteria tertentu yang adalah 1 kali dan frekuensi senam
ditetapkan penelit i. Instrumen Penelitian lansia tertinggi adalah 5 kali.
menggunakan Sfignomanometer untuk Frekuensi senam lansia rata-rata
mengukur tekanan darah yang sudah sebanyak 3x/minggu yang dilakukan
dilakukan kalibrasi, Stopwatch digunakan oleh lansia sudah cukup baik.
untuk mengukur denyut nadi dan Lembar Lat ihan fisik sepert i senam yang
observasi digunakan untuk mengukur teratur dapat membantu mencegah
frekuensi senam lansia. Pengumpulan data keadaan atau penyakit kronis, sepert i
penelitian dilakukan dengan mengukur tekanan darah t inggi (hipertensi)
frekuensi senam lansia dan melakukan (Once, 2011).
pengukuran tekanan darah sebanyak 3 kali Senam sangat dianjurkan untuk
dan nadi kepada responden. Analisis data dilakukan bagi mereka yang
menggunakan analisis univariat untuk memasuki usia pra lansia (45 tahun)
mengetahui ukuran tendency central dari dan usia lansia (65 tahun ke atas).
variabel frekuensi senam, tekanan darah dan Senam yang dilakukan sangat
nadi dalam bentuk mean, median modus. bermanfaat dalam menghambat
Analisis Bivariat menggunakan uji korelasi proses penuaan (degeneratif). Lansia
Spearman. yang melakukan senam secara teratur
akan mendapatkan kesegaran
jasmani yang baik yang terdiri dari
HASIL PENELITIAN DAN unsur kekuatan otot, kelentukan
PEMBAHASAN persendian, kelincahan gerak,
1. Analisis Univariat keluwesan, cardiovascular fitness,
a. Frekuensi Senam Lansia dan neuromuscular fitness. Apabila
Frekuensi senam lansia pada Lansia lansia melakukan senam, peredaran
Hipertensi dapat dilihat pada tabel 1 darah akan lancar dan meningkatkan
berikut ini : jumlah volume darah. Senam lansia
Tabel 1. Rerata Frekuensi juga dapat meningkatkan fungsi
Senam Lansia pada Lansia organ tubuh yang berpengaruh dalam
Hipertensi di Unit Rehabilitasi Sosial meningkatkan imunitas dalam tubuh
Pucang Gading Bulan Februari 2014 (Suroto, 2004).

Variabel N Me Medi SD Mi M b. Tekanan Darah


an an n ax Hasil pengukuran tekanan darah
Frekuensi 32 3,38 3,0 1,497 1 5
senam dengan pada lansia diperoleh data sebagai
berikut:

231 HubunganHubungan
FrekuensiFrekuensi
Senam Lansia
Senam
Terhadap
Lansia Terhadap
Tekanan Darah
Tekanan
danDarah
Nadi dan
PadaNadi
Lansia
Pada
Hipertensi
Lansia Hipertensi 231
I Wayan Agus Setiawan, Yunani, Eni Kusyati I Wayan Agus Setiawan, Yunani, Eni Kusyati
PROSIDING KONFERENSI NASIONALPROSIDING
II PPNI JAWA
KONFERENSI
TENGAH 2014
NASIONAL II PPNI JAWA TENGAH 2014

Tabel 2 Rerata Tekanan Darah pada resistensi pembuluh darah perifer


Lansia Hipertensi di Unit ketika ventrikel kiri memompa,
Rehabilitasi Sosial Pucang Gading sehingga tekanan sistolik dan afterload
Bulan Februari 2014 meningkat (Gunawan, 2009).
Perubahan struktural dan
Tekanan N Me Med SD Min Ma fungsional pada sistem pembuuh
Darah an ian x perifer mengakibatkan perubahan
Sistolik 32 158 149 20,0 135 199
Diastolik 32 87 85 8,63 74 112
tekanan darah yang terjadi pada usia
lanjut. Perubahan tersebut meliputi
Tabel 2 menunjukkan rata-rata arterosklerosis, hilangnya elastisitas
tekanan darah sistolik pada lansia jaringan ikat, dan penurunan dalam
hipertensi 158 mmHg, median relaksasi otot polos pembuluh darah
sebesar 149 mmHg dan standar deviasi yang mengakibatkan penurunan
sebesar 20,00. Tekanan darah sistolik kemampuan distensi dan daya regang
terendah 135 mmHg dan tekanan darah pembuluh darah (Gunawan,2009).
sistolik tertinggi 199 mmHg. Salah satu faktor yang bisa
Hasil pengukuran rata-rata mengakibatkan terjadinya tekanan
tekanan darah diastolik pada lansia darah meningkat pada lansia yaitu
hipertensi sebesar 87 mmHg, median karana faktor kurangnya melakukan
sebesar 85 mmHg dan standar deviasi aktifitas fisik seperti berolah raga
sebesar 8,63. Tekanan darah diastolik secara teratur. (Harrison, Wilson dan
terendah 74 mmHg dan tekanan darah Kasper, 2005).
diastolik tertinggi 112 mmHg. Kurangnya latihan aktivitas
Hasil pengukuran tekanan fisik sepert i senam, juga bisa
darah pada lansia menggambarkan mengakibatkan hipertensi dikarenakan
bahwa rata-rata dari tekanan darah terjadinya penurunan cardiac output
sistolik sebesar 158 mmHg yang (curah jantung) sehingga pemompaan
ke jantung menjadi lebih berkurang.
merupakan hipertensi sedang (stadium
1). Hasil pengukuran tekanan darah Kurangnya latihan aktivitas fisik dapat
diastolik pada lansia menggambarkan menyebabkan terjadinya kekakuan
bahwa rata-rata dari tekanan darah pembuluh darah, sehingga aliran darah
diastolik sebesar 87 mmHg yang tersumbat dan dapat menyebabkan
merupakan hipertensi perbatasan. hipertensi (Giriwijoyo, 2007).
Hipertensi yang dialami c. Nadi
responden dipengaruhi oleh berbagai Pengukuran nadi pada lansia
macam faktor resiko baik yang bisa hipertensi diperoleh hasil sebagai
dikontrol seperti aktivitas olahraga, berikut:
mengkonsumsi garam dapur, obesitas Tabel 3 Rerata Nadi pada Lansia
dan stress serta faktor resiko yang di Unit Rehabilitasi Sosial
Pucang Gading Bulan
tidak dapat dikontrol seperti usia, jenis Februari 2014
Variab N Mea Medi SD Mi Ma
kelamin dan keturunan (genetik)
arteri besar lainnya el
(Harrison, Wilson dan Kasper, 2005). n an
Lansia dapat terkena hipertensi akibat (Ismayadi, 2004) . Nadi
penurunan fungsi organ pada sistem selain itu, terjadi 32 84
kardiovaskuler, katub jantung menebal peningkatan 84 5,1
6
dan menjadi kaku, serta megalami
penuruanan elast isitas dari aorta dan

232 HubunganHubungan
FrekuensiFrekuensi
Senam Lansia
Senam
Terhadap
Lansia Terhadap
Tekanan Darah
Tekanan
danDarah
Nadi dan
PadaNadi
Lansia
Pada
Hipertensi
Lansia Hipertensi 232
I Wayan Agus Setiawan, Yunani, Eni Kusyati I Wayan Agus Setiawan, Yunani, Eni Kusyati
PROSIDING KONFERENSI NASIONALPROSIDING
II PPNI JAWA
KONFERENSI
TENGAH 2014
NASIONAL II PPNI JAWA TENGAH 2014

n x
70 95

233 HubunganHubungan
FrekuensiFrekuensi
Senam Lansia
Senam
Terhadap
Lansia Terhadap
Tekanan Darah
Tekanan
danDarah
Nadi dan
PadaNadi
Lansia
Pada
Hipertensi
Lansia Hipertensi 233
I Wayan Agus Setiawan, Yunani, Eni Kusyati I Wayan Agus Setiawan, Yunani, Eni Kusyati
PROSIDING KONFERENSI NASIONALPROSIDING
II PPNI JAWA
KONFERENSI
TENGAH 2014
NASIONAL II PPNI JAWA TENGAH 2014

Tabel 3 menunjukkan rata-rata 2. Analisis Bivariat


nadi pada lansia hipertensi sebanyak a. Hubungan Frekuensi Senam Lansia
84 x/menit, median 84 x/menit dan dengan Tekanan Darah
standar deviasi sebesar 5,16. Nadi Hubungan frekuensi senam lansia
terendah adalah 70 x/menit dan nadi dengan tekanan darah pada lansia
tertinggi adalah 95 x/menit. hipertensi menggunakan uji korelasi
Hasil pengukuran nadi pada Spearman didapatkan hasil sebagai
lansia didaptkan rata-rata dari nadi berikut :
sebesar 84 x/menit, hasil pengukuran Tabel 4. Analisis korelasi Frekuensi
ini menggambarkan bahwa rata-rata Senam Lansia dengan Tekanan Darah
denyut nadi para lansia termasuk pada Lansia Hipertensi di Unit
normal (waktu ist irahat). Rehabilitasi Sosial Pucang Gading
Denyut nadi merupakan irama Bulan Februari 2014.
dari detak jantung yang dapat diraba
pada bagian-bagian tubuh tertentu.
Pada penelitian ini pengukuran denyut Tekanan Darah r p Value

nadi dilakukan pada nadi radialis. Tekanan Darah -0,687 0,000


Pada jantung manusia normal, tiap- Sistolik
tiap denyut berasal dari noddus SA
Tekanan Darah -0,626 0,000
(irama sinus normal, NSR= Normal Diastolik
Sinus Rhythim). Waktu istirahat,
jantung berdenyut kira-kira 70 kali
kecepatannya berkurang waktu tidur

dan bertambah karena emosi, kerja, Hubungan frekuensi senam


demam, dan banyak rangsangan yang lansia terhadap tekanan darah sistolik
lainnya. Denyut nadi seseorang akan menunjukan hubungan yang kuat (r =
terus meningkat bila suhu tubuh -0.687) dan berpola negat ive artinya
meningkat kecuali bila seseorang telah semakin tinggi frekuensi senam lansia,
beraklimatisasi terhadap suhu udara maka semakin rendah tekanan darah
yang tinggi. Denyut nadi maksimum sistoliknya. Hasil uji statistik
untuk orang dewasa adalah 180-200 didapatkan ada hubungan yang
denyut per menit dan keadaan ini signifikan antara frekuensi senam
biasanya hanya dapat berlangsung lansia terhadap tekanan darah sistolik
dalam waktu beberapa menit saja. (P= 0.000)
Frekuensi nadi secara bertahap
akan menetap memenuhi kebutuhan Hubungan frekuensi senam
oksigen selama pertumbuhan. Pada lansia terhadap tekanan darah diastolik
masa remaja, denyut jantung menetap menunjukan hubungan yang kuat (r =
dan iramanya teratur. Pada orang .625) dan berpola negative artinya
dewasa efek fisiologi usia dapat semakin tinggi frekuensi senam lansia,
berpengaruh pada sistem maka semakin rendah tekanan darah
kardiovaskuler. Frekuensi denyut pada diastoliknya. Hasil uji statistic
berbagai usia, dengan usia antara bayi didapatkan ada hubungan yang
sampai dengan usia dewasa, denyut signifikan antara frekuensi senam
nadi paling tinggi ada pada bayi lansia terhadap tekanan darah diastolik
kemudian frekuensi denyut nadi (p value= 0.000).
menurun seiring dengan pertambahan Hasil penelitian ini
usia. menunjukkan ada hubungan frekuensi

234 HubunganHubungan
FrekuensiFrekuensi
Senam Lansia
Senam
Terhadap
Lansia Terhadap
Tekanan Darah
Tekanan
danDarah
Nadi dan
PadaNadi
Lansia
Pada
Hipertensi
Lansia Hipertensi 234
I Wayan Agus Setiawan, Yunani, Eni Kusyati I Wayan Agus Setiawan, Yunani, Eni Kusyati
PROSIDING KONFERENSI NASIONALPROSIDING
II PPNI JAWA
KONFERENSI
TENGAH 2014
NASIONAL II PPNI JAWA TENGAH 2014

senam lansia terhadap tekanan darah sistolik


dan diastolic (p= 0,000).

235 HubunganHubungan
FrekuensiFrekuensi
Senam Lansia
Senam
Terhadap
Lansia Terhadap
Tekanan Darah
Tekanan
danDarah
Nadi dan
PadaNadi
Lansia
Pada
Hipertensi
Lansia Hipertensi 235
I Wayan Agus Setiawan, Yunani, Eni Kusyati I Wayan Agus Setiawan, Yunani, Eni Kusyati
PROSIDING KONFERENSI NASIONALPROSIDING
II PPNI JAWA
KONFERENSI
TENGAH 2014
NASIONAL II PPNI JAWA TENGAH 2014

Menurut Veronique dan Robert (2005) kecemasan, stres, dan menurunkan


menyimpulkan bahwa olah raga dapat tingkat depresi. Penurunan tersebut
diterapkan sebagai manajemen akan menstimulasi kerja sistem
hipertensi bukan hanya untuk syaraf perifer (autonom nervous
pencegahan tetapi juga dapat menjaga system) terutama parasimpatis yang
kesehatan lansia. menyebabkan vasodilatasi
penampang pembuluh darah akan
Penelitian ini sejalan dengan mengakibatkan terjadinya penurunan
penelitian yang dilakukan oleh Astari tekanan darah baik sistolik maupun
(2012) yang menyimpulkan ada diastolik. ( Hardjana, 2008).
pengaruh yang signifikan antara Penelitian ini juga sejalan dengan
senam lansia dengan penurunan penelitian yang dilakukan oleh Devi
tekanan darah sistolik dan diastolik (2012) yang menyatakan terdapat
pada lansia hipertensi. pengaruh latihan yoga terhadap
Senam lansia yang dilakukan penurunan tekanan darah sistolik dan
berulang-ulang (frekuensi t inggi), diastolik pada lansia.
maka lama-kelamaan penurunan
tekanan darah akan berlangsung
lama. Itulah sebabnya latihan b. Hubungan Frekuensi Senam Lansia
aktivitas fisik senam yang dilakukan dengan Nadi
secara teratur bisa menurunkan Hubungan frekuensi senam lansia
tekanan darah. Jenis olahraga yang dengan nadi pada lansia hipertensi
efektif menurunkan tekanan darah menggunakan uji korelasi Spearman
adalah senam lansia dengan intensitas didapatkan hasil sebagai berikut:
sedang. Frekuensi lat ihannya 3-5
kali seminggu dengan lama lat ihan Tabel 5. Analisis Korealsi Frekuensi
20-60 menit sekali lat ihan Senam Lansia dengan Nadi pada
(Rigaud,2006). Lansia Hipertensi di Unit Rehabilitasi
Olah raga memberikan pengaruh Sosial Pucang Gading Bulan Februhari
pada sistem kardiovaskuler 2014.
(peredaran darah) untuk
memperbaiki kemampuannya. Lebih Variabel r p Value
banyak pembuluh darah (saluran
darah kecil) dibentuk dalam jaringan gerakan-gerakan didalamnya
yang aktif untuk memperbaiki juga bertujuan untuk
penyediaan makanan dan oksigen, menurunkan
dan gerak badan membakar habis
lemak berlebihan dalam system dan
menghambat kandungan lemak di
pembuluh, sehingga mengurangi
resiko thrombosis (Hardjana, 2000).
Lat ihan juga telah diketahui dapat
meningkatkan HDL, yang pada
gilirannya membantu proses
metabolisme dan menurunkan kadar
LDL (Brunner dan Suddarth, 2001).
Senam lansia yang terdiri dari
lat ihan pemanasan, latihan inti, dan
lat ihan pendinginan yang mana

236 HubunganHubungan
FrekuensiFrekuensi
Senam Lansia
Senam
Terhadap
Lansia Terhadap
Tekanan Darah
Tekanan
danDarah
Nadi dan
PadaNadi
Lansia
Pada
Hipertensi
Lansia Hipertensi 236
I Wayan Agus Setiawan, Yunani, Eni Kusyati I Wayan Agus Setiawan, Yunani, Eni Kusyati
PROSIDING KONFERENSI NASIONALPROSIDING
II PPNI JAWA
KONFERENSI
TENGAH 2014
NASIONAL II PPNI JAWA TENGAH 2014

Nadi -0.394 0.026

Hubungan frekuensi senam lansia


terhadap nadi menunjukan hubungan yang
sedang (r = -0.394) dan berpola negativ yang
berarti semakan tinggi frekuensi senam lansia,
maka semakin rendah denyut nadi. Hasil uji
statistik didapatkan ada hubungan yang
signifikan antara frekuensi senam lansia
terhadap nadi (p value = 0.026).

Hasil penelitian didapatkan ada


hubungan antara frekuensi senam lansia
dengan nadi pada lansia. Hasil penelitian ini
sejalan dengan

237 HubunganHubungan
FrekuensiFrekuensi
Senam Lansia
Senam
Terhadap
Lansia Terhadap
Tekanan Darah
Tekanan
danDarah
Nadi dan
PadaNadi
Lansia
Pada
Hipertensi
Lansia Hipertensi 237
I Wayan Agus Setiawan, Yunani, Eni Kusyati I Wayan Agus Setiawan, Yunani, Eni Kusyati
PROSIDING KONFERENSI NASIONALPROSIDING
II PPNI JAWA
KONFERENSI
TENGAH 2014
NASIONAL II PPNI JAWA TENGAH 2014

penelitian yang dilakukan oleh Tintin denyut nadi waktu istirahat. Semakin
(2006) yang menyebutkan ada rutin frekuensi senam dilakukan, maka
pengaruh latihan senam tera terhadap denyut nadi akan mencapai kestabilan
peningkatan kebugaran yang pada waktu istirahat.
ditunjukkan dengan penurunan nadi
ist irahat. KESIMPULAN
Kemampuan jantung dalam Hasil penelitian menunjukkan ada
memompa darah untuk memenuhi hubungan frekuensi senam lansia terhadap
kebutuhan tubuh terhadap oksigen, tekanan darah dan nadi pada lansia hipertensi.
menyebabkan jantung tidak perlu Frekuensi senam lansia yang dilakukan secara
berdenyut lebih cepat untuk dapat rutin dapat menurunkan tekanan darah dan
memompa darah dalam jumlah tertentu nadi pada lansia hipertensi.
seperti sewaktu sebelum berolahraga
teratur (Sherwood, 2006). Terdapat DAFTAR PUSTAKA
hubungan langsung antara peningkatan
pemasukan oksigen saat mengerahkan Adib, M. (2009). Cara Mudah Memahami dan
tenaga dengan peningkatan denyut Menghindari Hipertensi, Jantung, dan
jantung. Denyut jantung meningkat pada Stroke. Yogyakarta: Dianloka.
saat tubuh meakukan aktivitas lebih Armilawati, Amalia H. Amiruddin. (2007).
dan pemafasan juga meningkat untuk Hipertensi dan Faktor Resikonya
memenuhi kebutuhan oksigen pada Dalam Kejadian Epidemiologi. Ujung
metabolisme tubuh. Pada prinsipnya Pandang: FKM UNHAS.
semakin rendah kecepatan denyut Adif. M. (2009). Cara Mudah Memahami dan
jantung waktu istirahat, maka semakin Megatasi Hipertensi, Jantung, dan
baik bentuk jantung. Jadi supaya lebih Strok. Yogyakarta: Dloka grafika.
bugar, kecepatan denyut jantung Darmojo. B dan Martono H. 1999. Buku Ajar
waktu istirahat harus menurun Geriatri Ilmu Kesehatan Usia Lanjut.
(Powell, 2004). Jakarta : FKUI.
Peningkatan denyut jantung selama Dalimartha, Setiawan. (2008). Care Yourself,
aktivitas fisik dipengaruhi oleh faktor Hipertensi. Jakarta: Penebar Plus.
instrinsik dan ekstrinsik. Faktor Haynens, B.R. (2003). Buku Pintar
instrinsik dimulai dari pusat pengatur Menaklukan Hipertensi. Jakarta:
kardiovaskuler di medulla yang Ladang Pustaka dan Intimedia.
kemudian dijalarkan melalui SNS dan Kusyati Eni, Dkk. (2012). Keterampilan &
parasimpatetik nerves system pada Prosedur Laboratorium Keperawatan
ANS. Ketika cardioaccelerator nerves Dasar. Jakarta: EDC
distimulus, katekolamin (epinefrin dan Hikmaharidha, Istifa. (2010). Pengaruh
non epinefrin) dilepaskan. Hormon ini Senam Thai Chi Terhadap Tekanan
memacu depolarisasi sinus node, yang Darah Wanita Berusia 50 Tahun Ke
menyebabkan denyut jantung lebih Atas.
kencang (Bullok et al, 2004). Liana merry. 2012. Keterampilan Dasar
Rangsangan pada sistem saraf Praktik Klinik Kebidanan.
simpatis meningkatkan aktivitas http://merry-
jantung, meningkatkan frekuensi creations.blogspot.com/2012/02/pengu
jantung dan menaikkan kekuatan kuran-denyut-nadi.html. diakses pada
pemompaan (Guyton & Hall, 2005). tanggal 8 November 2013.
Hasil penelitian ini didapatkan, Muffichatum, 2006. Hubungan antara
frekuensi senam lansia turut Tekanan Panas, Denyut Nadi dan
berpengaruh terhadap penurunan Produktivitas Kerja pada pekerja
Pandai Besi Paguyuban Wesi Aji

238 HubunganHubungan
FrekuensiFrekuensi
Senam Lansia
Senam
Terhadap
Lansia Terhadap
Tekanan Darah
Tekanan
danDarah
Nadi dan
PadaNadi
Lansia
Pada
Hipertensi
Lansia Hipertensi 238
I Wayan Agus Setiawan, Yunani, Eni Kusyati I Wayan Agus Setiawan, Yunani, Eni Kusyati
PROSIDING KONFERENSI NASIONALPROSIDING
II PPNI JAWA
KONFERENSI
TENGAH 2014
NASIONAL II PPNI JAWA TENGAH 2014

Dororejo Batang. ntifikasi-pola-nadi.html. diakses pada


http://digilib.unnes.ac.id. Diakses pada tangal 15 november 2013.
tanggal 27 Oktober 2013. Padmawinata.(2006). Cara Mengatasi
Masjoer, Arif. (20001). Kapita Selekta Hipertensi. Yogyakarta: Nuha Medika
Kedokteran Jilid II. Jakarta : Media Sheps, S. G. (2005). Mayor Clinic Hipertensi,
Ausculopius. Mengatasi Tekanan Darah Tinggi.
Nurrahmani, Ulfah. (2012). Stop Hipertensi. Jakarta: Intisari Mediatama.
Yogyakarta: Familia. Smeltzer, S & G. Bare (2001). Buku Ajar
Nugroho Wahyudi. 2012. Keperawatan Keperawatan Medikal Bedah. Edisi 8
Gerontik. Jakarta : EGC. volume 3. Jakarta: EDC
Oktaviani, Devi. (2012). Pengaruh Latihan Suroto. (2004). Senam Kesehatan.
Yoga Terhadap Penurunan Tekanan Yogyakarta: Muha Medika.
Darah Pada Lanjut Usia (Lansia) Di Siti Partini Suardiman. DIY: Propinsi Lansia..
Pant i Wreda Pengayon Pelkris dan http://www.depkes.go.id
Pant i Wreda Omega Semarang Tambayong, Jan. (2000). Patofisiologi untuk
Purwo, Rizquni. 2010. Mengidentifikasi pola Keperawatan. Jakarta: EDC.
nadi. http://smart- Tapan, Erik. (2004). Penyakit Ginjal dan
nurse.blogspot.com/2010/01/mengide Hipertensi. Jakarta: Elex Media
Komputino.

239 HubunganHubungan
FrekuensiFrekuensi
Senam Lansia
Senam
Terhadap
Lansia Terhadap
Tekanan Darah
Tekanan
danDarah
Nadi dan
PadaNadi
Lansia
Pada
Hipertensi
Lansia Hipertensi 239
I Wayan Agus Setiawan, Yunani, Eni Kusyati I Wayan Agus Setiawan, Yunani, Eni Kusyati

Anda mungkin juga menyukai