Tutorial Jiwa
Tutorial Jiwa
TUTORIAL KLINIK
DISUSUN OLEH:
PEMBIMBING:
dr.Patmawati,M.Kes., Sp. KJ
IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn. D
Umur : 39 tahun
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Alamat : Jl. Banteng Blok I No. 10
Pekerjaan :-
Agama : Islam
Status Perkawinan : Duda
Warga Negara : Indonesia
Pendidikan : S1
Tanggal Pemeriksaan : 17 Mei 2017
Tempat Pemeriksaan : Poliklinik Jiwa RSU Anutapura
LAPORAN PSIKIATRIK
I. RIWAYAT PENYAKIT
A. Keluhan utama
Mengamuk
1. Hendaya/Disfungsi
Hendaya Sosial (+)
Hendaya Pekerjaan (+)
Hendaya Penggunaan Waktu Senggang (+)
2. Faktor Stressor Psikososial
Faktro stressor belum jelas
F. Situasi Sekarang
Pasien tinggal bersama ayah, ibu dan adik-adiknya di rumah
pribadi di Jl. Banteng.
G. Persepsi (Tanggapan) Pasien Tentang Diri dan Kehidupan.
Pasien tidak menyadari dirinya sakit secara penuh, dan tidak
memerlukan pengobatan dari dokter.
V. EVALUASI MULTIAKSIAL
1. Aksis I :
Berdasarkan alloanamnesa dan autoanamnesa didapatkan adanya
gejala klinis yang bermakna berupa mengamuk, gelisah dan
kesulitan tidur. Keadaaan ini menimbulkan disstress bagi pasien, dan
menimbulkan disabilitas dalam social, pekerjaan dan penggunaan
waktu senggang sehingga dapat disimpulkan bahwa pasien mengalami
Gangguan Jiwa.
Pada pasien ditemukan hendaya berat dalam menilai realita, seperti
sering mendengar suara-suara bisikan yang seolah olah mengomentari
perilakunya sehingga pasien didiagnosa sebagai Gangguan Jiwa
Psikotik.
Pada riwayat penyakit sebelumnya pasien pernah mengalami
trauma kepala yang menyebabkan perdarahan di otak sehingga
menimbulkan gangguan fungsi otak yang mengakibatkan gangguan
jiwa yang diderita pasien ini, sehingga didiagnosa Gangguan Jiwa
Psikotik Organik.
Dari autoanamnesa dan pemeriksaan pada status mental
ditemukan, adanya halusinasi menetap dari panca indera yaitu
halusinasi auditorik yaitu ada bisikan-bisikan yang menyuruh pasien
untuk sholat dan halusinasi visual yaitu melihat roh-roh halus. Terdapat
waham curiga yaitu pasien merasa ada seseorang yang ingin
mencelakainya sebagai gejala yang sangat jelas dan timbul sudah lebih
dari 1 bulan yang muncul setelah pasien mengalami trauma kepala.
Berdasarkan PPDGJ III, pasien dapat digolongkan dalam Gangguan
Waham Organik (Lir-Skizofrenia) (F06.8).
2. Aksis II : Diagnosis tertunda
3. Aksis III : Trauma kepala
4. Aksis IV : Faktor stressor belum jelas
5. Aksis V : GAF 50-41 gejala berat, disabilitas berat.
VII. PROGNOSIS
Dubia ad Malam
Faktor Pendukung:
a. Tidak ada faktor genetik
b. Terdapat dukungan dari keluarga
Faktor Penghambat
a. Tilikan 6
b. Faktor pencetus tidak jelas
c. Gejala menetap
d. Onset kronik
e. Sering tidak patuh minum obat
IX. FOLLOW UP
Memantau keadaan umum pasien dan perkembangan penyakit serta
menilai efektifitas pengobatan yang diberikan dan kemungkinan
munculnya efek samping obat yang diberikan.
Kata Kunci
1. Mengamuk
2. Terjadi sejak kurang lebih 14 tahun yang lalu
3. Sulit tertidur
4. Gelisah
5. Pasien sering mendengar bisikan-bisikan
6. Mampu melihat roh-roh halus
7. Tersinggung dan marah. Pasien juga mengatakan bahwa ada seseorang yang
ingin mencelakainya
8. Takut dan lebih sering mengurung diri di kamar
9. Kecelakaan hebat pada saat pasien berusia 25
10. Perdarahan di otak
11. Semenjak kecelakaan tersebut terjadi perubahan sikap pada pasien yaitu
pasien menjadi lebih pendiam, suka mengurung diri di kamar, mudah emosi
dan sering mengamuk
Pertanyaan
1. Hubungan riwayat trauma kepala dengan kondisi sekarang ?
2. Kenapa pada pasien digolongkan dalam gangguan mental organik ? Dan
kenapa diambil diagnosis ini ?
3. Apa saja yang termasuk gangguan mntal organik ?
4. Patogenesis trauma kepala menyebabkan gangguan mental ?
5. DD untuk pasien ini ?
6. Terapi pada pasien ini ?
7. Prognosis pada pasien ini ?
8. Tanda dan gejala seseorang dikatakan gangguan mental organik ?
9. Etiologi gangguan mental organik ?
Jawaban
1. Hubungan riwayat trauma kepala dengan kondisi sekarang ?
Kerusakan otak baik akibat cedera kepala traumatis atau kerusakan yang terjadi
karena adanya gangguan paa internal otak. Dapat menyebabkan beberapa
gejala:
Gejala kognitif, yaitu berupa gangguan dalam mengolah suatu informasi,
sulit dalam berekspresi, sulit untuk memahami orang lain, tidak bisa focus,
tidak bisa memahami konsep-konsep yang abstrak, kehilangan ingatan,
dan susah dalam mengambil keputusan.
Gejala persepsi, yaitu perubahan kemampuan penglihatan, pendengaran,
serta indra peraba, gangguan dalam mencium baud an merasakan rasa,
memiliki masalah keseimbangan, dan sensitive terhadap rasa sakit.
Gejala fisik yang timbul adalah rasa lelah yang ekstrim, tremor, susah
untuk bicara, gangguan tidur, kejang-kejang, dan sensitive terhadap
cahaya.
Gejala emosi dan perilaku yang muncul dari kerusakan otak meliputi,
mudah marah dan stress, memiliki emosi yang tinggi atau bahkan tidak
memiliki emosi sama sekali, sifat agresif meningkat.
2. Kenapa pada pasien digolongkan dalam gangguan mental organik ? Dan
kenapa diambil diagnosis ini ?
Pada riwayat penyakit sebelumnya pasien pernah mengalami trauma kepala
yang menyebabkan perdarahan di otak sehingga menimbulkan gangguan fungsi
otak yang mengakibatkan gangguan jiwa yang diderita pasien ini, sehingga
didiagnosa Gangguan Jiwa Psikotik Organik.
Dari autoanamnesa dan pemeriksaan pada status mental ditemukan ,
adanya halusinasi menetap dari panca indera yaitu halusinasi auditorik yaitu
ada bisikan-bisikan yang menyuruh pasien untuk sholat dan halusinasi visual
yaitu melihat roh-roh halus. Terdapat waham curiga yaitu pasien merasa ada
seseorang yang ingin mencelakainya sebagai gejala yang sangat jelas dan
timbul sudah lebih dari 1 bulan yang muncul setelah pasien mengalami trauma
kepala. Berdasarkan PPDGJ III, pasien dapat digolongkan dalam Gangguan
Waham Organik (Lir-Skizofrenia) (F06.8).