Anda di halaman 1dari 17

1

Praktikum Kimia Organik/Kelompok IIC/S.Genap/2016

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Infeksi merupakan penyakit yang sering terjadi di daerah tropis seperti Indonesia.
Dikarenakan keadaan udara yang banyak berdebu, temperatur yang hangat dan lembab
sehingga mikroba dapat tumbuh subur. Penyakit infeksi masih menduduki urutan pertama
dalam hal penyebarannya di negara Indonesia, sehingga dibutuhkan biaya
penanggulangan yang relatif besar terutama untuk obat-obat golongan antibiotik. Dana
yang harus dikeluarkan oleh pemerintah Indonesia untuk mengimpor bahan baku
antibiotik setiap tahunnya berkisar antara Rp. 18,6 Rp. 122,4 milyar (Haryanto, 2006).
Staphylococcus aureus dan Escherichia coli merupakan dua jenis bakteri yang
pada umumnya sering menyerang manusia. Infeksi kulit adalah jenis yang paling umum
dari penyakit yang diproduksi oleh Staphylococcus, sedangkan Escherichia coli
merupakan flora normal di dalam usus. Escherichia coli dapat menyebabkan infeksi
saluran kencing yang merupakan infeksi terbanyak, gastroenteritis, dan meningitis pada
bayi (Hariana, 2006). Salah satu penanganan dalam permasalahan penyakit infeksi
tersebut telah menggunakan pengobatan tradisional yang memanfaatkan daun jeruk nipis
(Citrus aurantifoli).
Khasiat minyak atsiri yang terdapat pada daun jeruk nipis ialah mempunyai daya
antibakteri dalam menghambat aktivitas pertumbuhan dari Staphyloccus aureus dan
Eschericia coli. Hingga saat ini sudah banyak yang menggunakan daun jeruk nipis
sebagai alternatif pengobatan selain mudah didapat dan tidak memerlukan biaya yang
besar. Oleh karena itu pada praktikum kali ini, kami dari kelompok 2 akan mencoba
untuk mengambil minyak atsiri dari daun jeruk nipis secara proses destilasiuap air
langsung serta mempelajari proses reaksi yang terjadi.

1.2 Tujuan Praktikum


1. Mempelajari proses destilasi uap air langsung.
2. Menghitung rendemen minyak atsiri.

Ekstraksi Minyak Atsiri Daun Jeruk Nipis secara Destilasi Uap-Air


Langsung
2
Praktikum Kimia Organik/Kelompok IIC/S.Genap/2016

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Minyak Atsiri


Minyak atsiri merupakan minyak dari tanaman yang komponennya secara umum
mudah menguap sehingga banyak yang menyebut minyak terbang. Minyak atsiri disebut
juga etherial oil atau minyak eteris karena bersifat seperti eter. Dalam bahasa
internasional biasa disebut essential oil (minyak essen) karena bersifat khas sebagai
pemberi aroma/bau (esen). Dalam keadaan segar dan murni minyak atsiri umumnya tidak
berwarna, namun pada penyimpanan yang lama warnanya berubah menjadi lebih gelap
(Ketaren, 1985).
Minyak atsiri bersifat mudah menguap karena titik uapnya rendah. Sebagaimana
minyak lainnya, sebagian besar minyak atsiri tidak larut dalam air dan pelarut polar
lainnya. Secara kimiawi, minyak atsiri tersusun dari campuran yang rumit berbagai
senyawa, namun suatu senyawa tertentu biasanya bertanggung jawab atas suatu aroma
tertentu. Sebagian besar minyak atsiri termasuk dalam golongan senyawa organik terpena
dan terpenoid yang bersifat larut dalam minyak (lipofil). Minyak atsiri dapat bersumber
pada setiap bagian tanaman yaitu dari daun, bunga, buah, biji, batang atau kulit dan akar
atau rhizome. Berbagai macam tanaman yang dibudidayakan atau tumbuh dengan
sendirinya di berbagai daerah di Indonesia memiliki potensi yang besar untuk diolah
menjadi minyak atsiri, baik yang unggulan maupun potensial untuk dikembangkan
(Ketaren, 1985).
Minyak atsiri sangat penting sebagai sumber rasa dan obat. Minyak atsiri
digunakan untuk memberi rasa dan aroma makanan, minuman, parfum dan kosmetik.
Sifat toksik alami minyak atsiri berguna dalam pengobatan dan minyak atsiri telah lama
dikenal sebagai sumber terapi yang penting, misalnya sebagai senyawa anti mikroba
(Setyawan, 2002). Pada dasarnya semua minyak atsiri mengandung campuran senyawa
kimia dan biasanya campuran tersebut sangat kompleks. Beberapa tipe senyawa organik
mungkin terkandung dalam minyak atsiri, seperti hidrokarbon, alkohol, oksida, ester,
aldehida, dan eter. Komponen yang menentukan aroma minyak atsiri biasanya komponen
yang persentasenya tinggi. Walaupun begitu, kehilangan satu komponen yang

Ekstraksi Minyak Atsiri Daun Jeruk Nipis secara Destilasi Uap-Air


Langsung
3
Praktikum Kimia Organik/Kelompok IIC/S.Genap/2016

persentasenya kecil pun dapat memungkinkan terjadinya perubahan aroma minyak atsiri
tersebut (Agusta, 2000).
Minyak atsiri dapat dibagi menjadi dua kelompok. Pertama, minyak atsiri yang
dengan mudah dapat dipisahkan menjadi komponen-komponen atau penyusun murninya.
Komponen-komponen ini dapat menjadi bahan dasar untuk diproses menjadi produk-
produk lain. Contoh kelompok pertama ini adalah : minyak sereh minyak daun cengkeh,
minyak permen, dan minyak terpentin. Biasanya komponen utama yang terdapat dalam
minyak atsiri tersebut dipisahkan atau diisolasi dengan penyulingan bertingkat atau
dengan proses kimia yang sederhana. Pada saat isolasi dengan penyulingan bertingkat
selalu dilakukan dalam keadaan vakum. Hal ini dikerjakan untuk menghindari terjadinya
isomerisasi,, polimerisasi atau peruraian. Isolasi yang dapat dilakukan berdasarkan reaksi
kimia isomerisasi, polimerisasi atau peruraian. Isolasi yang dilakukan berdasarkan reaksi
kimia hanya terdapat pada beberapa minyak atsiri ( Sastrohamidjojo,2004).
Minyak atsiri merupakan salah satu hasil akhir proses metabolisme sekunder dalam
tumbuhan. Tumbuhan penghasil minyak atsiri antara lain termasuk famili Pinaceae,
Labiatae, Compositae, Myrtaceae, Rutaceae, Piperaceae, Zingiberaceae, Umbilliferae dan
Gramineae. Minyak atsiri terdapat pada setiap bagian tumbuhan yaitu di daun, bunga,
biji, batang, kulit, dan akar (Ketaren, 1985).
2.2 Penggunaan Minyak Atsiri
Minyak atsiri digunakan sebagai bahan baku dalam berbagai industri, misalnya
industri farfum, kosmetik, essence, industri farmasi dan flavorong agent. Dalam
pembuangan parfum dan wangi-wangian minyak atsiri tersebut berfugsi sebagai zat
pewangi. Beberapa jenis minyak atsiri dapat digunakan sebagai zat pengikat bau
(fixative) dalam farfum, misalnya minyak nilam, minyak akar wangi dan minyak
cendana. Minyak atsiri yang berasal dari rempah-rempah, misalnya minyak lada, minyak
kayu manis, minyak jahe, minyak cengkeh, minyak ketumbar, umumnya digunakan
sebagai bahan penyedap (flavoring agent) dalam bahan pangan dan minuman (Ketaren,
1985).
Minyak atsiri ini selain memberikan aroma wangi yang menyenangkan juga dapat
membantu pencernaan dengan merangsang sistem saraf sekresi, sehingga akan
meningkatkan sekresi getah lambung yang mengandung enzim hanya oleh stimulus
aroma dan rasa bahan pangan. Selain itu juga dapat merangsang keluar cairan getah
sehingga ronga mulut dan lambung menjadi basah. Beberapa jenis minyak atsiri
digunakan sebagai bahan antiseptik internal atau eksternal, bahan anal gesik, naeolitik

Ekstraksi Minyak Atsiri Daun Jeruk Nipis secara Destilasi Uap-Air


Langsung
4
Praktikum Kimia Organik/Kelompok IIC/S.Genap/2016

atau sebagai antizimatik, sebagai sedative dan stimulan untuk obat sakit perut. Minyak
atsiri mempunyai sifat membius, merangsang atau memuaskan (Guenther, 1987).
2.3 Daun Jeruk Nipis

Gambar 2.1 Daun Jeruk Nipis (Sumber : Fajarwati, 2013)

Citrus aurantifolia atau biasa disebut jeruk nipis merupakan tanaman buah yang
berasal dari Asia. Tanaman ini tumbuh baik pada iklim tropis. Di Indonesia sendiri
keberadaannya sudah ratusan tahun yang lalu dan hingga saat ini sering digunakan
sebagai bumbu masakan. Tanaman ini memiliki ketinggian 150-350cm. Tanaman ini
memiliki buah yang berasa sangat asam dan berkulit tipis serta bunga yang berwarna
putih. Tanaman ini akan merontokan bunga dan buahnya bila kecepatan angin > 40-48%.
Temperatur optimal untuk tanaman ini antara 25-30oC dan kelembapan yang ideal sekitar
70-80%. Tanah yang baik untuk tanaman ini adalah tanah lempung sampai lempung
berpasir, humus cukup, air dan udara baik. pH tanah optimum sekitar 6. Tanaman ini juga
menyukai air yang mengandung garam 10% dan tumbuh baik dengan kemiringan tanah
sekitar 30oC. Menurut klasifikasi botani, tanaman jeruk nipis adalah sebagai berikut
(Rukmana, 2003).
Divisi : Spermatophyta
Sub divisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledonae
Ordo : Rutales
Keluarga : Rutaceae
Genus : Citrus
Spesies : Citrus sp.

Ekstraksi Minyak Atsiri Daun Jeruk Nipis secara Destilasi Uap-Air


Langsung
5
Praktikum Kimia Organik/Kelompok IIC/S.Genap/2016

Tanaman jeruk nipis memiliki daun dengan panjang berkisar 4-6 cm, berwarna
hijau sampai kuning tua, berbentuk bulat panjang dan tumpul bagian ujung serta
bertekstur agak kaku dengan bagian tepi daun berlekuk keatas (Muhlisah, 1999). Ekstrak
daun Citrus aurantifolia memiliki kandungan senyawa bioaktif seperti : alkaloid, fenolik,
saponin, tannin, steroid dan flavonoid. Senyawa fenolik dan flavonoid tersebut bisa
bersifat sebagai antioksidan. Selain bersifat antioksidan daun jeruk nipis juga mempunyai
sifat antimikrobakterial. Seperti daun jeruk nipis, buah jeruk nipis juga mempunyai efek
antioksidan. Buah jeruk nipis juga memiliki efek antimikrobakteri, mencegah penyakit
kanker dan degeneratif karena mengandung senyawa bioaktif seperti flavonoid, kumarin
dan psoralen (Reddy, dkk, 2012).

2.4 Ekstraksi Minyak Atsiri


Prinsip dasar ekstraksi adalah melarutkan senyawa polar dalam pelarut polar dan
senyawa non-polar dalam pelarut non-polar. Serbuk simplisia diekstraksi berturut-turut
dengan pelarut yang berbeda polaritasnya. Proses ekstraksi merupakan penarikan zat
pokok yang diinginkan dari bahan mentah obat dengan menggunakan pelarut yang dipilih
dengan zat yang diinginkan larut (Pradipta, 2011).
Ekstraksi minyak atsiri bisa dilakukan dengan berbagai cara, misalnya dengan
destilasi. Prinsip destilasi adalah memisahkan dua komponen atau lebih dari suatu
campuran zat, berdasarkan perbedaan titik didih. Adapun ekstraksi dengan destilasi
dibagi menjadi tiga, yaitu (Ketaren, 1985):
1. Destilasi Uap
Destilasi uap digunakan pada campuran senyawa-senyawa yang
memiliki titik didih mencapai 200C atau lebih. Destilasi uap dapat menguapkan
senyawa-senyawa ini dengan suhu mendekati 100C dalam tekanan atmosfer
dengan menggunakan uap atau air mendidih. Sifat yang fundamental dari
destilasi uap adalah dapat mendestilasi campuran senyawa di bawah titik didih
dari masing-masing senyawa campurannya. Selain itu destilasi uap dapat
digunakan untuk campuran yang tidak larut dalam air di semua temperatur, tapi
dapat didestilasi dengan air. Aplikasi dari destilasi uap adalah untuk
mengekstrak beberapa produk alam seperti minyak eucalyptus dariminyak sitrus
dari lemon atau jeruk, dan untuk ekstraksi minyak parfum dari tumbuhan.
Campuran dipanaskan melalui uap air yang dialirkan ke dalam campuran dan

Ekstraksi Minyak Atsiri Daun Jeruk Nipis secara Destilasi Uap-Air


Langsung
6
Praktikum Kimia Organik/Kelompok IIC/S.Genap/2016

mungkin ditambah juga dengan pemanasan. Uap dari campuran akan naik ke
atas menuju ke kondensor dan akhirnya masuk ke labu destilat.
Pada sistem ini bahan baku tidak kontak langsung dengan air maupun
api namun hanya uap bertekanan tinggi yang difungsikan untuk menyuling
minyak. Prinsip kerja metode ini adalah membuat uap bertekanan tinggi didalam
boiler, kemudian uap tersebut dialirkan melalui pipa dan masuk ketel yang berisi
bahan baku. Uap yang keluar dari ketel dihubungkan dengan kondensor. Cairan
kondensat yang berisi campuran minyak dan air dipisahkan dengan separator
yang sesuai berat jenis minyak. Penyulingan dengan metode ini biasa dipakai
untuk bahan baku yang membutuhkan tekanan tinggi (Ketaren, 1985).
2. Destilasi Uap-Air
Penyulingan dengan air dan uap ini biasa dikenal dengan sistem kukus.
Cara ini sebenarnya mirip dengan system rebus, hanya saja bahan baku dan air
tidak bersinggungan langsung karena dibatasi dengan saringan diatas air. Cara
ini adalah yang paling banyak dilakukan pada dunia industri karena cukup
membutuhkan sedikit air sehingga bisa menyingkat waktu proses produksi.
Metode kukus ini biasa dilengkapi sistem kohobasi yaitu air kondensat yang
keluar dari separator masuk kembali secara otomatis ke dalam ketel agar
meminimkan kehilangan air. Dalam beberapa keadaan, tekanan uap yang rendah
akan menghasilkan minyak atsiri berkualitas baik (Ketaren, 1985).
3. Destilasi Air
Cara penyulingan dengan sistem rebus ini adalah dengan cara
memasukkan bahan baku, baik yang sudah dilayukan, kering ataupun bahan
basah ke dalam ketel penyuling yang telah berisi air kemudian dipanaskan.
Setelah beberapa saat, uap yang keluar dari ketel dialirkan dengan melewati
pipa-pipa kecil yang dihubungkan dengan kondensor. Hasil penguapan yang
merupakan campuran uap air dan minyak akan terkondensasi menjadi cair dan
ditampung dalam wadah. Selanjutnya cairan minyak dan air tersebut dipisahkan
dengan separator pemisah minyak untuk diambil minyaknya saja (Ketaren,
1985).

Ekstraksi Minyak Atsiri Daun Jeruk Nipis secara Destilasi Uap-Air


Langsung
7
Praktikum Kimia Organik/Kelompok IIC/S.Genap/2016

BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM

3.1 Alat Alat yang Digunakan


1. Satu unit alat destilasi uap-air langsung
2. Unit clavenger
3. Timbangan
4. Kondensor
5. Botol kaca
6. Gelas ukur

3.2 Bahan Bahan yang Digunakan


1. Sampel minyak atsiri (daun jeruk nipis)
2. Air/akuades

3.3 Prosedur Praktikum


1. Pada suhu kamar sampel minyak atsiri dikeringkan.
2. Sampel dipotong-potong sampai ukuran lebih kurang 0,5 cm.
3. Sampel ditimbang dalam jumlah tertentu.
4. Dimasukkan air ke dalam ketel hingga tanda batas.
5. Alat destilas dirangkai.
6. Destilasi dilakukan selama 4-7 jam.
7. Kemudian destilat yang didapat dimasukkan ke dalam corong pisah, diambil
bagian minyak atsirinya, ditimbang dan dicatat.
8. Dihitung berat jenis dari minyak atsiri.
9. Dihitung juga rendemen minyak atsiri yang didapat.

Ekstraksi Minyak Atsiri Daun Jeruk Nipis secara Destilasi Uap-Air


Langsung
8
Praktikum Kimia Organik/Kelompok IIC/S.Genap/2016

3.4 Rangkaian Alat Praktikum

1. Kondensor

2. Statif
1
3. Klem
2 4. Clavenger

3 5. Ketel Uap

6. Kompor/Pemanas

Gambar 3.1 Rangkaian Alat Destilasi Uap

Ekstraksi Minyak Atsiri Daun Jeruk Nipis secara Destilasi Uap-Air


Langsung
9
Praktikum Kimia Organik/Kelompok IIC/S.Genap/2016

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Praktikum


Tabel 4.1 Hasil Praktikum Destilasi Sampel Daun Jeruk

Data Pengamatan Hasil Pengamatan

Berat Sampel 500 gram


Berat Minyak Daun Jeruk 1, 69 gram
Volume Minyak Daun Jeruk 2.2 ml
Massa Jenis Minyak Daun Jeruk 0, 76 gram/ml
Rata-Rata Laju Aliran Air 100 ml/1,4 s
Persentasi Rendemen 0, 003%

Tabel 4.2 Data Pengamatan Laju Aliran Air

Pukul Laju Aliran Air

04.05-04.45 100 ml/ 1,2 s


04.45-05.05 100 ml/ 1,0 s
05.05-05.25 100 ml/ 1,8 s
05.25-05.45 100 ml/ 1,6 s
05.45-06.05 100 ml/ 1,4 s
06.05-06.25 100 ml/ 1,4 s
06.25-06.45 100 ml/ 1,3 s
06.45-07.05 100 ml/ 1,7 s
07.05-07.25 100 ml/ 1,4 s
07.25-07.45 100 ml/ 1,2 s
07.45-08.05 100 ml/ 1,5 s
08.05-08.25 100 ml/ 1,3 s
08.25-08.45 100 ml/ 1,3 s
08.45-09.05 100 ml/ 1,6 s

Ekstraksi Minyak Atsiri Daun Jeruk Nipis secara Destilasi Uap-Air


Langsung
10
Praktikum Kimia Organik/Kelompok IIC/S.Genap/2016

Tabel 4.3 Hasil Pengamatan Penambahan Minyak Atsiri Tiap Jam

Pukul Volume V
06:15-07.15 1,8 ml 1,8 ml
07.15-08.15 2,0 ml 0,2 ml
08.15-09.15 2,2 ml 0,2 ml

4.2 Pembahasan
Minyak atsiri adalah senyawa yang pada umumnya berwujud cair yang diperoleh
dari bagian tanaman misalnya akar, kulit, batang, daun, buah, biji, maupun dari bunga.
Ekstraksi minyak atsiri bisa dilakukan dengan berbagai cara misalnya destilasi. Prinsip
destilasi adalah memisahkan dua komponen atau lebih dari suatu campuran zat,
berdasarkan perbedaan titik didihnya. Ekstraksi dengan destilasi dibagi lagi menjadi tiga
yaitu destilasi air, destilasi uap-air, destilasi uap. Dalam percobaan ini, digunakan
ekstraksi destilasi uap-air dengan bahan sampel minyak atsirinya adalah daun jeruk nipis.
Langkah awal yang dilakukan dalam percobaan ini adalah memotong atau
menggunting daun jeruk menjadi bagian-bagian kecil. Hal ini bertujuan untuk
memperbesar luas permukaan sehingga rendemen minyak atsiri yang didapat dari daun
jeruk menjadi besar. Kemudian 500 gram daun jeruk yang telah dipotong tadi
dimasukkan diatas trey yang ada didalam ketel yang telah berisi air. Destilasi ini
dilakukan dengan menambahkan pelarut yaitu air, yang berguna untuk membantu
penguapan minyak atsiri yang bersifat volatile atau mudah menguap.
Destilasi uap yang digunakan dalam percobaan ini merupakan destilasi sederhana
yang biasa digunakan untuk mendapatkan minyak atsiri. Destilasi dilakukan selama 3
jam. Lamanya proses destilasi akan berpengaruh pada minyak atsiri yang didapat.
Semakin lama destilasi yang dilakukan, maka semakin banyak minyak atsiri yang
didapat. Begitu juga dengan suhu pemanasan, semakin tinggi suhu pemanasan yang
digunakan, maka semakin banyak pula volume minyak yang dihasilkan. Hal ini
dikarenakan semakin tinggi suhu pemanasan, maka minyak yang menguap semakin
banyak sehingga volume minyak yang didapat semakin banyak. Namun jika suhu yang
digunakan terlalu tinggi juga akan mempengaruhi kualitas minyak atsiri yang didapatkan.
Karena jika suhu yang digunakan terlalu tinggi, minyak atsiri yang dihasilkan dapat rusak
karena sifat minyak atsiri yang akan memiliki kualitas yang baik jika suhu yang dipakai
tidak terlalu tinggi.
Destilat yang didapat kemudian dipisahkan. Destilat memiliki dua lapisan yaitu
bagian bawah dan bagian atas. Bagian bawah merupakan akuades, dan bagian atas

Ekstraksi Minyak Atsiri Daun Jeruk Nipis secara Destilasi Uap-Air


Langsung
11
Praktikum Kimia Organik/Kelompok IIC/S.Genap/2016

merupakan minyak atsiri dari daun jeruk. Akuades berada dibawah minyak dikarenakan
berat jenis dari minyak lebih rendah jika dibandingkan dengan akuades. Minyak atsiri
yang didapatkan dari bahan daun jeruk nipis ini sebesar 2,2 ml dengan rendemen 0,003%.

Ekstraksi Minyak Atsiri Daun Jeruk Nipis secara Destilasi Uap-Air


Langsung
12
Praktikum Kimia Organik/Kelompok IIC/S.Genap/2016

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
1. Destilasi uap-air dilakukan untuk minyak atsiri dari daun jeruk nipis,
penyulingan yang dilakukan dengan penambahan air secukupnya dan
minyak atsiri daun jeruk akan menguap bersamaan dengan air dan akan
terpisah sesuai masa jenisnya di unit clavenger.
2. Rendemen minyak daun atsiri jeruk nipis yang dioperoleh dari percobaan
ini adalah 0.003% dengan berat minyak 1.69 gram, dan volume minyak
2.2 ml.

5.2 Saran

1. Pemasangan Pemasangan alat destilasi uap-air dilakukan dengan hati-hati


dan benar, unit clavenger dan kondensor harus sama-sama berdiri tegak
lurus. Hal ini dilakukan agar alat tidak rusak serta proses penyulingan
berjalan dengan sempurna.
2. Jangan melepas alat destilasi ketika dalam keadaan panas karena bisa
mengakibatkan kerusakan alat laboratorium.
3. Pemisahan minyak dan air pada clavenger harus dilakukan dengan hati-
hati. Jangan sampai minyak ikut jatuh bersamaan dengan air yang dibuang
karena akan mengurangi volume minyak yang dihasilkan.

Ekstraksi Minyak Atsiri Daun Jeruk Nipis secara Destilasi Uap-Air


Langsung
13
Praktikum Kimia Organik/Kelompok IIC/S.Genap/2016

DAFTAR PUSTAKA

Agusta, A. 2000. Minyak Atsiri Tumbuhan Tropika Indonesia. Bandung: Penerbit ITB.
Fajarwati, N. 2013. Uji Aktivitas Antioksidan pada Ekstrak Daun Jeruk Nipis (Citrus
aurantifolia) dengan menggunakan Metode dpph (1,1-diphenyl-2-
picrylhydrazyl). 1:4-6.
Guenther, E. 2006. Minyak Atsiri Jilid I. Jakarta: UI-Press.
Hariana, Arief, 2006. Tumbuhan Obat & Khasiatnya seri 1. Jakarta: Penebar
Swadya.

Haryanto, Sri, 2006 . Sehat dan Bugar Secara Alami. Jakarta: Penebar Plus

Ketaren, S. 1985. Pengantar Teknologi Minyak Atsiri. Jakarta: Balai Pustaka.


Muhlisah, F. 1999. Tanaman Obat Keluarga. Jakarta: Penebar Swadaya.
Pradipta, A., 2011,Pengaruh Metode Ekstraksi terhadap Aktivitas Antibakteri Ekstrak
Etanol Daun Sansevieria trifasciata prain terhadap Staphylococcus aureus IFO
13276 dan Pseudomonas aeruginosa IFO 12689,10-14.
Reddy, LJ., Jalli RD, Jose B dan Gopu S. 2012. Evaluation of Antibacterial &
Antioxidant Activities of The Leaf Essential Oil & Leaf Extract of Citrus
aurantifolia. Asian Journal of Biochemical and Pharmaceutical Research.
2:346-53.
Sastrohamidjojo, H. 2004. Kimia Minyak Atsiri. Yogyakarta: Gajah Mada University
Press.
Setyawan, A.D. 2002. Keragaman Varietas Jahe (Zingiber officinale rosc) Berdasarkan
Kandungan Kimia Minyak Atsiri. 4:48-54.

Ekstraksi Minyak Atsiri Daun Jeruk Nipis secara Destilasi Uap-Air


Langsung
14
Praktikum Kimia Organik/Kelompok IIC/S.Genap/2016

Ekstraksi Minyak Atsiri Daun Jeruk Nipis secara Destilasi Uap-Air


Langsung
15
Praktikum Kimia Organik/Kelompok IIC/S.Genap/2016

LAMPIRAN B
PERHITUNGAN

1. Rendemen yang diperoleh dari percobaan adalah:


Berat hasil
% Rendemen = Berat sampel x 100%

1.69 gram
% Rendemen = x100%
500 gram
% Rendemen = 0,003%

2. Massa jenis minyak atsiri:



=

1.69
=
2.2
= 0.76 gr/ml
3. Rata-rata laju alir:

Rata-rata =

1,2 s+1 s+1,8 s+1,6 s+1,4 s+1,4 s+1,3 s+1,7 s+1,4 s+1,2 s +1,5 s+1,3 s+1,3 s+1,6 s
= 14
19.7
=
14

= 1.4 sekon

Ekstraksi Minyak Atsiri Daun Jeruk Nipis secara Destilasi Uap-Air


Langsung
16
Praktikum Kimia Organik/Kelompok IIC/S.Genap/2016

LAMPIRAN C
DOKUMENTASI PELAKSANAAN PRAKTIKUM

Gambar C.1 Pre-treatment bahan Gambar C.2 Alat destilasi terangkai


dan dimasukkan ke alat destilasi. dan proses destilasi dimulai.

Gambar C.3 Proses pengeluaran air Gambar C.4 Proses destilasi


yang terpisah dengan minyak atsiri dihentikan, dan clavenger dibiarkan
hingga dingin

Ekstraksi Minyak Atsiri Daun Jeruk Nipis secara Destilasi Uap-Air


Langsung
17
Praktikum Kimia Organik/Kelompok IIC/S.Genap/2016

Gambar C.2 Berat Minyak Atsiri


serta tempat sampelnya.

Ekstraksi Minyak Atsiri Daun Jeruk Nipis secara Destilasi Uap-Air


Langsung

Anda mungkin juga menyukai