Anda di halaman 1dari 12

Tugas

Mata kuliah : Filsafat dan Logika

Dosen : Ricky Perdana Poetra, SKM., M.Kes

MAHATMA GANDHI

RIKA AYU RAHMAN (201701075)

PROGRAM STUDI ADMINISTRASI RUMAH SAKIT


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES)
PELAMONIA MAKASSAR
LATAR BELAKANG

Mohandas Karamchand Gandhi atau yang biasa disebut Mahatma Gandhi lahir di Porbandar, India pada
tanggal 2 Oktober 1869. Mahatma hanya sebuah gelar yang diberikan untuk Gandhi, yang merupakan
sebuah kata dalam bahasa Sanskerta yang berasal dari dua kata, yaitu maha (besar) dan atma (jiwa),
rumor orang yang memberikan gelar tersebut bernama Rabindranath Tagore. Ayahnya bernama
Karamchand Gandhi, ia seorang Perdana Menteri Negara British-India, Porbandar. Dan ibunya bernama
Putibai Gandhi. Keluarga Gandhi merupakan keluarga terpandang dari kasta pedagang yang
berkucukupan dengan lingkungan tradisi agama Hindu yang sangat kuat di Gujarat, India Barat.

Sesuai dengan tradisi yang berkembang di India tentang pernikahan dibawah umur, maka Ghandi harus
melaksanakan perjodohan yang dibuat oleh orang tuanya yaitu pada tahun 1883, diman aGhandi masih
berusia 13 tahun. Ia dijodohkan dengan gadis bernama Kasturba Makhanji yang berumur 14 tahun.

Sebagai seorang putra dari keluarga yang mengikuti tradisi agama yang kuat, Gandhi tumbuh dengan
menjunjung tinggi banyak nilai keluhuran dari agama Hindu, seperti empati kepada segala makhluk
hidup, pantang makan daging hewan, menjauhi alkohol dan seks bebas, dan lain sebagainya. Tapi di sisi
lain, dia juga menentang beberapa tradisi Hindu yang menurutnya konservatif, seperti sistem kasta Hindu
India yang mengklasifikasi derajat manusia, dan juga kecenderungan lingkungan sekitarnya untuk
membatasi pergaulan dengan agama lain.

RIWAYAT

setelah melakukan perjodohan, Gandhi melanjutkan sekolahnya di Samaldas College di Bhavnagar,


Gujarat. Selang beberapa waktu ia mendaftarkan dirinya pada Universitas Collage London dengan studi
Ilmu Hukum. Pada tahun 1888, Gandhi menempuh sekolah ilmu hukum di University College, London. Di
sana, dia mempelajari hukum India dan belajar untuk menjadi pengacara di Inner Temple. Ketika
hidup di London, Gandhi berusaha menepati janji kepada ibunya sebagai biksu untuk tidak
mengkonsumsi daging sehingga dia menahan lapar dalam beberapa waktu sampai akhirnya dia
menemukan restoran vegetarian. Setelah itu, Gandhi tergabung dalam Vegetarian Society. Dalam
komunitas tersebut, Gandi mampu menarik banyak orang untuk mempelajari Budha dan Hindu. Pada
tahun 1875, mereka mendirikan Theosophical Society dan Gandhi menjabat sebagai pemimpinnya.
Dalam dakwahnya, Gandhi diminta membacakan Bhagavad Gita bagi para penganut baru.
Pada tahun 1891, Gandhi kembali ke India setelah mendengar kabar kematian ibunya. Selain itu, usaha
Gandhi untuk menerapkan hukum di Bombay juga tidak berjalan lancar karena Gandhi merupakan sosok
yang tidak pandai berbicara di depan umum. Dua tahun kemudian, Gandhi mengembangkan karir
dengan berkarya di naungan Dada Abdullah & Co. di Afrika Selatan.

Pada tahun 1893, Gandhi tiba Afrika selatan sebuah negara bagian kolonisasi Kerajaan Inggris seperti
kampung halamannya di British-India. Gandhi yang saat itu berumur 24 tahun yang tidak dapat dikatakan
remaja lagi Sekarang menjabat sebagai ahli hukum yang bekerja sebagai legal konsultan pada seorang
pedagang Muslim keturunan India yang kaya-raya di sebuah kota bernama Pretoria, Afrika Selatan.

Gandhi tinggal di Afrika Selatan selama dua puluh satu tahun. Di Afrika Selatan Gandhi mulai mengasah
ilmu politik dan keterampilan memimpin. Selain itu, Gandhi juga belajar toleransi. Pada saat itu, Gandhi
adalah seorang pengacara yang perusahaannya dipimpin oleh jutawan Muslim berkebangsaan India.
Walaupun Gandhi pada saat itu hak para penganut Hindu tidak setara, Gandhi belajar untuk berlapang
dada atas nama bangsa. Selain itu, Gandhi banyak mendapatkan perlakuan buruk rasisme di sana.
Kehidupan di Afrika Selatan mengajari Gandhi banyak hal mengenai diskriminasi.

Di Afrika Selatan, Gandhi melihat bahkan mengalami sendiri suatu bentuk diskriminasi yang luar biasa
parah oleh orang-orang Eropa terhadap kaum kulit berwarna, baik negro maupun keturunan India. Pada
suatu kesempatan, Gandhi pernah diusir secara paksa dari kereta di Pietermaritzburg (diseret lalu
dilempar keluar kereta) hanya karena kesalahan pahaman kulit putih tentang adanya warga india yang
medapat kursi kelas 1. Pada kesempatan lain, Gandhi juga pernah massa oleh kusir kereta kuda hanya
karena dirinya menolak turun untuk memberikan penumpang bule prioritas. Gandhi, yang sebelumnya
menyandang status sosial yang cukup tinggi di negara asalnya, harus mengalami pengusiran-pengusiran
paksa di beberapa hotel, bukan karena masalah keuangan, tapi hanya karena dia bukan orang bule.

Sejak dirinya sendiri menyaksikan (dan juga mengalami) bentuk diskriminasi rasisme, ketidakadilan
terhadap kaum kulit berwarna di Afrika Selatan, khususnya keturunan India, dia mulai memikirkan nasib
bangsanya di India yang kurang-lebih merasakan perlakuan serupa oleh Kerajaan Inggris. Sampai
akhirnya, dia bertekad untuk merubah situasi tersebut.

Berawal dari perlakuan buruk yang diterima oleh Gandhi semenjak di Afrika membuatnya tidak terpuruk,
malah dengan perlakuan buruk tersebut Gandhi merubahnya menjadi sebuah kekuatan atau energi yang
menjadi sikap, tekad dan komitmen yang luar biasa gigih untuk memperbaiki masalah di depan matanya.

Selama menetap di Afrika ia mengembangkan gagasan bagaimana melawan bentuk imperialisme dari
Eropa serta membebaskan warga kulit berwarna dari bentuk diskriminisasi dan kolonisasi untuk dapat
membangun negara yang mandiri. Saat-saat itu dia gunakan untuk mengasah keterampilannya
berargumen, memahami bagaimana cara kerja imperialisme Barat, serta mulai membangun basis
kekuatan masa dengan berkontribusi besar yaitu terselengaranya kongres bagi warga keturunan India di
sebuah Kota bernama Natal, untuk menyatukan suara politik dan memupuk rasa kebersatuan antar
sesama warga turunan India. Hal ini membuat Gandhi diserang pada tahun 1897 oleh para demonstran
kulit putih. Walaupun gerakan kongres ini bisa dibilang kurang berhasil namun gerakan ini mendapat
perhatian dia Afrika Selatan.
Bentuk kekerasan demi kekerasan yang dialami Gandhi, tidak lantas menyulut emosinya untuk
melakukan pemberontakan dengan jalan kekerasan. Malahan pada tahun 1906 di Johannesburg, Gandhi
menerapkan sebuah prinsip perlawanan melawan diskriminasi dan kolonialisme bernama Satyagraha,
yaitu bentuk protes non-kooperatif tanpa kekerasan. Konsep ini mungkin akrab di telinga kita sekarang
dengan istilah "aksi demonstrasi damai", tapi bagi mereka yang hidup tahun 1906 yang lalu, konsep ini
adalah gagasan yang terkesan naif. Bagaimana mungkin sebuah kelompok bisa melawan sebuah
kekuatan yang menguasainya tanpa jalan kekerasan? Ini adalah gagasan yang terdengar lucu dan konyol
pada masa itu.

Pengaruh Gandhi pada masyarakat turunan India semakin terbukti ketika perang Boer kedua meletus
yang merupakan konflik militer antar Kerajaan Inggris dengan Republik Afrika Selatan. Pada masa konflik
tersebut, Gandhi memimpin gerakan relawan untuk membentuk kesatuan medis dan supir ambulans
yang beranggotakan warga turunan India. Gak tanggung-tanggung Gandhi berhasil mengumpulkan 1.100
orang relawan yang terlatih dan memiliki pengetahuan medis untuk mengobati korban perang.
Kontribusi Gandhi dan para relawan lainnya akhirnya berhasil mencuri hati pemerintah Inggris terhadap
warga keturunan India.

Keberhasilan Gandhi dalam mengangkat derajat keturunan India di Afrika selatan inilah yang membuat
dirinya semakin yakin bahwa dengan prinsip yang sama, dirinya akan mampu membangun jembatan
kemanusiaan antar manusia yang berbeda budaya, agama, dan warna kulit... Keyakinan itu Gandhi bawa
sampai dia kembali ke India dengan membawa misi pembebasan.

Inggris telah menduduki India sejak tahun 1877 sebagai salah satu dari koloni (baca: jajahan) Kerajaan
Inggris. Pada awalnya, Inggris masuk ke India untuk tujuan perdagangan oleh sebuah perusahaan
bernama EIC (English East India Company) yang telah memperoleh hak monopoli perdagangan di wilayah
timur koloni Inggris seperti India, Malaysia, dan China. Dalam waktu 30 tahun, EIC telah memonopoli
hampir seluruh aspek kehidupan ekonomi, perdagangan, serta administrasi di wilayah India. Diskriminasi
dan represi terhadap orang-orang lokal terjadi di mana-mana, warga turunan India diharuskan
membayar sewa atas tanah airnya sendiri, dan membayar pajak atas komoditas bahan pokok hasil bumi
tanah India yang telah menjadi hak monopoli dagang Inggris.

Situasi inilah yang memicu Gandhi pulang ke tanah kelahirannya untuk membawa misi perubahan bagi
rakyat India. Gandhi memulai perjuangan dengan cara sederhana, yaitu mendirikah ashram (seperti
pesantren untuk agama Hindu). Gandhi mulai mengajarkan konsep satyagraha dan ahimsa yang pada
intinya merupakan gerakan perlawanan dengan cara damai tanpa kekerasan. Sampai akhirnya lebih dari
250 orang bergabung dengan Gandhi untuk mempraktekkan sikap non-kekerasan, toleransi terhadap
semua agama. Kelompok spiritual Gandhi ini mulai terkenal ke beberapa daerah di India hingga suatu
ketika di tahun 1917, seorang petani dari wilayah pelosok datang dan minta bantuan Gandhi yang
seorang ahli hukum dan spiritual untuk membantu petani berjuang melawan tuan tanah Inggris yang
memungut biaya sewa tanah secara tidak adil.

Kejadian itu menyadarkan Gandhi bahwa sudah saatnya dia berjuang di lapangan untuk membela rakyat
India. Dia mengabdikan dirinya untuk membela para petani di wilayah Champaran selama 2 tahun
dengan bernegosiasi dengan pemerintah Inggris dan membantu penduduk mengelola kemandirian
pangan, sampai akhirnya ia ditangkap oleh polisi Inggris. Dalam semalam, berita penangkapan Gandhi
terdengar ke berbagai pelosok bahwa seorang pahlawan daerah yang memperjuangkan hak-hak sipil
ditangkap dan diadili. Ribuan petani berkumpul di luar gedung pengadilan untuk mendukung Gadhi.
Hakim dan jaksa yang ketakutan dengan ribuan masa yang tiba-tiba memenuhi gedung sidang segera
membebaskan Gandhi tanpa syarat. Perjuangan Gandhi untuk para petani terus dilakukan hingga hukum
agraria berhasil direformasi untuk melindungi buruh tani yang tertindas. Berita tentang keberhasilan
Gandhi dalam memperjuangkan hak petani bisa benar-benar berhasil dilakukan dengan cara negosiasi
dan aksi damai. Sejak saat itulah, Gandhi menjadi tumpuan harapan rakyat India.

Namun demikian, Inggris tetap membatasi hak-hak sipil, dan menekan kebebasan berbicara, pers dan
berserikat, pada rakyat India di berbagai daerah. Gandhi yang saat itu telah memiliki pengaruh yang
begitu luas hingga ke berbagai pelosok India (bahkan sampai dianggap sebagai orang suci), mulai
berdiskusi dengan para pejuang kemerdekaan lainnya seperti Jawaharlal Nehru, Ali Jinnah, dkk untuk
melakukan strategi pembebasan India dari kolonisasi Inggris. Saat itulah Gandhi berperan besar dalam
membentuk prinsip dasar perjuangan kemerdekaan India. Prinsip dasar itu mencakup 4 hal utama, yaitu:

1. Prinsip perlawanan tanpa menggunakan cara kekerasan.


2. Bersikap non-kooperatif, menolak kerjasama dan mengabaikan seluruh himbauan serta instruksi
apapun dari pemerintah Inggris.

3. Pemboikotan produk-produk monopoli dagang Inggris serta pemogokan kerja secara serentak.

4. Membangun kemandirian ekonomi bagi setiap kelompok masyarakat secara serentak tanpa
bergantung pada produk perusahaan Inggris.

Di saat negara-negara lain berjuang melawan kolonialisme dengan mengangkat senjata, memicu
bentrokan dan kekacauan untuk mengusir penjajah. Keempat prinsip ini sekilas nampak konyol, naif, dan
mungkin gak realistis, tapi dibalik itu ada gagasan briliant yang membutuhkan prinsip dan komitmen
yang gak main-main. Gandhi berpendapat bahwa Inggris adalah tamu di negara India, tamu yang
berjumlah 100 ribu orang (Inggris) tidak akan mampu mengendalikan tuan rumah yang berjumlah 3,5
juta orang (India) jika sang tuan rumah menolak untuk bekerja sama.

Keempat prinsip ini kemudian tersebar luas dan dibuktikan oleh Gandhi dengan mengumumkan pada
seluruh rakyat India untuk secara serentak melakukan hari doa bersama dan berpuasa nasional. Hasilnya
sangat mencengangkan, hari itu tidak ada orang India yang datang ke pabrik, jalur transportasi lumpuh
total, jutaan orang berpawai di jalan, jutaan yang lain berdoa dan berpuasa di rumah. Pemerintah Inggris
betul-betul panik dan tercengang dengan aksi kolektif masal yang mampu membuat seluruh India
lumpuh total hanya karena hasutan dari sekelompok pejuang kemerdekaan, termasuk Gandhi.

Pemerintah Inggris merespon aksi ini di luar kendali dengan menahan para pemimpin gerakan (termasuk
Gandhi). Sampai puncaknya pada 13 April 1919 tentara Inggris melakukan pembantaian terhadap 1.500
penduduk sipil yang sedang melakukan aksi damai di sebuah lapangan Kota Amritsar. Insiden ini
membuat seluruh dunia terkejut dan mengecam keras aksi kebrutalan pemerintah Inggris yang dikenal
sebagai "Bangsa paling beradab" pada saat itu. Kejadian mengerikan ini juga menimbulkan banyak
pertanyaan apakah prinsip anti-kekerasan ala Gandhi bisa benar-benar efektif melawan pemerintah
Inggris, atau hanyalah sebuah prinsip untuk mengantarkan nyawa?

Terlepas dari perdebatan itu, Gandhi tetap bertekad untuk membaktikan seluruh sisa hidupnya demi
tercapainya kemerdekaan India melalui cara-cara damai tanpa-kekerasan. Di tahun 1920, Gandhi
mempengaruhi Indian National Congress untuk mengadopsi strategi satyagraha sebagai gerakan resmi
demi mencapai kemerdekaan. Selama setahun setelahnya, Gandhi terus menyerukan pembangkangan
sipil secara luas, memboikot barang komoditas produksi Inggris. Bahkan menghasut orang-orang untuk
tidak mengenakan baju buatan pabrik Inggris dengan membuat baju dengan cara menenun sendiri.

Namun prinsip anti-kekerasan ini tidak semudah itu merasuk ke setiap sendi masyarakat India yang
mendapatkan tekanan dari Inggris. Ada banyak insiden ketika sebagian kecil masa tersulut emosinya
sampai melakukan pengeroyokan dan pembunuhan pada opsir polisi Inggris. Selama tahun-tahun
berikut, Gandhi seringkali mengangkat sumpah untuk berpuasa hingga mati bila ada kekerasan sedikit
saja di antara gerakan pembebasan India. Masyarakat India yang sangat menghormati Gandhi dan
bahkan menganggap dirinya sebagai 'orang suci', akhirnya menghentikan pendekatan kekerasan dan
kembali pada jalan damai.

Gandhi yang sangat keras kepala betul-betul menjalani puasa hingga menghentikan pemberontakan
masal pada tahun 1922. Setelah keberhasilannya meredam pemberontakan, pengaruh Gandhi semakin
ditakuti oleh pemerintah Inggris. Mereka betul-betul tidak habis pikir bagaimana mungkin pengaruh satu
orang yang bersumpah untuk berpuasa dapat meredam pemberontakan jutaan orang? Konyolnya,
setelah berhasil meredam pemberontakan, Gandhi malah ditangkap lagi oleh pemerintah Inggris dan
disidang dengan tuntutan menghasut, Gandhi dihukum enam tahun di penjara. Dibalik penjara,
pengaruh Gandhi tidak bisa hilang di hati masyarakat India. Pada suatu kesempatan Gandhi pernah
mengatakan bahwa untuk berjalan menuju kemerdekaan politik dan spiritual, setiap orang di India harus
siap untuk dipenjara.

Pada 5 Februari 1924, Gandhi dilepaskan dari penjara karena alasan kesehatan. Pada tahun-tahun
berikutnya, Gandhi mempersiapkan kampanye internal bagi rakyat India untuk menyambut
kemerdekaan. Bagi Gandhi, untuk mendapatkan kemerdekaan, rakyat India harus membuat diri mereka
pantas untuk mendapatkan itu. Berikut adalah beberapa bentuk kampanye internal Gandhi bagi
masyarakat India:

1. Persatuan umat Hindu dan Muslim di India dan himbauan untuk melakukan rekonsiliasai atas
konflik antar agama yang kerap terjadi di berbagai daerah.
2. Penghapusan diskriminasi terhadap kasta rendah (paria dan sudra) atau lebih dikenal dengan
sebutan dalit yang saat itu dianggap oleh masyarakat India sebagai golongan orang 'najis'.

3. Pemberdayaan perempuan sebagai golongan yang harus disejajarkan dengan laki-laki untuk
mendapatkan kesempatan dan perlakuan yang sama.

Pada 12 Maret 1930, Gandhi melakukan sebuah gerakan berjalan kaki sepanjang 240 mil ke pesisir laut
Kota Dandi untuk melakukan aksi boikot terhadap produksi pajak garam yang sangat tinggi, itu kira-kira
jaraknya sama dengan jalan kaki dari Jakarta ke Semarang! Gilanya lagi, aksi gerak jalan ini diikuti oleh
puluhan ribu orang pendukungnya, kota demi kota dilaluinya, ribuan orang menyalaminya untuk
memberikan dukungan. Sampai pada 6 April dia tiba di pesisir pantai, lalu memungut garam dari pasir
(yang dianggap sebagai tindakan ilegal) sebagai bentuk protes terhadap pemungutan pajak garam.

Tindakan sederhana Gandhi itu memicu tindakan lain, ratusan ribu orang mulai memanen garam, dan
mendistribusikan sebagai komoditas mandiri di luar pemerintah Inggris. Aksi boikot produksi garam itu
membuat pabrik garam dan perdagangan Inggris kacau balau. Dalam watu sebulan Inggris lagi-lagi
menahan Gandhi dan memenjarakan 60.000 orang yang tidak melawan sama sekali. Pada 20 Mei, dua
ribu orang penganut prinsip ajaran Gandhi untuk tidak melakukan kekerasan nekat mendekati
pintu tambang garam Dharsana untuk mengambil garam hak panen mereka.
Aksi damai tersebut berakhir dengan pemukulan oleh serdadu Inggris terhadap ribuan penduduk sipil
secara sepihak tanpa ada bentuk perlawanan. Kejadian ini kembali menjadi sorotan dunia internasional
yang mengecam kebiadaban pemerintahan Inggris. Aksi ini terus bertambah, beribu-ribu orang lain
malah ikut bergabung dengan aksi protes damai itu. Dalam tahun itu, Inggris memenjarakan lebih dari
100.000 orang India karena protes damai. Jutaan orang di seluruh dunia mulai mendesak Inggris untuk
meninggalkan India dan memberikan kemerdekaan.

Karena tekanan dunia internasional yang semakin memuncak, pada Maret 1931 Inggris melepas semua
tahanan politik, mengakui hak boikot pakaian rakyat India, serta mencabut larangan atas produksi garam
buatan sendiri. Mereka kemudian mengundang Gandhi ke Inggris untuk sebuah konferensi
untuk membahas kemungkinan kemerdekaan bagi India. Gandhi pergi ke London selama 4 bulan dan
mendapat banyak sambutan positif di Eropa. Namun konferensi itu tidak menghasilkan sebuah
keputusan resmi apapun dan hanya bersifat seremonial oleh pemerintah Inggris.

Sekembalinya dari Eropa, Gandhi meneruskan perjuangan internal untuk menghapus diskriminasi kasta
Hindu terbawah (dalit) yang selama ribuan tahun dianggap sebagai golongan najis, gelandangan, dan
fakir dalam budaya Hindu India. Pada 20 September, Gandhi memulai lagi sumpah "puasa hingga mati"
sebagai bentuk desakan agar para petinggi agama Hindu dapat membentuk kesepatakan untuk
menghapus sistem kasta. Sikap keras kepala Gandhi ini membuat seluruh negeri bahkan dunia terkejut.
Pengaruh Gandhi yang sangat besar membuat para pemimpin Hindu mulai menerima orang-orang
dalit yang sebelumnya mereka anggap najis di kuil-kuil mereka. Hanya karena pengaruh seorang Gandhi,
budaya konservatif Hinduisme selama ribuan tahun di India mengalami reformasi besar. Sampai Gandhi
memberi sebutan baru bagi kaum dalit yaitu harijans yang berarti "Anak-anak Tuhan".

Setelah perang dunia 2 berakhir, publik India semakin yakin dalam waktu dekat Inggris akan angkat kaki
dari India. Pada kesempatan itu, para pejuang pembebasan India yang beragama Muslim, termasuk Ali
Jinnah menuntut agar India dibagi berdasarkan mayoritas agama. Daerah yang diduduki mayoritas
beragama Islam akan menjadi negara Pakistan Barat dan Pakistan Timur (sekarang Bangladesh). Hal ini
sebetulnya tidak disetujui oleh Gandhi yang mengharapkan pemersatuan agama Islam dan Hindu untuk
dapat hidup dalam keharmonisan di India. Namun ketegangan antar masyarakat Hindu dan Islam
semakin memuncak, dan Gandhi memutuskan untuk mengalah demi mencegah terjadinya perang
saudara.

Namun demikian, bentrokan antar kelompok Hindu dan Muslim sudah terlanjur merebak di beberapa
daerah. Gandhi memutuskan untuk melakukan perjalanan di berbagai wilayah India dari mulai yang
termiskin, dimana kebanyakan kerusuhan dan pembantaian brutal terjadi. Desa demi desa ia kunjungi
untuk menyeruakan misi perdamaian dalam setiap kelompok bentrokan. Keseluruhannya, dia
mengunjungi 49 desa dan cukup berhasil menjadi juru damai antar umat Muslim dan Hindu di berbagai
daerah.

Pemerintah Inggris yang baru memutuskan untuk memberi kemerdekaan kepada India pada 15 Agustus
1947. Pada hari yang sama, negara India dengan Pakistan Barat serta Pakistan Timur (Bangladesh)
memerdekakan dirinya. Dalam proses pengungsian antar wilayah tersebut, bentrokan antar warga
Muslim dan Hindu kembali terjadi. Hari-hari awal kemerdekaan India dan Pakistan diwarnai dengan
berbagai bentrokan dan kekacauan. Lagi-lagi Gandhi yang keras kepala memutuskan sumpah untuk
berpuasa sampai mati hingga kekerasan sepenuhnya berhenti antar umat beragama. Ia memutuskan
pindah ke rumah seorang Muslim yang paling miskin di Calcutta dengan tingkat bentrokan paling buruk,
untuk berpuasa hingga mati di sana. Lagi-lagi Gandhi membuat 'keajaiban'.

Dalam waktu kurang dari seminggu, bentrokan antar ribuan umat Hindu dan Muslim berhenti, bahkan
beberapa di antara mereka mulai berpawai dan berdoa bersama. Ketika Gandhi hampir meninggal,
Calcutta terdiam dan setiap orang berdoa bagi perdamaian. Gandhi mengakhiri puasanya. Kekerasan
telah berhenti karena tak seorangpun menginginkannya menderita karena apa yang mereka lakukan.
Gandhi telah membuat sebuah mukjizat lagi. Namun demikian, tidak semua pihak dari Muslim maupun
Hindu mendukung aksi perdamaian Gandhi. Sebagian umat Muslim di India masih banyak yang
memandang sinis kepada Gandhi karena bentuk aksi puasanya itu, sementara itu banyak umat Hindu
fanatik membencinya karena membela dan melindungi umat Muslim.

Puncak sentimen masyarakat ini terjadi pada 30 Januari 1948, ketika Gandhi berjalan melintasi taman
menuju upacara doa. Gandhi ditembak di depan umum pada jarak dekat oleh penganut Hindu extremist
karena Gandhi dinilai terlalu membela umat Muslim di India maupun Pakistan pada saat itu. Gandhi
wafat pada hari itu juga. Selama hidupnya Gandhi melakukan sumpah puasa untuk menghentikan
bentrokan sipil sebanyak 17 kali, dan dipenjara sebanyak 12 kali selama hidupnya.

FILOSOFI

Ajaran Gandhi merupakan ajaran yang sangat filosofis. Ia mengangkat tema-tema kemanusiaan sesuai
dengan zaman yang digelutinya yaitu dalam masa penjajahan bangsa Inggris. Pada masa itu rasisme
masih sangat kental sekali diindikasikan dengan pembedaan hak antara kulit putih dengan yang bukan
berkulit putih. Di sini Gandhi melihat bahwa manusia memiliki hak yang sama dan ia mulai membangun
perlawanan dengan pemikirannya yaitu tentang Nir-kekerasan dan Satyagraha.

Nir-kekerasan

Secara harfiah nir-kekerasan (non-violence) berarti tidak membunuh. Tetapi menurut Gandhi makna
dari nir-kekerasan lebih dari sekedar itu bahkan memiliki makna yang universal yang membawa kepada
ranah yang lebih tinggi dan tanpa batas. Ketika makna nor-kekerasan hanya diartikan sebagai tidak
membunuh maka maknanya akan hilang.

Makna sebenarnya dari nir-kekerasan mencakup banyak makna diantaranya dapat diturunkan seperti
bahwa seseorang tidak boleh menyerang orang lain dan tidak boleh memendam pemikiran yang jahat
atau tidak mengenal belas kasihan terhadap musuh. Menurutnya hal ini bukanlah seseorang yang
engkau anggap sebagai musuh, melainkan seseorang yang barangkali menganggap dirinya adalah
musuhmu.

Nir-kekerasan juga berarti sebagai tindakan yang berangkat dari pemikiran bahwa suatu persoalan dapat
diselesaikan dengan jalan yang lebih baik dibandingkan dengan kekerasan. Dengan jalan nir-kekerasan
bukan berarti orang bersikap pasif yang bisa diinjak-injak oleh orang lain. Dalam hal ini orang harus
bersikap aktif dengan cara, misalnya, melakukan demonstrasi, melakukan penolakan terhadap perbuatan
yang mengarah kepada kejahatan, berpuasa, dan sebagainya. Tentunya dengan aturan main nir-
kekerasan. Menurut teori nir-kekerasan jika kita diperlakukan tidak layak, dan kita menerimanya, bukan
berarti kita setuju dengan perbuatan tersebut.
Manusia dan perbuatan yang dilakukannya merupakan dua hal yang berbeda. Perbuatan baik akan selalu
mendapatkan penerimaan yang baik dan perbuatan buruk akan mendapatkan penerimaan yang buruk.
Sementara, si pelaku perbuatan itu, apakah perbuatan itu baik atau buruk senantiasa pantas
mendapatkan penghormatan serta belas kasih.

Lima Aksioma Tentang Nir-kekerasan Gandhi

1. Nir-kekerasan mensyaratkan pemurnian dan pensucian diri sesempurna mungkin yang bisa
diraih secara manusiawi.

2. Kekuatan nir-kekerasan terletak pada kemampuan dan kerelaan, bukan sekedar kemauan,
seorang penganut nir-kekerasan untuk menahan diri terhadap tindakan yang bisa menimbulkan
kekerasan.

3. Nir-kekerasan pasti bisa mengungguli kekerasan. Kekuatan yang lahir dari para penganut nir-
kekerasan selalu lebih besar daripada kekuatan yang dihasilkan daripada penganut kekerasan.

4. Nir-kekerasan tidak mengenal kekalahan. Akhir dari kekerasan adalah yang tak-terelakkan.

5. Muara akhir dari nir-kekerasan adalah kemenangan yang pasti, jika istilah menang boleh
diterapkan dalam nir-kekerasan. Sesungguhnya, ketika kita tidak memikirkan kekalahan, maka kita juga
tidak memerlukan kemenangan.

Satyagraha

Secara harafiah Satyagraha berasal dari kata Satya yang diturunkan dari kata Sat yang berarti ada.
ada dalam satyagraha berarti adanya kebenaran. Dalam pencarian kebenaran tidak ada tempat bagi
ego atau kepentingan diri sendiri (self-interest). Oleh karenanya pencarian kebenaran harus didasarkan
atas pengorbanan-diri. Menurut Gandhi, atas dasar Satyagraha, bahwa kebenaran itu adalah Tuhan
dibandingkan Tuhan adalah kebenaran. Gandhi menulis Aku tidak mengabdi pada apa pun dan siapa
pun kecuali Kebenaran dan aku tidak menganjurkan hal apa pun kepada seseorang selain Kebenaran,
jadi dalam hal ini Gandhi bertolak dengan adanya kebenaran maka ada Tuhan di sana.

Menurut Gandhi kebenaran adalah penggambaran tepat tentang Tuhan. Maka tidaklah keliru apabila
setiap orang mengikuti kebenaran menurut petunjuk dan cahaya yang mereka miliki. Bahkan, kewajiban
setiap orang adalah mencari petunjuk tentang kebenaran. Kemudian apabila dalam perjalanan mencari
dan mengikuti kebenaran itu seseorang melakukan kekeliruan tetapi ia tetap bersungguh-sungguh
dengan Kebenaran, maka secara otomatis dia akan mengoreksi dirinya.

Sifat seseorang yang mengedepankan jalan satyagraha haruslah rela berkorban demi menegakkan
kebenaran, ia berkorban bukan berarti tunduk atau tidak memiliki pengetahuan apa-apa melainkan ia
mencari hal yang hakiki benar. Ia melakukan suatu hal atas dasar percaya bahwa hal yang dilakukan
adalah benar dan tentunya tidak lepas dari ajaran nir-kekerasan.

Ajaran satyagraha tidak dapat dipisahkan dengan ajaran nir-kekerasan karena keduanya mendukung satu
sama lain dan menghasilkan keutamaan yang seharusnya dijunjung tinggi oleh umat manusia. Orang
yang berada dalam jalan satyagraha harus memiliki sikap tabah karena pencarian kebenaran tidak
semudah menciduk air di laut, melainkan harus dengan proses yang kadang kala ditemukan berbagai
hambatan berupa pengaruh keadaan dan sesuatu yang menggoda iman.

FUNGSI BAGI KEHIDUPAN

Ada banyak sekali gerakan yang telah dilakukan oleh Gandhi selama hidupnya khusunya, diantaranya
ialah :

1. Pada saat ia tinggal di Afrika ia menyadari akan adanya tindakan diskriminasi yang luar biasa, hal
ini yang mendorongnya untuk menghilangkan kebiaasaan diskriminasi yang dilakukan oleh warga
Afrika kepada warga kulit berwarna.
2. Pada tahun 1894 Gandhi membantu Natal Indian Congress untuk menyatukan suara politik yang
membuat Gandhi diserang pada tahun 1897 oleh para demonstran berkulit putih. Kemudian,
pada tahun 11 September 1896, Gandhi menggelar demonstrasi Satyagraha (devotion to the
truth) dimana gandhi memprakarsai demonstrasi tanpa kekerasan. Semenjak itu, konsep
Satyagraha dikenal luas dan banyak diadopsi oleh banyak bangsa.

3. Mahatma Gandhi bersama rakyat India melancarkan gerakan perlawan tanpa kekerasan pada
pihak Inggris. Gerakan ini memberikan inspirasi bagi rakyat India, sehingga tahun 1919, gerakan
tersebut mendapat dukungan dari hampir seluruh masyarakat India. Dalam gerakan yang ia
lakukan, ia memperkenalkan istilah Satyagraha yang mempunyai arti "kebenaran dan
keteguhan" yang ia sampaikan pada rakyat India.
4. Selain tokoh perjuangan yang dikenal sebagai anti kekerasan, keadilan dan perdamaian di tingkat
dunia, di Indonesia ajaran Gandhi juga berpengaruh salah satunya yang dialami oleh Ibu Gedong
Bagoes Oka yang menemukan inspirasi atas semua ajaran yang diberikan oleh Gandhi. Ia
mendirikan Ashram Gandhi di Candi Dasa, Bali sebagai pusat pendidikan dan pengalaman ajaran-
ajaran Gandhi tersebut.
5. Mahatma Gandhi tidak pernah menerima Penghargaan Perdamaian Nobel. Kisah hidup
Mahatma Gandhi telah banyak ituangkan ke dalam film, teater, dan sastra. Ben Kingsley yang
memerankan Gandhi dalam film tahun 1982, memenangkan Academy Award untuk Aktor
Terbaik.

6. The Making of the Mahatma yang dirilis pada tahun 1996 mendokumentasikan kehidupan
Gandhi di Afrika Selatan. Gandhi juga merupakan tema sentral dalam film Bollywood tahun 2006
Lage Raho Munna Bhai. Pada tahun 2007, sebuah film berjudul Gandhi, My Father menceritakan
hubungan antara Gandhi dengan putranya Harilal. Karya Mahatma Gandhi tidak terlupakan oleh
generasi berikutnya.
7. Dalam segi ekonomi, kemakmuran dapat diperoleh dengan nilai yang terdapat dalam nir-
kekerasan yaitu rasa kasih sayang sesama manusia, dengan itu maka manusia akan berpikir
kembali tentang kepentingan dirinya sendiri, manusia akan mulai memikirkan betapa pentingnya
orang lain bagi kehidupan. manusia juga akan berpikir bahwa setiap manusia itu sama, harus
diberi tempat tinggal, butuh makan dan keluarga.

8. Ajaran Gandhi dapat diterapkan di Indonesia, lebih lagi rakyat Indonesia yang memiliki
keberagaman ini (baca: prural). Salah satu ajaran Gandhi yang cocok dengan filsafat Indoneisa
adalah tentang pemujian Gandhi terhadap ajaran kebenaran adalah Tuhan. Di Indonesia, ajaran
spiritual yang mencirikan khas asia sangat diapresiasi dengan baik dibandingkan dengan
positivistik yang cenderung dikaitkan dengan kebarat-baratan, keruntutan berpikir, koherensi,
dan korespondensi yang bersifat strict.

9. Ajaran Gandhi dapat dijadikan dasar penyelesaian masalah dalam konflik antar umat beragama
di Indonesia yang cenderung menghasilkan kekerasan dan kerusakan. Gandhi menemukan
bahwa masing-masing agama memiliki prinsip yang sama dan mengandung doktrin nir-kekerasan
juga. Atas dasar kesamaan inilah umat beragama dapat berpikir kembali tentang kesamaan yang
dimiliki atas manusia dan agama.

10. Tidak satu pun dari ajaran Gandhi yang bertentangan dengan martabat manusia, melanggar
hukum, dan negara Indonesia. Bahkan, bisa jadi realisasi dari nilai-nilai yang terkandung dalam
Pancasila, salah satunya, dapat dimulai dengan menerapkan ajaran Gandhi. Keutamaan-
keutamaan yang diutarakan Gandhi cocok dengan Kelima sila Pancasila, dengan konteks Tuhan,
Manusia, Satu, Rakyat, dan Adil yang merupakan jenis dari keutamaan juga.

11. Dalam sejarah bangsa Indonesia juga, India sudah memiliki hubungan politik yang baik,
kebudayaan Hindu yang sudah diterima oleh bangsa Indonesia sejak berabad-abad yang lalu,
dan juga sebagai bagian dari benua Asia memiliki kesamaan rasa atas, misal, bencana alam dan
dijajah oleh bangsa lain.

Anda mungkin juga menyukai