1. PENGERTIAN
Biaya tidak dapat dipisahkan dengan pengertian kos, asset, biaya, dan rugi. Dalam
pengertian SFAC No. 6, FASB mendefinisikan biaya adalah arus keluar atau menggunakan atas
aset atau timbulnya kewajiban (atau kombinasi keduanya) dari pengiriman atau produksi barang,
memberikan jasa, atau melakukan kegiatan lain yang merupakan operasi utama dari setiap entitas
yang sedang berlangsung.
Dengan makna yang hampir sama, IAI (IASC) mendefenisikan biaya dalam standar
akuntansi keuangan (2002) adalah penurunan manfaat ekonomi selama suatu perioda ekuntansi
dalam bentuk arus keluar atau berkurangnya aktiva atau terjadinya kewajiban yang mengakibatkan
penurunan ekuitas yang tidak menyangkut pembagian kepada penanaman modal.
2. KARAKTERISTIK BIAYA
2.1 Karakteristik utama:
1) Penurunan asset
Untuk dapat mengatakan bahwa biaya timbul, harus terjadi transaksi atau kejadian yang
menurunkan asset atau menimbulkan aliran keluar asset atau sumber ekonomik. Asset
dalam hal ini harus diartikan sebagai semua asset perusahaan sebagai semua asset
perusahaan sebagai suatu kesatuan.
2) Operasi utama yang menerus
Agar menjadi biaya konsumsi tersebut harus berkaitan dengan kegiatan utama atau sentral
kesatuan usaha. Yang dimaksud dengan kegiatan utama adalah kegiatan penciptaan
pendapatan (laba) yang direpresentasikan dalam kegiatan memproduksi/ mengirim barang
atau menyerahkan/ melaksanakan jasa.
2.2 Karakteristik pendukung:
1) Kenaikan kewajiban
Bila barang dan jasa telah dimanfaatkan oleh perusahaan tetapi perusahaan tidak
mengakuinya sebagai asset sebelumnya atau perusahaan belum mengakui kewajiban atas
penggunaan barang dan jasa yang dikuasai pihak lain, perusahaan mempunyai keharusan
untuk membayar atau melakukan pengorbanan sumber ekonomik dimasa datang sehingga
kewajiban timbul. Sebagai contoh adalah tariff (fee) pengiriman barang oleh
perusahaan ekspedisi yang belum dibayar perusahaan. Jasa pengiriman telah dikonsumsi
dan menimbulkan pendapatan sehingga biaya harus timbul diikuti dengan kenaikan
kewajiban.
2) Penururnan akuitas
Defenisi APB dan IAI secara eksplisit menyebutkan bahwa penurunan asset akhirnya akan
mengubah ekuitas atau menurunkan ekuitas. Penurunan ekuitas lebih menegaskan
pengertian biaya karena tidak setiap penurunan asset mengakibatkan penurunan ekuitas.
Misalnya pembagian dividen kas merupakan penurunan asset tetapi tidak dapat disebut
sebagai biaya. Jadi, penurunan ekuitas hanya merupakan karakteristik pendukung makna
biaya.
4. RUGI
Kata kunci yang melekat pada pengertia rugi adalah:
1) Penurunan ekuitas (asset bersih)
2) Transaksi peripheral atau insidental
3) Selain apa yang didefenisikan sebagai biaya atau selain distribusi ke pemilik
Rugi perlu didefenisi sebagai elemen dan dibedakan dengan biaya oleh FASB karena sifat
terjadinya sebagaimana disebut dalam karakteristik (2) di atas. Agar dapat disebut sebagai rugi,
kejadian yang menimbulkan harus peripheral atau incidental atau di luar kendali manajemen.
Empat sumber rugi yang diidentifikasi FASB adalah:
a. Peripheral dan incidental: misalnya penjualan investasi dalam surat-surat berharga, penjualan
asset tetap, pelunasan utang obligasi sebelum jatuh tempo.
b. Transfer nontimbal-balik dengan pihak lain: misalnya pencurian dan pembayaran ganti rugi
dari kekalahan dalam tuntutan perkara hukum
c. Penahanan asset: misalnya penurunan harga sekuritas investasi, penurunan nialai tukar valuta
asing, dan penurunan harga karena penahanan sediaan.
d. Faktor lingkungan: misalnya ganti rugi asuransi musibah alam yang lebih rendah daari kos
asset yang rusak. Contoh lain adalah lenyapnya manfaat asset yang tidak diasuransikan akibat
kebakaran.
Kos yang telah dikorbankan tetapi tidak ada imbalan barang atau jasa yang diterima (tidak
dapat dihubungkan dengan pendapatan) tidak dapat dianggap sebagai rugi begitu saja. Mungkin
dari kondisi lingkungan tertentukos tersebut dapat dianggap rugi, tetapi tidaklah demikian kalau
dipandang dari sudut kondisi perusahaan dalam lingkungan ekonomi dan sosial yang lain tempat
perusahaan beroperasi.
Pengeluaran tertentu yang diperlukan dalam rangka kegiatan mendapatkan dan
mengembangkan fasilitas fisis tertentu, dari segi kegiatan secara keseluruhan pengeluaran tersebut
harus diperlakukan selayaknya biaya itu terjadi.
5. PENGAKUAN BIAYA
Pengakuan menyangkut masalah kriteria pengakuan yaitu apa yang harus dipenuhi agar
penurunan nilai asset yang memenuhi defenisi biaya atau rugi dapat diakui dan masalah saat
pengakuan yaitu peristiwa atau kejadian apa yang menandai bahwa kriteria pengakuan telah
dipenuhi. Kriteria pengakuan tidak dibedakan dengan kaidah pengakuan sehingga masalah
pengakuan biaya (rugi) adalah kapan penurunan nilai asset dapat dikatakan telah terjadi atau kapan
biaya (rugi) telah timbul sehingga jumlah rupiah biaya (rugi) dapat diakui.
5.1 Kriteria Pengakuan Biaya
Biaya dan rugi pada umumnya diakui bilamana salah satu dari dua kriteria berikut dipenuhi
(SFAC No. 5, prg. 85):
a. Konsumsi manfaat
Biaya atau rugi diakui bila mana manfaat ekonomik yang dikuasai suatu entitas telah
dimanfaatkan atau dikonsumsi dalam pengiriman atau pembuatanbarang, penyerahan atau
pelaksanaan jasa, atau kegiatan lain yang merepresentasikan operasi utama atau sentral entitas
tersebut.
b. Lenyapnya atau berkurangnya manfaat masa datang
Biaya atau rugi diakui bila mana asset yang telah diakui sebelumnya diperkirakan telah
berkurang manfaat ekonomiknya atau tidak lagi mempunyai manfaat ekonomik.
7. BASIS ASOSIASI
7.1 Asosiasi Sebab dan Akibat
Konsep upaya dan capaian menyatakan bahwa biaya merupakan upaya dalam rangka
mendapatkan capaian berupa pendapatan. Ini berarti ada hubungan sebab akibat antara biaya dan
pendapatan. Oleh karena itu, basis penandingan yang paling masuk akal adalah sebab akibat
walaupun basis ini lebih merupakan asumsi dari pada kenyataan karena dalam banyak hal sulit
dibuktikan secara meyakinkan bahwa biaya menyebabkan pendapatan.
Bila dikaitkan dengan klasifikasi kos secara fungsional, penandingan produk yang ideal
dapat dilukiskan dalam Gambar di bawah ini.
8. PEMBEBANAN ABITRER
Kalau tidak ada alasan yang kuat untuk menunda pembebanan kos untuk mencapai
penandingan sebab akibat dan juga tidak ada dasar alokasi yang layak, suatu kos biasanya akan
langsung dibebankan dalam perioda terjadinya. Ini berarti bahwa kos ditandingkan dengan
pendapatan secara arbitrer, ya itu konsep yang melandasi pembebanan semacam ini semata-mata
adalah kepraktisan. Penandingan arbitrer tidak selalu berkaitan dengan pengakuan rugi. Kos suatu
potensi jasa akan segera diakui sebagai biaya atau rugi kalau terbukti bahwa manfaat ekonomiknya
menjadi lenyap atau berkurang.
8.1 Penandingan dan Penyajian Pos-Pos Biaya
Penakaran berbasis periode menjadikan alokasi sistematik dan rasional sewaktu hal yang
tidak dapat dihindari. Bahkan bilamana alokasi sistematik dan rasional tidak dapat ditentukan
dengan jelas, suatu kos dapat diakui segera secara artbitrer sebagai rugi. Penyajian biaya sebagai
beban pendapatan juga mengikuti konvensi dan pos pos biaya disajikan berdasarkan basis asosiasi
masalah pembebanan kos dan basis asosiasi berlaku untuk semua jenis jasa. Terdapat masalah
khusus yang terjadi dalam hal sediaan dan asset tetap yang akan dijelaskan dibawah ini
8.1.1 Sediaan
Masalah pengukuran dan penilaian sediaan pada akhir periode dapat dinyatakan sebagai
berikut :
1) Penentuan besarnya kos barang terjual untuk ditandingkan dengan penjualan sehingga dapat
ditentukan besarnya laba perusahaan.
2) Penentuan nilai sediaan sebagai unsur asset perusahaan sangat penting untuk menilai likuiditas
operasi perusahaan.
8.1.2 Metode Asosiasi
Metode Asosiasi menjadi basis untuk menentukan unit fisik terjual dan kos yang melekat
dengan rupiah penjualan. Dengan demikian metode asosiasi dapat pula diartikan sebagai asumsi
aliran kos dalam mengikuti aliran fisis barang. Asumsi ini diperlukan karena pada umunya barang
atau produk tidak tersedia sekaligus untuk satu periode. Metode asosiasi terdiri dari :
1) Identifiasi khusus
Untuk jenis barang mahal dan perputarannya rendah, metode ini sangat cocok sekali untuk tujuan
pengendalian disamping penandingan yang tepat. Namun demikian metoe ini mengandung
beberapa kelemahan antara lain
a. Jarang sekali pendapatan khusus ditandingkan dengan kos khusus karena pendapatan
perusahaan merupakan hasil dari seluruh upaya perusahaan sebagai kesatuan
b. Untuk jenis barang yang homogeny dan relative murah metoe ini menjadi terlalu mahal dan
tidak sepadan dengan nilai tambahan informasi yang diperoleh.
c. Kalau fluktuasi harga sangat mencolok metode ini dapat digunakan sebagai alat manipulasi
laba atau earning management.
2) Masuk Pertama Keluar Pertama
Metode ini berasumsi bahwa faktor kos mengalir melalui perusahaan secara berurutan seperti
antrian dan tidak ada saling mendahului. Metode ini sangat logis dalam merefleksi asosiasi sebab
akibat karena sangat sederhana dan jelas untuk memecah kos kedalam 2 komponen (sediaan dan
barang terjual atas dasar kos yang benar-benar melekat dalam kedua komponen tersebut).
3) Rata-rata Berbobot
Metode ini mengaggap bahwa dalam proses produksi terjadi peburan faktor produksi yang sama
selama satu periode menjadi satu masa yang homogen. Artinya, bahan baku tertentu yang dibeli
berkali-kali atau prodeuk yang dihasilkan dari beberapa angkatan produk dalam suatu periode
dianggap sebagai kesatuan(masa). Barulah kemudian masa tersebut dipecah menjadi dua bagian
yaitu sediaan barang atau barang terjual
4) Sediaan Normal
Dengan metode ini dianggap perusahaan melakukan investasi permanen dalam sediaan.
Tujuannya adalah penandingan pendapatan sekarang dengan kos sekarang sekaligus meniadakan
kebutulan pelaporan untung atau rugi menahan sediaan atau fluktuasi harga.
5) Masuk Terakhir Keluar Pertama
Metode ini barasumsi bahwa sediaan merupakan asset tetap yang tidak berkaitan dengan aliran
kos. Metode ini akan menghasilkan laba operasi yang bebas dari untung atau rugi akibat fluktuasi
harga. Pendukung metode ini mengajukan argument sebagai berikut:
a. Memudahkan penandingan kos sekarang dengan pendapatan kos sekarang
b. Kalau harga cenderung naik sediaan barang akan tersaji dengan jumlah rupiah yang cukup
konservatif.
c. Laba operasi tidak tercemar oleh untung atau rugi fluktuasi harga atau penumpukan barang.
d. Dalam kondisi harga yang berfluktuasi dari tahun ke tahun metode ini dapat menjadi alat
perataan laba tahuna secara otomatis.
6) Implikasi Metode Asosiasi
Dalam kondisi operasi perusahaan moderm yang kompleks apa yang dapat dicapai dalam
penentuan laba periodik sebenarnya tiak dapat diharapkan lebih dari pada pengukuran ang
menedekati ideal.
9. FASILITAS FISIS
Dalam hal fasilitas fisis, kos yang terjadi pada saat perolehan pada umumnya diakui
sebagai asset dan baru kemudian kos tersebut diakui sebagai biaya sesuai dengan pola penyerapan
manfaat yang direpresentasi dengan kos.
9.1 Karakteristik dan Tujuan Pelaporan
Fasilitas fisis mempunyai karakteristik sebagai berikut:
1) Berwujud fisis dan dikuasai oleh perusahaan untuk mengolah dan memperlancar kegiatan operasi
perusahaan.
2) Pada umumnya berumur panjang walaupun terbatas sehingga perlu penggantian.
3) Bernilai bagi perusahaan lantaran kekuasaan atau hak perusahaan untuk menggunakannya bukan
lantaran hak miliknya.
4) Pada umumnya merupakan asset nonmoneter dan manfaat yang dapat diberikan berupa potensi
jasa bukan daya beli atau ketertukarannya.
Tujuan pelaporan dan pengukuran fasilitas fisis adalah untuk menentukan penggunaan jasa
dalam suatu perioda yang diperkirakan telah menghasilkan pendapatan. Tujuan yang lain adalah
memberi informasi kepada pemakai laporan tentang kuantitas fisis dan kapasitas atau daya yang
masih melekat pada asset fisis tersebut.
Gagasan pokok mengenai akuntansi fasilitas fisik yaitu:
1) Bahwa kos fasilitas fisis sengaja diperoleh untuk memungkinkan terjadinya produksi barang dan
jasa sebagaimana faktor produksi lainnya misalnya sediaan.
2) Bahwa kos fasilitas fisis harus dibebankan ke operasi dengan cara yang sistematik dengan
memperhatikan segala faktor yang berpengaruh.
3) Bahwa kos fasilitas fisis yang berkaitan dengan kegiatan operasi di masa mendatang pada
hakekatnya merupakan suatu bentuk beban tangguhan dan harus dilaporkan di neraca dalam
kelompok dan dengan nama yang tepat.