Topik: CMV
Tanggal (kasus): 22-09-2017 Presenter: dr. Kurniadi Indra
Tanggal presentasi: 07-10-2017 Narasumber:dr. Panji ,Sp. A
Pendamping: dr. Neneng Tresna Imawati
dr. Agus Suprapto
1
1. BS. 2006. Aspek imunologik dan laboratorik infeksi Cytomegalovirus dan Rubella pada ibu
Lisyani
2. serta neonatus. Simposium
Poesponegoro, Hardiono,Penatalaksanaan Infeksi
dr. Sp.A(K). 2005. Virus Maternal
Standar Pelayanan& Neonatal. Semarang:
Medis Kesehatan Anak.
PERINASIA Cabang Jawa Tengah
Ikatan Dokter Anak Indonesia. Jakarta.
Numazaki K, Fujikawa T. 2004. Chronological changes of incidence and prognosis of children with
3. Kosim, Sholeh. 2008. Buku Ajar Neonatologi, edisi pertama. Ikatan Dokter Anak
asymptomatic congenital cytomegalovirus infection in Sapporo, Japan. BMC Infectious
Diseases; 4: 22.
Indonesia. Available from: URL: http //www.biomedcentral.com/1471-2334/4/22
Jakarta
4.S,Wiknjosastro
Lipitz Yagel S, ShalevH, Saifuddin
E, Achiron AB. BayiS,Berat
R, Mashiach Schiff Lahir Redah.
E. 1997. Dalam:
Prenatal IlmuofKebidanan;
diagnosis fetal primaryedisi
cytomegalovirus infection.Bina
ke-3. Jakarta : yayasan Obstetric and Sarwono
Pustaka Gynecology;89(5):763-7
Prawirohardjo, 2002;771-83.
Stagno S. Cytomegalovirus. 1994. In: Hoeprich PD, Colin M, Ronald AR eds.Infectious Diseases. 5 th
ed.Philadelphia: JB Lippincott:312-53
Landini MP, Lazarotto T. 1999. Prenatal diagnosis of congenital cytomegalovirus infection: light and
shade. Herpes;6(2):45-9
Rote NS, Huether SE. Infection. 2006. In: McCance KL, Huether SE eds. Pathophysiology. The biologic
basis for disease in adults and children. 7th ed. St.Louis: Elsevier Mosby :293-309
Tabi Z, Moufitsi , Borysiewicz. 2001. Human Cytomegalovirus pp65 and immediate early I antigen-
spesific HLA ClassI-restricted cytotoxic T cell responses induced by cross-presentation of viral
antigen. The Journal of Immunology; 66: 5695-703
Rusepno H, Husein A. 2005. Buku Kuliah Ilmu Kesehatan Anak. FKUI. Infomedika: Jakarta
Samik Wahab, 2000. Ilmu Kesehatan Anak. Nelson Textbook of Pediatrics. Jakarta: EGC.
Hasil Pembelajaran
1. Diagnosis CMV
Munira Jihan, 2010. Laboratory
2. Komplikasi CMV Diagnosis of CMV Infection. Bangladesh J Med Microbiol 04 (02): 39-
44
3. Penatalaksanaan CMV
Subyektif
Pasien mengeluhkan demam dan batuk sejak 2 hari SMRS.
Obyektif
PEMERIKSAAN FISIK
a. Keadaan umum : Tampak sakit berat
b. Kesadaran : Composmentis
c. Tanda vital
Nadi : 114 kali/menit, kualitas kuat
Suhu : 38,8,0 C
SpO2 : 99%
Berat Badan : 5,3 Kg
2
d. Kepala/leher
Kepala : Normosefali.
Rambut : Rambut berwarna hitam, tebal, distribusi merata, tidak terdapat
alopesia.
Mata : Konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik, pupil isokor
3mm/3mm, reflek cahaya (+/+).
Telinga : Tidak ada kelainan
Hidung : Septum nasi tidak deviasi,secret (+).
Mulut : Tidak ada kelainan.
Lidah : Bentuk simetris, tidak tremor, tidak kotor, warna merah keputihan.
Faring : Tidak tampak hiperemis, tidak edema, tidak ada abses, tidak ada
pseudomembran.
Tonsil : Warna merah muda, tidak hiperemis, tidak ada
abses/pseudomembran.
e. Leher : Pembesaran kelenjar leher tidak teraba, kuduk kaku tidak ditemukan,
massa tidak ditemukan.
f. Toraks
1. Pulmo
Inspeksi : Bentuk simetris, tidak ditemukan retraksi dinding dada.
Palpasi : Vokal fremitus sama kanan dan kiri
Perkusi : Sonor dikedua lapang paru
Auskultasi : Ekspirasi memanjang, wheezing (-/-), ronkhi (+/+)
2. Cor
Inspeksi : Ictus cordis tidak terlihat
Palpasi : Tidak teraba adanya thrill, apeks tidak teraba
Perkusi : Batas kanan : ICS IV LPS kanan
Batas kiri : ICS V LMC kiri
Batas atas : ICS II LPS kanan
Auskultasi : Suara jantung normal, bising (-), gallop(-).
g. Abdomen
Inspeksi : dinding abdomen cembung
3
Auskultasi : Bising usus (+) normal
Palpasi : Abdomen Soepel, Hepar dan lien tidak teraba
Perkusi : Suara ketuk redup.
h. Ekstremitas
Ekstremitas atas : edema
Ekstremitas bawah : edema
Hematologi
MCV/MCH/MCHC
4
Neutrofil 42,6 40-70 %
Assessment
A. Definisi
Cytomegalovirus (CMV) merupakan kelompok agen dalam family herpes
virus yang dikenal penyebarannya yang luas pada manusia dan hewan. Infeksi
manusia, subgrup beta-herpesvirus. Cytomegalo berarti sel yang besar. Sel yang
terinfeksi akan membesar lebih dari atau sama dengan 2x sel yang tidak terinfeksi.
B. Epidemiologi
Infeksi CMV tersebar luas di seluruh dunia, dan terjadi endemik tanpa
tergantung musim. Iklim tidak mempengaruhi prevalensi. Pada populasi dengan keadaan
sosial ekonomi yang baik, kurang lebih 60 - 70% orang dewasa, menunjukkan hasil
pemeriksaan laboratorium positif terhadap infeksi CMV. Keadaan ini meningkat kurang
lebih 1% setiap tahun. Di Amerika Serikat , CMV menyebabkan infeksi pada 0,2-2.4%
5
dari seluruh bayi lahir hidup. CMV merupakan penyebab infeksi kongenital dan
perinatal yang paling umum di seluruh dunia. Prevalensi infeksi CMV kongenital
bervariasi luas di antara populasi yang berbeda, ada yang melaporkan sebesar 0,2 3%,
ada pula sebesar 0,7 sampai 4,1%. Peneliti lain mendapatkan angka infeksi 1%-2% dari
saat lahir, tetapi pada pemeriksaan selanjutnya 5-5% dari bayi tersebut menunjukkan
gejala penyulit seperti tuli sensoris dan retardasi mental. Beberapa peneliti menyatakan
Indonesia belum banyak diketahui angka kejadian infeksi yang disebabkan oleh CMV.
C. Transmisi
Transmisi infeksi CMV bisa melalui intrauterus, prenatal, dan post natal, lalu
penyebaran endogen.
1. Transmisi intrauterus terjadi karena virus yang beredar dalam sirkulasi (viremia) ibu
menular ke janin. Kejadian transmisi seperti ini dijumpai pada kurang lebih 0,5 1%
dari kasus yang mengalami reinfeksi atau rekuren. Viremia pada ibu hamil dapat
menyebar melalui aliran darah (per hematogen), menembus plasenta, menuju ke fetus
baik pada infeksi primer eksogen maupun pada reaktivasi, infeksi rekuren endogen,
yang mungkin akan menimbulkan risiko tinggi untuk kerusakan jaringan prenatal
yang serius. Risiko pada infeksi primer lebih tinggi daripada reaktivasi atau ibu
terinfeksi sebelum konsepsi. Infeksi transplasenta juga dapat terjadi, karena sel
terinfeksi membawa virus dengan muatan tinggi. Transmisi tersebut dapat terjadi
setiap saat sepanjang kehamilan, namun infeksi yang terjadi sampai 16 minggu
pertama, akan menimbulkan penyakit yang lebih berat (Stagno, 1994; Landini, 1999).
6
2. Transmisi perinatal terjadi karena sekresi melalui saluran genital atau air susu ibu.
sekret serviks uteri dan vagina saat melahirkan, sehingga menyebabkan kurang lebih
50% kejadian infeksi perinatal. Transmisi melalui air susu ibu dapat terjadi, karena
ke ASI. Kurang lebih 50% - 60% bayi yang menyusu terinfeksi asimtomatik, bila
selama kehidupan fetus telah cukup memperoleh imunitas IgG spesifik dari ibu
melalui plasenta. Kondisi yang jelek mungkin dijumpai pada neonatus yang lahir
prematur atau dengan berat badan lahir rendah (Stagno, 1994; Landini, 1999).
3. Transmisi postnatal dapat terjadi melalui saliva, mainan anak-anak misalnya karena
terkontaminasi dari vomitus. Transmisi juga dapat terjadi melalui kontak langsung
atau tidak langsung, kontak seksual, transfusi darah, transplantasi organ (Stagno,
4. Penyebaran endogen di dalam diri individu dapat terjadi dari sel ke sel melalui
desmosom yaitu celah di antara 2 membran atau dinding sel yang berdekatan. Di
samping itu, apabila terdapat pelepasan virus dari sel terinfeksi, maka virus akan
beredar dalam sirkulasi (viremia), dan terjadi penyebaran per hematogen ke sel lain
yang berjauhan, atau dari satu organ ke organ lainnya (Stagno, 1994; Landini, 1999).
Cytomegalovirus merupakan parasit yang hidup di dalam sel atau intrasel yang
sepenuhnya tergantung pada sel normal untuk perbanyakan diri (replikasi). Virus tidak
memiliki organel metabolik seperti yang dijumpai pada prokariot misalnya bakteri atau
eukariot misalnya sel manusia. Replikasi virus tergantung dari kemampuan untuk
menginfeksi sel normal yang permissive, yaitu yang merupakan sel yang tidak dapat
7
melawan atau merintangi invasi dan replikasi virus. Virus tidak memproduksi baik
CMV terdiri dari bagian envelope ( mengandung lipid ), tegument, capsid dan
memiliki genom DNA (deoxyribonucleic acid) untai ganda berukuran besar yang mampu
mengkode lebih dari 227 macam protein dengan 35 macam protein struktural dan lain-
lain protein nonstruktural yang tidak jelas fungsinya. Genom DNA dibagi menjadi 2
bagian unik yang dikenal dengan istilah unique short (Us) dan unique long (Ul). CMV
terdiri dari bermacam strain yang dapat dibedakan dengan cara melakukan pencernaaan
tertentu terhadap genom ini. Protein CMV disebut dengan singkatan p untuk protein, gp
tegument juga 5 macam yang paling imunogenik serta paling banyak diproduksi, capsid
ada 5 macam pula yang bersifat imunogenik. Glikoprotein paling imunogenik pada
envelope ialah glikoprotein B (gB). Semua antibodi yang terbentuk bersifat neutralisasi
8
terhadap semua protein imunogen ini, kecuali terhadap glikoprotein 48 dari envelope
CMV memasuki sel dengan cara terikat pada reseptor yang ada di permukaan
sel normal, kemudian menembus membran sel, masuk ke dalam vakuole di sitoplasma,
lalu selubung virus terlepas, dan nucleocapsid cepat menuju ke nukleus sel normal.
Dalam waktu cepat setelah itu, ekspresi gen immediate early (IE) spesifik RNA
(ribonucleic acid) atau transkrip gen alfa () dapat dijumpai tanpa ada sintesis protein
virus de novo atau replikasi DNA virus. Ekspresi protein ini adalah esensial untuk
ekspresi gen virus berikutnya yaitu gen early atau gen yang menunjukkan transkripsi
kedua dari RNA. CMV tidak menghentikan sintesis protein normal, bahkan pada
awalnya meningkatkan sintesis protein normal. Hal ini menunjukkan bahwa replikasi dan
Gejala yang mungkin timbul pada anak dengna infeksi CMV diantaranya:
1. BBLR
2. Hepatosplenomegali
3. Ikterus
4. Kejang
5. Pneumonitis
6. Ptekie
7. Trombositopeni
8. Ruam morbiliform
Pada 80-90% bayi yang tidak menunjukan gejala saat lahir maka pada masa
yang akan dating dapat menyebabkan:
9
5. Hepatitis CMV
6. Infeksi dan inflamasi mukosa saluran cerna
7. Kelelahan
8. Malaise
9. Myalgia
Manifestasi klinis infeksi CMV
3. Mononucleosis CMV
Terjadi pada immunocompeten host. Berupa monnucleosis sindrom
dengan antibodi heteropil negatif. Masa inkubasi 20-60 hari, lama gejala 2-6
minggu.
Gejala :
10
Pada penderita AIDS CD4 <100/miL bisa terjadi retinitis bahkan gejala yang berat
diantaranya : demam lama, malaise, anorexia, fatigue, keringat malam, atralgia,
mialgia. Pada pemeriksaan lab didapatkan: Limfosit abnormal, leukopeni,
trombositopeni, atypical lymphocytosis. Pneumoni, ulcer pada GIT dengan
hematocesia dan perforasi, hepatitis, cholesistitis, adrenalitis, retinitis (buta). Bisa
fatal bila viremia dengan gangguan multi organ.
F. Diagnosis
Diagnosis pada bayi baru lahir dibuat dengan isolasi virus atau dengan PCR,
biasanya dari sampel urin. Diagnosis infeksi CMV pada orang dewasa menjadi sulit
karena tingginya frekuensi penyakit tanpa gejala dan relaps. Untuk menegakkan
virus, deteksi antigen CMV (bisa dilakukan dalam waktu 24 jam), deteksi DNA CMV
dengan PCR atau hibridisasi in situ dapat dilakukan untuk melihat adanya virus pada
organ, darah, sekret saluran pernafasan dan urin. Studi serologis sebaiknya dilakukan
untuk melihat adanya antibodi spesifik IgM dari CMV atau adanya kenaikan 4 kali lipat
titer antibodi. Interpretasi hasil pemeriksaan ini membutuhkan pengetahuan tentang latar
belakang epidemiologis dan klinis dari penderita. Virus dapat di isolasi dari biakan urine
atau biakan berbagai cairan atau jaringan tubuh lain. Tes serologis mungkin terjadi
peningkatan IgM yang mencapai kadar puncak 3 6 bulan pasca infeksi dan bertahan
sampai 1 2 tahun kemudian. IgG meningkat secara cepat dan bertahan seumur hidup.
Masalah dari interpretasi tes serologi adalah (Samik Wahab, 2000; Munira, 2010):
1. Kenaikan IgM yang membutuhkan waktu lama menyulitkan penentuan saat infeksi
yang tepat
11
1. Pengobatan:
dan dapat diberikan kepada penderita yang akan menjalani cangkok organ. Namun
demikian, program imunisasi terhadap infeksi CMV, belum lazim dijalankan di negeri
kita. Pada pemberian transfusi darah, resipien dengan CMV negatif idealnya harus
mendapat darah dari donor dengan CMV negatif pula. Deteksi laboratorik untuk
infeksi CMV, idealnya dilakukan pada setiap donor maupun resipien yang akan
mendapat transfusi darah atau cangkok organ. Apabila terdapat peningkatan kadar
IgG anti- CMV pada pemeriksaan serial yang dilakukan 2x dengan selang waktu 2-3
minggu, maka darah donor seharusnya tidak diberikan kepada resipien mengingat
dalam kondisi tersebut infeksi atau reinfeksi masih berlangsung. Seorang calon ibu,
CMV primer akut. Bayi baru lahir dari ibu yang menderita infeksi CMV, perlu
dideteksi IgM anti-CMV untuk mengetahui infeksi kongenital (Samik Wahab, 2000).
2. Pencegahan
Waspada dan hati-hati pada waktu mengganti popok bayi, cuci tangan dengan
baik sesudah mengganti popok bayi dan buanglah kotoran bayi di jamban yang
saniter. Hindari melakukan transfusi kepada bayi baru lahir dari ibu yang seronegatif
H. Komplikasi
a. Radang hati
12
Radang hati atau Hepatitis CMV dapat terjadi disertai dengan atau tanpa
ikterus. Sel hepar yang terinfeksi CMV dan sel epitel saluran empedu juga seringkali
mengandung inklusi intranukleus seperti yang dijumpai pada sel epitel tubulus ginjal.
Hepatitis CMV kongenital akibat infeksi yang terjadi intrauterus dapat timbul berat,
sering disertai asites berulang. Infeksi perinatal juga seringkali menunjukkan sirosis
progresif, sedangkan pada anak yang lebih tua, infeksi seringkali berjalan
dan ulseratif yang dapat terjadi pada setiap lokasi di saluran gastrointestinal mulai
dari mulut sampai dengan rektum. Faktor pencetus tidak diketahui. Patogenesis lesi
intestinum merupakan proses kompleks, meliputi infeksi CMV pada mukosa disertai
dengan inflamasi dan nekrosis jaringan serta keterlibatan endotel vaskuler yang
berarti infeksi CMV melibatkan sel epitel kolumner, endotel, miosit, fibroblas, dan
menyebabkan destruksi jaringan dan ulserasi. Colitis CMV yang mirip dengan colitis
ulserosa juga dapat dijumpai. Supresi imun lokal atau faktor autoimun memegang
peran dalam patogenesis penyakit CMV gastrointestinal. Gejala dan tanda tergantung
dari bagian mana dari saluran gastrointestinal yang terlibat serta keparahan lesi
dijumpai pada penderita tanpa keadaan imunodefisiensi, dan pada penderita lanjut
usia lebih dari 60 tahun tanpa penyakit lain yang menyertai. Di samping itu
13
keterlibatan infeksi CMV perlu dipikirkan apabila dijumpai suatu masa jinak di
Masih banyak lagi infeksi organ yang disebabkan karena CMV, antara lain
menyerang mata , yaitu retinitis atau chorioretinitis yang dapat menyebabkan juling
(strabismus), katarak, gangguan visus, dapat pula sampai timbul kebutaan. CMV juga
gejala klinik nyata sampai terjadi ketulian ( sensorineural deafness) yang timbul di
kemudian hari.
I. Prognosis
Pada bayi yang telah terinfeksi CMV pada saat lahir lebih dari 90 % bayi yang
mempunya gejala infeksi CMV akan dapat mengalami gangguan hati, gangguan
abnormalitas atau gangguan neurologis dikemudian hari dibandingkan dengan bayi tanpa
gejala infeksi CMV yang memiliki kemungkinan 5-10%. Kematian bisa terjadi dan bila
tidak maka pasien akan mengalami kecacatan secara mental (Rusepno, 2005)
14
Plan
Diagnosa Masuk IGD : Febris + CP
Terapi di UGD
IVFD RL 20 gtt (mikro)
Inj. Cefotaxime 3 x 12,5 g
Inj. Dexametasone 3x2 mg
Piracetam 3x150 mg
PO :
Paracetamol 4 x 150 mg
Acyclovir 4 x 50 mg
Ferriz 1 x 0,5 ml
. FOLLOW UP
S Kejang + Demam
Demam +
15
O Kesadaran: CM Kesadaran: CM
Nadi: Nadi:
A Febris + CP CMV + BP
16
Eritrosit : 3,3 Acyclovir 4 x 50 mg
MCV : 79,0
MCH : 26,8
MCHC : 34
RDW-CV : 13,9
Mixed (eo/mo/ba) :
13,9
Limfosit : 50.1
Neutrofil : 36,0
Tangga
25 September 2017 24 September 2017
l
S - -
17
O Kesadaran: CM Kesadaran: CM
Nadi: Nadi:
Penunjang :
ADT : Anemia
Normositik
Normokrom
Imunologi Serologi :
CRP +
Titer
Kadar 6 mg/l
A CMV + BP CMV + BP
Dexametasone 3 x 2 Dexametasone 3 x 2
mg mg
PO : PO :
18
PCT 4 x 50 mg PCT 4 x 50 mg
Acyclovir 4 x 50 mg Acyclovir 4 x 50 mg
HASIL :
Hb : 12,5
Eritrosit : 4,16
Leukosit : 14,9
Trombosit : 780
Ht : 37,6
MCV : 85,9
MCH : 28,5
MCHC : 33,2
RDW-CV : 13,3
Limfosit : 49
Neutrofil : 44
19
Tangga
27 September 2017
l
S -
O Kesadaran: CM
Keadaan umum:
Tampak sakit berat
TANDA VITAL:
Nadi:
100 kali/menit
Suhu: 36,3 c
Penunjang :
ADT : Anemia
Normositik
Normokrom
Imunologi Serologi :
CRP +
Titer
Kadar 6 mg/l
A CMV + BP
P BLPL
Prognosis
Ad vitam : Ad Malam
Ad functionam: Ad Malam
Ad sanationam: Ad Malam
20
DAFTAR HADIR
21