Anda di halaman 1dari 10

Manajemen Budidaya Ikan Mas (Cryprinus carpio)

Oleh :
Ahmad Nurul Fikri 1504110017
Andri Hidayat 1504110114
Anita Septia Nores 1504110073
Lendriana Jamal 1504110024
Tomuso Angdi Suryani Sinaga 1504110046
Yorasoki Ismet 1504120147

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Ikan mas (Cyprinus carpio, L.) merupakan spesies ikan air tawar yang sudah lama
dibudidayakandan terdomestikasi dengan baik di dunia. Di Cina, para petani telah
membudidayakan sekitar 4000 tahun yang lalu sedangkan di Eropa beberapa ratus
tahun yang lalu. Sejumlah varietas dan subvarietas ikan mas telah banyak dibudidayakan Asia
Tenggara sebagai ikan konsumsi dan ikan hias
Ketersediaan benih sebagai unsur yang mutlak dalam budidaya. Usaha budidaya tidak
cukup bila hanya mengandalkan benih secara alami, karena bersifat musiman seperti ikan mas
(Cyprinus carpio, L) yang ditemukan hanya pada awal musim hujan. Penyediaan benih tidak
hanya dalam jumlah yang cukup dan terus-menerus, tetapi diperlukan mutu yang baik serta tepat
sasaran.
Pemijahan dapat dilakukan dengan cara alami atau buatan. Pemijahan alami dimaksudkan
pemijahan yang dilakukan secara alami antara jantan dan betina di dalam media pemijahan.
Sedangkan pemijahan buatan dilakukan di luar media pemijahan, biasanya dilakukan dengan
bantuan manusia atau dengan stripping (pemijahan).
1.2 Komoditas dan lokasi

Dalam kegiatan budidaya mengambil ikan mas sebagai komoditas karena mudah dalam
membudidayakannya dan ikan ini justru paling banyak ditemukan di lapangan dan paling banyak
dikenal oleh petani ikan. Ikan mas lokal
Lokasi kami memilih membudidaya ikan mas dengan kolam air mengalir, karena sangat
baik bagi pertumbuhan dan perkembangan fisik ikan mas. Debit air untuk kolam air tenang 8-15
liter/detik/ha, sedangkan untuk pembesaran di kolam air deras debitnya 100
liter/menit/m3.dengan syarat tanah untuk kolam pemeliharaan adalah jenis tanah liat/lempung,
tidak berporos. Jenis tanah tersebut dapat menahan massa air yang besar dan tidak bocor
sehingga dapat dibuat pematang/dinding kolam. Kemudian kemiringan tanah yang baik untuk
pembuatan kolam berkisar antara 3-5% untuk memudahkan pengairan kolam secara gravitasi.
Ikan mas dapat tumbuh normal, jika lokasi pemeliharaan berada pada ketinggian antara 150-
1000 m dpl serta dengan kualitas air untuk pemeliharaan ikan mas harus bersih, tidak terlalu
keruh dan tidak tercemar bahan-bahan kimia beracun, dan minyak/limbah pabrik.

II. MANAJEMEN

2.1 Planning

Planning (perencanaan) adalah upaya yang dilakukan untuk mengantisipasi


kecendurangan di masa yang akan datang dan penentuan strategi yang tepat untuk mewujudkan
tujuan bisnis atau lainnya yang akan dijalankan tersebut. Di Planning(perencanaan) ini, kami
merencanakan membuat sebuah bisnis budidaya ikan mas yang sebelumnya telah kami
rencanakan, antara lain :

a. Perhitungan modal
- Kolam indukan 10 M
- Gali tanah. Rp. 200.000
- 2 Kolam untuk pembesaran ikan 4 6 M
- Gali tanah Rp. 500.000
- 4 Aquarium Tempat penetasan telur 60x40 cm dan tinggi 40 cm beserta anrasinya
Rp. 1.000.000
- Obat untuk mengantisipasi penyakit Rp. 50.000
- Pakan ikan ( Pelet,dll ) untuk 1 tahun Rp.2.000.000

TOTAL = Rp. 3.750.000

b. Perkiraan Keuntungan

Perkiraan dari 5 bulan ini kami akan panen sebanyak 550 kg ikan,harga perkilo nya Rp.
30.000. perkiraan keuntungannya dapat dilihat di bawah ini :

Hasil dari panen 550 kg x Rp. 30.000 = Rp. 16.500.0000


Modal awal = 3.750.000
Jadi, keuntungannya = Rp. 16.500.000 3.750.000 = Rp. 12.750.000

2.1 Organizing

Berikut adalah tugas dan tanggung jawab dari masing-masing penggerak usaha budidaya
ikan mas kami berikut ini:
a. Ketua
Membina keutuhan organisasi dan mendorong kemajuan organisasi melalui jalinan
kerjasama dan komunikasi antar anggota
Mengusahakan peluang penghimpunan dana yang sah
Meningkatkan peran serta organisasi dalam pemecahan masalah-masalah pembudidayaan
ikan mas tersebut
Mengarahkan program dan kegiatan operasional organisasi
Meningkatkan hubungan yang baik antar sesame anggota

b. Sekretaris
Membina hubungan dengan pihak luar baik swasta maupun pemerintah dalam kaitannya
kerjasama dan membangun citra organisasi
Mengendalikan operasional administrasi internal dan eksternal
Membantu ketua dalam mengarahkan dan mengendalikan kegiatan operasional organisasi

c. Bendahara
Menghimpun iuran anggota dan dana lain dari sumber-sumber yang sah
Mengalokasikan dana atas dasar program kerja
Menyusun laporan keuangan, sebagai bahan laporan dan pembayaran pajak
Menata-bukukan dana organisasi

d. Seksi Pemasaran
Melaksanakan penyiapan bahan perumusan kebijakan, koordinasi, pembinaan,
bimbingan, pengendalian serta pengawasan mutu hasil perikanan, pengembangan usaha
dan promosi investasi dan pelayanan pengembangan usaha.

e. Seksi Hama dan Penyakit


Tugas pokok identifikasi, koordinasi, sosialisasi, dan pembinaan di bidang pengendalian
hama dan penyakit ikan mas.
Melaksanakan koordinasi dalam pemantauan perkembangan wabah dan pengambilan
sampel ikan sakit atau diduga terinfeksi penyakit di daerah sentra budidaya ikan mas.

2.2 Actualling

Actualing dalam kepemimpinan adalah bagaimana seorang pemimpin dapat


mempengaruhi perilaku bawahan sehingga bawahan tersebut mau bekerjasama secara efektif
untuk mencapai tujuan organisasi dalam suatu kegiatan budidaya khususnya untuk pembibitan
dan pembesaran ikan mas. Gaya kepemimpinan situasional yang sesuai untuk kegiatan usaha
pembibitan dan pembesaran ikan mas sangan tergantung pada ketuanya. Bagaimanapun seorang
ketua dalam usaha ini harus berperan sebagai:

Pemberi petunjuk, bimbingan, binaan, serta pengarahan bagi bawahannya


Rekan kerja yang mampu bekerja sama dengan bawahan
Ketua yang mampu menciptakan suasana kerja yang kundusif agar bawahannya dapat
bekerja dengan sebaik mungkin.
Kontrol atas pemecahan masalah dan pengambilan keputusan antara ketua dan rekan-
rekannya dalam keadaan seimbang, karena sama-sama terlibat dalam pemecahan masalah dan
pengambilan keputusan sehingga komunikasi antara atasan dan bawahan semakin meningkat.

2.3 Controling

Pembudidaya dalam manjemen controlling bertugas memastikan agar ikan mas yang
akan dipanenkan tersebut sudah sesuai dengan standar yang berlaku di pasaran dan telah
ditentukan dengan waktu yang tepat juga. Tidak hanya memperhatikan produknya tapi juga
memperhatikan anggota yang terlibat pada usaha tersebut. Tugasnya ialah mengingatkan jika ada
yang menyimpang dari produksi ikan mas yang seharusnya dapat dicapai. Ada beberapa hal yang
perlu dilakukan sebelum malaksanakan fungsi pengawasan (controlling) ini. Tahapan tersebut
yaitu:

Menetapkan standar pelaksanaan kegiatan usaha ikan mas


Menetukan pengukuran pelaksanaan kegiatan usaha tersebut
Menganalisa penyimpangan yang terjadi, dan
Mengambil tindakan jika diperlukan untuk memperbaiki penyimpangan.

Manajemen pengawasan ini erat kaitannya dengan manajemen kualitas yang mana
manajemen kualitas termasuk manajemen pengawasan (controlling) juga. Selanjutnya membuat
prosedur controlling yang efektif merupakan langkah-langkah yang harus diterapkan untuk
melaksanakan kegiatan teknis maupun administrative guna menjamin terselenggaranya kebijakan
yang telah ditentukan secara ekonomis dan efisien. Manajemen berkewajiban menciptakan
prosedur yang baik sehingga menjamin terciptanya system pengendalian manajemen yang efektif
dalam meningkatkan usaha budidaya ikan mas ini.

2.4 Proses Budidaya


2.4.1 Pembuatan Kolam

Persiapan kolam untuk kegiatan budidaya ikan mas antara lain peneplokan/ perapihan
pematang agar pematang tidak bocor, meratakan dasar kolam dengan kemiringan mengarah ke
kemalir, membersihkan bak kobakan, menutup pintu pengeluaran dengan paralon, pemasangan
saringan di pintu pemasukan serta pengisian kolam dengan air. Pemasangan saringan
dimaksudkan untuk menghindari masuknya ikan-ikan liar sebagai predator atau kompetitor yang
dapat mempengaruhi kuantitas hasil produksi maupun kualitas benih yang dihasilkan.

a. Pengeringan

Pengeringan dasar kolam sangat dibutuhkan oleh ikan agar bakteri pembusuk yang dapat
menyebabkan ikan sakit, racun sisa dekomposisi selama budidaya terbuang.

b. Perbaikan Pematang

Perbaikan pematang bertujuan untuk mencegah kebocoran kolam. Kebocoran kolam


dapat diakibatkan oleh binatang air seperti belut, kepiting dan hewan air lainnya. Pematang
bocor mengakibatkan air kolam tidak stabil dan benih ikan banyak yang keluar
kolam. Perbaikan pematang ini hanya dilakukan pada kolam tanah

c. Pengolahan dasar kolam

Pengolahan dasar kolam dilakukan dengan mencangkul dasar kolam sedalam 10 20


cm. Tanah tersebut dibalik dan dibiarkan kering sampai 3-5 hari. Tujuan pengolahan dasar
kolam adalah mempercepat berlangsungnya proses dekomposisi (penguraian) senyawa-senyawa
organik dalam tanah sehingga senyawa yang beracun yang terdapat di dasar kolam akan
menguap, Tanah yang baru dicangkul diratakan.

d. Pengapuran

Pengapuran dasar kolam sebaiknya dilakukan setelah pengolahan tanah. Pada saat tanah
dibalikkan dan sambil menunggu kering tanah dasar, penebaran kapur dapat dilakukan.
Pengapuran merupakan salah satu upaya untuk mempertahankan kestabilan keasaman (pH) tanah
dan air, sekaligus memberantas hama penyakit. Dosis kapur yang akan ditebarkan harus tepat
ukurannya karena jika berlebihan kapur akan menyebabkan kolam tidak subur, sedangkan bila
kekurangan kapur dalam kolam akan menyebabkan tanah dasar kolam menjadi masam. Sebagai
acuan dalam memberikan kapur pada kolam budidaya ikan Tetapi ada juga para petani
menggunakan dosis kapur berkisar antara 100- 200gram/m2 hal ini dilakukan bergantung kepada
keasaman tanah kolam.

e. Pemupukan.

Pemupukan tanah dasar kolam bertujuan untuk meningkatkan kesuburan kolam,


memperbaiki struktur tanah dan menghambat peresapan air pada tanah-tanah yang porous serta
menumbuhkan phytoplankton dan zooplankton yang digunakan sebagai pakan alami benih ikan.
Jenis pupuk yang biasa digunakan adalah pupuk kandang dan pupuk buatan.

f. Pengairan

Kolam yang telah dikeringkan, dikapur dan di pupuk tersebut lalu diairi agar pakan alami
di kolam tersebut tumbuh dengan subur. Pengairan ini harus dilakukan minimal 4 7 hari
sebelum larva/benih ikan di tebar ke dalam kolam pemeliharaan agar pakan alami tumbuh
dengan sempurna. Ketinggian air di kolam ikan ini bergantung pada jenis kolam, untuk kolam
pemijahan ketinggian air 0,75-1,00 m, kolam pemeliharaan 1-1,25.

2.4.2 Pembibitan dan Seleksi induk


Untuk peningkatan produksi benih perlu dilakukan penyeleksian terhadap induk ikan
mas. Adapun ciri-ciri induk jantan dan induk betina unggul yang sudah matang untuk dipijah
adalah sebagai berikut:
Betina : umur antara 1,5-2 tahun dengan berat berkisar 2 kg/ekor dan jantan: umur minimum
8 bulan dengan berat berkisar 0,5 kg/ekor.
Bentuk tubuh secar akeseluruhan mulai dari mulut sampai ujung sirip ekor mulus, sehat,
sirip tidak cacat.
Tutup insan normal tidak tebal dan bila dibuka tidak terdapat bercak putih; panjang kepala
minimal 1/3 dari panjang badan; lensa mata tampak jernih.
Sisik tersusun rapih, cerah tidak kusam.
Pangkal ekor kuat dan normal dengan panjang panmgkal ekor harus lebih panjang
dibandingkan lebar/tebal ekor.
Sedangkan ciri-ciri untuk membedakan induk jantan dan induk betina adalah sebagai berikut:
Betina : Badan bagian perut besar, buncit dan lembe, gerakan lambat, pada malam hari
biasanya loncat-loncat dan jika perut distriping mengeluarkan cairan berwarna kuning.
Jantan : Badan tampak langsing, gerakan lincah dan gesit, dan jika perut distriping
mengeluarkan cairan sperma berwarna putih.

2.4.3 Pembenihan dan Pemijahan


Untuk pemijahan ikan mas terbagi kedalam 2 teknik diantaranya secara alami dan
pemberian hormon.
a. Pemijahan alami

Pemijahan secara alami dilakukan bisa dimedia bak ataupun di kolam tanah, dimana kita
sediakan kakaban baik itu media bak maupun kolam tanah. Untuk media kolam tanah biasa
menggunakan hapa berukuran panjang 6 meter dan lebar 2 meter dimana induk jantan dan betina
disatukan dalam hapa yang telah terisi kakaban. Untuk perbanding banyaknya indukan biasanya
1:5 atau 6 dimana betina 1 jantan nya 5 atau 6 ekor, pemijahan/kawin biasa pada malam hari, dan
keesokan harinya telur sudah menempel pada kakaban. Untuk tahap selanjutnya adalah
pengangkatan induk baik jantan maupun betina diangkat dan dipindahkan pada media kolam
tempat pemeliharaan induk.
b. Pemijahan menggunakan Hormon

Pemijahan menggunakan hormon adalah pemijahan secara buatan dimana induk betina
disuntik dengan hormon ovaprim dengan dosis 1 kg menggunakan hormon 0,5 ml dengan 2 kali
penyuntikan dimana penyuntikan pertama 1/3 setelah 8 jam penyuntikan dilakukan 2/3 nya.
Setelah telur ada yang keluar dari indukan betina saat itulah dilakukan striping atau pengurutan
dimana telur yang keluar diaduk dengan sperma jantan yang telah di campur dengan Nacl. Telur
yang telah telah diaduk dengan sperma lalu di tebar pada kakaban/ijuk yang telah di letakan pada
media bak atupun media kolam.

Hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan pemijahan ikan mas:


Dasar kolam tidak berlumpur, tidak bercadas.
Air tidak terlalu keruh; kadar oksigen dalam air cukup; debit air cukup; dan suhu berkisar 25
derajat C.
Diperlukan bahan penempel telur seperti ijuk atau tanaman air.
Jumlah induk yang disebar tergantung dari luas kolam, sebagai patokan seekor induk berat 1
kg memerlukan kolam seluas 5 meter persegi.
Pemberian makanan dengan kandungan protein 25%. Untuk pellet diberikan secara teratur 2
kali sehari (pagi dan sore hari) dengan takaran 2-4% dari jumlah berat induk ikan.

2.4.4 Pendederan
Pendederan atau pemeliharaan anak ikan mas dilakukan setelah telur-telur hasil
pemijahan menetas. Kegiatan ini dilakukan pada kolam pendederan (luas 200-500 meter persegi)
yang sudah siap menerima anak ikan dimana kolam tersebut dikeringkan terlebih dahulu serta
dibersihkan dari ikan-ikan liar. Kolam diberi kapur dan dipupuk sesuai ketentuan. Begitu pula
dengan pemberian pakan untuk bibit diseuaikan dengan ketentuan. Pendederan ikan mas
dilakukan dalam beberapa tahap, yaitu:
Tahap I: umur benih yang disebar sekitar 5-7 hari(ukuran1-1,5 cm); jumlah benih yang
disebar=100-200 ekor/meter persegi; lama pemeliharaan 1 bulan; ukuran benih menjadi 2-3
cm.
Tahap II: umur benih setelah tahap I selesai; jumlah benih yang disebar=50-75 ekor/meter
persegi; lama pemeliharaan 1 bulan; ukuran benih menjadi 3-5 cm.
Tahap III: umur benih setelah tahap II selesai; jumlah benih yang disebar=25-50 ekor/meter
persegi; lama pemeliharaan 1 bulan; ukuran benih menjadi 5-8 cm; perlu penambahan
makanan berupa dedak halus 3-5% dari jumlah bobot benih.
Tahap IV: umur benih setelah tahap III selesai; jumlah benih yang disebar=3-5 ekor/meter
persegi; lama pemeliharaan 1 bulan; ukuran benih menjadi 8-12 cm; perlu penambahan
makanan berupa dedak halus 3-5% dari jumlah bobot benih.

2.4.5 Pemeliharaan Pembesaran


Untuk pembesaran media yang dipakai biasanya adalah media kolam jaring apung, kolam
air mengalir atau di karamba. Media yang menggunakan kolam air deras dengan tebar ukuran
berat benih 20-30 gram/ekor untuk kapasitas tebar 100 ekor/m3 dengan lama pemeliharaa
4abulan. Pemeliharaan pembesaran pun dapat dilakukan secara polikultur maupun monokultur.
a) Polikultur
ikan mas 50%, ikan tawes 20%, dan mujair 30%, atau
ikan mas 50%, ikan gurame 20% dan ikan mujair 30%.
b) Monokultur
Pemeliharaan sistem ini merupakan pemeliharaan terbaik dibandingkan dengan polikultur
dan pada sistem ini dilakukan pemisahan antara induk jantan dan betina.
2.4.6 Panen

a. Pemanenan Benih

Panen benih ikan dimulai pagi-pagi, yaitu antara jam 04.0005.00 pagi dan sebaiknya
berakhir tidak lebih dari jam 09.00 pagi. Hal ini dimaksudkan untuk menghindari terik matahari
yang dapat mengganggu benih ikan kesehatan tersebut. Pemanenan dilakukan mula-mula dengan
menyurutkan air kolam pendederan sekitar pkul 04.00 atau 05.00 pagi secara perlahan-lahan agar
ikan tidak stres akibat tekanan air yang berubah secara mendadak. Setelah air surut benih mulai
ditangkap dengan seser halus atau jaring dan ditampung dalam ember atau keramba. Benih dapat
dipanen setelah dipelihara selama 21 hari. Panenan yang dapat diperoleh dapat mencapai 70-80%
dengan ukuran benih antara 8-12 cm.

b. Pemanenan Hasil Pembesaran

Umur ikan mas yang dipanen berkisar antara 3-4 bulan dengan berat berkisar antara 400-
600 gram/ekor. Panen total dilakukan dengan cara mengeringkan kolam, hingga ketinggian air
tinggal 10-20 cm. Petak pemanenan/petak penangkapan dibuat seluas 2 meter persegi di depan
pintu pengeluaran (monnik), sehingga memudahkan dalam penangkapan ikan. Pemanenan
dilakukan pagi hari saat keadaan tidak panas dengan menggunakan waring atau scoopnet yang
halus. Lakukan pemanenan secepatnya dan hati-hati untuk menghindari lukanya ikan.

2.4.7 Pasca Panen


Penanganan pascapanen ikan mas dapat dilakukan dengan cara penanganan ikan hidup
maupun ikan segar.

a. Penanganan ikan hidup

Adakalanya ikan konsumsi ini akan lebih mahal harganya bila dijual dalam keadaan
hidup. Hal yang perlu diperhatikan agar ikan tersebut sampai ke konsumen dalam keadaan hidup,
segar dan sehat antara lain:
Dalam pengangkutan gunakan air yang bersuhu rendah sekitar 20 derajat
Waktu pengangkutan hendaknya pada pagi hari atau sore hari.
Jumlah kepadatan ikan dalam alat pengangkutan tidak terlalu padat.

b. Penanganan ikan segar

Ikan segar mas merupakan produk yang cepat turun kualitasnya. Hal yang perlu
diperhatikan untuk mempertahankan kesegaran antara lain:
Penangkapan harus dilakukan hati-hati agar ikan-ikan tidak luka.
Sebelum dikemas, ikan harus dicuci agar bersih dan lendir.
Wadah pengangkut harus bersih dan tertutup.
Ikan diletakkan di dalam wadah yang diberi es dengan suhu 6-7 derajat C.

c. Sedangkan hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pananganan benih adalah


sebagai berikut:
Benih ikan harus dipilih yang sehat yaitu bebas dari penyakit, parasit dan tidak cacat.
Setelah itu, benih ikan baru dimasukkan ke dalam kantong plastik (sistem tertutup)
atau keramba (sistem terbuka).
Air yang dipakai media pengangkutan harus bersih, sehat, bebas hama dan penyakit
serta bahan organik lainya.
Sebelum diangkut benih ikan harus diberok dahulu selama beberapa hari.

2.4.8 Hama dan Penyakit


a. Hama
Bebeasan (Notonecta) : Berbahaya bagi benih karena sengatannya.
Ucrit (Larva cybister) : Menjepit badan ikan dengan taringnya hingga robek.
Kodok : Makan telur telur ikan.
Ular : Menyerang benih dan ikan kecil.
Burung : Memakan benih yang berwarna menyala seperti merah, kuning.
Ikan gabus: Memangsa ikan kecil.

b. Penyakit
Bintik merah (White spot)
Bengkak insang dan badan ( Myxosporesis)
Cacing insang, sirip, kulit (Dactypogyrus dan girodactylogyrus)
Kutu ikan (argulosis)
Jamur (Saprolegniasis)
Gatal (Trichodiniasis)
Bakteri psedomonas flurescens

Secara umum hal-hal yang dilakukan untuk dapat mencegah timbulnya penyakit dan
hama pada budidaya ikan mas:
Pengeringan dasar kolam secara teratur setiap selesai panen.
Pemeliharaan ikan yang benar-benar bebas penyakit.
Hindari penebaran ikan secara berlebihan melebihi kapasitas.
Sistem pemasukan air yang ideal adalah paralel, tiap kolam diberi satu pintu pemasukan air.
Pemberian pakan cukup, baik kualitas maupun kuantitasnya.
Penanganan saat panen atau pemindahan benih hendaknya dilakukan secara hati-hati dan
benar.
Binatang seperti burung, siput, ikan seribu (lebistus reticulatus peters) sebagai pembawa
penyakit jangan dibiarkan masuk ke areal perkolaman.

2.4.9 Pakan
Pakan merupakan salah satu faktor yang penting dalam kegiatan budidaya yang baik.
Pakan merupaka suatu hal yang tercipta karena adanya kebutuhan dari kultivan budidaya agar
bisa tumbuh dengan maksimal. Pakan memiliki peranan penting sebagai sumber energi untuk
pemeliharaan tubuh, pertumbuhan dan perkembangbiakan. Oleh sebab itu nutrisi yang
terkandung dalam pakan harus benar-benar terkontrol dan memenuhi kebutuhan dari ikan
tersebut. Pemberian pakan yang sesuai akan menghindarkan ikan dari berbagai serangan
penyakit, kususnya penyakit nutrisi. Penyakit nutrisi ini biasanya menyerang ikan yang hanya
diberi pakan sembarangan tanpa memperhitungkan nutrisi yang dibutuhkan oleh ikan pemberian
pakan dengan kadar lemak tinggi juga menyebabkan difisiensi thiamin (Vitamin B1).
Pemberian pakan yang dilakukan dalam perlakuan budidaya untuk benih ikan mas yang
dilakukan hanya dilakukan sebanyak 2 kali sehari dengan dosis sebanyak 3% dari berat tubuh.
Hal tersebut tidak sesuai dengan kebutuhan benih ikan mas yang memiliki kebiasaan makan
lebih dari 2 kali dalam sehari. Selain itu juga dikarenakan ukuran dari pakan untuk benih ikan
mas sendiri yang terlalu besar untuk bukaan mulut benih ikan mas tersebut sehingga harus
dilakukan adanya penggerusan terhadap pakan yang akan diberikan.

III. PENUTUP

Kesimpulan dari paper ini Ikan Mas merupakan salah satu komoditi perikanan yang
pasaran ekspornya cukup menonjol, sehingga selama sekitar 10 tahun terakhir telah berkembang
cukup pesat. Karena besarnya permintaan pasaran internasional, menyebabkan munculnya
inisiatif masyarakat untuk mengembangkan usaha ikan Mas dengan cara budidaya. Untuk
memperoleh produktivitas yang tinggi, diperlukan intensifikasi pemeliharaan dan technological
engineering terutama dalam penyediaan bibit yang dipijahkan secara teknologis. Penyebab
kegagalan budidaya ikan mas biasanya dikarenakan terjadinya penurunan kualitas air yang
terjadi serta tidak sesuainya ukuran, kualitas, dan banyaknya pemberian pakan dalam sehari.

DAFTAR PUSTAKA

Wibsite :

http://imambahruddin.blogspot.co.id/2013/11/kegagalan-budidaya-ikan-mas.html diakses
pada tanggal 24 September 2017 jam 09.30 wib.
https://thetimphan.wordpress.com/2014/08/08/contoh-penerapan-sistem-poac-planning-
organizing-actuating-controlling-dalam-suatu-usaha/ diakses pada tanggal 24 September
2017 jam 09.30 wib
http://muhammadrizal007.blogspot.co.id/2016/01/bisnisprusahaan-ikan-emas.html diakses
pada tanggal 24 September 2017 jam 16.00 wib
http://aswarpunyainfo.blogspot.co.id/2013/05/makalah-budodaya-ikan-mas.html diakses
pada tanggal 24 September 2017 jam 16.00 wib
https://elfianpermana010.wordpress.com/2013/12/21/laporan-budidaya-ikan-mas/ diakses
pada tanggal 24 September 2017 jam 16.00 wib

Anda mungkin juga menyukai