Anda di halaman 1dari 18

Tugas Makalah :

ETIKA PENELITIAN

Disusun Oleh :

KELOMPOK II

RISKA AMALIA : 1531 4545 3149

NURHILALIAH : 1531 4545 3

NURLAELAH : 1531 4545 3

ZULHAM : 1531 4545 3

SUHARTI : 1531 4545 3

KELAS : 15 D

PROGRAM STUDI D III ANALIS KESEHATAN

STIKES MEGA REZKY

MAKASSAR

2017
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Berbicara tentang penulisan suatu karya tulis ilmiah, baik itu skripsi,
tesis, maupun disertasi, maka tidak luput dengan yang namanya penelitian
ilmiah, apakah itu dilakukan di lapangan atau di dalam pustaka. Salah satu hal
yang paling penting ketika melakukan penelitian adalah dalam hal
pengumpulan data atau pun sampel, karena dalam hal ini seorang peneliti
memerlukan interaksi dengan banyak pihak yang dibutuhkan dalam
penelitiannya. Jadi yang sangat diperlukan dalam menghadapi masyarakat
adalah suatu tata krama dalam bersosialisasi atau yang lebih dikenal dengan
etika penelitian.
Tidak hanya dalam bersosialisasi dengan masyarakat saja dibutuhkan
etika, ketika seorang peneliti mencari sumber pustaka pun wajib memiliki
etika penelitian, dimana si peneliti disini harus membubuhkan sumber
rujukan atau kutipan yang dia ambil. Ini semua untuk menghindari dengan
yang namanya menjiplak atau plagiat milik orang lain tanpa menyebutkan
sumbernya, dan seolah-olah itu karangan asli dari peneliti/penulis itu sendiri
yang menulis, meneliti atau yang mengerjakannya. Sehingga disinilah
diperlukan dengan yang namanya kode etik dalam penulisan karya ilmiah.
Menurut Mustansyir Tesis adalah karya tulis ilmiah resmi akhir seorang
mahasiswa dalam menyelesaikan Program Magister (S2). Tesis merupakan
bukti kemampuan yang bersangkutan dalam penelitian dan pengembangan
ilmu pada salah satu bidang keilmuan dalam Ilmu Pendidikan. Sebelum
menulis tesis, seorang mahasiswa ataupun mahasiswi diwajibkan untuk
melakukan pengumpulan data dengan memilih tekhnik penelitian (kualitatif
atau kuantitatif) yang telah dipilihnya sendiri sesuai dengan judul tesisnya
tersebut. Dalam setiap penelitian sudah pasti harus mengikuti prosedur-
prosedur yang telah ditetapkan dimana dia meneliti, apalagi kalau
pengumpulan data dilakukan yang berhubungan dengan masyarakat. Sudah
tentu harus mengikuti segala norma ataupun etika dalam masyarakat tersebut.
Oleh karena itu, seorang peneliti dalam meneliti serta mengumpulkan data
harus dan diwajibkan memiliki juga menjunjung tinggi etika penelitian,
karena dengan adanya etika tersebut maka si peneliti akan dengan mudah
bersosialisasi dan berhubungan dengan responden. Sehingga data yang
diinginkan pun dapat terkumpul sesuai dengan yang diharapkan.

Berdasarkan penjelasan diatas mengenai etika, maka penulis ingin


memaparkan beberapa hal menyangkut dengan Etika Penelitian yang
berhubungan dengan mata kuliah Metode Penelitian dan Penulisan Tesis.
Semoga pemaparan dan penjelasan yang singkat ini berguna serta bermanfaat
bagi kita semua.

B. Rumusan Masalah
Yang menjadi rumusan masalah dalam penulisan makalah ini adalah:
1. Apa latar belakang seseorang melakukan penelitian?
2. Apakah yang dimaksud dengan etika penelitian?
3. Bagaimanakah yang dimaksud dengan persoalan dan etika penelitian?
4. Apa sajakah yang termasuk point/butir-butir penting etika penelitian?

C. Tujuan Penulisan
Penulisan makalah ini bertujuan untuk mengetahui:
1. Latar belakang/sebab melakukan penelitian.
2. Arti dari etika penelitian.
3. Persoalan dan etika dalam penelitian ilmiah.
4. Butir-butir penting etika penelitian.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Latar Belakang Seseorang Melakukan Penelitian


Dalam setiap penelitian sudah pasti harus mengikuti prosedur-
prosedur yang telah ditetapkan dimana dia meneliti, apalagi kalau
pengumpulan data dilakukan yang berhubungan dengan masyarakat. Namun,
sebenarnya untuk apa kita melakukan penelitian?, dan apa manfatnya untuk
kita akan penelitian tersebut? Menurut Sukmadinata ada empat sebab yang
melatarbelakangi orang melakukan penelitian:
Pertama, karena pengetahuan, pemahaman dan kemampuan manusia
sangat terbatas dibandingkan dengan lingkungannya yang begitu luas.
Banyak hal yang tidak diketahui, dipahami, tidak jelas dan menimbulkan
keraguan dan pertanyaan bagi dirinya.
Kedua, manusia memiliki dorongan untuk mengetahui atau cariousity.
Manusia selalu bertanya, apa itu, bagaimana itu, mengapa begitu dan
sebagainya. Bagi kebanyakan orang, jawaban-jawaban sepintas dan
sederhana mungkin sudah memberikan kepuasan, tetapi bagi orang-orang
tertentu, para ilmuwan, peneliti dan para pemimpin dibutuhkan jawaban
yang lebih mendalam, lebih rinci dan lebih komprehensif.
Ketiga, manusia di dalam kehidupannya selalu dihadapkan kepada
masalah, tantangan, ancaman, dan kesulitan baik di dalam dirinya,
keluarganya, masyarakat sekitarnya serta dilingkungan kerjanya. Masalah,
tantangan dan kesulitan tersebut membutuhkan penjelasan, pemecahan
dan penyelesaian. Tidak semua masalah dan kesulitan dapat segera
dipecahkan. Masalah-masalah yang pelik, sulit dan kompleks
membutuhkan penelitian untuk pemecahan dan penyelesaiannya.
Keempat , manusia merasa tidak puas dengan apa yang telah dicapai,
dikuasai, dan dimilikinya, ia selalu ingin yang lebih baik, lebih sempurna,
lebih memberikan kemudahan, selalu ingin menambah dan meningkatkan
kekayaan dan fasilitas hidupnya.
Berdasarkan dari latar belakang di atas sebab-sebab orang melakukan
kegiatan penelitian selain untuk memenuhi rasa ingin tahu terhadap sebuah
gejala atau peristiwa juga untuk memecahkan masalah secara ilmiah dan
dapat diterima dengan logika kemanusiaan. Dari hasil penelitian tersebut
maka manusia dapat mengembangkan pengetahuan yang bermakna bagi
kehidupan ilmiah maupun kehidupan sosial. Untuk itulah, dalam kerangka
menjaga kemurnian hasil penelitian yang dilakukan serta untuk mencegah
timbulnya berbagai persoalan dari hasil penelitian yang dilakukan maka
persoalan etika menjadi sebuah keniscayaan yang harus diperhatikan dalam
penelitian.
Etika disini memiliki beberapa manfaat tersendiri, antara lain:
1) Membantu manusia untuk melihat secara kritis moralitas yang
dihayati masyarakat
2) Membantu kita untuk merumuskan pedoman etis yang lebih
memadai dan norma-norma baru yang dibutuhkan karena adanya
perubahan yang dinamis dalam tata kehidupan masyarakat.
3) Dalam ranah penelitian lebih menunjuk pada prinsip-prinsip etis
yang diterapkan dalam kegiatan penelitian.
Dengan mengetahui manfaat dari etika tersebut, maka diharapkan
supaya kita sebagai peneliti dapat memperhatikan dan mengikuti hal-hal
yang erat kaitannya dengan tata krama dan aturan dalam suatu norma
masyarakat yang kita teliti.
Pada penelitian klinis/mendetail yang melibatkan manusia, terdapat
tiga prinsip etika yang harus diperhatikan yaitu:
1. Prinsip menghargai individu, prinsip ini dijalankan dengan memberikan
informed consent
pada subjek penelitian.
2. Menjaga subjek penelitian yang memiliki keterbatasan dalam membuat
keputusan dan tidak memiliki kapasitas untuk membuat keputusan.
3. Prinsip menjaga kerahasiaan. Prinsip tersebut didasarkan kepada bahwa
manusia bukan merupakan sumber data yang pasif, tetapi manusia
memiliki hak dan kenyamanan/kesejahteraan yang harus dihormati.

B. Arti dari Etika Penelitian


Menurut Setiawan, etika adalah konsep yang mengarah pada perilaku
yang baik dan pantas berdasarkan nilai-nilai norma, moralitas, pranata, baik
kemanusiaan maupun agama.
Etika mengandung tiga pengertian:
1. Kata etika dapat dipakai dalam arti nilai-nilai atau norma-norma moral
yang menjadi pegangan seseorang atau suatu kelompok dalam mengatur
tingkah lakunya.
2. Etika berarti kumpulan asas atau nilai moral. Misalnya kode etik.
3. Etika merupakan ilmu tentang yang baik atau yang buruk yang diterima
dalam suatu masyarakat.
Etika berasal dari bahasa Yunani kuno yaitu ethos, dalam bentuk
tunggal mempunyai banyak arti, antara lain tempat tinggal yang biasa,
padang rumput, kandang, kebiasaan, adat, akhlak, watak, perasaan, sikap,
cara berpikir. Dalam bentuk jamak (ta etha) artinya adalah adat kebiasaan.
Etika adalah ilmu tentang apa yang bisa dilakukan atau ilmu tentang adat
kebiasaan. Kata yang cukup dekat dengan etika adalah moral. Moral berasal
dari kata latin mos dalam bentuk tunggal, jamaknya mores yang berarti
kebiasaan, adat. Etimologi kata etika sama dengan etimologi kata moral
karena keduanya berasal dari kata yang berarti adat kebiasaan. Hanya saja
bahasa asalnya yang berbeda. Istilah etika atau moral dalam bahasa
Indonesia dapat diartikan sebagai kesusilaan. Objek material etika adalah
tingkah laku atau perbuatan manusia, perbuatan yang dilakukan secara sadar
dan bebas. Sedangkan objek formal etika yaitu kebaikan dan keburukan atau
bermoral dan tidak bermoral dari tingkah laku tersebut.
Penelitian adalah kegiatan untuk memperoleh fakta-fakta atau prinsip-
prinsip (baik kegiatan untuk penemuan, pengujian atau pengembangan) dari
suatu pengetahuan dengan cara mengumpulkan, mencatat dan menganalisa
data yang dikerjakan secara sistematis berdasarkan ilmu pengetahuan
(metode ilmiah).
Jadi dapat disimpulkan bahwa, etika penelitian adalah suatu ukuran
dari tingkah laku dan perbuatan yang harus dilakukan/diikuti oleh seorang
peneliti dalam memperoleh data-data penelitiannya yang disesuaikan
dengan adat istiadat serta kebiasaan masyarakat ditempat ia meneliti.

C. Persoalan dan Jenis-jenis Etika Penelitian


1) Persoalan etika penelitian
Dalam penelitian kualitatif, salah satu ciri utamanya adalah orang
sebagai alat/instrument untuk mengumpulkan data. Ini dapat dilakukan
dalam pengamatan berperan serta, wawancara mendalam, pengumpulan
dokumen, foto, dan sebagainya. Semua metode ini pada dasarnya
menyangkut hubungan peneliti dengan orang/subjek penelitian. Pada
orang-orang yang hidup dalam masyarakat biasanya ada sejumlah
peraturan, norma agama, nilai sosial, hak dan nilai pribadi, adat
kebiasaan, tabu, dan semacamnya, yang hidup dan berada di antara
mereka. Adapun persoalan etika akan timbul apabila peneliti tidak
menghormati, tidak mematuhi, dan tidak mengindahkan nilai-nilai
masyarakat dan pribadi tersebut. Sementara si peneliti tetap berpegang
teguh pada latar belakang, norma, adat, kebiasaan, dan kebudayaannya
sendiri dalam menghadapi sebuah situasi dan konteks latar penelitiannya
tersebut. Jika hal ini terjadi, maka benturan nilai, konflik, frustrasi, dan
semacamnya dapat diramalkan akan datang, akibatnya besar sekali
pengaruhnya pada kemurnian pengumpulan data. Karena itulah peneliti
hendaknya menyesuaikan diri serta menerima seluruh nilai dan norma
sosial yang ada dalam masyarakat latar penelitiannya dan meninggalkan
budayanya sendiri.
Adalah penting untuk menjaga hubungan antara peneliti dan pihak
yang diteliti yang merupakan kunci penting keberhasilan penelitian,
karena hanya dengan hubungan itulah peneliti dapat melihat dunia di
sekeliling subjek penelitian dengan menggunakan kacamata subjek
penelitian. Maka memang diperlukan kepekaan, keterampilan, dan juga
seni untuk dapat memasuki lingkungan budaya yang akan diteliti.
Kemampuan untuk berempati dan bergaul dengan orang lain jelas
merupakan modal penting. Apalagi dalam penelitian kualitatif ini,
selama melakukan observasi, peneliti juga melakukan wawancara
(interview) kepada orang-orang yang ada disekitarnya, yang bertujuan
supaya peneliti dapat menemukan permasalahan yang akan diteliti dalam
melakukan studi pendahuluannya, dan juga untuk mengetahui hal-hal
yang lebih mendalam dari responden.
Dalam pengamatan berperan serta, peneliti mengadakan
pengamatan dan mendengarkan secermat mungkin apa yang dikatakan
orang sampai pada yang sekecil-kecilnya sekalipun. Berbicara tentang
etika dalam pengamatan ini, maka menjadi anggota kelompok subjek
yang ditelitinya menyebabkan peneliti tidak lagi dipandang sebagai
peneliti asing, tetapi sudah menjadi teman yang dipercaya. Dengan
tindakan tersebut tanpa memandang apa pun yang diperbuat oleh para
subjeknya, maka peneliti akan memperoleh pengalaman tentang kegiatan
subjeknya dalam arti dan pandangan subjeknya itu sendiri, sehingga
peneliti akan makin membaur dengan kehidupan subjeknya tersebut.
Bagi yang baru pertama kali melakukan penelitian ini, dianjurkan
agar mengikuti beberapa pedoman dan petunjuk seperti yang
dikemukakan oleh Bogdan dan Taylor dalam Lexy J. Maleong antara
lain:
1. Jangan mengambil sesuatu dari lapangan secara pribadi, ini perlu
diperhatikan karena apa yang akan dilakukan di lapangan merupakan
bagian dari proses lapangan itu sendiri.
2. Rencanakan kunjungan pertama untuk menemui seorang perantara
yang akan memperkenalkan peneliti, nantinya orang yang memberi
izin setidaknya dapat menganjurkan berkunjung kepada seseorang
yang disarankannya.
3. Jangan berambisi untuk mendapatkan sebanyak mungkin informasi
pada hari pertama berada di lapangan. Persingkat kunjungan
pertama sekitar satu jam atau kurang, untuk berkenalan dan
memperoleh gambaran umum, sesudah selesai kunjungan lalu
buatlah segera catatan lapangan. Jika kunjungannya lama maka di
mungkinkan akan mempersempit waktu dan untuk mencatat hal-hal
di lapangan.
4. Bertindak secara pasif. Jangan mengajukan terlalu banyak
pertanyaan khusus tapi ajukan pertanyaan umum lebih dahulu, dan
tunjukkan perhatian serta kesungguhan dalam meneliti.
5. Bertindak/bersikap lemah lembut. Sewaktu perkenalan, hendaknya
tersenyum dan tunjukkan kesopanan yang dapat diterima, biasakan
saling bertegur sapa dengan orang-orang ketika bertemu, dan jadilah
peneliti yang tidak suka berperilaku agresif.
Semua pedoman dan petunjuk tersebut akan dapat
bermanfaat bila mahasiswa sebagai peneliti tersebut dilatih dengan
bimbingan dosen, karena dialah yang nantinya akan menjadi
instrumen dalam penelitian kualitatif.
2) Jenis-jenis etika penelitian
Selain didasarkan pada kaidah-kaidah ilmiah (metode ilmiah),
pelaksanaan penelitian harus mengikuti etika penelitian. Etika
penelitian berkaitan dengan norma-norma:
Norma sopan-santun; peneliti memperhatikan konvensi dan
kebiasaan dalam tatanan di masyarakat
Norma hukum; bila terjadi pelanggaran maka peneliti akan
dikenakan sanksi
Norma moral; peneliti mempunyai itikad dan kesadaran yang
baik dan jujur dalam penelitian
Berkenaan dengan etika sosial, Kemmis dan Taggart dalam
Hopkins menjelaskan bahwa terdapat beberapa etika/pedoman yang
harus ditaati sebelum, selama dan sesudah penelitian dilakukan
sebagai berikut:
1) Meminta persetujuan dan ijin kepada orang-orang, panitia, atau
pejabat yang berwenang.
2) Ajaklah kawan-kawan sejawat terlibat dan berpartisipasi dalam
penelitian.
3) Terhadap yang tidak langsung terlibat, perhatikan pendapat
mereka.
4) Penelitian berlangsung terbuka dan transparan, saran-saran
diperhatikan, dan kawan sejawat diperbolehkan mengajukan
protes.
5) Meminta izin eksplisit, untuk mengobservasi dan mencatat
kegiatan mitra peneliti, tidak termasuk izin dari siswa apabila
penelitian bertujuan meningkatkan pembelajaran.
6) Meminta izin untuk membuka dan mempelajari catatan resmi,
surat menyurat dan dokumen. Membuat fotokopi hanya
diperkenankan apabila di ijinkan.
7) Catatan dan deskripsi kegiatan hendaknya relevan, akurat dan
adil.
8) Wawancara, pertemuan atau tukar pendapat tertulis hendaknya
memperhatikan pandangan lain, relevan, akurat dan adil.
9) Rujukan langsung, rujukan observasi, rekaman, keputusan,
kesimpulan, atau rekomendasi hendaknya mendapat izin atau
otorisasi kutipan.
10) Laporan disusun untuk kepentingan yang berbeda, seperti
laporan verbal pada pertemuan staf jurusan, tertulis untuk
jurnal, surat kabar, orang tua murid dan lain-lain.
11) Tanggung jawab untuk hal-hal atau pribadi-pribadi yang
sifatnya konfidensial.
12) Semua mitra penelitian mengetahui dan menyetujui prinsip-
prinsip kerja di atas, sebelum penelitian berlangsung.
13) Hak melaporkan kegiatan dan hasil penelitian, apabila sudah
disetujui oleh para mitra peneliti, dan laporan tidak bersifat
melecehkan siapapun yang terlibat, maka laporan tidak boleh di
veto atau dilarang karena alasan kerahasiaan.
14) Nama sumber data atau informan, terutama dalam penelitian
kualitatif, tidak boleh dicantumkan apabila pencantuman nama
tersebut dapat merugikan sumber data atau informan. Sebagai
gantinya, nama sumber data atau informan dinyatakan dalam
bentuk kode atau nama samaran.
Dalam bisnis pun diperlukan adanya perilaku etis dari para
pelakunya dalam melakukan riset/penelitian. Perilaku etis yang
dimaksud artinya perilaku yang mengacu kepada norma-norma
atau standar-standar moral pribadi dan hubungannya dengan orang
lain agar dapat terjamin, bahwa tidak ada seorang pun yang
dirugikan. Ada beberapa etika bagi peneliti bisnis yang perlu
diperhatikan dan bisa jadi etika ini dapat dipakai untuk penelitian
lainnya. Ke empat macam etika dalam bisnis tersebut antara lain:
1. Etika peneliti pada responden; dalam melakukan pengumpulan
data, hak-hak responden harus dilindungi, misalnya responden
tidak akan merasa dirugikan baik secara fisik maupun mental.
Jika peneliti berhubungan langsung dengan responden maka
harus dijelaskan secara langsung tujuan dan manfaat-manfaat
yang akan didapat dari studi ini sehingga responden maklum.
Selain itu harus diingat pula bahwa hak atas kebebasan
pribadi, misalnya orang mempunyai hak untuk menolak
diwawancarai, sehingga peneliti harus meminta izin terlebih
dahulu.
2. Etika peneliti pada klien; dalam suatu riset berdasarkan
pertimbangan-pertimbangan etis, klien ingin identitasnya tidak
diketahui (misalnya dalam melakukan riset pasar suatu produk
baru) sehingga identitasnya tidak ingin diketahui oleh pesaing,
maka peneliti harus menghargai keinginannya dan membuat
rencana yang menjaga identitas kliennya.
3. Etika peneliti pada asisten; peneliti biasanya dibantu oleh para
asisten peneliti dan tidak etis jika menugaskan seorang asisten
untuk melakukan sesuatu, misalnya melakukan wawancara
langsung di tempat yang kurang aman sehingga bisa terancam
secara fisik, akibatnya dapat saja asisten memalsukan
instrument penelitian. Seharusnya peneliti menyediakan
fasilitas lain yang membuat asisten merasa aman. Peneliti juga
harus menuntut perilaku etis dari para asisten. Perilaku asisten
adalah di bawah pengawasan langsung peneliti sehingga jika
ia berbuat curang maka yang bertanggung jawab adalah
peneliti, sehingga semua asistn selain diberi pelatihan dan
supervisi yang baik juga diberi bekal mental yang kuat untuk
tidak melakukan tindakan penyelewengan.
4. Etika klien; sering terjadi bahwa peneliti diminta oleh kliennya
untuk mengubah data, menghilangkan bagian-bagian dari hasil
analisis data yang dianggap merugikannya dan mengartikan
data dari segi yang menguntungkan, dan sebagainya, semua ini
merupakan perilaku tidak etis dari klien. Kalau peneliti
menuruti kehendak mereka maka ini merupakan pelanggaran
terhadap standar-standar etika. Dalam bisnis, hal ini bisa saja
terjadi kalau bayaran yang diterima dari klien lebih tinggi dari
sewajarnya, sehingga dapat dibayangkan bagaimana kualitas si
peneliti tersebut. Bagi peneliti yang dapat dibujuk oleh klien
ini hendaknya dapat menolak ajakan tersebut dan memutuskan
kontrak dengan klien yang ini selamanya.
D. Point-point Penting dalam Etika Penelitian
Etika mencakup norma untuk berperilaku, memisahkan apa yang
seharusnya dilakukan dan apa yang seharusnya tidak boleh dilakukan.
Rangkuman etika penelitian meliputi butir-butir berikut:
1) Kejujuran; Jujur dalam pengumpulan bahan pustaka, pengumpulan data,
pelaksanaan metode dan prosedur penelitian, publikasi hasil. Jujur pada
kekurangan atau kegagalan metode yang dilakukan. Hargai rekan
peneliti, jangan mengklaim pekerjaan yang bukan pekerjaan Anda
sebagai pekerjaan Anda.
2) Obyektivitas; Upayakan minimalisasi kesalahan/bias dalam rancangan
percobaan, analisis dan interpretasi data, penilaian ahli/rekan peneliti,
keputusan pribadi, pengaruh pemberi dana/sponsor penelitian.
3) Integritas; Tepati selalu janji dan perjanjian; lakukan penelitian dengan
tulis, upayakan selalu menjaga konsistensi pikiran dan perbuatan.
4) Ketelitian; Berlaku teliti dan hindari kesalahan karena ketidakpedulian;
secara teratur catat pekerjaan yang Anda dan rekan anda kerjakan,
misalnya kapan dan di mana pengumpulan data dilakukan. Catat juga
alamat korespondensi responden, jurnal atau agen publikasi lainnya.
5) Keterbukaan; Secara terbuka, saling berbagi data, hasil, ide, alat dan
sumber daya penelitian. Terbuka terhadap kritik dan ide-ide baru.
6) Penghargaan terhadap Hak Atas Kekayaan Intelektual (HAKI);
Memperhatikan paten, copyrights, dan bentuk hak-hal intelektual
lainnya. Jangan menggunakan data, metode, atau hasil yang belum
dipublikasi tanpa ijin penelitinya. Menuliskan semua narasumber yang
memberikan kontribusi pada riset Anda.
7) Penghargaan terhadap kerahasiaan (Responden); bila penelitian
menyangkut data pribadi, kesehatan, catatan kriminal atau data lain yang
oleh responden dianggap sebagai rahasia, maka peneliti harus menjaga
kerahasiaan data tersebut.
8) Publikasi yang terpercaya; Hindari mempublikasikan penelitian yang
sama berulang-ulang ke pelbagai media (jurnal, seminar).
9) Pembinaan yang konstruktif; Membantu membimbing, memberi arahan
dan masukan bagi mahasiswa/peneliti pemula. Perkenankan mereka
mengembangkan ide mereka menjadi penelitian yang berkualitas.
10) Penghargaan terhadap kolega/rekan kerja; Hargai dan perlakukan rekan
penelitian Anda dengan semestinya. Bila penelitian dilakukan oleh suatu
tim akan dipublikasikan, maka peneliti dengan kontribusi terbesar
ditetapkan sebagai penulis pertama ( first author ), sedangkan yang lain
menjadi penulis kedua (co-author(s)). Urutan menunjukkan besarnya
kontribusi anggota tim dalam penelitian.
11) Tanggung jawab sosial; Upayakan penelitian Anda berguna demi
kemaslahatan masyarakat, meningkatkan taraf hidup, mudahkan
kehidupan dan meringankan beban hidup masyarakat. Anda juga
bertanggung jawab melakukan pendampingan bagi masyarakat yang
ingin mengaplikasikan hasil penelitian Anda.
12) Tidak melakukan Diskriminasi; Hindari melakukan pembedaan
perlakuan pada rekan kerja atau mahasiswa karena alasan jenis kelamin,
ras, suku, dan faktor-faktor lain yang sama sekali tidak ada hubungannya
dengan kompetensi dan integritas ilmiah.
13) Kompetensi; Tingkatkan kemampuan dan keahlian meneliti melalui
pendidikan dan pembelajaran seumur hidup; secara bertahap tingkatkan
kompetensi Anda sampai taraf pakar.
14) Legalitas; Pahami dan patuhi peraturan institusional dan kebijakan
pemeintah yang terkait dengan penelitian Anda.
15) Rancang pengujian dengan hewan percobaan dengan baik; Bila
penelitian memerlukan hewan percobaan, maka percobaan harus
dirancang sebaik mungkin, tidak dengan gegabah melakukan sembarang
perlakuan pada hewan percobaan.
16) Mengutamakan keselamatan manusia; Bila harus menggunakan manusia
untuk menguji penelitian, maka penelitian harus dirancang dengan teliti,
efek negatif harus diminimalkan, manfaat dimaksimalkan; hormati harkat
kemanusiaan, privasi dan hak obyek penelitian Anda tersebut; siapkan
pencegahan dan pengobatan bila sampel Anda menderita efek negatif
penelitian (jika untuk penelitian medis). Demikian beberapa point/butir-
butir penting diatas mengenai etika penelitian yang harus diikuti oleh
seorang peneliti ketika terjun ke suatu masyarakat tempat ia melakukan
penelitian, karena dengan merancang rencana yang baik maka akan di
dapat pengumpulan data yang maksimal dan sesuai yang diharapkan.
BAB III
KESIMPULAN

Pada prinsipnya sebab-sebab orang melakukan kegiatan penelitian selain


untuk memenuhi rasa ingin tahu terhadap sebuah gejala atau peristiwa juga untuk
memecahkan masalah secara ilmiah dan dapat diterima dengan logika
kemanusiaan.
Etika penelitian adalah suatu ukuran dari tingkah laku dan perbuatan
yang harus dilakukan/diikuti oleh seorang peneliti dalam memperoleh data-data
penelitiannya yang disesuaikan dengan adat istiadat serta kebiasaan masyarakat
ditempat ia meneliti.
Dalam penelitian kualitatif, salah satu ciri utamanya adalah orang sebagai
alat/instrument untuk mengumpulkan data. Ini dapat dilakukan dalam pengamatan
berperan serta, wawancara mendalam, pengumpulan dokumen, foto, dan
sebagainya.
Persoalan etika akan timbul apabila peneliti tidak menghormati, tidak
mematuhi, dan tidak mengindahkan nilai-nilai masyarakat dan pribadi tersebut.
Sementara si peneliti tetap berpegang teguh pada latar belakang, norma, adat,
kebiasaan, dan kebudayaannya sendiri dalam menghadapi sebuah situasi dan
konteks latar penelitiannya tersebut.
Penting untuk menjaga hubungan antara peneliti dan pihak yang diteliti
yang merupakan kunci penting keberhasilan penelitian, dan diperlukan kepekaan,
keterampilan, dan juga seni untuk dapat memasuki lingkungan budaya yang akan
diteliti. Kemampuan untuk berempati dan bergaul dengan orang lain jelas
merupakan modal penting.
Etika penelitian berkaitan dengan norma-norma: norma sopan-santun,
norma hukum, dan norma moral. Kesemuanya ini patut diperhatikan dan
diindahkan supaya penelitian dapat tercapai dengan yang diharapkan.
Etika penelitian mencakup: Kejujuran, obyektivitas, integritas, ketelitian,
keterbukaan, penghargaan terhadap Hak Atas Kekayaan Intelektual (HAKI),
penghargaan terhadap kerahasiaan (Responden), publikasi yang terpercaya,
pembinaan yang konstruktif, penghargaan terhadap kolega/rekan kerja, tanggung
jawab sosial, tidak melakukan Diskriminasi, kompetensi, legalitas, rancang
pengujian dengan hewan percobaan dengan baik, dan mengutamakan
keselamatan manusia.
DAFTAR PUSTAKA

Crane, Julia G. & Michael V. Angrosino. 1998. Field Projects: A Student


Handbook , edisi kedua. Illinois: Waveland Press Inc.

Hopkins, David. 1993. A Tea chers Guide Classroom Research. Philadelphia:


Open University Press.

Mustansyir, Rizal dan Misnal Munir. 2001. Filsafat Ilmu. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.

Moleong, Lexy J., Metodologi Penelitian Kualitatif , Edisi Revisi, (Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya, 2008.

Mulyana, Deddy. 2003. Metodologi Penelitian Kuaitatif: Paradigma Baru Ilmu


Komunikasi dan Ilmu Sosial Lainnya. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya.

Setiawan, N. 2011. Kode Etik Penulisan Karya Ilmiah. Bahan TOT Penulisan
Karya Ilmiah.

Shamoo A, dan Resnik D. 2003. Responsible Conduct of Research. New York:


Oxford University Press.

Sugiyono. 2010. Memahami Penelitian Kualitatif . Bandung: CV. Alfabeta.

Sukmadinata. 2008. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung : Remaja


Rosdakarya.

Umar, Husein. 2008. Metode Penelitian untuk Skripsi dan Tesis Bisnis. Edisi
kedua. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Anda mungkin juga menyukai