Anda di halaman 1dari 26

Pengertian Citra Satelit Multispektral

Citra multispectral adalah citra yang dibuat dengan saluran jamak. Berbeda dengan citra tunggal yang
umumnya dibuat dengan saluran lebar, citra multispectral umumnya dibuat dengan saluran sempit.
Dengan menggunakan sensor multispectral, maka kenampakan yang diindera akan menghasilkan citra
dengan berbagai saluran. Citra dengan saluran yang berbeda tersebut dapat digunakan untuk
mengidentifikasi kenampakan-kenampakan tertentu, karena saluran-saluran tersebut memiliki kepekaan
terhadap suatu kenampakan.

Citra multispektral scanner atau citra MSS, yaitu citra yang dibuat dengan MSS sebagai sensornya. Ia
dapat beroperasi dengan spectrum tampak maupun spectrum lainnya, misalnya spectrum inframerah
termal. Di samping citra MSS Landsat juga ada citra MSS yang dibuat dari pesawat udara.

Perekaman pada MSS dilakukan garis demi garis. Karena perekamannya berlangsung bagian demi bagian,
maka daerah yang terekam secara serentak kecil sekali, yaitu berupa daerah di permukaan bumi berbentuk
bujur sangkar dengan panjang sisinya 79 m x 79 m. Daerah yang terekam secara sererntak ini disebut
dengan medan pandang sesaat (Instanteous Field of View, IFOV) atau picture elemen (pixel) . Luasan
lapangan yang dapat diliput oleh setiap elemen gambar tergantung pada medan pandang sesaat
(Instantaneous Field of View / IFOV), sensor elektro optik tersebut, serta tergantung pada ketinggian
wahana.

Saluran yang dipergunakan scanner multispektral (MSS/Multispectral Scanner) :

- saluran 4 : 0,5 0,6 m (hijau)

- saluran 5 : 0,6 0,7 m (merah)

- saluran 6 : 0,7 0,8 m (inframerah fotografis)

- saluran 7 : 0,8 1,1 m (inframerah termal)

Resolusi spasial yaitu 80 m/79m

Data pantulan yang diperoleh dari ke 4 gelombang ini ketika satelit berada diluar jarak ini disimpan dalam
pita magnetik untuk ditransmisikan ke bumi. Kemudian apabila satelit telah berada dalam jarak jangkauan
dari salah satu stasiun penerima. Pada Landsat 3 ditambahkan 1 saluran lagi yaitu saluran 8 : 10,4 m - 12,6
m yaitu saluran thermal.

Penyiaman multispektral (MSS) mampu melakukan penginderaan dengan menggunakan energi pantulan
dan pancaran secara bersama-sama. Keunggulan dari penyiam multispektral yaitu :

Kemampuan penginderaan yang meluas dari 0,3 m hingga mendekati 14 m


Menggunakan sistem optic yang sama untuk mengumpulkan data pada semua saluran secara
bersama-sama
Datanya mudah untuk dikalibrasikan
Dapat dikirim kestasiun bumi secara elektronik
Dapat dianalisa dalam bentuk numeric.
Data RBV dikirim dalam bentuk analog atau gambar, sedang data MSS diubah terlebih dahulu
menjadi data digital

Jantung penyiam ialah detektor, yang mentransdusikan sinyal pantulan atau pancaran yang datang
menyinarinya menjadi sinyal listrik. Sinyal listrik ini kemudian akan direkam pada pita magnetik dan
selanjutnya diproses oleh komputer menjadi citra.
Sensor penyiam garis (Whiskbroom)

Karakteristik penyiam garis (Whiskbroom) ialah cermin berputar dengan multi-permukaan dengan
kemiringan 45o dari sumbu putar, yang menyiam ke arah medan sepanjang garis yang tegak lururs
terhadap arah terbang

Pada setiap penyiaman, cermin prisma berputar dan berhenti sejenak menghadap satu luasan
dipermukaan bumi yang diliput oleh medan pandang sesaat (IFOV) penyiam untuk merekam sinyal. Dengan
demikian, satu baris penyiam dibangun oleh serangkaian hasil pengukuran radiasi spektral, dimana setiap
hasil pengukuran mewakili luasan pada medan padang sesaat (dwell area). IFOV merujuk pada medan
pandang bersudut sempit dari detektor sensor, yang selama penyiamannya (yaitu sekitar 120 searah jarum
jam melintang jalur terbang) akan diam sesaat menghadap ke setiap luasan medan yang sempit untuk
menghasilkan rekaman sinyal. Dalam bentuk terolah, sinyal ini disebut picture elemen atau piksel.

Sinyal yang diciptakan oleh masing-masing detector pada MSS (240 baris X 256 piksel) diperkuat oleh
system elektroniknya dan direkam dengan menggunakan perekam pita magnetic bersaluaran jamak/multi.

Data keluarannya dapat berupa :

Piktoral

Direkam pada suatu perekaman analog dan diubah kebentuk citra.

Numerik

Hasil keluaran penyiam yang berupa data analog diubah keformat digital secara elektronik.

Data mula-mula direkam pada pita digital berkepadatan tinggi di dalam pesawat selama penerbangan.
Setelah di darat pita tersebut diubah menjadi pita yang cocok untuk computer yaitu Computer Compatible
Tape (CCT).

Pada umumnya sensor-sensor citra elektro-optik dapat dibagi menjadi 2 kategori utama yaitu sensor
elektronik dan sensor mekanik. Sensor bentuk sapu maupun penyiam mekanik mempunyai keunggulan
untuk mengindera pada 2 saluran atau lebih secara serentak, antara 0,3 m 3 m, sedangkan kamera
udara hanya mengindera pada satu saluran lebar dipilih, yaitu antara 0,38 m 0,95 m.

Jenis-jenis Sensor Multispektral Elektri-optik


Mengacu pada kategorisasi Vincent (1997), pada dasarnya ada tiga macam sensor pencitra elektro-
optik yang digunakan umtuk keperluan komersial (sipil) dalam pengumpulan data multispectral,
yaitu:

1. Skaner multispectral yang beroperasi seperti menyapu seacara melintang (whiskbroom). Lillesand
et al. (2008) member istilah acrosstrack scanner untuk mekanisme semacam ini. Skaner ini
memindai dari sisi ke sisi tegak lurus terhadap jalur lintasan wahana, membentuk garis-garis
pelarikan yang tersusun atas piksel-piksel. Gerak maju wahana yang terkombinasi dengan gerak
sapuan melintang ini menghasilkan baris-baris pelarikan baru. Sensor-sensor MSS dan TM
Landsat, serta GOES dan AVHRR-NOAA merupakan contoh skaner whiskbroom yang terpasnag
pada satelit, sedangkan skaner Daedalus Enterprise merupakan contoh unuk tipe whiskbroom yang
dioperasikan dengan pesawat udara.
2. Skaner deret linier (linear array scanner) yang beroperasi seperti sapu dorong (pushbroom)
mengumpulkan informasi pantulan atau pancaran objek dalam bentuk deretan piksel dalam satu
baris sekaligus. Gerak maju wahana dengan sendirinya akan menghasilkan deretan piksel yang
baru, tanpa mekanisme gerak sapuan melintang. Lillesand et al. (2008) member istilah along-track
scanner untuk tipe ini. Sensor yang menggunakan skaner pushbroom pada wahana satelit misalnya
ialah HRV SPOT milik Perancis dan MOMS milik Jerman, sedangkan sensor MIES merupaka
contoh skaner dari jenis ini yang terpasang pada pesawat udara.
3. Skaner deret dua dimensional ( area array, atau electronic framing camera) menggunakan deret
detektor dua dimensi sperti frame pada film kamera. Selain sensor RBV (retrun beam vidicom)
pada satelit Ladsat generasi pertama, saat ini belum tersedia sensor pada wahana satelit yang
menggunakan skaner dua dimensionl semacam ini.
Semua tipe sensor elektro-optik tersebut memperkuat sinyal elektromangnetik yang diterima,
kemudian mendigitisasikannya kedalam angka-angka biner sesuai dengan tingkat kemampuan bit-
coding yang dimilikinya ketika masih berada di wahana. Kemudian, secara digital pula angka-angka
ini ditransmisikan ke stasiun bumi.
Conical scanning
Dalam pelacakan radar, sebuah metode pelacak sudut dimana arah lobus utama pola antena sedikit
diimbangi dari sumbu antena.Rotasi pancaran sekitar sumbu menghasilkan kerucut dengan antena
pada simpul dan sudut yang sebanding dengan ukuran beamwidth. Pengaturan semacam itu
memungkinkan penentuan bearing dan elevasi target titik yang akurat, namun tidak digunakan pada
radar cuaca. Pada radar cuaca, nama tersebut terkadang diterapkan pada pemindaian horizontal
karena permukaan disapu di angkasa oleh sorotan antena berputar di azimuth dengan sudut elevasi
tetap berbentuk kerucut.
Konsep utamanya adalah bahwa target yang berada pada garis tengah akan menghasilkan pancaran
balik konstan tidak peduli di mana lobus saat ini ditunjukkan, sedangkan jika berada di satu sisi, ia
akan menghasilkan pancaran balik yang kuat saat lobus diarahkan ke arah umum dan Lemah saat
menunjuk menjauh. Selain itu bagian yang menutupi garis tengah berada di dekat tepi lobus radar,
di mana sensitivitas jatuh dengan cepat. Sebuah pesawat yang berpusat di pancaran berada di area
di mana gerakan kecil sekalipun akan menghasilkan perubahan nyata, tumbuh semakin kuat
sepanjang arah yang dibutuhkan radar untuk bergerak. Sistem kontrol antena diatur untuk
memindahkan antena di azimuth dan elevasi sedemikian rupa sehingga diperoleh pancaran balik
yang konstan dari pesawat yang dilacak. Sementara penggunaan lobus saja memungkinkan seorang
operator "berburu" untuk mendapatkan pancaran balik yang terkuat dan dengan demikian
mengarahkan antena ke dalam jarak atau di area "pancaran balik maksimum" di tengah lobus,
dengan pemindaian kerucut gerakan yang jauh lebih kecil dapat dilakukan. Terdeteksi, dan akurasi
di bawah 0,1 derajat mungkin dilakukan

Resolusi Spasial
Resolusi citra digital yang pertama adalah resolusi spasial. Resolusi spasial adalah ukuran
terkecil dari suatu bentuk (feature) permukaan bumi yang bisa dibedakan dengan bentuk
permukaan di sekitarnya atau yang ukurannya bisa diukur. Pada potret udara, resolusi adalah
fungsi dari ukuran grain film (jumlah pasangan garis yag bisa dibedakan per mm) dan skala.
Skala adalah fungsi dari panjang fokus dan tinggi terbang. Garis film yang halus memberikan
detail obyek lebih banyak (resolusi yang lebih tinggi) dibandingkan dengan grain yang kasar.
Demikian pula, skala yang lebih besar memberikan resolusi yang lebih tinggi.

Resolusi spasial dari citra non-fotografik (yang tidak menggunakan film) ditentukan dengan
beberapa cara. Paling umum digunakan adalah berdasarkan dimensi dari instantaneous field
of view (IFOV) yang diproyeksikan ke bumi. FOV adalah suatu areal pada suatu permukaan
bumi yang memiliki nilai campuran kecerahan yang dapat diukur. Nilai kecerahan suatu pixel
diperoleh dari BV-nya IFOV, namun ukuran pixel bisa lebih kecil atau lebih besar dari ukuran
IFOV, tergantung dari bagaimana BV tersebut disampel (direkam) sensor.

Resolusi Spektral
Resolusi citra digital selanjutnya adalah spektral. Resolusi spektral diartikan sebagai dimensi
dan jumlah daerah panjang gelombang yang dimiliki oleh sensor. Sebagai contoh, potret hitam-
putih memiliki resolusi yang lebih rendah (0,4 mikro meter 0,7 mikrometer) dibandingkan
dengan Landsat TM band 3 (0,63 mikrometer 0,69 mikrometer). Dengan jumlah band-band
sempit yang banyak maka pemakai atau peneliti dapat memilih kombinasi yang terbaik sesuai
dengan tujuan dari analisis untuk mendapatkan hasil yang optimal. TM mempunyai 7 band
dengan lebar setiap band-nya yang sempit tetap rentang band yang digunakan lebar (mulai
band biru sampai band termal), sedangkan SPOT 5 mempunyai 4 band dengan rentang dari
band hijau sampai dengan inframerah sedang, ini berarti bahwa TM memiliki resolusi spektral
yang lebih baik dibandingkan dengan SPOT.

Resolusi Radiometrik
Resolusi citra digital yang ketiga adalah radiometrik. Resolusi radiometrik adalah ukuran
sensitivitas sensor untuk membedakan aliran radiasi yang dipantulkan atau diemisikan dari
suatu obyek permukaan bumi. Sebagai contoh, radian pada panjang gelombang 0,6 0,7
mikrometer akan direkamoleh detektor MSS band 5 dalam bentuk voltage. Kemudian analog
voltage ini disampel setiap interval waktu tertentu (contoh untuk MSS adalah 9,958E-6 detik)
dan selanjutnya dikonversi menjadi nilai integer yang disebut bit. MSS band 4, 5, dan 7
dikonversi ke dalam 7 bit sehingga akan menghasilkan 128 nilai diskrit yang berkisar dari 0
sampai 127. MSS band 6 mempunyai resolusi radiometrik 6 it atau nilai integer diskrit antara 0
63. Generasi kedua data satelit seperti TM, SPOT, dan MESSR mempunyai resolusi
radiometrik yang lebih tinggi akan memberikan variasi informasi yang lebih tinggi dibandingkan
dengan citra yang mempunyai resolusi radiometrik yang lebih rendah.
Resolusi Temporal
Resolusi citra digital yang terakhir adalah resolusi temporal. Pertimbangan resolusi ini menjadi
penting ketika penginderaan jauh dibutuhkan dalam rangka pemantauan dan atau deteksi
obyek permukaan bumi yang terkait dengan variasi musim (waktu). Dalam bahasa
sederhananya, resolusi temporal adalah interval waktu yang dibutuhkan oleh satelit untuk
merekam areal yang sama, atau waktu yang dibutuhkan oleh satelit untuk menyelesaikan siklus
orbitnya. Resolusi temporal adalah frekuensi suatu sistem sensor merekam suatu areal yang
sama. Sebagai contoh, Landsat TM mempunyai ulangan overpass 16 hari, SPOT 26 hari, JERS-
1 44 hari, NOAA AVHHR 1 hari, dan IRS 22 hari.
Untuk areal yang luas dan interval waktu yang singkat, citra inderaja dapat memberikan
informasi yang sangat berharga. Ini sangat bermanfaat dalam kegiatan pemonitoran jangka
pendek maupun jangka panjang. Akan tetapi, beberapa satelit mempunyai kemampuan untuk
melakukan perekaman dengan posisi di luar garis orbitnya dengan variasi waktu berkisar
anatara satu sampai lima hari. Oleh karena itu, resolusi temporal yang aktual sangat bergantung
pada jenis sensor, lebar overlap antar jalur rekam dan ketinggian satelit.
Citra modis

Resolusi
Band (m) Kegunaan Utama
Spasial (m)

Saluran Reflektan (Pantulan)

1 0,620 - 0,670 250


Aerosol, Awan, Lahan
2 0,841 - 0,876 250

3 0,459 - 0,479 500

4 0,545 - 0,565 500


Aerosol, Awan, Ketebalan
5 1,230 - 1,250 500 Optis,Bentuk Awan, Masking
Awan, Salju, Lahan/Tanah
6 1,628 - 1,652 500

7 2,105 - 2,155 500

8 0,405 - 0,420 1000

9 0,438 - 0,448 1000


Warna Laut,
Klorofil, Fitoplankton,Biogeo-kimiawi
10 0,483 - 0,493 1000

11 0,526 - 0,536 1000

12 0,546 - 0,556 1000


Sedimen, Atmosfer
13 0,662 - 0,672 1000

14 0,673 - 0,683 1000 Flouresense

15 0,743 - 0,753 1000


Aerosol Atmosfer
16 0,862 - 0,877 1000

17 0,890 - 0,920 1000

18 0,931 - 0,941 1000 Uap Air, Awan

19 0,915 - 0,965 1000

26 1,360 - 1,390 1000 Awan Sirus

Saluran Radian (Pancaran)


Resolusi
Band (m) Kegunaan Utama
Spasial (m)

20 3,660 - 3,840 1000

Permukaan dan Awan, Suhu, Api dan


21 3,929 - 3,989 1000
Vulkanik,

22 3,929 - 3,989 1000


Suhu Muka Laut

23 4,020 - 4,080 1000

24 4,433 - 4,498 1000


Suhu Atmosfer
25 4,482 - 4,549 1000

27 6,535 - 6,895 1000


Uap Air Troposfer
28 7,175 - 7,475 1000

29 8,400 - 8,700 1000 Partikel Awan

30 9,580 - 9,880 1000 Total Kandungan Ozon

31 10,780 - 11,280 1000


Awan, Api, Suhu Permukaan
32 11,770 - 12,270 1000

33 13,185 - 13,485 1000

34 13,485 - 13,785 1000


Ketinggian Awan, Suhu, Tekanan,
Profil Suhu/Temperatur
35 13,785 - 14,085 1000

36 14,085 - 14,385 1000


AMSR-E: Advanced Microwave Scanning Radiometer-EOS, dipergunakan untuk mengukur
sifat awan, temperatur permukaan laut, kecepatan angin pada permukaan bumi, fluks
radiatif energi, perairan permukaan, es, dan salju. Dirakit oleh National Space Development
Agency Jepang.
MODIS: Moderate Resolution Imaging SpectroRadiometer, juga mengukur sifat awan dan fluks
radiatif energi, juga sifat-sifat aerosol yang terkandung dalam atmosfer bumi, vegetasi penutup
daratan dan penggunaan lahan, kebakaran hutan dan gunung berapi. Instrumen ini juga terdapat
pada Terra.
AMSU-A: Advanced Microwave Sounding Unit, digunakan untuk mengukur temperatur
dan kelembaban atmosfer.
AIRS: Atmospheric Infrared Sounder, digunakan untuk mengukur temperatur dan kelembaban
atmosfer, temperatur daratan dan permukaan laut.
HSB: Humidity Sounder for Brazil, peralatan dengan gelombang VHF untuk mengukur kelembaban
atmosfer. Dirakit oleh Instituto Nacional de Pesquisas Espaciais dari Brasil.
CERES: Clouds and the Earth's Radiant Energy System, untuk mengukur fluks radiatif energi.
Aqua memiliki massa sekitar 2850 kg, ditambah 230 kg propelan ketika peluncuran. Dalam keadaan
terlipat, satelit ini berdimensi (2,68 x 2,49 x 6,49) m. Dalam keadaan terbuka, satelit ini berdimensi
(4,81 x 16,70 x 8,04) m.

Terra membawa muatan yang terdiri dari lima sensor jarak jauh yang didesain untuk memantau
keadaan lingkungan bumi dan perubahan-perubahan yang terjadi pada iklim.
Instrumen yang dibawa itu diantaranya:
ASTER (Advanced Spaceborne Thermal Emission and Reflection Radiometer): menghasilkan citra detil
bentuk muka bumi dengan temperatur tanah, emisivitas permukaan bumi, refleksi, dan elevasi.
CERES (Cloud and the Earths Radiant Energy System): dapat menghasilkan analisis perubahan iklim dan
memantau kondisi awan di bumi.
MISR (Multi-angle Imaging Spectro Radiometer): digunakan untuk memonitor konsentrasi partikel aerosol
di atmosfir.
MODIS (Moderate-resolution Imaging Spectroradiometer): digunakan untuk memonitor cakupan awan serta
memonitor temperatur permukaan di laut/ darat/ lapisan atmosfir bagian bawah.
MOPITT (Measurement of Pollution in the Troposphere): digunakan untuk memonitor polusi yang terdapat
di lapisan atmosfir bagian bawah.
Setiap satelit yang diluncurkan, pasti memiliki fungsi. Satelit Himawari 8 ini memiliki produk-produk "yang
dihasilkan":

1. Atmospheric Motion Vector (AMV)


Informasi pergerakan atmosfer di wilayah yang luas dapat diperoleh dengan cara menelusuri pergerakan
awan atau pola uap air dalam gambar satelit yang diambil secara berturut-turut. Hasilnya mencakup
informasi tentang kecepatan dan arah angin. AMV berguna untuk memprediksi cuaca terutama di daerah
laut yang jarang dilakukan pengamatan.

source : http://www.data.jma.go.jp/mscweb/en/product/product/amv/index.html

2. Clear Sky Radiance (CSR)


CSR memberikan data tentang kecerahan rata-rata suatu wilayah. Data CSR diperoleh dari penghitungan:
setiap inframerah 16x16 pixel berkorespondensi dengan resolusi 32x32 km2 pada titik sub-satelit pada
system asimilasi global NWP.

source : http://www.data.jma.go.jp/mscweb/en/product/product/csr/index.html

3. High-resolution Cloud Analysis Information (HCAI)


HCAI memberikan data tentang 5 unsur: lapisan awan (termasuk lapisan debu), lapisan salju dan es,
ketinggian awan teratas, tipe-tipe awan, dan kualitas lapisan awan (termasuk cahaya yang nyasar dan
lain-lain). Data HCAI digunakan sebagai sumber kuantitatif untuk bidang penerbangan dan perkiraan cuaca.

source : http://www.data.jma.go.jp/mscweb/en/product/product/hcai/index.html

4. Aerosol Optical Thickness (AOT)


AOT memberikan informasi tentang ketebalan optikal pada 500 nm dan indeks Angstrom untuk wilayah di
atas lautan selama siang hari dan ketebalan aerosol di atas daratan. Data AOT bias digunakan untuk
memantau peristiwa debu Aeolian.

source : http://www.data.jma.go.jp/mscweb/en/product/product/aot/index.html
Satelit NOAA-AVHRR

Satelit NOAA merupakan satelit cuaca yang berfungsi mengamati lingkungan dan cuaca. Satelit ini
dimiliki Departemen Perdagangan Amerika Serikat, diluncurkan oleh National Aeronautics and Space
Administration (NASA) dan dioperasikan oleh National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA).
Satelit ini mempunyai panjang 3,7 meter, berat 1400 kg dan berputar selama 102 menit tiap kali putaran
pada ketinggian 833 km sampai 854 km. Sekarang di atmosfer Indonesia melintas setiap hari lima seri
NOAA, yaitu NOAA-12, NOAA-14, NOAA-15, NOAA-16 dan NOAA-17. Sensor utama satelit NOAA adalah
AVHRR ( Advance Very High Resolution Radiometer) model 2 untuk pengamatan lingkungan dan cuaca
yang dapat memberikan informasi kelautan, seperti suhu permukaan laut yang berguna dalam mendeteksi
keberadaan ikan. Data AVHRR yang diterima terdiri dari 5 band radiometer masing-masing dengan resolusi
spasial 1,1 km x 1,1 km, dengan demikian data AVHRR ini mempunyai resolusi spasial sekitar 1 km. Satu
lintasan satelit, mampu menyapu daerah selebar 3.000 km sepanjang lintasannya dari utara ke selatan atau
sebaliknya. Berbeda dengan Feng Yun yang terdiri dari 8 band radiometer walaupun resolusi spasialnya
sama.

Citra SPL dapat dihasilkan dari berbagai sensor termal yang dibawa oleh berbagai satelit inderaja,
seperti NOAA-AVHRR yang mengembangkan metode multi kanal, dengan menggunakan kombinasi tiga
kanal yaitu kanal 3,4 dan 5 (triple window) dan metode kombinasi dua kanal yaitu kanal 4 dan 5 (split
window) dapat diterapkan untuk estimasi SPL siang dan malam hari. Sedangkan untuk metode triple
window hanya dapat digunakan pada pengamatan malam hari.

Karakteristik spektral NOAA-AVHRR

Kanal Panjang Daerah Fungsi


Gelombang (m) Spektrum
1 0,58 0,68 Sinar tampak Menghitung albedo permukaan laut dan darat,
(merah) memantau pertumbuhan dan perkembangan
tanaman, mendeteksi lapisan salju dan es di
permukaan bumi dan mendeteksi jenis awan
2 0,76 1,10 Inframerah Memantau vegetasi (terutama sensitif terhadap
dekat klorofil), mendeteksi awan; mendeteksi
permukaan salju dan es di permukaan bumi dan
mendeteksi albedo permukaan laut dan darat
3 3,55 3,93 Inframerah Menghitung suhu permukaan laut, mendeteksi
menengah distribusi awan pada siang dan malam hari,
mendeteksi terjadinya kebakaran hutan dan
sensitif terhadap sumber panas yang terdeteksi di
permukaan bumi
4 10,30 11,30 Inframerah Mengekstraksi nilai-nilai suhu permukaan laut dan
jauh darat, mendeteksi awan, memantau gunung api
aktif dan mengukur temperatur puncak awan
5 11,50 12,50 Inframerah Mengekstraksi nilai-nilai suhu permukaan laut dan
jauh darat, mendeteksi awan, memantau gunung api
aktif dan mengukur temperatur puncak awan
Sensor complement: (VIRR, MERSI, MWRI, IRAS, MWTS, MWHS, SBUS,
TOU, ERM, SEM, SIM, GNOS)
Initially, it was planned that the two experimental spacecraft, FY-3A and FY-3B, would carry only a limited sensor

complement, consisting of VIRR, MERSI and MWRI instruments. The follow-on spacecraft would fly the full sensor
complement. However, it turns out that all FY-3 spacecraft are already equipped with the full sensor complement.

Instrument Major characteristics Primary use

Sounding mission

IRAS (Infrared Spectral range: 0.69 ~ 15.5 m, channel numbers: Atmospheric temperature profile,

Atmospheric 26, cross-track scanning: 49.5 (2172 km), spatial atmospheric humidity profile, total

Sounder) resolution: 17.0 km ozone content, cirrus, aerosol, etc.

MWTS (Microwave Frequency range: 50 ~ 57 GHz, channel numbers: Atmospheric temperature profile,

Temperature 4, cross-track scanning: 48.6 (2088 km), spatial rainfall, cloud liquid water, surface

Sounder) resolution: 50 ~ 75 km parameters, etc.

MWHS (Microwave Frequency range: 150 ~ 183 GHz, channel Atmospheric humidity profile, water

Humidity Sounder) numbers: 5, cross-track scanning: 53.38 (2692 vapor, rainfall, cloud liquid water, etc.

km), spatial resolution (SSP): 15 km

Ozone mission

TOU (Total Ozone Spectral range: 309 ~ 361 nm, channel numbers: Total ozone distribution

Unit) 6, cross-track scanning: 56.0 (3020 km), spatial

resolution: 50 km

SBUS (Solar Spectral range; 252 ~ 340 nm, channel numbers: Ozone profile, total ozone amount

Backscatter 12, spatial resolution: 200 km

Ultraviolet Sounder)

Imaging mission

VIRR (Visible and Spectral range: 0.44 ~ 12.5 m, channel numbers: Cloud, vegetation, snow and ice, SST,

Infrared Radiometer) 10, cross-track scanning: 55.4 (2916 km), spatial LST, water vapor, aerosol, ocean

resolution: 1.1 km color, etc.

MERSI (Medium Spectral range: 0.41 ~ 12.5 m, channel numbers: True color imagery, cloud, vegetation,

Resolution Spectral 20, cross-track scanning: 55.4 (2916 km), spatial snow and ice, ocean color, aerosol,

Imager) resolution: 0.25 ~ 1 km rapid response products (fires,

flooding, etc.)
MWRI Microwave Frequency range: 10.65 ~ 89 GHz, channel Rainfall, soil moisture, cloud liquid

Radiation Imager) numbers: 10 (5 frequencies with H, V polarization), water, sea surface parameters

conical scanning: 110.8 (1430 km), spatial

resolution: 1580 km

Table 5: FY-3A major remote sensing instruments

Instrument name No of Spectral IFOV/line Spatial resolution Swath

bands/channels range (pixels/scan line) at nadir (km) width (km)

VIRR (Visible and Infrared 10 0.43-12.5 2048 1.1 2800

Radiometer) m

IRAS (Infrared Atmospheric 26 0.69-15.5 56 17

Sounder) m

MWTS (Microwave 4 50-57 GHz 15 50/75

Temperature Sounder)

MWHS (Microwave 5 150-183 98 15 2700

Humidity Sounder) GHz

MERSI (Medium 20 0.41-12.5 2048/8192 1.1/0.250 2800

Resolution Spectral m

Imager)

SBUS (Solar 12 250-340 240 70/10

Backscattering UV nm

Sounder)

TOU (Total Ozone Unit) 6 308-361 31 50

nm

MWRI (Microwave 6 10.65-150 240 15-70 1400

Radiation Imager) GHz

ERM (Earth Radiation

Measurement)

SEM (Space Environment

Monitor)
SIM (Solar Irradiation 0.2~50 m

Monitor)

44)
Table 6: Overview of instruments and some instrumentation parameters

VIRR (Visible and Infrared Radiometer):


The objective is to obtain observations for the following applications: diurnal cloud charts, Earth surface temperature and

sea surface temperature, land feature, cloud feature, vapor content in lower layer, and brine color. The instrument

features 10 channels in the spectral range of 0.43 - 12.5 m. The spatial resolution at nadir is 1.1 km on a swath of 2800
km (FOV=55.4). VIRR is a scanning whiskbroom radiometer by design.

Channel Spectral range (m) Noise Equivalent Reflectance (%) or NET (at 300 K) Dynamic range

(% or K)

1 0.58-0.68 0.1% 0-100%

2 0.84-0.89 0.1% 0-100%

3 3.55-3.95 0.3 K 180-350 K

4 10.3-11.3 0.2 K 180-330 K

5 11.5-12.5 0.2 K 180-330 K

6 1.58-1.64 0.15% 0-90%

7 0.43-0.48 0.05% 0-50%

8 0.48-0.53 0.05% 0-50%

9 0.53-0.58 0.05% 0-50%

10 1.325-1.395 0.19% 0-90%

Table 7: Performance characteristics of VIRR

The retrieval of atmospheric water vapor is intended to further understand the role played by the energy and water cycle
45)
to determine the Earth's weather and climate.

MERSI (Medium Resolution Spectral Imager):


The instrument is of MVISR (Multichannel Visible and IR Scanning Radiometer) heritage (flown on the FY-1 series) and

is being built by SITP (Shanghai Institute of Technical Physics). The objective is to obtain imagery for the following
applications: diurnal cloud charts, Earth's surface temperature and sea surface temperature, brine color, land feature,
cloud feature, aerosol and atmospheric vapor. The instrument features 20 detecting channels in the spectral range of

0.44 - 12.5 m. The instrument FOV is 55.4 providing a swath of 2800 km. Due to its wide swath, MERSI has the
46)
capability to observe the entire Earth twice daily.

Channel Center Bandwidth Spatial Noise-equivalent Dynamic range Primary use of

No wavelength (m) resolution reflectance (%), T (max reflec., data

(m) (m) at 300 K max T)

3 0.650 0.05 250 0.4 100% Land/cloud/

aerosols
4 0.865 0.05 250 0.45 100%
boundaries

1 0.470 0.05 250 0.45 100% Land/cloud/

aerosols
2 0.550 0.05 250 0.4 100%
properties
5 11.50 2.50 250 0.54 K 330 k

19 1.640 0.05 1000 0.08 90%

20 2.130 0.05 1000 0.07 90%

6 0.412 0.02 1000 0.1 80% Ocean Color/

Phytoplankton/
7 0.443 0.02 1000 0.1 80%
Biogeochemistry
8 0.490 0.02 1000 0.05 80%

9 0.520 0.02 1000 0.05 80%

10 0.565 0.02 1000 0.05 80%

11 0.650 0.02 1000 0.05 80%

12 0.685 0.02 1000 0.05 80%

13 0.765 0.02 1000 0.05 80%

14 0.865 0.02 1000 0.05 80%

15 0.905 0.02 1000 0.10 90% Atmospheric

water
16 0.940 0.02 1000 0.10 90%
vapor
17 0.980 0.02 1000 0.10 90%

18 1.030 0.02 1000 0.10 90%

Table 8: Performance characteristics of MERSI instrument


IRAS (Infrared Atmospheric Sounder):
The objective is to measure atmospheric temperature, the humidity profile, and ozone. IRAS is a sounder with 26

channels in the spectral range 0.69 - 15 m measuring profiles in the troposphere. The sub-satellite resolution is 17 km,
the FOV (Field of View) is 49.5 (symmetrical about nadir) with 56 measurements in cross-track.

Cha. Center Center FWHM Main species Max scene NEDT Layer with max.

wavelength wavelength absorbed temperature (K) (mW/m2sr contribution (hPa)

(nm) (cm-1) cm-1)

1 669 14.95 3 CO2 280 4.00 30

2 680 14.71 10 265 0.80 60

3 690 14.49 12 250 0.60 100

4 703 14.22 16 260 0.35 400

5 716 13.97 16 275 0.32 600

6 733 13.84 16 CO2/H2O 290 0.36 800

7 749 13.35 16 300 0.30 900

8 802 12.47 30 atm. window 330 0.20 Surface

9 900 11.11 35 atm. window 330 0.15 Surface

10 1030 9.71 25 O3 280 0.20 25

11 1345 7.43 50 H2O 330 0.23 800

12 1365 7.33 40 H2O 285 0.30 700

13 1533 6.52 55 H2O 275 0.30 500

14 2188 4.57 23 N2O 310 0.009 1000

15 2210 4.52 290 0.004 950

16 2235 4.47 CO2/N2O 280 0.006 700

17 2245 4.45 266 0.006 400

18 2388 4.19 25 CO2 320 0.003 Atmosphere

19 2515 3.98 35 atm. window 340 0.003 Surface

20 2660 3.76 100 atm. window 340 0.002 Surface

21 14500 0.69 1000 atm. window 100% A 0.10% A Cloud


22 11299 0.885 385 atm. window 100% A Surface

23 10638 0.94 550 H2O

24 10638 0.94 200

25 8065 1.24 650

26 6098 1.24 450

Table 10: Spectral characteristics of the IRAS instrument

MWTS (Microwave Temperature Sounder):


The objective is to provide an all-weather detection capability for atmospheric profiles. The instrument features four

channels. The ground resolution at nadir is 50-70 km, depending on the channel. The FOV is 48.3 with 13
measurements in cross-track per scan line.

Cha. Center Constituent Bandwidth Temp sensitivity Beam Dynamic Accuracy

frequency absorbed (MHz) NEDT (K) efficiency range (K) (K)

(GHz) (%)

1 50.30 Window 220 0.3 >90 3-340 1.2

2 53.596 0.115 O2 2 x 220 0.3 >90 3-340 1.2

3 54.94 O2 220 0.3 >90 3-340 1.2

4 57.290 O2 220 0.3 >90 3-340 1.2

Table 11: MWTS parameter specification

Viewing angle from nadir in cross-track direction 48.3 (FOV)

Pixel/scan 15

Scanning step angle 6.9

Spatial resolution at nadir 50~70 km

Channel match accuracy Beam pointing error: < 0.1

Scan time 16 s

Table 12: MWTS instrument performance parameters

MWHS (Microwave Humidity Sounder):


MWHS is designed and developed at CAS/CSSAR (Chinese Academy of Sciences/Center for Space Science and
Applied Research), Beijing. MWHS is a dual-frequency, 5-channel millimeter-wave radiometer (similar to AMSU-B). The
objective of MWHS is to provide meteorological sounding for the measurement of the global atmospheric water vapor

profiles. The instrument is 1st version of the microwave humidity sounder to be deployed on FY-3 satellite, which is
China's 2nd generation polar-orbiting meteorological satellite. 47)

Viewing angle from nadir in cross-track direction 53.35 (FOV)

Swath width ~2700 km

No of pixels 98/scan

Scanning period 2.667 s 50 ms

Spatial resolution (footprint size) ~15 km diameter at nadir,

About 41 km x 27 km at outer edge of swath

Beam pointing accuracy 0.1

Sensitivity 1.1 K

Calibration accuracy 1.5 K

Data rate 7.5 kbit/s

Instrument mass, power 44 kg, 60 W

Table 13: Performance characteristics of MWHS

No Center Polarization Bandwidth NET LO Calibration 3 dB Dynamic

frequency V/H (MHz) (K) precision resolution (k) beamwidth range (K)

(GHz) (MHz) ()

1 89.0 V 1500 1.0 50 1.3 2.00.1 3-340

2 118.750.08 H 20 3.6 30 2.0 2.00.1 3-340

3 118.750.2 H 100 2.0 30 2.0 2.00.1 3-340

4 118.750.3 H 165 1.6 30 2.0 2.00.1 3-340

5 118.750.8 H 200 1.6 30 2.0 2.00.1 3-340

6 118.751.1 H 200 1.6 30 2.0 2.00.1 3-340

7 118.752.5 H 200 1.6 30 2.0 2.00.1 3-340

8 118.753.0 H 1000 1.0 30 2.0 2.00.1 3-340

9 118.755.0 H 2000 1.0 30 2.0 2.00.1 3-340

10 150.0 V 1500 1.0 50 1.3 1.10.1 3-340


11 183.311 H 500 1.0 30 1.3 1.10.1 3-340

12 183.311.8 H 700 1.0 30 1.3 1.10.1 3-340

13 183.313 H 1000 1.0 30 1.3 1.10.1 3-340

14 183.314.5 H 2000 1.0 30 1.3 1.10.1 3-340

15 183.317 H 2000 1.0 30 1.3 1.10.1 3-340

Table 15: Channel characteristics of the MWHS-II receivers

Channel Center wavelength (nm) Bandwidth FWHM (nm)

1 252.000.05 1+0.2, 0

2 273.620.05

3 283.100.05

4 287.700.05

5 292.290.05

6 297.590.05

7 301.970.05

8 305.870.05

9 312.570.05

10 317.560.05

11 331.260.05

12 339.890.05

Cloud cover photometer 379.001.00 3+0.3

Table 17: Spectral parameters of the SBUS in atmospheric mode

TOU (Total Ozone Unit):


The objective of TOU is to measure the quantity of ozone in the atmosphere by selecting among 6 channels from 300-

360 nm. The dynamic range is 104 with a stray ray of < 10-3. The ground resolution at nadir is 50 km; the FOV is 56

using 31 measurement spots in cross-track per scan line. The relative calibration accuracy is 1% of radiation intensity
49)
and irradiance; spectrum 0.03 nm.

Channel Center wavelength (nm) Bandwidth (nm)


1 308.680.15 1+0.3, -0

2 312.590.15 1+0.3, -0

3 317.610.15 1+0.3, -0

4 322.400.15 1+0.3, -0

5 331.310.15 1+0.3, -0

6 360.110.15 1+0.3, -0

Table 18: Spectral parameters of TOU

ERM (Earth Radiation-budget Measurement):


The overall objective is to measure accurately the incident sun radiation, and the reflected short-wave and long-wave

radiation from the Earth-atmosphere system for the study of the Earth-atmosphere radiation budget. ERM consists of two
units to measure the sun radiation and the Earth-atmosphere system respectively.

Sun Irradiance Monitor. The instrument consists of three absolute cavity radiometers in the spectral range of 0.2 - 50

m. The radiative flux can be measured in the range of 100-2000 W/m2; the measurement sensitivity is 0.2 W/m2with a
calibration precision of 0.5%.

Earth-atmosphere Radiation Sounder. The instrument is capable to measure the Earth-atmosphere reflected radiation
in two channels/modes: 1) a wide-field non-scanning mode and 2) a narrow-field scanning mode.

Channel (2 ranges) 0.2 ~ 4.3 m 0.2 - 50 m

FOV (Field of View) 120

Measurement range of irradiation 0 - 370 Wm-2 sr-1 0 - 500 Wm-2 sr-1

Calibration accuracy 1% 0.8%

Instrument sensitivity 0.4 Wm-2 sr-1

Long-term stability (2 years) <1%

Table 20: Performance of wide-field non-scanning channel

Channel (2 ranges) 0.2 ~ 4.3 m 0.2 - 50 m

FOV (Field of View) 2 x 2

Scanning range 50

Measurement range of irradiation 0 - 370 Wm-2 sr-1

Calibration accuracy 1% 0.8%


Instrument sensitivity 0.4 Wm-2 sr-1

Long-term stability (2 years) <1%

Table 21: Performance parameters of narrow field scanning channel

SEM (Space Environment Monitor):


The instrument measures space environment parameters ensuring normal operation of the spacecraft. It consists of a

high-energy ion detector, a high-energy electronic detector, three radiation dosage meters, two surface potential
detectors and a single-particle event detector.

SIM (Solar Irradiation Monitor):


The objective is to provide solar irradiance monitoring. The instrument takes measurements of the sun in the spectral
range of 0.2~50 m. The SIM sensitivity is 0.2 W m-2.

GNOS (GNSS Occultation Sounder)


The GNOS mission is a GNSS (Global Navigation Satellite System) radio occultation mission of China for remote

sensing of Earth's neutral atmosphere and the ionosphere. GNOS will use both the GPS (Global Positioning System )

and the BeiDou navigation satellite systems on the China FY-3 series satellites. The first FY3-C spacecraft, with GNOS
50) 51)
onboard, was launched on 23 September 2013.

Parameter Content

Constellation GPS L1, L2; BeiDou B1, B2

Channel number Positioning: 8; Occultation: 6 (GPS), 4 (BeiDou)

Sample rate Positioning & ionosphere occultation: 1 Hz; Atmosphere occultation: CL 50 Hz, OL 100

Hz

Output observations Type: L1C/A, L2C, L2P/ B1I, B2I; Contents: Pseudo-range/carrier phase/SNR

Clock stability 1x 10-12 (1 s Allan)

Pseudo-range 30 cm

precision

Carrier-phase precision 2 mm

Table 22: GNOS instrument parameters


Parameter Occultation antenna (ROA Positioning antenna Positioning Occultation EU

& SOA) (PA) RFU RFU

Number 2 1 1 2 1

Volume 600 x 135 x 12 135 x 120 x 7.5 100 x 80 x 30 182 x 105 x 240 x 180 x

(mm) 108.7 130

Mass 2.0 kg x 2 0.4 kg 0.4 kg 2.1 kg 5.0 kg

Total mass 14 kg

Total power 40 W

Table 23: GNOS instrument characteristics


Koreksi geometrik pada citra digital harus dilakukan karena kemungkinan satelit melakukan
kesalahan perekaman cukup tinggi (distorsi geometrik). Untuk mengurangi distorsi geometrik
ini maka diperlukan adanya pemosisian ulang sesuai dengan sistem koordinat yang ada,
kegiatan ini biasa disebut ortorektifikasi. Ortorektifikasi ini dapat dilakukan dengan beberapa
metode, salah satu metode ortorektifikasi adalah Rational Functions (RF). Pada metode RF ini
ortorektifikasi menggunakan data Ground Control Point (GCP) dan Digital Elevation
Model (DEM). Ketelitian hasil koreksi ini ditentukan oleh banyaknya GCP yang dilibatkan dan
ketersebaran GCP yang merata ketika proses koreksi geometrik (Rudianto 2011).
Menurut Sukojo dan Kustarto (2002), koreksi geometrik ini berfungsi untuk mengurangi
kesalahan yang disebabkan oleh gerak sapuan penjelajah dan satelit, gerak perputaran bumi,
dan faktor kelengkungan bumi yang mengakibatkan pergeseran posisi terhadap sistem
koordinat referensi. Dalam hal ini proses koreksi geometrik dilakukan dengan
mentransformasikan posisi setiap piksel yang ada di citra terhadap posisi obyek yang sama
dipermukaan bumi dengan memakai beberap titik kontrol tanah.

Menurut Jaya (2015), besar kesalahan dalam koreksi geometrik diwakili dengan nilai Root Mean
Square Error(RMSE) yang didapatkan setelah melakukan kegiatan koreksi geometrik. Nilai
RMSE yang baik adalah dibawah 0,5 piksel sehingga kesalahan tidak lebih dari setengah dari
resolusi spasial suatu citra.

Anda mungkin juga menyukai