KANKER KOLOREKTAL
Sekretariat :
Divisi Gastroentero-Hepatologi, Bagian/SMF Ilmu Penyakit Dalam
FK UNDIP RSUP Dr. Kariadi Semarang
Jl. Dr Sutomo no 16 Semarang, Telp : 024-8416801, Fax : 024-8446758
Email : gastro_semarang@yahoo.com
PROPOSAL
HIDUP SEHAT TANPA HEPATITIS B
DAN KANKER KOLOREKTAL
Dalam Rangka Memperingati HUT RI ke-71
Sekretariat : PPHI Cab Semarang / Divisi Gastroenterohepatology, Bagian Penyakit Dalam
FK UNDIP / RSUP Dr. Kariadi Semarang
Jl Dr. Sutomo No. 16 Semarang, Telp : 024-8416801 ; Fax : 024-8446758
Email : gastro_semarang@yahoo.com
1. PENDAHULUAN
Hepatitis B dikenal sebagai pembunuh terselubung (silent killer) yang telah banyak
menginfeksi penduduk dunia. Data WHO menunjukkan bahwa 2 triliun penduduk dunia
telah terinfeksi Hepatitis B dan 350 juta penduduk hidup dengan infeksi kronik.
Diperkirakan 600.000 orang meninggal tiap tahunnya karena komplikasi yang
disebabkan Hepatitis B.
Di Indonesia diperkirakan 13 juta orang menderita hepatitis B. Dari jumlah itu, sekitar
50% berpotensi menjadi penyakit hepatitis kronis, bila tidak diobati secara baik maka
10% diantaranya dapat menjadi sirosis hati sebagai cikal bakal kanker hati.
Melihat besarnya kasus Hepatits tersebut, Indonesia mengusulkan kepada Badan
Kesehatan Dunia (WHO) agar pengendalian Hepatitis dijadikan isu dunia. Dalam sidang
WHO ke-63 tahun 2010, usul Indonesia ditetapkan menjadi resolusi WHO No. 63.18
yang intinya bahwa Hepatitis Virus salah satu penyakit prioritas yang harus
ditanggulangi oleh setiap negara.
Kanker kolorektal adalah kanker urutan ketiga yang banyak yang menyerang pria
dengan persentase 10,0% dan yang kedua terbanyak pada wanita dengan persentase
9,2% dari seluruh penderita kanker di seluruh dunia. Hampir 55 % kasus kanker
kolorektal terjadi di negara maju dengan budaya barat. Ada variasi geografis dalam
insidensi di seluruh dunia dimana insidensi tertinggi diperkirakan berada di Australia
dan Selandia Baru dengan Age Standardized Rate (ASR) 44,8 pada pria dan 32,2 pada
wanita per 100.000. Hal ini berkaitan karena Australia dan Selandia Baru adalah negara
tujuan migrasi, terdapat hubungan peningkatan risiko kanker kolorektal dibandingkan
dengan populasi dari negara asal.
Kematian pasien kanker kolorektal lebih banyak terjadi di daerah yang kurang
berkembang dengan persentase 52% dari jumlah kematian pasien kanker kolorektal di
dunia. Tingkat kematian pasien kanker kolorektal tertinggi diperkirakan di Eropa
Tengah dan Timur dengan ASR 20,3 per 100.000 untuk laki-laki dan 11,7 per 100.000
untuk perempuan. Tingkat kematian terendah terdapat di Afrika Barat dengan ASR 3,5
per 100.000 untuk laki-laki dan 3,0 per 100.000 untuk perempuan.
Di Indonesia kanker kolorektal adalah keganasan yang sering terjadi baik pada pria dan
wanita setelah kanker prostat dan kanker payudara dengan persentase 11,5% dari jumlah
seluruh pasien kanker di Indonesia. Insidensi kanker kolorektal di Indonesia cukup
tinggi, demikian juga angka kematiannya. Insidensi kanker kolorektal pada pria
sebanding dengan wanita dan lebih banyak terjadi pada usia produktif. Hal ini berbeda
dengan data yang diperoleh di negara berat dimana kanker biasanya terjadi pada pasien
usia lanjut. Perbandingan insidensi pada laki-laki dan perempuan adalah 3 berbanding
1 dan kurang dari 50% kanker kolon dan rektum ditemukan di rektosigmoid.
Kanker kolorektal banyak dijumpai pada usia produktif. Data kesehatan pada tahun
1996-2000 menunjukkan bahwa puncak insidensi kanker kolorektal di Jakarta terjadi
pada usia 40-49 tahun dan 50-69 tahun. Data lainnya dari Depkes menunjukkan
insidensi kanker kolorektal dengan usia kurang dari 45 tahun pada 4 kota besar di
Indonesia sebagai berikut, 47,85% di Jakarta, 54,5% di Bandung, 44,3% di Makassar
dan 48,2% di Padang. 13 Data pasien kanker kolorektal di RSUP Dr. Kariadi Semarang
pada tahun 2009 dan 2010 menunjukkan populasi usia terbanyak berada pada usia 51-
60 tahun yaitu sekitar 35%.
Dalam rangka menyambut hari kemerdekaan RI ke-71 pada 17 Agustus 2016 maka
PPHI cabang Semarang bekerjasama dengan Pengurus Gabungan PPHI-PGI-PEGI
Cabang Semarang dan Pengurus RW VII Kelurahan Ngesrep, bermaksud akan
mengadakan bakti sosial screening hepatitis B dan kanker kolorektal serta simposium
untuk awam.
2. TEMA
Hidup Sehat Tanpa Hepatitis B dan Kanker Kolorektal
4. ACARA
Bakti sosial, terdiri dari :
a. Simposium Kesehatan bagi Awam
b. Screening hepatitis B dan kanker kolorektal
c. Vaksinasi gratis hepatitis B
5. PESERTA
Jumlah peserta diperkirakan :
a. Simposium Awam : 500 orang
b. Screening hepatitis B dan kanker kolorektal : 500 orang
c. Vaksinasi gratis hepatitis B : 450 orang
6. PENYELENGGARA
PPHI Cabang Semarang dan Pengurus RW VII Kel. Ngesrep, Banyumanik
8. SUMBER DANA
a. Bantuan / sponsorship perusahaan farmasi / laboratorium
9. PARTISIPASI SPONSOR
Rekening Panitia :
3
10. SEKRETARIAT
PPHI-PGI-PEGI Cabang Semarang
Bagian/ SMF Ilmu Penyakit Dalam FK UNDIP - RS Dr. Kariadi Semarang,
Jl. Dr. Sutomo No. 16, Telp : 024-8416801, Fax : 024-8446758
E-mail : gastro_semarang@yahoo.com
CP : Hani (0817 4177 600)
11. LAMPIRAN
1. Susunan panitia Hidup Nyaman Tanpa Ancaman Hepatitis B dan Kanker
Kolorektal Dalam Rangka HUT RI ke-71
2. Susunan Acara Hidup Nyaman Tanpa Ancaman Hepatitis B dan Kanker
Kolorektal Dalam Rangka HUT RI ke-71
12. PENUTUP
Demikianlah proposal penyelenggaraan peringatan Hari Kemerdekaan RI ke-71
Dengan penuh hormat kami mohon bantuan dan partisipasi aktif dari semua pihak
untuk turut mensukseskan acara tersebut.
Lampiran 1.
SUSUNAN PANITIA
Lampiran 2
JADWAL ACARA
HIDUP NYAMAN TANPA ANCAMAN HEPATITIS B DAN KANKER
KOLOREKTAL
Dalam Rangka HUT RI ke-71
1. BAKTI SOSIAL
Lampiran 3
Anggaran Kegiatan