DISUSUN OLEH :
AYU ANDRIYANI
AGUSTRI HANDAYANI
DEWI ASHARIYANI
MARWAN
KELOMPOK I
KELAS I A
MUHAMMADIYAH PONTIANAK
Pendahuluan
A. Latar Belakang
Hak asasi manusia atau biasa disingkat HAM merupakan sebuah hal yang menjadi
keharusan dari sebuah negara untuk menjaminnya dalam konstitusinya. Melalui deklarasi
universal ham 10 desember 1948 merupakan tonggak bersejarah berlakunya penjaminan
hak mengenai manusia sebagai manusia. Sejarah HAM dimulai dari magna charta di
inggris pada tahun 1252 yang kemudian kemudian berlanjut pada bill of rights dan
kemudian berpangkal pada DUHAM PBB. Dalam konteks keIndonesiaan penegakan
HAM masih bisa dibilang kurang memuaskan. Banyak faktor yang menyebabkan
penegakan HAM di Indonesia terhambat seperti problem politik, dualisme peradilan dan
prosedural acara (kontras, 2004;160).
Islam sebagai agama bagi pengikutnya meyakini konsep Islam adalah sebagai way of
life yang berarti pandangan hidup. Islam menurut para penganutnya merupakan konsep
yang lengkap mengatur segala aspek kehidupan manusia. Begitu juga dalam pengaturan
mengenai hak asasi manusia Islam pun mengtur mengenai hak asasi manusia. Islam
adalah agama rahmatan lil alamin yang berarti agama rahmat bagi seluruh alam. Bahkan
dalam ketidakadilan sosial sekalipun Islam pun mengatur mengenai konsep kaum
mustadhafin yang harus dibela.
Dalam Islam, konsep mengenai HAM sebenarnya telah mempunyai tempat tersendiri
dalam pemikiran Islam. Perkembangan wacana demokrasi dengan Islam sebenarnya yang
telah mendorong adanya wacana HAM dalam Islam. Karena dalam demokrasi,
pengakuan terhadap hak asasi manusia mendapat tempat yang spesial. Berbagai macam
pemikiran tentang demokrasi dapat dengan mudah kita temukan didalamnya konsep
tentang penegakan HAM.
Bahkan HAM dalam Islam telah dibicarakan sejak empat belas tahun yang lalu (Anas
Urbaningrum, 2004;91). Fakta ini mematahkan bahwa Islam tidak memiliki konsep
tentang pengakuan HAM. berangkat dari itu makalah ini akan mencoba memberikan
sedikit penerangan mengenai wacana HAM dalam Islam.
B. Rumusan Masalah
Beberapa yang menjadi topik sentral permasalahan dalam makalah ini yang akan dibahas
adalah:
Setiap kegiatan yang dilakukan scara sistematis pasti mempunyai tujuan yang diharapkan,
begitu pula makalah ini. Tujuan pembahasan makalah ini adalah:
Pembahasan
Apakah islam itu sebenarnya? Kata Islam berasal dari bahasa arab , dari kata aslama,
yuslimu islaman yang berarti menyerah patuh (DR Zainuddin Nainggolan, 2000;9).
Menurut Nurcholish Madjid yang dikutip dari buku Junaidi Idrus (2004;87) Islam itu
adalah sikap pasrah kehadirat Tuhan. Kepasrahan merupakan karakteristik pokok semua
agama yang benar. Inilah world view Al-Quran, bahwa semua agama yang benar adalah
Al-Islam, yakni sikap berserah diri kehadirat Tuhan.
Hak asasi manusia adalah hak-hak yang telah dipunyai seseorang sejak ia dalam kandungan.
Hak asasi manusia juga dapat diartikan sebagai seperangkat hak yang melekat pada hakikat dan
keberadaan manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Kuasa dan merupakan anugerah-Nya
yang wajib dihormati. Tonggak berlakunya HAM internasional ialah pada Deklarasi
Universal Hak Asasi Manusia (DUHAM) pada 10 Desember 1948 di Paris, Prancis.
Disini tonggak deklarasi universal mengenai hak asasi manusia yang mengakui hak setiap
orang diseluruh dunia. Deklarasi ini ditanda tangani oleh 48 negara dari 58 negara
anggota PBB dan disetujui oleh majelis umum PBB. Perumusan penghormatan dan
pengakuan norma-norma HAM yang bersifat universal, nondiskriminasi, dan imparsial
telah berlangsung dalam sebuah proses yang sangat panjang.
Sejarah awal hak asasi manusia di barat berkembang sejak tahun 1215 yaitu dalam
Magna Charta yang berisi aturan mengenai tindakan dan kebijakan negara supaya tidak
berjalan sewenang-wenang. Isi dari Magna Charta ialah bermaksud untuk mengurangi
kekuasan penguasa. Usaha untuk diadakannya Magna Charta ini dimulai dari perjuangan
tuan tanah dan gereja untuk membatasi kekuasaan raja dan para anggota keluarga. Pada
periode awal ini hubungan antara isi dasar HAM adalah mengenai (hubungan) antara
anggota masyarakat yang berada dibawaha kekuasaan yang diatur kebendaanya.
Ada tiga prinsip utama dalam pandangan normatif hak asasi manusia, yaitu berlaku
secara universal, bersifat non-diskriminasi dan imparsial. Prinsip keuniversalan ini
dimaksudkan agar gagasan dan norma-norma HAM telah diakui dan diharapkan dapat
diberlakukan secara universal atau internasional. Prinsip kedua dalam norma HAM
adalah sifatnya yang non-diskriminasi. Prinsip ini bersumber dari pandangan bahwa
semua manusia setara (all human being are equal). Pandangan ini dipetik dari salah satu
semboyan Revolusi Prancis, yakni persamaan (egalite). Prinsip ketiga ialah imparsialitas.
Maksud dari prinsip ini penyelesaian sengketa tidak memihak pada suatu pihak atau
golongan tertentu dalam masyarakat.
Pertanyaan adakah ham dalam Islam harus dirunut secara sejarah dialektika HAM dalam
Islam. Menurut Anas Urbaningrum hak asasi manusia atau lebih dikenal manusia modern
sebagai HAM, telah lebih dahulu diwacanakan oleh Islam sejak empat belas abad silam.
Hal ini memberi kepastian bahwa pandangan Islam yang khas tentang HAM sebenarnya
telah hadir sebelum deklarasi universal HAM PBB pada 18 Shafar 1369 Hijriyah atau
bertepatan dengan 10 Desember 1948 Masehi (Anas, 2004;91). Secara internasional umat
Islam yang terlembagakan dalam Organisasi Konferensi Islam (OKI) pada 5 Agustus
1990 mengeluarkan deklarasi tentang HAM dari perspektif Islam. Deklarasi yang juga
dikenal sebagai Deklarasi Kairo mengandung prinsip dan ketentuan tentang HAM
berdasarkan syariah (Azra).
HAM dalam Islam telah dibicarakan sejak empat belas tahun yang lalu (Anas
Urbaningrum, 2004;91). Ini dibuktikan oleh adanya Piagam Madinah (mitsaq Al-
Madinah) yang terjadi pada saat Nabi Muhammad berhijrah ke kota Madinah. Dalam
Dokumen Madinah atau Piagam Madinah itu berisi antara lain pengakuan dan penegasan
bahwa semua kelompok di kota Nabi itu, baik umat yahudi, umat nasrani maupun umat
Islam sendiri, adalah merupakan satu bangsa (Idris, 2004;102). Dari pengakuan terhadap
semua pihak untuk bekerja sama sebagai satu bangsa, didalam piagam itu terdapat
pengakuan mengenai HAM bagi masing-masing pihak yang bersepakat dalam piagam itu.
Secara langsung dapat kita lihat bahwa dalam piagam madinah itu HAM sudah
mendapatkan pengkuan oleh Islam.
Hak atas hidup, dan menghargai hidup manusia. Islam menegaskan bahwa
pembunuhan terhadap seorang manusia ibarat membunuh seluruh umat manusia. Hak ini
terkandung dalam surah Al-Maidah ayat 63 yang berbunyi :
Oleh karena itu kami tetapkan (suatu hukum) bagi bani israil, bahwa: barang siapa
yang membunuh seorang manusia, bukan karena orang itu (membunuh) orang lain, atau
bukan karena membuat kerusakan di muka bumi, maka seakan-akan dia telah membunuh
manusia seluruhnya. Dan barang siapa yang memlihara kehidupan seorang manusia,
maka seolah-olah dia telah memelihara kehidupan manusia semuanya. Dan
sesungguhnya telah datang kepada mereka rasul-rasul Kami dengan (membawa)
keterangan-keterangan yang jelas, kemudian banyak diantaramereka sesudah itu
sungguh-sungguh melampaui batas dalam berbuat kerusakan dimuka bumi. (QS 5;63)
Katakanlah: Apakah aku mencari Tuhan selain Allah, padahal Dia adalah tuhan
bagi segala sesuatu. Dan tidaklah sesorang membuat dosa melainkan kemudharatannya
kembali kepada dirinya sendiri; dan seorang yang berdosa tidak akan memikul dosa
orang lain. Kemudian kepada Tuhanmulah kamu kembali, dan akan diberitakan-Nya
kepadamu apa yang kamu perselisihkan. (QS 6;164)
Hak atas keamanan dan kemerdekaan pribadi terdapat dalam surat An Nisa ayat 58
dan surat Al-Hujurat : 6 yang berbunyi seperti ini:
Bab III
Penutup
Kesimpulan
Kemudian Islam mematahkan bahwa dalam Islam telah dibicarakan sejak empat belas
tahun yang lalu (Anas Urbaningrum, 2004;91). Fakta ini mematahkan bahwa Islam tidak
memiliki konsep tentang pengakuan HAM. Ini dibuktikan oleh adanya piagam madinah
(mitsaq Al-Madinah) yang terjadi pada saat Nabi Muhammad berhijrah ke kota Madinah.
Dalam dokumen madinah atau piagam madinah itu berisi antara lain pengakuan dan
penegasan bahwa semua kelompok di kota Nabi itu, baik umat yahudi, umat nasrani
maupun umat Islam sendiri, adalah merupakan satu bangsa (Idris, 2004;102). Dalam
dokumen itu dapat disimpulkan bahwa HAM sudah pernah ditegakkan oleh Islam.
Daftar Pustaka
Al-Quran
Idrus, Junaidi, Rekonstruksi Pemikiran Nurcholish Madjid Membangun Visi dan Misi
Baru Islam Indonesia, Jogjakarta: LOGUNG PUSTAKA, 2004
Pramudya, Willy, Cak Munir, Engkau Tak Pernah Pergi, Jakarta: GagasMedia 2004