Resume Siklus Carnot

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 13

RESUME SIKLUS CARNOT

A. SejarahSiklus Carnot

Nicolas Leonard Sadi Carnot di Paris Perancis pada tanggal 1 juni tahun
1796. Ia adalah seorang fisikawan perancis. Ayahnya adalah Lazare Carnot.
Seorang ilmuan, perwira, dan politikus. Nicolas Leonard Sadi Carnot dinamai
seorang penyair asal persia Sadi.
Carnot (1824) memperkenalkan suatu proses ke dalam teori termodinamika
yang sekarang dikenal sebagai siklus Carnot. Carnot berusaha menjelaskan asas-
asas fisis mendasar yg menyangkut masalah efisiensi. Usaha Carnot ini adalah
cikal bakal pengetahuan tentang termodinamika. Siklus Carnot dapat dilaksanakan
pada sistem yg bersifat apapun (padat, cair, gas).
Nicolas Carnot menenemukan dan merumuskan hukum kedua termodinamika
dan memberikan model universal atas mesin panas, sebuah mesin yang mengubah
energi panas ke dalam bentuk energi lain misalnya energi kinetik(sekarang
bernama siklus carnot) atau bisa disebut mesin carnot. Mesin canot adalah sebuah
mesin kalor dengan cara memindahkan energi dari daerah yang lebih panas ke
daerah yang lebih dingin, dan dalam prosesnya mengubah sebagian energi
menjadi usaha mekanis. Penemuan ini berawal dari ketertarikan dari Nicolas
Carnot dengan mesin uap, pada saat Sadi menengok ayahnyapada tahun 1821 di
Magdeburg.

1
Mesin Carnot adalah mesin kalor hipotesis yang beroprasi dalam suatu siklus
reversible yang disebut siklus Carnot. Model dasar mesin ini dirancang oleh
Nicolas Leonard Sadi Carnot, seorang insinyur militer perancis pada tahun 1824.
Mesin model Carnot kemudian dikembangkan secara grafis oleh Emile
Clapeyron, dan diuraikan secara matematis oleh Rudolf Clausiusdan Clapeyron.
Setiap sistem termodinamika berada dalam keadaan tertentu. Sebuah siklus
termodinamika terjadi ketika suatu sistem mengalami rangkaian keadaan-keadaan
yang berbeda, dan akhirnya kembali ke keadaan semula. Dalam melalui proses
siklus ini, sistem tersebut dapat melakukan usaha terhadap lingkungannya,
sehingga disebut mesin kalor.
Sebuah mesin kalor bekerja dengan memindahkan energi dari daerah yang
lebih panas ke daerah yang lebih dingin, dan dalam prosesnya mengubah sebagian
energi menjadi usaha mekanis. Sistem yang bekerja sebaliknya, dimana gaya
eksternal yang dikerjakan pada suatu mesin kalor dapat menyebabkan proses yang
memindahkan energi panas dari daerah yang lebih dingin ke energi panas.

B. Temodinamika
Prinsip dan metode termodinamika digunakan oleh para insinyur untuk
merancang mesin-mesin pembakaran internal, pembangkit energy nuklir dan
konvensional, system pengondisi udara, system penggerak propulasi roket, misil,
pesawat terbang, kapal, mesin Carnot, sistem magnet dan listrik dan system
thermolistrik.
Hukum- Hukum Dasar Termodinamika terdapat empat Hukum dasar yang
berlaku di dalam system termodinamika, yaitu:
1. Hukum Awal (Zeroth Law) Termodinamika
Hukum ini menyatakan bahwa dua system dalam keadaan setimbang dengan
system ketiga, maka ketiganya dalam saling setimbang satu dengan lainnya. Hal
ini dikarenakan kalor yang terdapat pada system berupa partikel yang bervibrasi,
partikel tersebut berpindah dan mengalirkan energinya kepartikel disebelahnya.

2. Hukum Pertama Termodinamika

2
Hukum ini terkait dengan kekekalan energi. Hukum ini menyatakan
perubahan energidalam dari suatu system termodinamika tertutup sama dengan
total dari jumlah energy kalor yang disuplaike dalam sistem dan kerja yang
dilakukan terhadap sistem.
Aliran kalor / kerja (usaha) yang dialami oleh suatu system dapat
menyebabkan system tersebut memperoleh atau kehilangan energi, tetap secara
keseluruhan energy itu tidak ada yang hilang, energy tersebut hanya mengalami
perubahan. Hukum I Thermodinamika: Untuk setiap proses, apabila kalor Q
diberikan kepada system dan system melakukan usaha W, maka selisih energi, Q
W, sama dengan perubahan energy dalam U dari system.

3. Hukum Kedua Termodinamika


Hukum kedua thermodinamika membatasi perubahan energy mana yang dapat
berlangsung dan perubahan energy mana yang tidak dapat berlangsung.
Pembatasan ini dapat dinyatakan dengan berbagai cara, yaitu:
1. Rudolf Clasius (1822-1888) menyatakan rumusan Clasius tentang hukum II
thermodinamika dengan pernyataan aliran kalor.
Kalor mengalir secara spontan dari benda bersuhu tinggi ke benda bersuhu
rendah dan tidak mengalir secara spontan dalam arah kebalikannya.
2. Hukum II thermodinamika dinyatakan dalam entropi:
Total entropi jagad raya tidak berubah ketika proses reversible terjadi dan
bertambah ketika proses ireversibel terjadi.
3. Kelvin dan Planck menyatakan rumusan yang setara sehingga dikenal
rumusan Kelvin-Planck tentang hokum thermodinamika tentang mesin kalor.
Tidak mungkin membuat suatu mesin kalor yang bekerja dalam suatu siklus
yang semata-mata menyerap kalor dari sebuuah reservoir dan mengubah
seluruhnya menjadi usaha luar.

4. Hukum Ketiga Termodinamika


Hukum ketiga termodinamika terkait dengan temperatur nol absolut. Hukum
ini menyatakan bahwa pada saat suatusi stem mencapai temperature nol absolut,
semua proses akan berhenti dan entropi system akan mendekati nilai minimum.

3
Hukum ini juga menyatakan bahwa entropi benda berstruktur Kristal sempurna
pada temperature nol absolute bernilai nol.

C. Siklus Carnot
Siklus Carnot merupakan suatu siklus termodinamika yang melibatkan proses
isotermal, isobarik, dan isokorik. Siklus adalah suatu rangkaian sedemikian rupa
sehingga akhirnya kembali kepada keadaan semula. Misalnya, terdapat suatu
siklus termodinami-ka yang melibatkan proses isotermal, isobarik, dan isokorik.
Sistem menjalani proses isotermal dari keadaan A sampai B, kemudian menjalani
proses isobarik untuk mengubah sistem dari keadaan B ke keadaan C. Akhirnya
proses isokorik membuat sistem kembali ke keadaan awalnya (A). Proses dari A
ke keadaan B, kemudian ke keadaan C, dan akhirnya kembali ke keadaan A,
menyatakan suatu siklus.

Siklus Termodinamika
Apabila siklus tersebut berlangsung terus menerus, kalor yang diberikan dapat
diubah menjadi usaha mekanik. Tetapi tidak semua kalor dapat diubah menjadi
usaha. Kalor yang dapat diubah menjadi usaha hanya pada bagian yang diarsir
(diraster) saja. Berdasarkan diatas besar usaha yang bermanfaat adalah luas daerah
ABCA. Secara matematis dapat ditulis seperti berikut.

Usaha bernilai positif jika arah proses dalam siklus searah putaran jam, dan
bernilai negatif jika berlawanan arah putaran jarum jam. Perubahan energi dalam

4
U untuk satu siklus sama dengan nol ( U = 0) karena keadaan awal sama
dengan keadaan akhir.
Siklus Carnot adalah proses termodinamika yang dialami oleh zat kerja
(working substance) pada mesin Carnot. Siklus ini terdiri atas dua proses
isotermal dan dua proses adiabatik. Pada proses isotermal pertama yang terjadi
pada temperatur lebih tinggi, zat mengalami ekspansi dan menyarap kalor. Proses
isotermal kedua, yang terjadi pada temperatur rendah, zat mengalami kompresi
dan melepas kalor. Garis isotermal pertama dan kedua dihubungkan oleh dua
proses adiabatik. Adiabatik pertama zat mengalami ekspansi, sedangkan adiabatik
kedua zat mengalami kompresi.
Siklus Carnot terdiri dari empat tahapan proses, sebagai berikut:
Proses 1 : Ekspansi isotermal reversible, reversible, dimana working substance
berkurang. Proses Isothermal pertama pada siklus carnot ini terjadi pada
temperatur tinggi, zat akan mengalami ekspansi dan penyerapan kalor.
Dimana kalor Q1 diserap dari reservoir kalor ( tempat kalor ) pada temperatur
T1 dan sistem bekerja. Reservoir dengan suhu yang tinggi akan menyentuh dasar
silinder dan jumlah beban di atas piston berkurang. Temperatur sistem tetap,
namun volume sistem bertambah selama proses berlangsung.
Proses 2 : Proses Adiabatik pertama ini terjadi zat akan mengalami ekspansi.
Dimana zat akan mengalami penurunan temperatur dari T1menjadi T2 dan
sistem bekerja. Tidak ada kalor yang keluar atau masuk ke dalam sistem saat
proses berlangsung. Tekanan gas diturunkan dengan cara mengurangi beban yang
ada di atas piston. Temperatur sistem akan turun dan volumenya bertambah.
Proses 3 : Kompersi isothermal reversible, dimana working substancemelepaskan
kalor Q ke reservoil dingin dengan temperatur T dan kerja dikenakan terhadap
sistem. Proses Isothermal kedua ini terjadi pada temperatur rendah, zat akan
mengalami kompresi dan kalor akan dilepaskan.
Dimana zat melepaskan kalor Q2 ke reservoir dingin dengan temperatur T2
dan sistem dikenai kerja. reservoir dengan suhu 200 K menyentuh dasarsilinder
dan jumlah beban di atas piston bertambah. Tekanan pada sistemmeningkat,
temperaturnya konstan, dan volume sistem menurun. Dari keadaan 3ke keadaan 4,

5
sejumlah kalor (Q2) dipindahkan dari gas ke reservoir suhu rendahuntuk menjaga
temperatur sistem agar tetap.
Proses 4 : Kompresi adiabatic reversible, dimana working substancedikembalikan
kekeadaan awal (semula), temperatur sistem berubah dari Tmenjadi T dan kerja
dikenakan terhadap sistem.
Dimana zat akan dikembalikan ke keadaan semula, temperatur sistem akan
berubah dari T2menjadi T1 dan sistem dikenai kerja. Jumlah beban di atas piston
bertambah. Tidak ada kalor yang keluar atau masuk ke dalam sistem selama
proses berlangsung, tekanan sistem meningkat, dan volumenya berkurang.
Keempat proses di atas dilukiskan dalam bentuk diagram P versus V, seperti
di bawah ini:

GrafikSiklus Carnot
Karena sistem dikembalikan ke keadaan semula, maka perubahan besaran
keadaan (besaran termodinamika) seperti energi dalam maupun entalpi sistem
proses adalah nol. Dengan menggunakan hukum I termodinamika dapat dihitung
kalor dan kerja pada masing-masing tahap proses di atas.Misalnya substansi
melakukan kerja aadaalah suatu gas ideal.
Proses Ekspaansi Isotermal Reversible

W1 = -Q1 = -nRT ln V2/V1

6
Ket :
n : Jumlah mol zat
R : Tetapan umum gas (8,31 J/molK)
T : Suhu (Kelvin)
V1 : Volume Awal (Liter)
V2 : Volume Akhir (Liter)
Proses Ekspansi Adiabatik Reversibel
Ket :
Pada proses adiabatik Q= 0, CV : Kapasitas kalor (J/K)
sehingga
T1 : Suhu awal (Kelvin)
W = Cv(T2 T1).
T2 : Suhu akhir (Kelvin)
Dimana T1> T2

Proses Kompresi Isotermal Reversible


Dengan menggunakan penjalasan yang mirip dengan proses ekspansi
isotermal reversible, maka diperoleh kerja pada proses ini adalah:

W3 = -Q2 = -nRT ln V4/V3

Dimana V3> V4

Proses Kompresi Adiabatik Reversible


Dengan menggunakan penjelasan yang mirip dengan proses ekspansi
adiabatik reversible. Maka diperoleh kerja untuk proses ini adalah:

W4 = Cv (T1 T2)

Dimana T1> T2

Total kerja, W yang dilakukan oleh mesin carnot dalam satu siklus adalah:

7
W = W1 + W2 + W3 + W4

W = -nRT ln V2/V1 + Cv (T2 T1) nRT ln V4/V3

W = -nRT ln V2/V1 nRT ln V4/V3

W = -Q1 Q2

Q berharga negatif kaarena V.Sesuai dengan fakta bahwa kalor ini dilepaskan
oleh sistem. Dengan demikian, Kerja yang dilakukan oleh mesin adalah selisih
antara kalor yang diserap, Q dengan kalor yang dilepaskan Q.

W = -Q + Q2

Atau

-W = Q1 Q2

Efesiensi mesin carnot, e adalah perbandingan antara kerja yang dilakukan mesin
dengan kalor yang diserap,Q.

e = (Q1-Q2)/Q1

= 1 Q2/Q1

Sejumlah kalor Q diserap dari reservoil kalor yang temperaturnya T, sejumlah


kalor Q di lepaskan ke reservoil kalor yang temperaturnya T dan kerja
dilakukan oleh sistem, demikian seterusnya. Kalor yang ditransfer tergantung
pada beda temperatur antara dua reservoil tersebut. Temperatur reservoil ini
disebut temperatur termodinamika T. Karena Q/Q sebanding dengan
termodinamika dari reservoil, maka efesiensi mesin carnot dapat dinyatakan
sebagai berikut :
Ket :
e = 1 T2/T1 e : Efisiensi mesin

8
Dari hasil yang diperolehnya, Carnot menyampaikan hasil teoremanya bahwa
tidak ada mesin kalor yang bekerja antara dua reservoil kalor mempunyai
efesiensi lebih besar dari mesin Carnot(ideal) yang bekerja pada dua reservoil
kalor yang sama. Teorema diatas menunjukkan bahwa mesin kalor yang
irrevesible mempunyai efesiensi lebih rendah dari mesin yang reversible.
Simpulan dari rumusan efesiensi mesin Carnot:
Semua mesin Carnot yang bekerja pada dua reservoir yang sama mempunyai
efesiensi yang sama.
Efesiensi mesin kalor tidak tergantung pada jenis material(working subtance)
yang digunakan.
Temperatur termodinamika tidak tergantung pada jenis material(working
substance).
Siklus Carnot merupakan dasar dari mesin ideal yaitu mesin yang memiliki
efisiensi tertinggi yang selanjutnya disebut mesin Carnot. Usaha total yang
dilakukan oleh system untuk satu siklus sama dengan luas daerah di dalam siklus
pada diagram p V. Mengingat selama proses siklus Carnot system menerima
kalor Q1 dari reservoir bersuhu tinggi T1 dan melepas kalor Q2 ke reservoir
bersuhu rendah T2, maka usaha yang dilakukan oleh system menurut hukum I
termodinamika adalah sebagai berikut.

Dalam menilai kinerja suatu mesin, efisiensi merupakan suatu faktor yang
penting. Untuk mesin kalor, efisiensi mesin () ditentukan dari perbandingan
usaha yang dilakukan terhadap kalor masukan yang diberikan. Secara matematis
dapat dituliskan sebagai berikut.

9
Untuk siklus Carnot berlaku hubungan , sehingga efisiensi mesin
Carnot dapat dinyatakan sebagai berikut.

Keterangan:
: Efisiensi mesin Carnot
T1 : Suhu reservoir bersuhu tinggi (K)
T2 : Suhu reservoir bersuhu rendah (K)
Efisiensi mesin Carnot merupakan efisiensi yang paling besar karena
merupakan mesin ideal yang hanya ada di dalam teori. Artinya, tidak ada mesin
yang mempunyai efisien melebihi efisiensi mesin kalor Carnot. Berdasarkan
persamaan di atas terlihat efisiensi mesin kalor Carnot hanya tergantung pada
suhu kedua tendon atau reservoir. Untuk mendapatkan efisiensi sebesar 100%,
suhu tandon T2 harus = 0 K. Hal ini dalam praktik tidak mungkin terjadi. Oleh
karena itu, mesin kalor Carnot adalah mesin yang sangat ideal. Hal ini disebabkan
proses kalor Carnot merupakan proses reversibel. Sedangkan kebanyakan mesin
biasanya mengalami proses irreversibel (tak terbalikkan) tidak seperti mesin
carnot.

D. Mesin kalor
Mesin Kalor didefinisikan sebagai alat yang mengubah kalor menjadi energy
mekanis atau lebih tepat suatu sistem yang bekerja secara terus menerus dan
hanya kalor dan usaha yang dapat melalui permukaan batasnya.
Beberapa contoh mesin kalor adalah Mesin Carnot, mesin Brayton, mesin
Otto, mesin Rankine, dan mesin diesel. Pada mesin kalor selalu terdapat dua buah
tandon. Tandon yang memberikan kalor besar disebut tendon kalor. Sedang
tendon lainnya disebut tendon dingin. Tandon dingin ini berfungsi untuk
menyerap kalor dalam jumlah yang besar tanpa terjadi perubahan panas yang
berarti.
Perubahan energy dalam mesin kalor secara skematis diberikan pada gambar
diatas. Lingkaran menggabarkan mesinnya sendiri. Kalor QP yang diberikan

10
kepada mesin oleh tendon kalor adalah sebanding dengan luas penampang pipa.
Kalor QD yang terbuang melalui saluran pembuangan ke tendon dingin
berbanding lurus dengan luas penampang pipa keluar. Sebagian kalor diubah
menjadi kerja mekanis W yang dilukiskan pada pipa cabang kekanan. Jadi QP
adalah kalor yang diserap oleh mesin dan QD adalah kalor yang dibuang oleh
mesin per siklus. Kalor neto yang diserap adalah:

Q = Qp QD
Ket :
Q : Jumlah kalor (J)
Qp : Kalor terima (J)
QD : Kalor lepas (J)
Kalor yang diserap dari tendon biasanya diperoleh dari pembakaran bahan
bakar. Dengan menggunakan hokum pertama untuk satu siklus lengkap dan
dengan dengan mengingat tidak ada perubahan neto energy dalam, kita peroleh:
Ket :

W = Q P QD W : Usaha (N)

(Siklus Daya)

Siklus yang menghasilkan kerja neto yang dipindahkan kelingkungan pada


setiap siklus disebut siklus daya.
Nilai dari efisiensi tidak pernah lebih besar 1 (100%). Pada mesin aktual, nilai
efisiensi selalu kurang dari satu. Hal ini menunjukkan bahwa tidak semua kalor
yang diserap diubah menjadi kerja.

E. Aplikasi Konsep
Temuan dari hasil pemikiran Carnot diaplikasikan dalam berbagai bidang
yang kemudian digunakan secara luas sampai saat ini diantaranya:
Pesawat pendingin misalnya: kulkas, air conditioner(AC) yang menggunakan
daur kalor yang menghasilkan kerja terhadap zat.
Motor bakar misalnya: mesin mobil, generator listrik.

11
F. Pengembangan Konsep Kedepan
Mesin Carnot mempunyai beberapa kelemahan diantaranya:
Terjadinya tekanan yang sangat tinggi dan volume yang sangat besar karena
kenaikan tekanan terjadi pada saat proses pelepasan panas.
Proses pindah panas dengan menggunakan gas yaitu sebuah media yang
mempunyai kapasitas panas tertentu dan terbatas.
Dari kelemahan mesin Carnot tersebut diharapkan ada ilmuan fisika yang
menyempurnakan kekurangan pada mesin Carnot menjadi lebih baik lagi.

12
DAFTAR PUSTAKA

Anonym. 2015.Siklus Carnot. (Online). http://fisikazone.com/siklus-


carnot/.(Diakses pada tanggal 16 Juni 2017).

Anonym. 2015. Siklus Carnot. (Online).


http://mtdp.blogspot.co.id/2015/01/siklus-carnot.html. (Diakses pada
tanggal16 Juni 2017).

Ishaq, Mohammad. 2006. Fisika Dasar. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Foster, Bob. 1997. Fisika SMA. Jakarta: Erlangga.

13

Anda mungkin juga menyukai