PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Transportasi yang terdapat pada industri merupakan salah satu bagian yang
amat penting bagi industri tersebut. Segala proses yang berjalan dalam suatu
pabrik membutuhkan bahan baku atau produk dipindahkan dari satu alat ke alat
yang lain sehingga dalam memudahkan proses transportasi tersebut,
kebanyakan penanganan bahan baku dalam bentuk fluida. Hal ini karena sifat
fluida yang mengalir sehingga tidak membutuhkan terlalu banyak energi
mekanik untuk memindahkannya.
Pada umumnya, transportasi fluida pada industri menggunakan pipa karena
lebih mudah dan aman. Setiap pengangkutan dalam industri yang berupa cairan,
larutan ataupun suspensi akan sering dijumpai dalam transportasi fluida baik
secara "closed duct" atau "open chanel". Untuk pengangkutan zat padat pula
dilakukan secara fluidized yaitu zat padat tersebut dimasukan ke dalam fluida
sehingga menjadi campuran 2 fase dan ini membuat zat padat tersebut dapat
ditransport dengan mudah. Aliran fluida terjadi karena adanya perbedaan
tekanan dan elevasi (pengaruh gravitasi).
Oleh karena itu, aliran fluida sangat penting untuk dipelajari karena banyak
digunakan dalam industri. Di samping itu, karakteristik fluida juga harus
dipelajari agar fluida dapat dikelaskan dalam cara penanganannya misalkan
jenis pipa, pompa dan alat-alat lainnya yang akan digunakan. Sifat atau
karakteristik fluida yang berbeda membutuhkan cara penanganan yang berbeda
pula. Misalkan fluida yang bersifat korosiv membutuhkan pipa yang tidak
mudah korosiv.
Aliran fluida (cairan atau gas) didalam sebuah saluran tertutup atau pipa
sangat penting di dalam kehidupan sehari-hari. Beberapa komponen dasar yang
berkaitan dari suatu sistem perpipaan adalah meliputi pipa-pipa itu sendiri,
sambungan pipa (fitting) yang digunakan untuk menyambung masing-masing
pipa guna membentuk sistem yang diinginkan, peralatan pengatur laju aliran
dan pompa-pompa yang menambahkan energi atau mengambil energi dari
fluida.
Umumnya suatu aliran dalam pipa mempunyai penampang sirkular dan
digunakan untuk mengalirkan fluida melalui tekanan pompa atau kipas angin.
Bila pipa mengalir dengan terisi penuh maka itu disebabkan oleh adanya
tekanan yang menyebabkan mengalir.Untuk mengalirkan fluida dari tempat
yang satu ke tempat yang lain diperlukan suatu peralatan. Selain peralatan
utama yang digunakan, ada bagian-bagian yang tidak kalah penting dimana
dalam bagian ini, sering terjadi peristiwa-peristiwa yang dapat mengurangi
efisiensi kerja yang diinginkan.
Bagian dari peralatan ini dapat berupa pipa-pipa yang dihubungkan. Apabila
fluida dilewatkan ke dalam pipa maka akan terjadi gesekan antara pipa dengan
fluida tersebut. Besarnya gesekan yang terjadi tergantung pada kecepatan,
kekerasan pipa, diameter dan viskositas fluida yang digunakan.
2.1.Rumusan Masalah
1. Sebutkan Klasifikasi Aliran Fluida?
2. Sebutkan macam-macam Jenis- Jenis Aliran Fluida?
3. Apa saja Persamaan-Persamaan Aliran Fluida ?
4. Bagaimana Pengukuran Aliran Fluida ?
5. Jelaskan Kecepatan dan Kapasitas Aliran Fluida ?
5.1.Tujuan
Setelah membaca makalah ini, mahasiswa diharapkan mampu:
1. Sebutkan Klasifikasi Aliran Fluida?
2. Sebutkan macam-macam Jenis- Jenis Aliran Fluida?
3. Apa saja Persamaan-Persamaan Aliran Fluida ?
4. Bagaimana Pengukuran Aliran Fluida ?
5. Jelaskan Kecepatan dan Kapasitas Aliran Fluida ?
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.2.Sifat-Sifat Fluida
Untuk mengerti aliran fluida maka harus mengetahui beberapa sifat dasar
fluida. Adapun sifat sifat dasar fluida yaitu: kerapatan (density) , (specific
gravity) (s.g), tekanan (pressure) P, kekentalan (viscosity) .
1. Kerapatan (Density)
Kerapatan (density) suatu zat adalah ukuran untuk konsentrasi zat tersebut dan
dinyatakan dalam massa per satuan volume. Sifat ini ditentukan dengan cara
menghitung perbandingan massa zat yang terkandung dalam suatu bagian
tertentu terhadap volume bagian tersebut.
=
Dimana: =
V = volume fluida (m3)
m = massa fluida (kg)
= rapat massa (kg/m3)
Volume jenis (v) adalah volume yang ditempati oleh sebuah satuan massa
zat dan karena itu merupakan kebalikan dari kerapatan:
1
=
berat jenis adalah gaya gravitasi terhadap massa yang terkandung dalam
sebuah satuan volume zat, maka:
= .g
Gambar 1. Kontinuitas
3. Viskositas
Viskositas adalah ukuran ketahanan sebuah fluida terhadap deformasi atau
perubahan-perubahan bentuk. Viskositas zat cair cenderung menurun dengan
seiring bertambahnya kenaikan temperatur, hal ini disebabkan gaya-gaya
kohesi pada zat cair bila dipanaskan akan mengalami penurunan dengan
semakin bertambahnya temperatur pada zat cair yang menyebabkan
berturunnya viskositas dari zat cair tersebut. Viskositas dibagi menjadi dua
yaitu:
b. Viskositas kinematik
Viskositas kinematik adalah perbandingan antara viskositas dinamik dengan
kerapatan fluida.
Dimana:
= viskositas kinematik (m2/s)
= viskositas dinamik (kg/m.s)
= kerapatan fluida (kg/m3)
4. Tekanan
Tekanan (pressure) Tekanan didefinisikan sebagai gaya per satuan luas,
dengan gaya F dianggap bekerja secara tegak lurus terhadap luas permukaan A,
maka :
P = [ kg/m2 ]
Dimana :
P = tekanan (kg/m2)
F = gaya (kg)
A = luas permukaan (m2)
Satuan tekanan dalam SI adalah N/m2. Satuan ini mempunyai nama resmi
Pascal (Pa), untuk penghormatan terhadap Blaise Pascal dipakai 1 Pa = 1 N/m2.
Namun untuk penyederhanaan, sering menggunakan N/m2. Satuan lain yang
digunakan adalah dyne/cm2, lb/in2, (kadang disingkat dengan psi), dan
kg/cm2 (apabila kilogram adalah gaya : yaitu, 1 kg/cm2 = 10 N/cm2).
Sebagai contoh perhitungan tekanan, seorang dengan berat 60 kg yang
kedua kakinya menutupi luasan 500 cm2 akan menggunakan tekanan sebesar :
F/A = m.g/A
= (60 kg 9,8 m/det2) / 0,050 m2 = 11760 kg/m2 = 12 104 N/m2.terhadap
tanah.
Jika orang tersebut berdiri dengan satu kaki atau dua kaki dengan luasan
yang lebih kecil, gayanya akan sama tetapi karena luasannya menjadi 12 maka
tekanannya akan menjadi dua kali yaitu 24 104 N/m2.
Konsep tekanan sangat berguna terutama dalam berurusan dengan fluida.
Sebuah fakta eksperimental menunjukkan bahwa fluida menggunakan tekanan
ke semua arah. Hal ini sangat dikenal oleh para perenang dan juga penyelam
yang secara langsung merasakan tekanan air pada seluruh bagian tubuhnya.
Pada titik tertentu dalam fluida diam, tekanan sama untuk semua arah. Ini
diilustrasikan dalam II-1. Bayangan fluida dalam sebuah kubus kecil sehingga
kita dapat mengabaikan gaya gravitasi yang bekerja padanya. Tekanan pada
suatu sisi harus sama dengan tekanan pada sisi yang berlawanan. Jika hal ini
tidak benar, gaya netto yang bekerja pada kubus ini tidak akan sama dengan nol,
dan kubus ini akan bergerak hingga tekanan yang bekerja menjadi sama.
Secara garis besar jenis aliran dapat dibedakan atau dikelompokkan sebagai
berikut (Olson, 1990):
Aliran Tunak (steady)
Suatu aliran dimana kecepatannya tidak terpengaruh oleh perubahan waktu
sehingga kecepatan konstan pada setiap titik (tidak mempunyai percepatan).
Aliran Tidak Tunak (unsteady)
Suatu aliran dimana terjadi perubahan kecepatan terhadap waktu.
Fluida diklasifikasikan berdasarkan variasi rapat massa fluida tersebut selama
mengalir.
Kompresibel
Inkompresibel
Dimana perbedaan dalam massa jenis dapat diabaikan disebut inkompresibel.
Ketika perbedaan massa jenis aliran yang tidak dapat diabaikan, aliran ini disebut
kompresibel. Pada kenyataannya tidak ada fluida yang massa jenisnya konstan,
tetapi ada beberapa masalah aliran fluida yang dapat disederhanakan dengan
menganggap massa jenisnya konstan. Hal ini tidak mengurangi keakuratan solusi
yang didapat. Parameter yang menjadi acuan utama untuk menentukan suatu aliran
kompresibel atau tidak, dilihat dari nilai Mach Number (M), yang didefinisikan
sebagai rasio antara kecepatan aliran lokal terhadap kecepatan suara lokal.
=
M = bilangan Mach
v = kecepatan aliran (m/s)
c = kecepatan suara (m/s)
a. Aliran Laminar
Aliran laminar didefinisikan sebagai aliran dengan fluida yang bergerak
dalam lapisanlapisan atau laminalamina dengan satu lapisan meluncur
secara lancar. Aliran laminar ini mempunyai nilai bilangan Reynoldsnya
kurang dari 2300 (Re < 2300).
c. Aliran Turbulen
Aliran turbulen didefinisikan sebagai aliran yang dimana pergerakan dari
partikel-partikel fluida sangat tidak menentu karena mengalami
percampuran serta putaran partikel antar lapisan, yang mengakibatkan
saling tukar momentum dari satu bagian fluida ke bagian fluida yang lain
dalam skala yang besar. Dimana nilai bilangan Renoldsnya lebih besar dari
4000 (Re>4000).
1) Persamaan Kontinuitas
Persamaan kontinuitas digunakan untuk menyeimbangkan kapasitas aliran dan
volume untuk sebuah jaringan distribusi. Dengan asumsi fluida merupakan fluida
inkompresibel dengan massa jenis () konstan
=
dimana :
= massa jenis ( kg/m3)
m= massa ( kg)
v = vomume ( m3 )
=
dimana :
V= perubahan volume (m3)
t = interval waktu
2) Persamaan Energi
Persamaan energi menunjukkan keseimbangan energi yaitu energy masuk sama
dengan energi keluar dan dinyatakan dalam persamaan :
1 = 2
3) Persamaan Momentum
Persamaan momentum mengganbarkan tahan pipa terhadap beban dinamik yang
disebabakan oleh aliran bertekanan. untuk fluida inkompresibel momentum M (N)
dirumuskan:
= Qv
Dimana:
= massa jenis (kg/m3)
Q= kapasitas aliran (m3/s)
v = kecepatan fluida (m/s)
4) Persamaan Bernoulli
Penurunan persamaan Bernoulli untuk aliran sepanjang garis arus didasarkan
pada hokum Newton II. Persamaan ini diturunkan dengan anggapan bahwa:
Zat cair adalah ideal, jadi tidak mempunyai kekentalan (kehilangan
energi akibat gesekan adalah nol).
Zat cair adalah homogen dan tidak termampatkan (rapat massa zat cair
adalah konstan).
Energi yang ditunjukkan dari persamaan energi total di atas, atau dikenal
sebagai head pada suatu titik dalam aliran steady adalah sama dengan total energi
pada titik lain sepanjang aliran fluida tersebut. Hal ini berlaku selama tidak ada
energi yang ditambahkan ke fluida atau yang diambil dari fluida.
Konsep ini dinyatakan ke dalam bentuk persamaan yang disebut dengan
persamaan Bernoulli, yaitu:
p1 v1 p2 v2
+ + z1 = + + z2
2g 2g
dimana:
p1 dan p2 = tekanan pada titik 1 dan 2
v1 dan v2 = kecepatan aliran pada titik 1 dan 2
z1 dan z2 = perbedaan ketinggian antara titik 1 dan 2
= berat jenis fluida
g = percepatan gravitasi = 9,806 m/s2
dimana:
p1 dan p2 = tekanan pada titik 1 dan 2
v1 dan v2 = kecepatan aliran pada titik 1 dan 2
z1 dan z2 = perbedaan ketinggian antara titik 1 dan 2
= berat jenis fluida
g = percepatan gravitasi = 9,806 m/s2
Pengukuran aliran adalah untuk mengukur kapasitas aliran, massa laju aliran,
volume aliran. Pemilihan alat ukur aliran tergantung pada ketelitian, kemampuan
pengukuran, harga, kemudahan pembacaan, kesederhanaan dan keawetan alat ukur
tersebut.
Dalam pengukuran fluida termasuk penentuan tekanan, kecepatan, debit,
gradien kecepatan, turbulensi dan viskositas. Terdapat banyak cara melaksanakan
pengukuran-pengukuran, misalnya : langsung, tak langsung, gravimetrik,
volumetrik, elektronik, elektromagnetik dan optik. Pengukuran debit secara
langsung terdiri dari atas penentuan volume atau berat fluida yang melalui suatu
penampang dalam suatu selang waktu tertentu. Metoda tak langsung bagi
pengukuran debit memerlukan penentuan tinggi tekanan, perbedaan tekanan atau
kecepatan dibeberapa dititik pada suatu penampang dan dengan besaran
perhitungan debit. Metode pengukuran aliran yang paling teliti adalah penentuan
gravimerik atau penentuan volumetrik dengan berat atau volume diukur atau
penentuan dengan mempergunakan tangki yang dikalibrasikan untuk selang waktu
yang diukur. Pada prinsipnya besar aliran fluida dapat diukur melalui :
Kecepatan (velocity)
Berat (massanya)
Luas bidang yang dilaluinya
Volumenya
Alat ukur yang sering dijumpai dalam pabrik dibagi menurut fungsinya yaitu:
1. Alat Pengukur Aliran
Alat yang digunakan untuk mengukur kecepatan aliran dari fluida yang mengalir.
2. Alat Pengukuran Tekanan
Alat yang digunakan untuk mengukur dan menunjukan besaran tekanan dari suatu
fluida.
3. Alat Pengukur Tinggi Permukaan Cairan
Alat yang digunakan untuk mengukur ketinggian dari permukaan suatu cairan
4. Alat Pengukur Temperatur
Alat yang dipergunakan untuk mengukur dan menunjukkan besaran temperatur.
Tujuan dari pada pengukuran aliran fluida adalah untuk mencegah kerusakan
peralatan, untuk mendapatkan mutu produksi yang diinginkan dan mengontrol
jalannya proses.
Pada dasarnya prinsip kerja dari keempat alat ukur ini adalah sama yaitu
bila aliran fluida yang mengalir melalui alat ukur ini mengalir maka akan terjadi
perbedaan tekanan sebelum sesudah alat ini. Beda tekanan menjadi besar bila laju
aliran yang diberikan kepada alat ini bertambah.
Venturi Meter
Gambar 8. Venturimeter
Venturi Meter ini merupakan alat primer dari pengukuran aliran yang
berfungsi untuk mendapatkan beda tekanan. Sedangkan alat untuk menunjukan
besaran aliran fluida yang diukur atau alat sekundernya adalah manometer pipa U.
Venturi Meter memiliki kerugian karena harganya mahal, memerlukan ruangan
yang besar dan rasio diameter throatnya dengan diameter pipa tidak dapat diubah.
Inlet Cone
Bagian yang berbentuk seperti kerucut, yang berfungsi untuk menaikkan
tekanan fluida.
Throat (leher)
Bagian tempat pengambilan beda tekanan akhir bagian ini berbentuk bulat
datar. Hal ini dimaksudkan agar tidak mengurangi atau menambah
kecepatan dari aliran yang keluar dari inlet cone.
Pada Venturi meter ini fluida masuk melalui bagian inlet dan diteruskan ke
bagian outlet cone. Pada bagian inlet ini ditempatkan titik pengambilan tekanan
awal. Pada bagian inlet cone fluida akan mengalami penurunan tekanan yang
disebabkan oleh bagian inlet cone yang berbentuk kerucut atau semakin mengecil
kebagian throat. Kemudian fluida masuk kebagian throat inilah tempat-tempat
pengambilan tekanan akhir dimana throat ini berbentuk bulat datar. Lalu
fluida akan melewati bagian akhir dari venturi meter yaitu outlet cone. Outlet cone
ini berbentuk kerucut dimana bagian kecil berada pada throat, dan pada Outlet cone
ini tekanan kembali normal.
Jika aliran melalui venturi meter itu benar-benar tanpa gesekan, maka
tekanan fluida yang meninggalkan meter tentulah sama persis dengan fluida yang
memasuki meteran dan keberadaan meteran dalam jalur tersebut tidak akan
menyebabkan kehilangan tekanan yang bersifat permanen dalam tekanan.
Penurunan tekanan pada inlet cone akan dipulihkan dengan sempurna pada
outlet cone. Gesekan tidak dapat ditiadakan dan juga kehilangan tekanan yang
permanen dalam sebuah meteran yang dirancangan dengan tepat
Flow Nozzle
Pitot Tubes
Nama pitot tubes datang dari konsensip Henry de Pitot pada tahun 1732. Pitot tubes
mengukur besaran aliran fluida dengan jalan menghasilkan beda tekanan yang
diberikan oleh kecepatan fluida itu sendiri dapat dilihat pada gambar Sama halnya
seperti plate orifice, pitot tubes membutuhkan dua lubang pengukuran tekanan
untuk menghasilkan suatu beda tekanan. Pada pitot tubes ini biasanya fluida yang
digunakan adalah jenis cairan dan gas. Pitot tubes terbuat dari stainless steel dan
kuningan.
Flat Orifice
Debit aliran
Untuk mengukur debit aliran dapat diketahi dengan rumus sebagai berikut
:
Dimana :
Q = Debit aliran (l/jam)
K = Koofisien Gesekan ( 0. 8251 )
A = Luas penampang ( m 2 )
P = Perbedaan tekanan ( mm HG )
g = Gravitasi bumi ( m/sec2)
= density ( kg/cm 3 )
Luas penampang :
A= xd2
Dimana :
A = Luas penampang ( m 2 )
= 3, 14 (radian/m)
d = diameter plat orifice ( m )
2.4.3 Sambungan
Pada suatu instalasi pipa (baik air bersih maupun air kotor) banyak
dijumpai sambungan, belokan, perubahan ukuran diameter atau
hubungan lainnya. Untuk keperluan tersebut telah diproduksi bermacam-
macam alat sambung dari berbagai ukuran maupun jenis bahan yang
sesuai dengan bahan pipanya.
Bentuk-bentuk sambungan pada sistem perpipaan:
Sambungan lurus
Sambungan belok
Sambungan cabang
Sambungan dengan perubahan ukuran saluran
Persamaan matematis kerugian akibat sambungan (kerugian minor)
dalam sistem pemipaan:
Dimana :
hm = Perubahan heat minor (m)
V = Kecepatan aliran (m/s)
g = Gravitasi (m/s2)
atau
Dimana :
pm = Kerugian Tekanan (pa)
K = Koefisien hambatan minor
= Densitas (kg/m3)
V = Kecepatan aliran (m/s)
2. Elbow
Digunakan untuk membelokkan aliran
Menggunakan ulir dalam
3. Bend
Digunakan untuk membelokkan arah aliran beradius besar
Menggunakan ulir dalam F dan M
4. Tee Stuck
Digunakan untuk membagi aliran menjadi dua arah
5. Reducer Elbow
Digunakan untuk memperkecil aliran yang dibelokkan
6. Reducer Socket
Digunakan untuk memperkecil aliran
7. Cross
Digunakan untuk membagi aliran menjadi 3 arah
8. Barrel Union
Digunakan untuk menyambung pipa permanent ( mati ) yang
terdiri dari 3 bagian
9. Dop ( F )
Digunakan untuk menutup aliran pada ujung pipa
10. Plug
Digunakan untuk menutup pipa pada sambungan
Dimana:
= kepadatan gas (kg/m3)
m = massa gas (kg)
V = volume gas (m3)
Pressure Drop
Pressure drop menunjukkan penurunan tekanan dari titik 1 ke titik 2
dalam suatu sistem aliran fluida. Penurunan tekanan, biasa dinyatakan juga
dengan P saja. Adapun persamaan matematis kerugian tekanan di dalam
saluran sirkuler, yaitu :
l V 2
P f
d 2
Dimana :
P = Perubahan tekanan (Pa)
f = friksi
d = diameter pipa (m)
= densitas (kg/m3)
V = kecepatan airan fluida (m/s)
Selain pressure drop, kerugian yang terdapat dalam aliran fluida adalah
kerugian head ( head loss). Hubungan antara head dan tekanan dapat dituliskan
sebagai berikut :
P = . .
Dimana :
P = Tekanan air (Pa)
= Densitas (kg/m3)
g = Gravitasi (m/s2)
h = Ketinggian cairan (m)
l V
2
h f
d 2 g
Dimana :
h = Head (m)
d = Diameter pipa (m)
V = Kecepatan aliran (m/s)
f = Faktor friksi
l = Panjang pipa (m)
g = Gravitasi (m/s2)
BAB III
PENUTUP
Fluida dapat bagi menjadi 2 bagian, yaitu : Fluida Statis, dimana fluida ini
berada dalam fase tidak bergerak (diam), sedangkan Fluida dinamis merupakan
fluida (bisa berupa zat cair, gas) yang bergerak. Ada 3 tipe aliran fluida didalam
pipa, yaitu : aliran laminer, aliran turbulen, dan aliran transisi. Berdasarkan
salurannya, aliran fluida dibagi menjadi 2, yaitu : aliran terbuka dan aliran tertutup.
Persamaan yang terkait dengan aliran fluida didalam pipa yaitu, persamaan
15
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2011. Aliran Fluida (online), http://repository.usu.ac.id.pdf. Diakses
tanggal 29 April 2016.
Qonita, Salamah Auliya. 2016. Rangkuman Fluida Dasar, contoh soal dan
pembahasan (online), tanya-tanya.com/rangkuman-fluida-dinamis-contoh-
soal-pembahasan/. Diakses tanggal 29 April 2016.
Setiawan,Toni. 2015. Fluida Dinamis (online), http://tonisetiawan.wordpress.com.
Diakses tanggal 29 April 2016.
Putri, Desy Qoraima. 2013. Paper Aliran dalam Fluida (online),
http://desyqoraimaputri77.blogspot.co.id/2013/06/v-behaviorurldefaultvm
lo.html. Diakses tanggal 29 April 2016.
Anonim. 2014. Macam-macam Aliran Fluida (online), https://mechanicals.word
press.com/2014/03/23/macam-macam-aliran-fluida/. Diakses tanggal 29
April 2016.
Anonim. 2014. Jenis, Sifat dan Ciri-Ciri Fluida Gas (online),
http://informasiana.com/jenis-sifat-dan-ciri-ciri-zat-berdasarkan-
wujudnya-serta-contohnya-masing-masing/. Diakses tanggal 18 Mei 2016.