Anda di halaman 1dari 17

2

(Susantono, 2011:36). Sampai kini diprediksi populasi kuda besi di

Indonesia mencapai 47 juta unit dan mobil 9,5 juta unit.

Di era modern ini hampir seluruh masyarakat Indonesia menggunakan

sepeda motor sebagai transportasi utama mereka. Hampir seluruh masyarakat

Indonesia menggunakannya .Sepeda motor adalah sebuah mesin yang terbuat dari

ribuan komponen. Secara umum, pengguna sepeda motor tentu berharap bisa

mengendarainya untuk sampai ke tujuan dan tidak mengalami masalah pada saat

di perjalanan. Untuk menghindari potensi masalah yang mungkin terjadi, maka

sepeda motor harus memiliki kemampuan penanganan kerusakan yang walaupun

sifatnya sementara. Masyarakat Indonesia tentu mengetahui banyak komponen

yang ada dalam sepeda motor. Salah satunya adalah LDR (Light Dependent

Resistor).

Menurut Norma (2004:251), menjelaskan LDR adalah jenis resistor yang

nilai hambatan atau nilai resistansinya tergantung pada intensitas cahaya yang

diterimanya. Nilai hambatan LDR akan menurun pada saat cahaya terang dan nilai

hambatannya akan menjadi tinggi jika dalam kondisi gelap. Sedangkan menurut

AVE (Algemene Voorschriften voor Electrische Sterkstroom Instalaties), fungsi

LDR (Light Dependent Resistor) adalah untuk menghantarkan arus listrik jika

menerima sejumlah intensitas cahaya dalam kondisi terang dan menghambat arus

listrik dalam kondisi gelap. Naik turunnya nilai hambatan akan sebanding dengan

jumlah cahaya yang diterimanya. (2004:196). Pada umumnya, nilai hambatan

LDR akan mencapai 200 kilo ohm (k) pada kondisi gelap dan menurun menjadi

500 Ohm () pada kondisi cahaya terang. LDR (Light Dependent Resistor) yang
3

merupakan komponen elektronika peka cahaya ini sering digunakan atau

diaplikasikan dalam rangkaian elektronika sebagai sensor pada lampu penerang

jalan, lampu kamar tidur, rangkaian anti maling, shutter kamera, alarm, dan lain

sebagainya. Berikut ini disajikan Gambar1.1 bentuk dan simbol LDR.

Gambar 1.1 Simbol dan bentuk LDR

Sumber :http://otomotif.blogekstra.com

Alat ukur yang digunakan untuk mengukur nilai hambatan LDR adalah

multimeter dengan fungsi pengukuran Ohm (). Agar pengukuran LDR akurat,

diperlukan dua kondisi pencahayaan, yaitu (a) pengukuran pada saat kondisi gelap

dan (b) kondisi terang. Dengan demikian peneliti dapat mengetahui apakah

komponen LDR tersebut masih dapat berfungsi dengan baik atau tidak. Dalam

instalasi LDR maka tidak lepas dari komponen lain yang mendukung kerja LDR,

salah satunya adalah relay.

Menurut Norma (2004:235) menjelaskan relay pada dasarnya adalah

sakelar yang membuka dan menutup (open dan close) dengan tenaga listrik
4

melalui coil relay yang terdapat di dalamnya. Pada sebuah relay memiliki coil /

lilitan tembaga yang melilit pada sebatang logam, pada saat coil di beri masukan

arus / tegangan listrik maka coil akan membuat medan elektromagnetik yang

mempengaruhi batang logam di dalam lingkarannya tersebut untuk

menjadikannya sebuah magnet. Kekuatan magnet yang terjadi pada batang logam

tersebut menarik lempeng logam lain yang terhubung melalui armature/tuas ke

sebuah sakelar. Biasanya relay memicu sakelar terbuka dan tertutup serta hal ini

tergantung tipe dan kebutuhan. Tapi dengan kemajuan zaman relay tidak lagi

identik dengan perangkat mekanis seperti di atas. Ada beberapa tujuan

penggunaan relay dalam rangkaian listrik maupun elektronika, yaitu (1) untuk

pengendalian sebuah rangkaian, (2) sebagai pengontrol sistem tegangan tinggi tapi

dengan tegangan rendah, (3) sebagai pengontrol sistem arus tinggi dengan

memakai arus rendah, dan (4) fungsi logika.

Relay yang dipasang pada rangkaian kelistrikan lampu motor akan membuat

lampu menjadi lebih terang, karena relay menyingkat arus listrik dari accu dan

mengurangi kekurangan arus yang tersedot ke rangkaian kelistrikan kabel body

motor. Kemudian LDR yang dipasang juga pada rangkaian kelistrikan lampu yang

berfungsi sebagai penghemat umur atau daya lampu dan penghemat accu. Berikut

ini disajikan Gambar 1.2 rangkaian relay untuk lampu utama.


5

Gambar 1.2 Rangkaian Relay untuk Lampu Utama

Sumber :http://otomotif.blogekstra.com

Gambar 1.2 menjelaskan rangkaian relay untuk lampu utama posisi kabel

lampu jauh dan dekat pada soket dan warna kabel berbeda-beda tergantung jenis

motor. Kaki pada relay yang ditandai angka 30, 85,86, 87 posisinya bisa berbeda-

beda tergantung merk relay. Skema tersebut bisa digunakan untuk motor dengan

kelistrikan DC yang cirinya adalah lampu bisa dinyalakan tanpa menyalakan

mesin terlebih dahulu, contohnya Suzuki Thunder dan Honda Tiger.

Lampu jauh dan dekat menggunakan relay yang terpisah jadi jika ingin

menggunakan salah satu lampu saja misalnya lampu jauh saja untuk mencegah

accu tekor tinggal merangkai relay untuk lampu jauh saja. Relay yang digunakan

adalah relay dengan 4 kaki. Untuk kelistrikan tipe AC seperti bebek dan matic

dengan ciri lampu baru menyala saat mesin hidup, maka rangkaian ini berguna

untuk menambah suply listrik dari accu juga, kelebihannya dalam putaran mesin

rendah lampu tetap menyala terang, dan untuk tipe bohlam lampu bisa

menggunakan yang wattnya lebih besar daripada standarnya, contohnya, jika

sakelar on-off lampu ada di bagian panel setang sebelah kanan sementara sakelar
6

lampu dekat-jauh ada di panel setang sebelah kiri, maka rangkaian relay dipasang

pada kabel yang menghubungkan kabel di panel kanan dan panel kiri. Untuk itu

penghematan daya sangat diperlukan pada sepeda motor. Terutama untuk menjaga

kelestarian dan mengurangi pemborosan bahan dasar pembuatan yang diambil.

Sebagai negara pengguna sepeda motor yang terus meningkat setiap

tahunnya, Indonesia perlu andil dalam hal itu agar kelestarian bumi tetap terjaga.

Sayangnya saat ini Indonesia justru membuat peraturan baru bahwa lampu utama

sepeda motor harus dinyalakan selama berkendara. Tanpa disadari oleh

masyarakat bahwa nyala lampu yang berat sebelah dapat menyebabkan

pemborosan accu dan daya lampu tidak seimbang. Hal tersebutlah yang melatar

belakangi penulis untuk menciptakan suatu solusi. Penulis membuat rangkaian

sederhana yang diletakkan pada rangkain listrik sepeda motor.Dengan

menambahkan rangkaian komonen LDR dan relay akan menghemat dan

memecahkan permasalahan tersebut. LDR adalah sensor cahaya yang dimana

pada siang hari akan mengubah lampu kota menjadi lampu jarak jauh dengan

relay sebagai sakelar otomatis. Dengan begitu umur kedua lampu akan lebih

seimbang dan daya accu yang keluar akan lebih hemat.

Berdasarkan uraian di atas maka makalah ini ditulis dengan judul

Pemanfaatan Rangkaian LDR untuk Kinerja Lampu Sepeda Motor.

1.1 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dijabarkan maka rumusan masalah

makalah ini sebagai berikut.


7

1) Bagaimana cara kerja LDR pada sepeda motor?

2) Bagaimana cara kerja Relay pada sepeda motor?

3) Bagaimana merangkai LDR dan Relay menjadi konstruksi yang efisien pada

sepeda motor?

4) Bagaimana manfaat dari pemasangan LDR pada lampu sepeda motor?

1.3 Tujuan Penulisan

Tujuan penulisan berdasarkan rumusan masalah di atas sebagai berikut.

1) Menjelaskan cara kerja LDR pada sepeda motor.

2) Menjelaskan cara kerja Relay pada sepeda motor.

3) Menjelaskan merangkai LDR dan Relay menjadi konstruksi yang efisien pada

sepeda motor.

4) Menjelaskan manfaat dari pemasangan ldr pada lampu sepeda motor.


8
9

ditempat terang LDR mempunyai resistansi yang turun menjadi sekitar 150 .

Seperti halnya resistor konvensional, pemasangan LDR dalam suatu rangkaian

sama persis seperti pemasangan resistor biasa. Simbol LDR dapat dilihat seperti

pada Gambar 2.1. Aplikasi LDR (Light Dependent Resistor) dapat digunakan

sebagai (1) sensor pada rangkaian saklar cahaya sensor pada lampu otomatis dan

(2) sensor pada alarm brankas sensor pada tracker cahaya matahari. Selain dua hal

tersebut masih banyak lagi aplikasi rangkaian elektronika yang menggunakan

LDR (Light Dependent Resistor) sebagai sensor cahaya. Berikut ini disajikan

Gambar 2.2 tentang bagian-bagian LDR.

Gambar 2.2 Bagian-bagian LDR

Sumber :http://www.rider-system.net

Sensor Cahaya LDR (Light Dependent Resistor) adalah suatu bentuk

komponen yang mempunyai perubahan resistansi yang besarnya tergantung pada

cahaya. Karakteristik LDR terdiri dari dua macam yaitu a) Laju Recovery dan b)

Respon Spektral sebagai berikut.


10

a) Laju Recovery Sensor Cahaya LDR (Light Dependent Resistor)

Bila sebuah Sensor Cahaya LDR (Light Dependent Resistor) dibawa dari

suatu ruangan dengan level kekuatan cahaya tertentu ke dalam suatu ruangan

yang gelap, maka bisa kita amati bahwa nilai resistansi dari LDR tidak akan

segera berubah resistansinya pada keadaan ruangan gelap tersebut. Namun

LDR tersebut hanya akan bisa menca-pai harga di kegelapan setelah

mengalami selang waktu tertentu. Laju recovery merupakan suatu ukuran

praktis dan suatu ke-naikan nilai resistansi dalam waktu tertentu. Harga ini

ditulis dalam K/detik, untuk LDR tipe arus harganya lebih besar dari

200K/detik(selama 20 menit pertama mulai dari level cahaya 100 lux),

kecepatan tersebut akan lebih tinggi pada arah sebaliknya, yaitu pindah dari

tempat gelap ke tempat terang yang memerlukan waktu kurang dari 10 ms

untuk mencapai resistansi yang sesuai dengan level cahaya 400 lux. Berikut

ini disajikan

b) Respon Spektral Sensor Cahaya LDR (Light Dependent Resistor)

Sensor Cahaya LDR (Light Dependent Resistor) tidak mempunyai sensitivitas

yang sama untuk setiap panjang gelombang cahaya yang jatuh padanya.

Bahan yang biasa digunakan sebagai penghantar arus listrik yaitu tembaga,

aluminium, baja, emas dan perak. Dari kelima bahan tersebut tembaga

merupakan penghantar yang paling banyak, digunakan karena mempunyai

daya hantaryang baik (TEDC,1998)

Resistansi Sensor Cahaya LDR (Light Dependent Resistor) akan berubah

seiring dengan perubahan intensitas cahaya yang mengenainya atau yang ada
11

disekitarnya. Cara mengukur LDR pada kondisi terang, yaitu (1) atur posisi skala

selektor multimeter pada posisi ohm, (2) hubungkan probe merah dan probe hitam

multimeter pada kedua kaki LDR (tidak ada polaritas), (3) berikan cahaya terang

pada LDR, dan (4) baca nilai resistansi pada display multimeter. Nilai resistansi

LDR pada kondisi terang akan berkisar sekitar 500 Ohm. Selanjutnya cara

mengukur LDR pada kondisi gelap, yaitu (a) atur posisi skala selektor multimeter

pada posisi Ohm, (2) hubungkan probe merah dan probe hitam multimeter pada

kedua kaki LDR tidak ada polaritas, (c) tutup bagian permukaan LDR atau

pastikan LDR tidak mendapatkan cahaya, (d) baca nilai resistansi pada display

multimeter, dan (e) nilai resistansi LDR di kondisi gelap. Dalam keadaan gelap

resistansi LDR sekitar 10M dan dalam keadaan terang sebe-sar 1K atau

kurang. LDR terbuat dari ba-han semikonduktor seperti kadmium sulfida. Dengan

bahan ini energi dari cahaya yang jatuh menyebabkan lebih banyak mua-tan yang

dilepas atau arus listrik meningkat. Artinya resistansi bahan telah men-galami

penurunan. Berikut ini disajikan Gambar 2.3 tentang rangkaian LDR.

Gambar 2.3 Rangkaian LDR

Sumber : http://www.rider-system.net
12

2.2 Cara Kerja Relay pada sepeda motor

Relay adalah suatu piranti yang bekerja berdasarkan elektromagnetik

untuk menggerakan sejumlah kontaktor yang tersusun atau sebuah saklar

elektronis yang dapat dikendalikan dari rangkaian elektronik lainnya dengan

memanfaatkan tenaga listrik sebagai sumber energinya. Kontaktor akan tertutup

(menyala) atau terbuka (mati) karena efek induksi magnet yang dihasilkan

kumparan (induktor) ketika dialiri arus listrik. Berbeda dengan saklar, pergerakan

kontaktor (on atau off) dilakukan manual tanpa perlu arus listrik.

Relay yang paling sederhana adalah relay elektromekanis yang

memberikan pergerakan mekanis saat mendapatkan energi listrik. Secara

sederhana relay elektromekanis ini didefinisikan sebagai berikut, yaitu alat yang

menggunakan gaya elektromagnetik untuk menutup atau membuka kontak saklar

dan saklar yang digerakkan secara mekanis oleh daya atau energi listrik.

Sebagai komponen elektronika, relay mempunyai peran penting dalam

sebuah sistem rangkaian elektronika dan rangkaian listrik untuk menggerakan

sebuah perangkat yang memerlukan arus besar tanpa terhubung langsung dengan

perangakat pengendali yang mempunyai arus kecil. Dengan demikian relay dapat

berfungsi sebagai pengaman.

Relay terdiri dari 3 bagian utama, yaitu (1) common, merupakan bagian

yang tersambung dengan Normally Close (dalam keadaan normal); (2) coil

(kumparan), merupakan komponen utama relay yang digunakan untuk

menciptakan medan magnet; dan (3) kontak, yang terdiri dari Normally Close dan

Normally Open.
13

2.2.1 Dasar-Dasar Relay

Penemu relay pertama kali adalah Joseph Henry pada tahun 1835. Dalam

pemakaiannya biasanya relay yang digerakkan dengan arus DC dilengkapi dengan

sebuah dioda yang diparalel dengan lilitannya dan dipasang terbalik yaitu anoda

pada tegangan (-) dan katoda pada tegangan (+). Hal tersebut bertujuan untuk

mengantisipasi hentakan listrik yang terjadi pada saat relay berganti posisi dari on

ke off agar tidak merusak komponen di sekitarnya.

Penggunaan relay perlu memperhatikan tegangan pengontrolnya serta

kekuatan relay men-switch arus/tegangan. Biasanya ukurannya tertera pada body

relay. Misalnya relay 12VDC/4 A 220V, artinya tegangan yang diperlukan

sebagai pengontrolnya adalah 12Volt DC dan mampu men-switch arus listrik

maksimal sebesar 4 ampere pada tegangan 220 Volt. Sebaiknya relay difungsikan

80% saja dari kemampuan maksimalnya agar aman, lebih rendah lagi lebih aman.

Relay jenis lain ada yang namanya reedswitch atau relay lidi. Relay jenis ini

berupa batang kontak terbuat dari besi pada tabung kaca kecil yang dililit kawat.

Berdasarkan hukum lenz pada saat lilitan kawat dialiri arus, kontak besi tersebut

akan menjadi magnet dan saling menempel sehingga menjadi saklar yang on.

Ketika arus pada lilitan dihentikan medan magnet hilang dan kontak kembali

terbuka (off).
14

2.2.2 Prinsip Kerja

Relay merupakan komponen listrik yang memiliki prinsip kerja magnet

dengan induksi listrik. Relay terdiri atas bagian-bagian utama sebagai berikut.

1) Coil atau kumparan merupakan gulungan kawat yang mendapat arus listrik.

adalah sejenis saklar yang pergerakannya tergantung dari ada tidaknya arus

listrik di coil.

2) Contact atau penghubung adalah sejenis saklar yang pergerakannya

tergantung dari ada tidaknya arus listrik di coil. Contact ada 2 jenis, yaitu (a)

normally open di mana kondisi awal sebelum diaktifkan open dan (b)

normally closed di mana kondisi awal sebelum diaktifkan close.

Berikut ini disajikan Gambar 2.4 tentang cara kerja relay.

Gambar 2.4 Cara kerja relay

Sumber : http://industri3601.wordpress.com

Gambar 2.4 menjelaskan tentang cara kerja relay sebagai berikut.

1) Saat Coil mendapatkan energi listrik akan menimbulkan gaya elektromanetik.

2) Gaya magnet yang ditimbulkan akan menarik plat/lengan kontak (armature)

berpegas (bersifat berlawanan) sehingga menghubungkan 2 titik contact.


15

2.2.3 Cara Kerja

Cara kerja relay sangat sederhana. Di sini kita akan membahas relay pada

umumnya. Berikut ini disajikan Gambar 2.5 tentang relay bentuk segi.

Gambar2.5 Relay Bentuk Segi

Sumber : http://industri3601.wordpress.com

Gambar 2.5 menerangkan relay yang terdiri dari dua terminal trigger, satu

terminal input dan 1 terminal output. Terminal trigger yaitu terminal yang akan

mengaktifkan relay seperti alat electronik lainya yang akan aktif apabila dialiri

arus (+) dan arus (-). Pada contoh relay yang digunakan terminal trigger ini

adalah 85 dan 86.

Berikutnya adalah terminal input. Terminal input adalah terminal tempat kita

memberikan masukandan pada gambar adalah contoh terminal 30. Berikutnya

adalah terminal output. Terminal output yaitu tempat keluarnya output dan pada

gambar adalah contoh terminal 87.


16

2.3 Merangkai LDR dan Relay menjadi konstruksi yang efisien pada sepeda

motor

Berikut ini disajikan Gambar 2.6 rangkaian LDR dan relay.

Gambar 2.6 Rangkaian LDR dan Relay

Sumber : http://3.bp.blogspot.com

Gambar 2.6 menjelaskan rangkaian yang menghubungkan antara relay dan

LDR . Rangkaian ini berfungsi sebagai rangkaian yang megubah lampu kota dan

lampu dim secara otomatis.

Prinsip kerja dari rangkaian sensor cahaya diatas sebenarya sangat sederhana.

Pembagian tegangan antara VR1 dan LDR merupakan inti dari rangkaian sensor

cahaya diatas. Kenaikan tegangan pada VR1 akan mengurangi tegangan yang

jatuh pada LDR, begitupun sebaliknya kenaikan tegangan pada LDR akan

mengurangi tegangan jatuh pada VR1. Pembagian tegangan sesuai dengan rumus

pembagi tegangan yang berlaku pada rangkaian seri, tegangan supply 9 volt sama

dengan jumlah tegangan pada VR1 dan LDR. VR1 digunakan untuk

memposisikan tegangan pada LDR supaya berada pada titik kritis dan tidak

sampai membuat transistor Q1 menjadi aktif, sehingga pada saat


17

kedaan cahaya semakin gelap tegangan pada LDR akan membuat transistor Q1

menjadi aktif. Hal ini dikarenakan nilai resistansi LDR akan naik apabila

intensitas cahaya semakin gelap. Jika kita ingin membuat rangkaian sensor yang

aktif pada saat cahaya semakin terang maka kita tinggal menukar posisi antara

LDR dengan potensio VR1. Untuk prinsip kerjanya pada dasarnya sama dengan

rangkaian sensor cahaya aktif gelap diatas. Ke semua rangkaian memanfaatkan

hukum pembagi tegangan atau pengaturan arus ke basis transistor yang digunakan

sebagai saklar.

Sensor cahaya yang menggunakan LDR mempunyai respon yang relatif

lambat. Sehingga jika ingin membangun rangkaian yang mempunyai respon yang

cepat seperti untuk penghitungan pada rangkaian counter maka LDR tidak cocok

untuk digunakan. Alternatif lain adalah dengan memanfaatkan sensor infra merah

atau komponen sensor yang lain. Cahaya inframerah bisa didapat dengan

membuat rangkaian pemancar infra merah yang terdiri dari led infra merah yang

berfungsi sebagai pengahasil cahaya infra merahnya.

2.4 Manfaat dari pemasangan LDR pada lampu sepeda motor

Di era modern ini di Indonesia sekarang banyak sekali muncul berbagai

peraturan berlalu lintas di jalan. Salah satunya adalah menyalakan lampu siang

maupun malam hari , inilah manfaat dari pemasangan rangkaian LDR pada

lampu sepeda motor. Maanfaat lain dari pemasangan rangkaian ini yaitu (1)

rangkaian sangat menghemat accu , karena fungsi dari ldr ini memakai sensor

cahaya jadi di saat siang hari lampu secara otomatis menggunakan lampu dem ,
18

karena lampu dem lebih menghemat accu , dan pada malam hari sensor cahaya

tidak berfungsi jadi otomatis lampu sepeda motor akan menggunakan lampu

utama dan (2) rangkain ini dapat menimalisir kerusakan lampu , karena kerja

lampu tidak di pusatkan pada lampu utama.

Anda mungkin juga menyukai