07AGU
PENDAHULUAN
Mengambil sample darah di daerah pembuluh darah vena bukanlah pekerjaan mudah, tetapi begitulah
tugas sehari-hari yang harus dilakukan oleh seorang analis yang bertugas di laboratorium kesehatan.
Meskipun terlihat sangat sederhana, terdapat berbagai tahap yang harus dilakukan dengan benar apabila
ingin mendapatkan hasil yang sempurna.
Phlebotomy yaitu pengambilan sample darah dengan cara melubangi pembuluh darah vena subcutis.
Phlebotomis harus melaksanakan tugasnya dengan kompeten yaitu pada saat mengumpulkan sample
darah harus dengan sikap trampil, aman dan dapat dipercaya.Tujuan phlebotomi adalah memperoleh
sampel darah dalam volume yang cukup untuk pemeriksaan yang dibutuhkan, dengan memperhatikan
pencegahan interferensi preanalisis, memasukkannya ke dalam tabung yang benar, memperhatikan
keselamatan (safety), dan dengan sesedikit mungkin menimbulkan ketidaknyamanan pada pasien.
Dalam peraturan perundang-undangan di indonesia belum diatur tenaga kesehatan yang disebut sebagai
teknisi phlebotomi, oleh karena itu teknisi phlebotomi belum sah sebagai salah satu tenaga kesehatan.
RUANG LINGKUP
Pengambilan darah vena
Agar dapat diperoleh spesimen darah yang memenuhi syarat uji laboratorium, maka prosedur
pengambilan sampel darah harus dilakukan dengan benar, mulai dari persiapan peralatan, pemilihan
jenis antikoagulan, pemilihan letak vena, teknik pengambilan sampai dengan pelabelan.
Alat alat yang dipergunakan untuk pengambilan darah vena :
1. Spuit
Adalah alat yang digunakan untuk pengambilan darah atau pemberian injeksi intravena dengan volume
tertentu. Spuit mempunyai skala yang dapat digunakan untuk mengukur jumlah darah yang akan diambil,
volume spuit bervariasi dari 1ml, 3ml, 5ml bahkan ada yang sampai 50ml yang biasanya digunakan untuk
pemberian cairan sonde atau syring pump.
2. Tourniquet
Merupakan bahan mekanis yang fleksibel, biasanya terbuat dari karet sintetis yang bisa merenggang.
Digunakan untuk pengebat atau pembendung pembuluh darah pada organ yang akan dilakukan
penusukan plebotomy. Adapun tujuan pembendungan ini adalah untuk fiksasi, pengukuhan vena yang
akan diambil. Dan juga untuk menambah tekanan vena yang akan diambil, sehingga akan
mempermudah proses penyedotan darah kedalam spuit.
3. Kapas alkohol
Merupakan bahan dari wool atau kapas yang mudah menyerap dan dibasahi dengan antiseptic berupa
etil alkohol. Tujuan penggunaan kapas alkohol adalah untuk menghilangkan kotoran yang dapat
mengganggu pengamatan letak vena sekaligus mensterilkan area penusukan agar resiko infeksi bisa
ditekan.
Ialah ujung spuit atau jarum yang digunakan untuk pengambilan secara vakum. Needle ini bersifat non
fixed atau mobile sehingga mudah dilepas dari spuit serta container vacuum. Penggantian needle
dimaksudkan untuk menyesuaikan dengan besarnya vena yang akan diambil atau untuk kenyamanan
pasien yang menghendaki pengambilan dengan jaru kecil.
5. Vacuum Tube
Tabung vakum pertama kali dipasarkan dengan nama dagang Vacutainer. Jenis tabung ini berupa
tabung reaksi yang hampa udara, terbuat dari kaca atau plastik. Ketika tabung dilekatkan pada jarum,
darah akan mengalir masuk ke dalam tabung dan berhenti mengalir ketika sejumlah volume tertentu telah
tercapai.
6. Blood Container
Tabung tempat penampungan darah yang tidak bersifat vakum udara. Ini biasa digunakan untuk
pemeriksaan manual, dan dengan keperluan tertentu misalnya pembuatan tampungan sendiri untuk
efisiensi biaya.
7. Plester
Digunakan untuk fiksasi akhir penutupan luka bekas plebotomi, sehingga membantu proses
penyembuhan luka dan mencegah adanya infeksi akibat perlukaan atau trauma akibat penusukan.
1. Lancet
Merupakan jarum kecil disposable yang digunakan untuk pengambilan darah kapiler dipermukaan kulit
atau ujung jari pasien. Bisa berupa classic lancet yang terpisah dari pemantiknya. Atau bisa berupa
automatic lancet yang langsung bisa dipergunakan tanpa pemantik lagi.
2. Kapas alkohol.
3. Obyek Glass
Merupakan gelas preparat yang akan digunakan untuk pemaparan sediaan darah atau pemeriksaan lain
yang akan diperiksa dengan mikroskop.
4. Deck Glass
Adalah penutup obyek glass, berbentuk persegi lebih kecil dan tipis karena dimaksudkan agar bisa
menutupi preparat tanpa mengganggu pemfokusan pengamatan dibawah mikroskop.
5. Tensimeter
Alat untuk mengukur tensi darah atau tekanan darah serta detak jantung manusia. Dalam sampling tensi
ini digunakan untuk memeriksa Bleeding time.
6. Kertas Saring
Kertas yang mempunyai kerapatan tertentu sehingga bisa digunakan untuk menyaring larutan. Bisa
digunakan untuk pemeriksaan Bleeding time.
7. Tabung kapiler
Merupakan tabung kecil dengan diameter 1mm sehingga memiliki daya kapilaritas atau menyerap cairan
darah yang akan diambil. Sehingga cukup dengan menempelkan salah satu ujungnya, maka darah akan
mengisi tabung sesuai kebutuhan. Tabung kapiler dengan antikoagulan bertanda strip merah, sedangkan
tanpa koagulan dengan strip biru.
8. Wax
Merupakan dempul atau penutup yang digunakan sebagai penahan dasar tabung hematokrit sehingga
disaat penyimpanan sampel darah atau pemutaran nilai hematokrit, darah bisa tertahan didalam tabung.
Prosedur :
Persiapkan alat-alat yang diperlukan : syring, kapas alkohol 70%, tali pembendung (turniket), plester,
dan tabung. Untuk pemilihan syring, pilihlah ukuran/volume sesuai dengan jumlah sampel yang akan
diambil, pilih ukuran jarum yang sesuai, dan pastikan jarum terpasang dengan erat.
Lakukan pendekatan pasien dengan tenang dan ramah; usahakan pasien senyaman mungkin.
Identifikasi pasien dengan benar sesuai dengan data di lembar permintaan.
Verifikasi keadaan pasien, misalnya puasa atau konsumsi obat. Catat bila pasien minum obat
tertentu, tidak puasa dsb.
Minta pasien meluruskan lengannya, pilih lengan yang banyak melakukan aktifitas.
Minta pasien mengepalkan tangan.
Pasang tali pembendung (turniket) kira-kira 10 cm di atas lipat siku.
Pilih bagian vena median cubital atau cephalic. Lakukan perabaan (palpasi) untuk memastikan posisi
vena; vena teraba seperti sebuah pipa kecil, elastis dan memiliki dinding tebal. Jika vena tidak teraba,
lakukan pengurutan dari arah pergelangan ke siku, atau kompres hangat selama 5 menit daerah
lengan.
Bersihkan kulit pada bagian yang akan diambil dengan kapas alcohol 70% dan biarkan kering. Kulit
yang sudah dibersihkan jangan dipegang lagi.
Tusuk bagian vena dengan posisi lubang jarum menghadap ke atas. Jika jarum telah masuk ke dalam
vena, akan terlihat darah masuk ke dalam semprit (dinamakan flash). Usahakan sekali tusuk kena.
Setelah volume darah dianggap cukup, lepas turniket dan minta pasien membuka kepalan tangannya.
Volume darah yang diambil kira-kira 3 kali jumlah serum atau plasma yang diperlukan untuk
pemeriksaan.
Letakkan kapas di tempat suntikan lalu segera lepaskan/tarik jarum. Tekan kapas beberapa sat lalu
plester selama kira-kira 15 menit. Jangan menarik jarum sebelum turniket dibuka.
Pengambilan Darah Vena Dengan Tabung Vakum
Tabung vakum pertama kali dipasarkan oleh
perusahaan AS BD (Becton-Dickinson) di bawah nama dagang Vacutainer. Jenis tabung ini berupa
tabung reaksi yang hampa udara, terbuat dari kaca atau plastik. Ketika tabung dilekatkan pada jarum,
darah akan mengalir masuk ke dalam tabung dan berhenti mengalir ketika sejumlah volume tertentu telah
tercapai.
Jarum yang digunakan terdiri dari dua buah jarum yang dihubungkan oleh sambungan berulir. Jarum
pada sisi anterior digunakan untuk menusuk vena dan jarum pada sisi posterior ditancapkan pada
tabung. Jarum posterior diselubungi oleh bahan dari karet sehingga dapat mencegah darah dari pasien
mengalir keluar. Sambungan berulir berfungsi untuk melekatkan jarum pada sebuah holder dan
memudahkan pada saat mendorong tabung menancap pada jarum posterior.
Keuntungan menggunakan metode pengambilan ini adalah, tak perlu membagi-bagi sampel darah ke
dalam beberapa tabung. Cukup sekali penusukan, dapat digunakan untuk beberapa tabung secara
bergantian sesuai dengan jenis tes yang diperlukan. Untuk keperluan tes biakan kuman, cara ini juga
lebih bagus karena darah pasien langsung dapat mengalir masuk ke dalam tabung yang berisi media
biakan kuman. Jadi, kemungkinan kontaminasi selama pemindahan sampel pada pengambilan dengan
cara manual dapat dihindari.
Kekurangannya sulitnya pengambilan pada orang tua, anak kecil, bayi, atau jika vena tidak bisa
diandalkan (kecil, rapuh), atau jika pasien gemuk. Untuk mengatasi hal ini mungkin bisa digunakan jarum
bersayap (winged needle).
Jarum bersayap atau sering juga dinamakan jarum kupu-kupu hampir sama dengan jarum vakutainer
seperti yang disebutkan di atas. Perbedaannya adalah, antara jarum anterior dan posterior terdapat dua
buah sayap plastik pada pangkal jarum anterior dan selang yang menghubungkan jarum anterior dan
posterior. Jika penusukan tepat mengenai vena, darah akan kelihatan masuk pada selang (flash).
Prosedur :
Persiapkan alat-alat yang diperlukan : jarum, kapas alkohol 70%, tali pembendung (turniket), plester,
tabung vakum.
Pasang jarum pada holder, pastikan terpasang erat.
Lakukan pendekatan pasien dengan tenang dan ramah; usahakan pasien senyaman mungkin.
Identifikasi pasien dengan benar sesuai dengan data di lembar permintaan.
Verifikasi keadaan pasien, misalnya puasa atau konsumsi obat. Catat bila pasien minum obat
tertentu, tidak puasa dsb.
Minta pasien meluruskan lengannya, pilih lengan yang banyak melakukan aktifitas.
Minta pasien mengepalkan tangan.
Pasang tali pembendung (turniket) kira-kira 10 cm di atas lipat siku.
Pilih bagian vena median cubital atau cephalic. Lakukan perabaan (palpasi) untuk memastikan posisi
vena; vena teraba seperti sebuah pipa kecil, elastis dan memiliki dinding tebal. Jika vena tidak teraba,
lakukan pengurutan dari arah pergelangan ke siku, atau kompres hangat selama 5 menit daerah
lengan.
Bersihkan kulit pada bagian yang akan diambil dengan kapas alcohol 70% dan biarkan kering. Kulit
yang sudah dibersihkan jangan dipegang lagi.
Tusuk bagian vena dengan posisi lubang jarum menghadap ke atas. Masukkan tabung ke dalam
holder dan dorong sehingga jarum bagian posterior tertancap pada tabung, maka darah akan
mengalir masuk ke dalam tabung. Tunggu sampai darah berhenti mengalir. Jika memerlukan
beberapa tabung, setelah tabung pertama terisi, cabut dan ganti dengan tabung kedua, begitu
seterusnya.
Lepas turniket dan minta pasien membuka kepalan tangannya. Volume darah yang diambil kira-kira 3
kali jumlah serum atau plasma yang diperlukan untuk pemeriksaan.
Letakkan kapas di tempat suntikan lalu segera lepaskan/tarik jarum. Tekan kapas beberapa sat lalu
plester selama kira-kira 15 menit. Jangan menarik jarum sebelum turniket dibuka.
Tabung tutup merah. Tabung ini tanpa penambahan zat additive, darah akan menjadi beku dan
serum dipisahkan dengan pemusingan. Umumnya digunakan untuk pemeriksaan kimia darah,
imunologi, serologi dan bank darah (crossmatching test)
Tabung tutup kuning. Tabung ini berisi gel separator (serum separator tube/SST) yang fungsinya
memisahkan serum dan sel darah. Setelah pemusingan, serum akan berada di bagian atas gel dan
sel darah berada di bawah gel. Umumnya digunakan untuk pemeriksaan kimia darah, imunologi dan
serologi
Tabung tutup hijau terang. Tabung ini berisi gel separator (plasma separator tube/PST) dengan
antikoagulan lithium heparin. Setelah pemusingan, plasma akan berada di bagian atas gel dan sel
darah berada di bawah gel. Umumnya digunakan untuk pemeriksaan kimia darah.
Tabung tutup ungu atau lavender. Tabung ini berisi EDTA. Umumnya digunakan untuk
pemeriksaan darah lengkap dan bank darah (crossmatch)
Tabung tutup biru. Tabung ini berisi natrium sitrat. Umumnya digunakan untuk pemeriksaan
koagulasi (mis. PPT, APTT)
Tabung tutup hijau. Tabung ini berisi natrium atau lithium heparin, umumnya digunakan untuk
pemeriksaan fragilitas osmotik eritrosit, kimia darah.
Tabung tutup biru gelap. Tabung ini berisi EDTA yang bebas logam, umumnya digunakan untuk
pemeriksaan trace element (zink, copper, mercury) dan toksikologi.
Tabung tutup abu-abu terang. Tabung ini berisi natrium fluoride dan kalium oksalat, digunakan
untuk pemeriksaan glukosa.
Tabung tutup hitam ; berisi bufer sodium sitrat, digunakan untuk pemeriksaan LED (ESR).
Tabung tutup pink ; berisi potassium EDTA, digunakan untuk pemeriksaan imunohematologi.
Tabung tutup putih ; potassium EDTA, digunakan untuk pemeriksaan molekuler/PCR dan bDNA.
Tabung tutup kuning dengan warna hitam di bagian atas ; berisi media biakan, digunakan untuk
pemeriksaan mikrobiologi aerob, anaerob dan jamur
Beberapa hal penting dalam menampung sampel darah adalah :
Darah dari syring atau suntikan harus dimasukkan ke dalam tabung dengan cara melepas jarum lalu
mengalirkan darah perlahan-lahan melalui dinding tabung. Memasukkan darah dengan cara
disemprotkan, apalagi tanpa melepas jarum, berpotensi menyebabkan hemolisis. Memasukkan darah
ke dalam tabung vakum dengan cara menusukkan jarum pada tutup tabung, biarkan darah mengalir
sampai berhenti sendiri ketika volume telah terpenuhi.
Homogenisasi sampel jika menggunakan antikoagulan dengan cara memutar-mutar tabung 4-5 kali
atau membolak-balikkan tabung 5-10 kali dengan lembut. Mengocok sampel berpotensi
menyebabkan hemolisis.
Urutan memasukkan sampel darah ke dalam tabung vakum adalah : pertama botol biakan (culture)
darah atau tabung tutup kuning-hitam kedua tes koagulasi (tabung tutup biru), ketiga tabung non
additive (tutup merah), keempat tabung tutup merah atau kuning dengan gel separator atau clot
activator, tabung tutup ungu/lavendet (EDTA), tabung tutup hijau (heparin), tabung tutup abu-abu
(NaF dan Na oksalat)
PENGAMBILAN DARAH KAPILER
Prosedur
Bahan bacaan :
1. Calgary Laboratory Services, Blood Collection Guidelines.
2. Direktorat Laboratorium Kesehatan Departemen Kesehatan RI, Pedoman Praktek Laboratorium yang
Benar (Good Laboratory Practice), Cetakan ke-3, Jakarta, 2004.
3. Joyce LeFever Kee, Pedoman Pemeriksaan Laboratorium & Diagnostik, Edisi 6, EGC, 2007.
4. Laboratorium Patologi Klinik FK-UGM, Tuntunan Praktikum Hematologi, Bagian Patologi Klinik FK-
UGM, Yogyakarta, 1995.
5. R. Gandasoebrata, Penuntun Laboratorium Klinik, Dian Rakyat, Bandung, 1992.
6. The Royal College of Pathologists of Australasia, Manual of Use and Interpretation of Pathology
Tests, Griffin Press Ltd., Netley, Australia, 1990.
7. WebPath, Phlebotomy Tutorial, The University of Utah Eccles Health Sciences Library