Anda di halaman 1dari 8

ANALISIS RASIO KEUANGAN

Oleh :
Kelompok 4
1. Ni Luh Ayu Lestari (11)
2. Ni Kadek Sukartiningsih (12)
3. Devi Zaenika Sari (14)
4. I Gede Darwin Hariyadi (16)
5. I Komang Yoga Adi Saputra (22)
6. Lusi Indah Sari (39)
7. Made Ayu Ditha Pramesti (43)

PROGRAM STUDI AKUNTANSI EKSEKUTIF A


SEMESTER IV
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS MAHASARASWATI
DENPASAR
2017
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Rasio keuangan merupakan kegiatan membandingkan angka-angka yang ada dalam
laporan keuangan dengan cara membagi satu angka dengan angka lainnya. Perbandingan
dapat dilakukan antara satu komponen dengan komponen dalam satu laporan keuangan
atau antar komponen yang ada di antara laporan keuangan. Hasil rasio keuangan digunakan
untuk menilai kinerja manajemen dalam suatu periode apakah mencapai target seperti yang
telah ditetapkan. Dan juga dapat dinilai kemampuan manajemen dalam memberdayakan
sumber daya perusahaan secara efektif. Analisis laporan keuangan tidak akan berarti
apabila tidak ada pembandingnya.
Pada umumnya penganalisa bertujuan untuk mengetahui tingkat rentabilitas ,
solvabilitas maupun likuiditas dari suatu perusahaan. Dengan hasil rasio yang diperoleh,
setidaknya diperoleh gambaran yang seolah-olah sesungguhnya terjadi. Namun belum bisa
dipastikan kondisi dan posisi keuangan yang sebenarnya. Hal ini dikarenakan rasio
keuangan yang digunakan memiliki banyak keterbatasan. Hubungan antar berbagai rasio
keuangan dapat bersifat positif maupun negative tergantung dari rasio keuangannya

1.2. Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang tersebut dapat dirumuskan permasalahannya, yaitu :
1) Apa yang dimaksud dengan Rasio Keuangan?
2) Apakah dasar pembanding dari rasio keuangan?
3) Bagaimanakah penggolongan rasio keuangan?
4) Apakah keterbatasan dari rasio keuangan?
5) Bagaimanakah hubungan antar berbagai rasio?
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Rasio Keuangan


Pengertian rasio keuangan menurut James C Van Home merupakan indeks yang
menghubungkan dua angka akuntansi dan diperoleh dengan membagi satu angka dengan
angka lainnya. Rasio keuangan digunakan untuk mengevaluasi kondisi keuangan dan
kinerja perusahaan. Dari hasil rasio keuangan ini akan terlihat kondisi kesehatan
perusahaan yang bersangkutan.
Rasio keuangan merupakan kegiatan membandingkan angka-angka yang ada dalam
laporan keuangan dengan cara membagi satu angka dengan angka lainnya. Perbandingan
dapat dilakukan antara satu komponen dengan komponen dalam satu laporan keuangan
atau antar komponen yang ada di antara laporan keuangan.
Hasil rasio keuangan digunakan untuk menilai kinerja manajemen dalam suatu
periode apakah mencapai target seperti yang telah ditetapkan. Dan juga dapat dinilai
kemampuan manajemen dalam memberdayakan sumber daya perusahaan secara efektif.
Analisis rasio keuangan suatu perusahaan dapat digolongkan menjadi sebagai
berikut :
1) Rasio neraca, yaitu membandingkan angka-angka yang hanya bersumber dari
neraca
2) Rasio laporan laba rugi, yaitu membandingkan angka-angka yang hanya
bersumber dari laporan laba rugi
3) Rasio antar laporan, yaitu embandingkan angka-angka dari dua sumber (data
campuran), baik yang ada di neraca maupun di laporan laba rugi

2.2. Dasar Pembanding Rasio Keuangan


Analisis laporan keuangan tidak akan berarti apabila tidak ada pembandingnya.
Dengan adanya data pembanding, perbedaan angka-angka akan terlihat menonjol
peningkatan maupun penurunan dari periode sebelumnya. Jumlah data pembanding yang
dibutuhkan tergantung dari tujuan analisis itu sendiri. Jika pembanding lebih banyak,
semakin banyak yang dapat diketahui.
Data pembanding yang dibutuhkan yaitu sebagai berikut :
1) Angka-angka yang ada dalam tiap komponen laporan keuangan misalnya total
aktiva lancer dengan utang lancer, total aktiva dengan total utang, atau tingkat
penjualan dengan laba dan seterusnya.
2) Angka-angka yang ada dalam tiap jenis laporan keuangan misalnya total
aktiva di neraca dengan penjualan di laporan laba rugi
3) Tahun masing-masing laporan keuangan untuk beberapa periode, misalnya
tahun 2005 dibandingkan dengan tahun 2006 dan 2007
4) Target rasio yang telah dianggarkan dan ditetapkan perusahaan sebagai
pedoman pencapaian tujuan
5) Standar industry yang digunakan untuk industry yang sama, misalnya tingkat
Capital Adequacy Ratio (CAR) untuk dunia perbankan atau persentase laba
atas penjualan tertentu
6) Rasio keuangan pesaung pada usaha sejenis yang terdekat yang digunakan
sebagai bahan acuan untuk menilai rasio keuangan yang diperoleh disamping
standar industry yang ada

2.3. Penggolongan Rasio Keuangan


Angka rasio secara umum digolongkan menjadi dua yaitu :
1) Berdasarkan sumber datanya, maka angka rasio dapat dibedakan menjadi :
a. Rasio-rasio neraca / Balance sheet ratio yaitu rasio yang datanya bersumber dari neraca.
b. Rasio-rasio Laporan L/R/ income Statement Rasio yaitu rasio-rasio yang datanya
bersumber dari Laporan Laba Rugi.
c. Rasio-rasio antar laporan/ intrenstatement rasio yaitu rasio-rasio yang datanya diambil
dari neraca laporan L/R.
2) Berdasarkan tujuan dan laporan L/R
Pada umumnya penganalisa bertujuan untuk mengetahui tingkat rentabilitas ,
solvabilitas maupun likuiditas dari suatu perusahaan. Oleh karena itu angka-angka rasio
pada dasarnya juga dapat digolongkan menjadi : Rasio likuiditas, Rasio solvabilitas, Rasio
rentabilitas, dan rasio lainnya yang sesuai dengan kebutuhan penganalisa seperti rasio
aktivitas. Penggolongan angka rasio berdasarkan tujuan penganalisa inipun sangat
beragam. Baruch Lev menggolongkan rasio finansiil menurut sumber datanya menjadi :
balance sheet ratio, income statemens rasio, fund statements rasio dan mixed rasio. Baruch
Lev juga mengklasifikasikan sesuai dengan perbedaan ekonomis dari operasi perusahaan (
tujuan penganalisa) menjadi : profitability ratios, short term solvency ratios, long term
solvency ratios, dan efficiency (turn over ratios).

2.4.Keterbatasan Rasio Keuangan


Rasio keuangan yang digunakan memiliki fungsi dan kegunaan yang cukup banyak
bagi perusahaan dalam mengambil keputusan, bukan berarti rasio keuangan yang dibuat
sudah menjamin 100% kondisi dan posisi keuangan yang sesungguhnya. Dengan hasil
rasio yang diperoleh, setidaknya diperoleh gambaran yang seolah-olah sesungguhnya
terjadi. Namun belum bisa dipastikan kondisi dan posisi keuangan yang sebenarnya. Hal
ini dikarenakan rasio keuangan yang digunakan memiliki banyak keterbatasan.
J. Fred Weston menyebutkan keterbatasan dari rasio keuangan, yaitu :
a) Data keuangan disusun dari data akuntansi. Kemudian data tersebut ditafsirkan
dengan berbagai cara, misalnya masing-masing perusahaan menggunakan :
Metode penyusutan yang berbeda untuk menentukan nilai penyusutan
terhadap aktivanya sehingga menghasilkan nilai penyusutan setiap periode
juga berbeda, atau
Penilaian sediaan yang berbeda
b) Prosedur pelaporan yang berbeda, mengakibatkan laba yang dilaporkan berbda
pula (dapat naik atau turun) tergantung prosedur pelaporan keuangan tersebut
c) Adanya manipulasi data artinya dalam menyusun data, pihak penyusun tidak
jujur dalam memasukkan angka-angka ke laporan keuangan yang mereka buat.
Akibatnya hasil perhitungan rasio keuangan tidak menunjukkan hasil yang
sesungguhnya
d) Perlakuan pengeluaran untuk biaya-biaya antara satu perusahaan dengan
perusahaan lainnya berbeda. Misalnya biaya riset dan pengembangan, biaya
perencanaan pensiun, merger, jaminan kualitas pada barang jadi dan cadangan
kredit macet
e) Penggunaan tahun fiscal yang berbeda juga dapat menghasilkan perbedaan
f) Pengaruh musiman mengakibatkan rasio komperatif akan berpengaruh
g) Kesamaan rasio keuangan yang telah dibuat dengan standar industry belum
menjamin perusahaan berjalan normal dan telah dikelola dengan baik

Oleh karena itu, untuk meminimalkan risiko kesalahan dalam membuat rasio
keuangan diperlukan prinsip kehati-hatian agar dapat membantu dalam menutupi
kelemahan dari rasio keuangan tersebut.

2.5.Hubungan Antar Berbagai Rasio


Hubungan antar berbagai rasio keuangan dapat bersifat positif maupun negative
tergantung dari rasio keuangannya. Contoh dari hubungan antarberbagai rasio keuangan
yaitu :
1) Hubungan antara rentabilitas ekonomi dengan rentabilitas modal sendiri
2) Hubungan antara rasio utang dengan rentabilitas modal sendiri

Misalnya hubungan antara rentabilitas ekonomi dengan rentabilitas modal sendiri


bersifat positif. Semakin besar rentabilitas ekonomi, akan berakibat besar pula rentabilitas
modal sendiri. Tentu saja dengan asumsi ceteris paribus yaitu factor-faktor lain tidak
berubah seperti bunga, pajak dan rasio utang modal sendiri. Pengaruhnya terhadap
pengguna modal asing juga cukup signifikan, misalnya makin tinggi rentabilitas ekonomi
(bunga tetap), penggunaan modal asing yang lebih besar akan berpengaruh terhadap
rentabilitas modal sendiri
Pengaruh positif memiliki arti semakin besar rasio utang, besar pula rasio modal
sendiri, dengan catatan kalau rentabilitas ekonomi (8%) lebih besar dari tingkat bunga
(7%). Pengaruh negatifnya adalah jika rentabilitas ekonomi lebih kecil dari tingkat bunga,
rasio utang bertambah besar dan rasio modal sendiri menjadi kecil.
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan tersebut dapat disimpulkan bahwa rasio keuangan
merupakan indeks yang menghubungkan dua angka akuntansi dan diperoleh dengan
membagi satu angka dengan angka lainnya. Rasio keuangan digunakan untuk
mengevaluasi kondisi keuangan dan kinerja perusahaan. Dari hasil rasio keuangan ini akan
terlihat kondisi kesehatan perusahaan yang bersangkutan. Dengan adanya data
pembanding, perbedaan angka-angka akan terlihat menonjol peningkatan maupun
penurunan dari periode sebelumnya. Jumlah data pembanding yang dibutuhkan tergantung
dari tujuan analisis itu sendiri. Jika pembanding lebih banyak, semakin banyak yang dapat
diketahui. Sedangkan untuk meminimalkan risiko kesalahan dalam membuat rasio
keuangan diperlukan prinsip kehati-hatian agar dapat membantu dalam menutupi
kelemahan dari rasio keuangan tersebut. . Semakin besar rentabilitas ekonomi, akan
berakibat besar pula rentabilitas modal sendiri. Tentu saja dengan asumsi ceteris paribus
yaitu factor-faktor lain tidak berubah seperti bunga, pajak dan rasio utang modal sendiri.
DAFTAR PUSTAKA

Kasmir, D. (2012). Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.


Anonim. (2016). Penggolongan angka rasio.
http://analisis-rasio-keuangan.blogspot.co.id/2016/08/penggolongan-angka-rasio.html

Anda mungkin juga menyukai