Anda di halaman 1dari 11

MIKROSKOPI

Mikroskopi adalah teknik untuk menghasilkan detail struktur


gambar dari obyek kecil yang tidak dapat dilihat dengan mata telanjang.
Terdapat 2 jenis mikroskopi, yaitu mikroskopi optikal dan scanning
probe. Mikroskopi optikal terdiri atas mikroskopi cahaya, Sinar X, dan
elektron. Mikroskopi optikal melibatkan difraksi, refleksi atau refraksi
radiasi cahaya (cahaya tampak, sinar-X, cahaya elektron) terhadap
specimen yang dipelajari. Mikroskopi scanning probe melibatkan
interaksi probe dengan permukaan obyek yang dipelajari.
Mikroskopi adalah teknik memperbesar benda kecil sehingga dapat
dilihat dengan mata telanjang. Karena mikroba sangat kecil, maka satuan
unit metrik untuk mikroskopi jarang kita dengar. Satuan metrik untuk
mikroskopi biasanya mikrometer (m) , nanometer (nm), dan angstrom
(). Satu mikrometer disebut juga mikron () sebanding dengan
0,000001 m atau 10-6 m. Satu nanometer atau disebut juga milimikron
sebanding dengan 0,000000001 m atau 10-9 m. Satu angstrom sebanding
dengan 0,0000000001 m atau 10-10 m. Satuan angstrom jarang sekali
digunakan.

PROPERTI CAHAYA: PANJANG GELOMBANG DAN RESOLUSI


Cahaya memiliki properti yang berdampak pada kemampuan
cahaya memantulkan sebuah obyek, sehinggga terlihat jelas bentuk obyek
tersebut. Properti cahaya tersebut adalah panjang gelombang dan resolusi.
Cahaya memiliki berbagai panjang gelombang. Berdasarkan
panjang gelombangnya cahaya dibedakan menjadi 5, yaitu sinar gamma,
sinar-X, sinar UV, cahaya tampak, dan sinar inframerah. Cahaya tampak
seperti sinar matahari yang berwarna putih atau terang merupakan
kumpulan dari beberapa cahaya, yaitu violet, biru, hijau, kuning, jingga,
dan merah. Kumpulan cahaya tersebut biasanya terlihat di udara setelah
hujan berhenti. Kumpulan cahaya tersebut disebut pelangi. Pelangi
merupakan difraksi cahaya matahari oleh butiran air di udara.
Resolusi adalah kemampuan memisahkan 2 obyek yang
bertumpang tindih, menjadi 2 gambar yang terpisah. Suatu obyek yang
hendak kita lihat biasanya bercampur dengan obyek lain yang tidak kita
inginkan. Oleh karena itu, bagaimana kita dapat melakukan resolusi
untuk memperjelas obyek sasaran dan membedakannya dengan obyek
lainnya. Kita dapat memperbesar suatu obyek, tetapi kita tidak dapat
memeperjelas obyek tersebut, sehingga hasil pengamatan obyek menjadi
kabur.

PROPERTI CAHAYA: CAHAYA DAN OBYEK


Ketika cahaya mengenai media atau sebuah obyek maka cahaya
tersebut akan mengalami berbagai kejadian seperti refleksi, transmisi,
absorbsi, refraksi, dan difraksi. Ketika cahaya mengenai sebuah obyek
dan memantuk kembali, sehingga obyek tersebut dapat kita lihat
warnanya, maka peristiwa demikian kita sebut refleksi. Misalnya cahaya
tampak mengenai daun, maka cahaya hijau akan terefleksi (memantul),
sehingga daun terlihat berwarna hijau.
Transmisi merujuk pada cahaya menembus obyek. Kita dapat
melihat isi gelas karena cahaya tampak tertransmisi menembus gelas.
Sebaliknya kita tidak dapat melihat isi batuan, karena cahaya tampak
tidak mampu menembus batuan.
Cahaya dapat terabsorsi (terserap) ketika mengenai sebuah obyek.
Semua unsur cahaya tampak, kecuali cahaya hijau akan terserap oleh
daun. Energi yang menyertai cahaya tampak ikut terserap dan digunakan
daun untuk berbagai aktivitas.
Refraksi adalah pembelokan cahaya ketika mengenai beberapa
obyek yang berbeda densitinya. Pembelokan cahaya menghasilkan
sebuah suduk refraksi. Kita dapat melihat refraksi cahaya ketika cahaya
tampak menembus gelas yang berisi air. Akibatnya pensil yang terbenam
dalam air di dalam gelas terlihat patah atau bengkok. Peristiwa ini juga
terjadi pada pengamatan specimen di mikroskop. Specimen biasanya
diletakkan di antara gelas penutup dan gelas benda dengan media air.
Gelas dan air berbeda densitinya. Oleh karena itu, cahaya tampak
mengalami refraksi ketika menembus gelas penutup dan air. Untuk
menghindari efek refraksi, maka kita sering menambah minyak emersi
ketika kita mengamati specimen dengan perbesaran kuat (lebih dari 400
kali).

MIKROSKOP OPTIKAL
Mikroskop optikal melibatkan penerusan cahaya (tampak, sinar-X,
dan cahaya elektron) tertransmisi atau terefleksi pada sebuah obyek.
Mikroskop cahaya adalah mikroskop yang mengunakan cahaya tampak
untuk mengamati specimen (Gambar 2.1). Gambar yang dihasilkan dapat
langsung dilihat oleh mata telanjang atau dapat diabadikan secara
fotografi (manual atau digital).
Keterbatasan mikroskop cahaya standar (mikroskop latar terang)
adalah hanya dapat melihat obyek yang gelap atau obyek yang kuat
merefraksi cahaya, difraksi membatasi resolusi sampai 0,2 mikron,
mengurangi kejernihan gambar obyek. Untuk mengatasi atau mengurangi
keterbatasan mikroskop cahaya yaitu memberikan pewarnaan pada
struktur sel tertentu, sehingga meningkatkan refraksi obyek.
Gambar 2.1 Mikroskop cahaya dengan 1 lensa okuler

Teknik-teknik mikroskopi cahaya terdiri atas mikroskopi latar


terang (brightfield), latar gelap (darkfield), oblique illumination, fase
kontras, differential interference contrast, dan flouresens

Gambar 2.2 Mikroskopi latar terang miselia jamur

Mikrosopi latar terang merupakan teknik mikroskopi cahaya paling


sederhana. Cahaya putih mengiluminasi sampel dari bawah ke atas.
Keterbatasan teknik ini adalah kontras obyek rendah dan resolusi rendah
(Gambar 2.2). Keuntungan teknik ini sederhana, tanpa preparasi sampel,
dapat melihat sel hidup langsung. Dengan mengurangi jumlah sumber
cahaya melalui bukaan kondenser dapat meningkatkan kontras obyek,
tetapi menurunkan resolusi. Penggunaan filter cahaya (filter warna dan
filter polarisasi) dapat memberikan highlight obyek.
Mikroskopi latar gelap adalah meminimalisir jumlah dan transmisi
cahaya dengan memberi latar gelap, kecuali obyek (Gambar 2.3).
Keterbatasan teknik ini adalah intensitas cahaya rendah, resolusi obyek
rendah. Keuntungan teknik ini adalah gambaran obyek lebih jelas,
sederhana, tanpa preparasi sampel, dan dapat melihat sel hidup.
Penggunaan filter cahaya (filter warna transparan) dapat meningkatkan
gambaran obyek.

Gambar 2.3 Mikroskopi latar gelap sel Amoeba proteus yang mendigesti
alga (kehijauan) dalam vakuola makanan.

Mikroskopi oblique illumination menggunakan iluminasi samping


(oblique). Hasilnya gambaran obyek seperti 3 Dimensi (Gambar 2.4).
Keterbatasan teknik ini adalah kontras obyek rendah, resolusi rendah.
Keuntungan teknik ini adalah memberikan efek highlight pada obyek,
sederhana, tanpa preparasi sampel, dan dapat melihat sel hidup.
Gambar 2.4 Mikroskopi marginal oblique illumination bentuk-bentuk sel
bakteri, rantai batang (ch), batang (b), kokus (c), diplokokus (d)

Mikroskopi fase kontras merupakan teknik mikroskopi cahaya


yang lebih baik dibandingkan teknik sebelummnya. Teknik ini
memberikan kontras obyek karena indeks refraktif obyek berbeda
(Gambar 2.5). Teknik ini dikembangkan oleh Frits Zernika (1930-an).
Dengan teknik ini struktur-struktur internal sel dapat dibedakan (Gambar
2.6).

Gambar 2.5 Gambar skematis prinsip kerja mikroskopi fase kontras


Gambar 2.6 Mikroskopi fase kontras sel Amoeba proteus yang
mendigesti alga (kuning)

Mikroskopi differential interference contrast merupakan


pengembangan teknik fase kontras, tetapi teknik ini relatif mahal. Dengan
teknik ini obyek tampak seperti relief (Gambar 2.7). Teknik mikroskopi
ini dikembangkan oleh Georges Nomarski, sehingga sering disebut
mikroskopi Nomarski.

Gambar 2.7 Mikroskopi differntial contrast sel Amoeba proteus. Terlihat


nukleus (n), alga dalam vakuola makanan (fv), dan vakuola kontraktil
(cv) yang kosong.
Mikroskopi flouresens adalah teknik pengiluminasian obyek
dengan cahaya berenergi tinggi (Gambar 2.8). Teknik ini sangat sensitif
dan dapat membedakan substansi atau molekul tertentu dengan yang
lainnya. Kombinasi antibodi dan fluorokrom menghasilkan teknik yang
dinamakan immunostainning.

Gambar 2.8 Prinsip kerja mikroskopi fluorensens

Mikroskop Cahaya Sederhana


Mikroskop sederhana adalah mikroskop yang hanya menggunakan
lensa tunggal. Mikrsokop ini merupakan cikal bakal mikroskop.
Mikroskop van Leeuwenhoek (Gambar 2.9) memiliki lensa cembung
tunggal dan penahan sampel atau specimen.

Gambar 2.9 Mikroskop cahaya sederhana buatan Anthony Van


Leeuwenhoek
Mikroskop Cahaya Kompak (Compound Optical Microscope)
Mikroskop kompak menggunakan beberapa lensa untuk
memaksimalkan perbesaran obyek. Bentuk sederhana mikroskop kompak
adalah mikroskop Robert Hooke (Gambar 2.10). Prinsip mikroskop
kompak adalah memperbesar obyek hasil

Gambar 2.10 Mikroskop kompak buatan Robert Hooke

perbesaran pertama (Gambar 2.11). Jadi mikroskop kompak adalah


mikroskop dengan 2 lensa, yaitu lensa obyektif dan lensa okuler (Gambar
2.1). Pada masa sekarang kedua lensa dapat diubah atau diganti dengan
lensa lain dengan kemampuan perbesaran lebih tinggi.

Gambar 2.11 Prinsip kerja mikroskopi cahaya kompak


Mikroskop Sinar X
Mikroskop sinar-X menggunakan sinar-X sebagai sumber cahaya.
Mikroskop sinar-X memiliki resolusi lebih tinggi daripada mikroskop
cahaya karena penggunaan sinar-X yang memiliki panjang gelombang
lebih pendek daripada cahaya tampak. Resolusi mikroskop sinar-X masih
lebih rendah dibandingkan mikroskop elektron.

Mikroskop Elektron
Mikroskop elektron sebenarnya memiliki prinsip sama dengan
mikroskop optikal, tetapi cahaya yang digunakan adalah cahaya elektron
(electron beam) (Gambar 2.12). Cahaya elektro mempunyai panjang
gelombang lebih pendek daripada cahaya tampak, sehingga memberikan
resolusi lebih tinggi. Gambaran obyek dengan mikroskop elektron tidak
dapat dilihat langsung oleh mata telanjang manusia. Biasanya gambaran
obyek harus ditransfer agar dapat dilihat mata manusia melaui film
fotografi, CCD (Charge-Couple Device), atau layar fosfor.

Gambar 2.12 Prinsip kerja mikroskopi elektron (kiri), mikroskop


elektron (kanan)

Tiga varian mikroskop elektron adalah mikroskop elektron


scanning (SEM) (Gambar 2.13) dan mikroskop elektron transmisi (TEM)
(Gambar 2.14). SEM mampu melihat struktur eksternal obyek dan obyek
tampak 3D. TEM mampu melihat struktur internal obyek, karena obyek
mengalami preparasi.
Gambar 2.13 Mikroskopi elektron scanning bakteri E. coli

Gambar 2.14 Mikroskopi elektron transmisi bakteriofag

Dengan teknik freeze-drying pada saat preparasi obyek, maka


dihasilkan gambaran obyek gabungan antara mikroskopi elekrtron
scanning dan transmisi (Gambar 2.15). Teknik ini disebut teknik kering
beku.
Gambar 2.15 Teknik kering beku (freeze-dying) pada preparasi
mikroskopi elektron

Anda mungkin juga menyukai