I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
Agar mahasiswa dapat menambah wawasan ilmu manajemen ternak unggas
khususnya manajemen pada ayam broile
2
II
PEMBAHASAN
2.1.2 Peralatan
Menurut Rasyaf (2005 : 18) Ayam yang dipelihara secara intensif dengan
cara dikandangkan secara terus menerus sepanjang hari, memerlukan peralatan-
peralatan teknis yang memadai, seperti tempat pakan dan minum, alat pemanas,
thermometer, dan peralatan lainnya maka untuk menunjang keberhasilan
produksi:
1. Tempat Pakan dan Minum
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pengawasan pekerjaan sehari-
hari adalah tata letak tempat pakan, keadaan tempat pakan dan isi pakan. Tempat
pakan ada yang diletakkan dalam satu baris atau diletakkan berselang seling
dengan tempat minum. Kebutuhan tempat pakan dan minum tergantung dari
jumlah ayam yang dipelihara dan umur ayam. Pemeliharaan awal dengan jumlah
ayam 5000 ekor, diperlukan tempat pakan sejumlah 74 buah dan tempat minum
sebanyak 72 buah, sedangkan pada pemeliharaan akhir dengan jumlah ayam 4500
ekor diperlukan tempat pakan 74 buah dan tempat minum 72 buah.
2. Alat Pemanas.
Alat pemanas (brooder) berfungsi sebagai induk buatan yang memberi
kehangatan anak ayam (DOC). Alat ini digunakan untuk pemeliharaan masa awal
(starter) yang berlangsung selama 12 sampai 15 hari dimana anak ayam masih
memerlukan pemanasan dalam hidupnya. Alat pemanas ini hendaknya diletakkan
ditengah dengan ketinggian 1,3 sampai1,5 meter dari permukaan litter bahwa jika
4
2.3.2 Ransum
Pada periode finisher (umur 3-6 minggu), kondisi pertumbuhan ayam
broiler mulai menurun. Untuk itu, protein dalam ransum diturunkan menjadi 20%
(NRC, 1994), sedangkan energi ransum, yang digunakan 3000-3200 kkal/kg.
Bahan-bahan penyusun ransum untuk starter tidak berbeda dengan bahan
penyusun ransum untuk finisher. Bentuk fisik ransum yang biasa diberikan pada
ayam broiler bisa berbentuk pellet, mash, atau crumble. Ransum ayam broiler
banyak dijual dengan merk dagang yang berbeda-beda, tergantung pabrik yang
mengeluarkan.
Penggantian ransum starter dengan ransum finisher sebaiknya tidak
dilakukan sekaligus, tetapi secara bertahap. Pada hari pertama mula-mula deberi
ransum starter 75% di tambah ransum finisher 25%, pada hari berikutnya diberi
ransum finisher 75% dan pada hari berikutnya baru diberikan ransum finisher
seluruhnya.
didukung dengan daya listrik yang memadai, didukung dengan adanya alarm yang
berfungsi baik monitoring sistem yang ada, terutama untuk monitoring adanya
kelainan dalam kinerja sistem ventilasi.
2. Kandang sistem terbuka (open house)
Karakteristik dari kandang sistem terbuka yang baik, yaitu dibangun diatas
permukaan tanah yang benar-benar kering dengan sirkulasi udara yang bebas
keluar masuk kandang tanpa adanya hanmabatan, orientasi kandang dengan
bagian panjang sisi kandang membujur dari timur ke barat untuk mencegah
masuknya sinar matahari langsung kedalam kandang saat pagi maupun sore hari,
2.4.1 Ventilasi
Ventilasi yang baik merupakan satu hal yang sangat krusial untuk
mendukung kesehatan, pertumbuhan dan kenyamanan ayam yang ada dalam
kandang.
Untuk kandang sistem tertutup (close house), didesain dan konstruksi dari
sistem ventilasinya harus disesuaikan dengan luar ruangan, kapasitas kandang dan
kapasitas kerja dari sistem ventilasi yang akan dipasang.
2.4.2 Litter
Jenis litter merupakan salah satu faktor yang memengaruhi kenyamanan
hidup broiler. Penggunaan jenis bahan litter dapat memengaruhi suhu dan
kelembapan di dalam kandang litter yang basah dan suasana lembap di dalam
kandang yang mengakibatkan tingginya kadar amonia udara dalam kandang, dan
juga merupakan media tumbuhnya bibit penyakit (Rasyaf, 2007).
Adanya kelembapan litter dan suhu yang relatif optimal akan membuat
urea terurai menjadi gas amonia (NH3) dan gas karbondioksida (CO2). Gas
amonia bersifat toksik (beracun), sehingga jika bau amonia sudah tercium dalam
suatu kandang broiler maka dapat menyebabkan terganggunya pernapasan broiler
dan bahkan terjadinya kematian. Bahan litter yang dapat digunakan antara lain
sekam padi, serutan kayu, dan jerami padi.
8
ayam merupakan bagian tubuh tanpa bulu, darah, kepala danorgan dalam kecuali
hati dan gizard.
III
KESIMPULAN
Ayam broiler adalah galur ayam hasil rekayasa genetik yang memiliki
karakteristik ekomomis dengan ciri khas pertumbuhan cepat sebagai penghasil
daging dengan masa panen yang pendek. Beternak ayam broiler merupakan usaha
yang dapat mengahasilkan keuntungan yang besar, namun ada beberapa hal yang
harus di perhatikan yaitu Persiapan kandang dan peralatan, Starting Management,
Finishing Management pada ayam Broiler, Manajemen kandang (Ventilasi, litter,
kecepatan angin, penerangan) pada ayam serta mnajemen pemanenan, prosesing
karkas, penanganan limbah dan biosekuriti operasional pada ayam Broiler faktor
faktor tersebut sangat mendukung usaha peternakan ayam broiler
12
DAFTAR PUSTAKA
Hasnaeni, B. 2004. Fungsi pengaman dan estetika jalur hijau jalan (studi kasus di
Jalan Pajajaran Bogor). Skripsi. Jurusan Geofisika dan Meteorologi
Fakultas Matematika dan IPA. Institut Pertanian Bogor. Bogor.
North dan Bell. 1990. Commercial Chicken Production Manual. New York.
Siregar A.P. 1982. Tehnik Beternak Ayam Pedaging di Indonesia. Margie Group
:Jakarta.
LAMPIRAN