Pengaruh Pemberian Mineral Terhadap Lingkar Dada, Panjang Dan Tinggi Tubuh Sapi Bali Jantan
Pengaruh Pemberian Mineral Terhadap Lingkar Dada, Panjang Dan Tinggi Tubuh Sapi Bali Jantan
2: 128-134
pISSN: 2085-2495; eISSN: 2477-2712 Agustus 2016
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian mineral tambahan pada
ransum terhadap lingkar dada, panjang dan tinggi tubuh sapi bali jantan. Sebanyak 48 sampel sapi
bali jantan umur 10-12 bulan, masing-masing diberikan empat jenis ransum mineral yang berbeda.
Pengukuran lingkar dada, panjang dan tinggi tubuh sapi bali dilakukan pada awal perlakuan, 1, 2
dan 3 bulan setelah perlakuan. Hasil penelitian menunjukkan pemberian mineral pada pakan
berpengaruh sangat nyata terhadap lingkar dada namun tidak berpengaruh terhadap panjang dan
tinggi tubuh sapi bali jantan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pemberian mineral dapat
meningkatkan lingkar dada, tetapi tidak berpengaruh terhadap panjang dan tinggi tubuh.
Kata kunci: sapi bali, mineral, lingkar dada, panjang tubuh, tinggi tubuh
ABSTRACT
This study aimed to determine the effect of adding minerals on the feed to the chest
circumference, body length and height of male Bali cattle. A total of 48 of 10-12 months male bali
cattle from four different places used in this study, consist of 12 male Bali cattle from each place.
The chest circumference, body length and height of bali cattle were measured before treatment
(base line), 1, 2 and 3 months respectively after treatment. The results showed that mineral
administration in the feed was significantly increasing the chest circumference, but did not affect to
body length and height of male bali cattle.
Keywords: bali cattle, minerals, chest circumference, body length, body height
129
Buletin Veteriner Udayana Volume 8 No. 2: 128-134
pISSN: 2085-2495; eISSN: 2477-2712 Agustus 2016
cm/hari dan pemberian mineral 7,5 gram dengan koifisien korelasi (r = 0,683).
0,176 cm/hari. Rerata peningkatan tinggi Hasil ini menunjukkan bahwa pemberian
tubuh sapi bali jantan tanpa pemberian mineral bisa ditingkatkan lebih dari 7,5
mineral 0,064 cm/hari, pemberian gram, dengan menggunakan persamaan
mineral 2,5 gram 0,067 cm/hari, garis regresi pemberian mineral masih
pemberian mineral 5 gram 0,57 cm/hari efektip hingga mencapai 11,25 gram.
dan pemberian mineral 7,5 gram 0,60
cm/hari.
Analisis varian menunjukkan bahwa
penambahan mineral pada pakan tidak
berpengaruh nyata (P>0,05) terhadap
peningkatan panjang dan tinggi tubuh
sapi bali jantan. Pemberian mineral
hingga 7,5 gram tidak dapat
meningkatkan panjang dan tinggi tubuh Y= 121 + 0.0274K 0.0012K2
70% magnesium berada pada tulang fisiologis dan biokimiawi di dalam tubuh.
(McDonald et al., 2010). Sampurna Mangan memiliki peranan dalam
(2013) menyatakan bahwa peningkatan aktivitas glycotransferase dalam sintesis
panjang dan tinggi tubuh sapi bali pada mukopolisakarida untuk pembentukan
umur 10-12 bulan sudah memasuki fase matriks dan berperan dalam metabolisme
pertumbuhan lambat. karbohidrat dan lipid (Peterson dan
Pemberian tambahan mineral dalam Engle, 2005). Tembaga memiliki fungsi
ransum berpengaruh sangat nyata dalam proses metabolisme energi dalam
(P<0.01) terhadap lingkar dada sapi bali sel, sistem metabolisme tubuh, sistem
jantan. Pertambahan lingkar dada pada transmisi inpuls saraf, kardiovaskular dan
sapi bali digambarkan dari pertumbuhan sistem kekebalan tubuh (Darmono,
otot dan lemak (Sampurna dan Suatha, 2007).
2010), semakin baik pertumbuhan otot Pertumbuhan ternak secara langsung
dan lemak semakin tinggi pula dipengaruhi oleh beberapa faktor antara
peningkatan lingkar dadanya. Suwiti et lain faktor eksternal dan faktor intenal,
al. (2012), menyatakan bahwa sapi bali fakor eksternal yang dominan dalam
di Bali mengalami defisiensi mineral P, mempengaruhi pertumbuhan adalah
K, Cl, Zn, Mn dan Cu. Mineral tersebut pakan dan lingkungan sedangkan faktor
memiliki peranan yang sangat penting internal yang paling mempengaruhi
dalam proses pertumbuhan dan pertumbuhan adalah genetik dan
perkembangan pada ternak. endokrin (Herd, 1986). Sapi bali dikenal
Fosfor memiliki peran dalam proses sebagai sapi yang memiliki tingkat
metabolisme, komponen adenosine adaptasi tinggi terhadap lingkungan dan
trifosfat (ATP) dan asam nukleat (Soetan pakan yang diberikan. Faktor lingkungan
et al., 2010). Dalam proses pencernaan, dan pakan tidak terlalu berpengaruh
fosfor terdapat pada air liur, berperan terhadap pertumbuhannya
untuk membantu proses mencerna (Handiwirawan dan Subandryo, 2004).
makanan. Kalium merupakan mineral Pola pertumbuhan pada sapi secara
yang berperan pada otot dan saraf terlibat umum berpola sigmoid, yaitu
dalam metabolisme karbohidrat dan pertumbuhan dari awal sapi dilahirkan
kofaktor pada sintesis protein, Kalium kemudian pase percepatan pertumbuhan
berfungsi sebagai kation sel, pengatur sampai mencapai titik infleksi atau
osmotik cairan dan keseimbangan asam sampai mencapai umur pubertas,
basa. Klorin memiliki fungsi penting selanjutnya ternak mencapai dewasa
dalam sekresi lambung (McDonald et al., tubuh. Pada pase ini mulai terjadi
2010), jika defisiensi dapat menyebabkan perlambatan pertumbuhan sampai
muntah yang mengganggu proses pertumbuhan relatif konstan (Taskia dan
pencernaan (Soetan et al., 2010). Anggraeni, 2009).
Seng (Zn) memiliki fungsi biokimia Kelompok (tempat pengambilan
sebagai pengaktif dan komponen dalam sampel) tidak berpengaruh nyata
metabolisme asam nukleat, sintesis (P>0,05) terhadap peningkatan lingkar
protein dan metabolisme karbohidrat dada, panjang dan tinggi tubuh sapi bali
(Aminuddin, 1999). Marsetyo (1995) jantan. Hal ini disebabkan karena sampel
yang disitasi oleh Pujiastari et al. (2015) sapi bali yang dipakai penelitian pada
menyatakan bahwa kalsium dalam tubuh empat tempat yang berbeda memiliki
memiliki peranan yang penting jenis kelamin sama, umur yang hampir
sehubungan dengan peranannya dalam sama dan diberikan pakan berupa dedak
pembentukan tulang dan gigi, proses padi, jagung kuning, rumput dan legume
132
Buletin Veteriner Udayana Gunawan et al.
133
Buletin Veteriner Udayana Volume 8 No. 2: 128-134
pISSN: 2085-2495; eISSN: 2477-2712 Agustus 2016
Sampurna IP, Nindhia. 2008. Analisis (Na) dan Mikro Mineral Seng (Zn)
Data Dengan SPSS : Dalam Serum Sapi Bali yang Dipelihara di
Rancangan Percobaan. Udayana Lahan Hutan. Bul Vet Udayana,
University Press. Denpasar. 6(1): 43-47.
Sampurna IP, Suatha IK. 2010. Suwiti NK, Sentana P, Puja N,
Pertumbuhan Alometri Dimensi Watiniasih NL. 2012. Peningkatan
Panjang dan Lingkar Tubuh Sapi Produksi Sapi Bali Unggul Melalui
Bali Jantan. Jurnal Veteriner, 9(1): Pengembangan Model Peternakan
46-51. Terintegrasi. Laporan Penelitian
Sampurna IP. 2013. Pola Pertumbuhan Prioritas Nasional (MP3EI) Pusat
dan Kedekatan Hubungan Dimensi Kajian Sapi Bali Universitas
Tubuh Sapi Bali. Program Doktor, Udayana
Program Studi Ilmu Peternakan, Talib C. 2002. Sapi Bali di Daerah
Program Pascasarjana, Universitas Sumber Bibit dan Peluang
Udayana. Pengembangannya. Bogor.
Soetan KO, Olaiya CO, Oyewole OE. Wartazoa, 12(3): 100-107.
2010. The Importance of Mineral Tazkia R, Anggraeni A. 2009. Pola dan
Elements for Humans, Domestic Estimasi Kurva Pertumbuhan Sapi
Animals and Plants : A Review. Friesian-Holstein di Wilayah Kerja
African J Food Sci, 4 (5): 200-222. Bagian Timur Kpsbu Lembang.
Sujani NKD, Piraksa IW, Suwiti NK. Departemen Ilmu Produksi dan
2014. Profil Mineral Magnesium dan Tekologi Peternakan, Fakultas
Tembaga Serum Darah Sapi Bali Peternakan, Institut Pertanian Bogor.
yang Dipelihara di Lahan Tegalan. Tillman ADH, Hartadi S, Reksohadiprojo
Buletin Vet Udayana, 6(2):119- S, Prawirokusumo S, Lebdosoekojo.
122. 1991. Ilmu Makanan Ternak Dasar.
Sukariada IPJ, Suwiti NK, Suarsana IN. Jogjakarta. Fakultas Peternakan
2014. Profil Makro Mineral Natrium Universitas Gadjah Mada.
134