Anda di halaman 1dari 3

Judul, Variabel

N
NamaPeneliti& Teori Metode Hasil Penelitian (+) (-)
o Independen Dependen
TahunJurnal
1 Faktor Risiko Anemia Pada - Penderita anemia Desain penelitian adalah Persentase anemia
Anemia Pada Siswi Peserta diperkirakan hampir cross-sectional study terkecil terdapat pa-
Siswi Peserta Program dua milyar atau 30% yaitu baseline data dari da kisaran usia 16-18
Program Suplementasi Dinas Kesehatan Kota tahun. Hal ini sesuai
dari populasi dunia.
Bekasi de- ngan hasil
Suplementasi Prevalensi anemia di Penelitian ini terdiri dari penelitian Maharani
Indonesia masih cukup 200 orang siswi SMP (2001) yang me-
Dodik tinggi, yaitu pada VII dan 200 orang SMK nunjukkan bahwa
Briawan1, remaja wanita 26.50%, Teratai Putih Global 2 usia diatas 18 tahun
Ermita wanita usia subur Kota Bekasi. Siswi kelas cende- rung lebih
Arumsari, dan (WUS) 26.9%, ibu 1 dan kelas 2 (usia 10- kecil untuk
Pusporini hamil 40.1% dan anak 18 tahun) dipilih secara menderita anemia
Journal of balita 47.0% (Depkes, sukarela dan diperoleh dari- pada usia di
Nutrition and 2008). jumlah total contoh se- bawahnya. Menurut
Food, 2011, Kebutuhan zat besi
banyak 400 orang. FAO/WHO (2001),
Data yang dianalisis kebutuhan zat besi
6(1): 7483 untuk remaja wanita berasal dari base- line wanita usia 16-18
ditentukan oleh data Dinas Kesehatan tahun lebih rendah
kehilangan basal zat Kota Bekasi. dibandingkan dengan
besi di dalam dan di Pengumpulan data usia remaja
luar tubuh, kehilangan melalui wawancara sebelumnya.
saat menstruasi, dan dengan menggunakan Analisis korelasi
untuk pertumbuhan kuisioner yang meliputi menunjukkan terdapat
(Hallberg, 2001). usia, aktivitas fisik, pola hubungan yang
menstruasi, riwayat
Re maja wanita sering signifikan antara usia
penyakit, Perilaku dengan status anemia (r
menderita anemia Hidup Bersih dan Sehat = 0.131, p = 0.009).
dikarenakan lebih (PHBS), dan perilaku Hal ini memperlihatkan
banyak mengkonsumsi makan. bahwa semakin tinggi
makanan nabati Data frekuensi konsumsi usia maka semakin
dibandingkan hewani, pangan diperoleh besar kecenderungan
lebih sering me- dengan metode Food seseorang mengalami
lakukan diit karena Frequency anemia. Hasil
ingin langsing, dan Questionnaires (FFQ) penelitian Hulu (2004)
mengalami haid setiap selama satu minggu pada siswi SMK
terhadap pangan sumber menunjukkan kecende-
bulan (Depkes, 2001).
Dampak anemia gizi Fe. Data antropometri rungan anemia pada
besi pada remaja adalah dan status gizi diukur siswi yang lebih tua.
menurunkan langsung untuk berat Ini diduga berkaitan
dan tinggi badan dengan dengan terjadinya
produktivitas kerja dan
alat ukur timbangan menstruasi pada siswi
ju- ga akan menurunkan injak dan mikrotoise. yang berusia lebih tua.
kemampuan akademis Kadar hemo- globin Pada pene- litian ini,
di sekolah (Beard, dilakukan dengan hampir separuh siswi
2001; INACG, 2004). mengambil sampel SMP yang ber- usia
Studi Haltermen et al. darah oleh petugas antara 10-12 tahun
(2001) pada 5398 anak Puskesmas dan belum mengalami
usia 6-16 tahun di USA dianalisis de- ngan menstruasi. Dillon
menunjukkan bahwa metode (2005) menyatakan
nilai ma- tematika lebih cyanmethemoglobin. bahwa remaja terutama
Status anemia yang telah mengalami
rendah pada mereka
ditentukan berdasarkan menstruasi lebih rentan
yang defi- sit besi kadar hemoglobin yaitu terhadap anemia
(anemia dan non- dengan kategori ane- dibandingkan yang
anemia) dibandingkan mia (Hb < 12 g/dl) dan belum menstruasi.
yang normal. tidak anemia (Hb 12 Faktor risiko anemia
g/dl). Penggolongan pada remaja putri
jenis anemia menjadi ri- adalah usia pertama
ngan (10-11.9 g/dl), menstruasi dan status
sedang (7-9.9 g/dl), dan an- tropometri. Remaja
berat (kadar Hb<7 g/dl). putri pada kelompok
Data status antropo- usia 13-15 tahun
metri Indeks Massa memiliki
Tubuh (IMT) dengan kecenderungan menga-
kate- gori kurus (IMT < lami anemia 2.73 kali
18.5), normal (IMT 18.5 lebih besar
24.9), risiko untuk dibandingkan yang
gemuk (IMT 25.0 berusia 10-12 tahun.
26.9), dan gemuk (IMT Remaja putri yang
> 26.9). berstatus gizi kurus
Analisis korelasi cenderung mengalami
Spearman dilakukan un- ane- mia 8.32 kali lebih
tuk menguji signifikansi besar dibandingkan
hubungan antara vari- remaja putri yang
abel independen dengan berstatus gizi gemuk.
status anemia. Anali- sis
regresi logistik
dilakukan untuk
mengetahui faktor risiko
yang signifikan dengan
status ane- mia. Variabel
faktor risiko yang
dimasukkan dalam
analisis regresi adalah
yang signifikan dari
analisis korelasi dengan
status anemia.

Anda mungkin juga menyukai