Anda di halaman 1dari 4

DRPS

Terapi yg
No Masalah diberikan Subyektif & obyektif Asesmen Care Plan
saat ini
a. Pasien mengalami 1. Terapi suportif di UGD
Pneumonia sesak napas dan a. Terapi oksigenasi
Belum Subyektif:
1 Komuniti gelisah sehingga untuk mengatasi
ada a. Dyspnea dengan kesulitan bernapas (+)
perlu dirawat di IGD sesak napas dan
hipoksemia hingga
b. Batuk dengan produksi sputum hijau(+) indikator obyektif
mencapai nilai
normal
b. Bronkodilator beta
2 agonis
salbutamol inhaler
100mcg /semprot
Seperti orang kebingungan (gelisah) (+) 3-4x sehari
c. Asetilsistein 200mg
tab
3xsehari 1 tab
Setiap 8 jam
Sebagai mukolitik
a. Perlu dilakukan kultur
sputum untuk 2.Dilakukan kultur sputum
Obyektif:
mengetahui bakteri untuk mengetahui jenis
a. Pengecatan sputum menunjukkan gram
penyebab pneumonia bakteri secara spesifik
positif
secara spesifik

b. Penurunan 3. Terapi Empiris


menunjukkan a. Ceftriaxon 1g IV
b. PO2 55 (N: 75-100mmHg) menurun
hipoventilasi dan tiap hari selama 10
hipoksemia hari dan
c. Peningkatan PCO2 azitromisin tab
c. PCO2 49. (N: 35-45 mmHg) meningkat menunjukkan 500mg p.o pada
hipoventilasi dosis pertama lalu
DRPS

250 mg p.o tiap har


d. RR> 20 menunjukkan selama 4 hari
d. RR 32x/menit ( N:14-20) meningkat takipnea b. Parasetamol tab
500mg 3xsehari
e. T >=38 C menujukkan setiap 8 jam PRN
e. T 38,5C (N : 36,5-37,5 C) meningkat demam tinggi untuk antipiretik

Terjadi interaksi obat


antara azitromisin Pasien tidak memiliki
dan salbutamol riwayat penyakit
dengan derajat jantung sehingga
Azitromisin moderate sehingga memerlukan
Belum
2 dan - penggunaan monitoring gejala
ada
salbutamol keduanya secara interaksi obat yang
bersama-sama akan dapat terjadi yakni
meningkatkan resiko pusing, sesak napas,
ritme jantung palpitasi, dan pingsan.
iregular.

PARAMETER PEMANTAUAN

Efektivitas Efek Samping


No Obat
Subyektif Obyektif Subyektif Obyektif

- Tremor halus pd otot


rangka
1 Salbutamol - Sesak napas (-) RR 14-20x/menit -
- Palpitasi
- Sakit kepala
DRPS

- Mual muntah
2 Asetilsistein - Batuk berdahak(-) - - Kesulitan bernafas - Suhu >37,5C
dan menelan
- kekakuan - Tombosit >
- Kultur bakteri (-)
(induration) setelah 450.000 platelet
3 Ceftriaxon - - Leukosit 5000-
diinjeksi per mikroliter
10.000/ml
darah
- Diare
- Kultur bakteri (-)
Mual
4 Azitromisin - - Leukosit 5000- -
Nyeri abdomen
10.000/ml
Suhu tubuh: 36,3-37,2 - Skin rash
5 Parasetamol Demam (-) Demam (-)
C - Hepatotoksik
DRPS

KIE

1. Penggunaan obat:

a. Ceftriaxon 1g IV tiap hari selama 10 hari dan azitromisin tab 500mg p.o pada dosis pertama lalu 250 mg p.o tiap hari selama 4 hari.
b. Penggunaan antibiotik harus dihabiskan
c. Parasetamol tab 500mg 3xsehari setiap 8 jam PRN untuk antipiretik. Apabila demam sudah sembuh dapat dihentikan.
d. Pasien sebaiknya menghentikan kebiasaan merokok dan menghindari berada di lingkungan asap rokok

e. Cuci tangan sebelum melakukan sesuatu untuk mencegah penyebaran infeksi

f. Pencegahan dapat dilakukan dengan vaksin influenza

g. Pasien mengonsumsi makanan bernutrisi

h. Ketika pasien sudah diperbolehkan pulang, keluarga dan pasien harus menjaga kebersihan diri dan lingkungan.

Evaluasi & follow up

1. Jika pengobatan secara empirik sudah memperoleh perbaikan, pengobatan dilanjutkan.


2. Bila pengobatan secara empiris belum memperoleh perbaikan, maka dilakukan kultur untuk mengetahui bakteri spesifik serta dilakukan
pengobatan sesuai jenis bakteri
3. Jika pengobatan belum efektif:
Ceftriaxon 1g IV tiap hari selama 10-14 hari dan azitromisin tab 500mg p.o pada dosis pertama lalu 250 mg p.o tiap hari selama 4 hari.
4. Jika diketahui ternyata pasien alergi sefalosporin :
Levofloksasin 500 mg IV tiap hari selama 10-14 hari dan azitromisin tab 500mg p.o pada dosis pertama lalu 250 mg p.o tiap hari selama 4
hari.

Anda mungkin juga menyukai