Anda di halaman 1dari 5

Rawat Gabung

28.08.2013

Pengertian

Rawat gabung adalah membiarkan ibu dan bayinya bersama terus menerus. Pada rawat
gabung / rooming-in bayi diletakkan di box bayi yang berada di dekat ranjang ibu sehingga
mudah terjangkau. Ada satu istilah lain, bedding-in, yaitu bayi dan ibu berada bersama-sama
di ranjang ibu.

Manfaat rawat gabung

1. Mempercepat mantapnya dan terus terlaksananya proses menyusui.


Dengan rawat gabung ibu dapat memberi ASI sedini mungkin, juga lebih mudah
memberikan ASI. Adanya kontak terus menerus antara ibu dan bayinya
memungkinkan ibu segera mengenali tanda-tanda bayinya ingin minum sehingga
ibu/bayi dapat menyusui/menyusu on demand. Ibu yang melakukan rawat gabung
menghasilkan ASI yang lebih banyak, lebih dini, menyusui lebih lama, dan lebih
besar kemungkinannya menyusui eksklusif dibandingkan ibu yang tidak melakukan
rawat gabung.
2. Memungkinkan proses bonding
Rawat gabung akan meningkatkan ikatan batin antara ibu dan bayinya. Makin banyak
waktu ibu bersama bayinya, makin cepat mereka saling mengenal. Ibu siap
memberikan respon setiap saat. Rawat gabung juga menurunkan hormon stres pada
ibu dan bayi.
3. Menurunkan biaya
Pihak rumah sakit dapat menekan biaya karena tidak perlu membangun dan
memelihara ruang bayi sehat, tidak perlu mengeluarkan gaji untuk petugas ruang bayi
sehat, juga biaya yang harus dikeluarkan bila bayi menjadi sakit dapat dikurangi. Turn
over lebih cepat.
4. Peralatan minimal
Bila dilakukan bedding-in maka akan mengurangi pembelian boks bayi. Tidak
memerlukan botol susu.
5. Tidak ada tambahan tenaga
Tidak perlu menambah tenaga untuk ruang bayi sehat, karena untuk rawat gabung
dapat memanfaatkan tenaga yang sudah ada di ruang nifas.
6. Menurunkan infeksi
Adanya kontak kulit dengan kulit antara bayi dan ibunya memungkinkan bayi
terpapar pada bakteri-bakteri normal pada kulit ibu, yang dapat melindungi bayi
terhadap kumankuman berbahaya. Kolostrum yang mengandung banyak antibodi,
yang segera didapat bayi, juga melindungi bayi terhadap penyakit infeksi.
7. Keuntungan untuk bayi
Bayi yang dirawat gabung akan lebih jarang menangis, lebih mudah ditenangkan,
lebih banyak tidur. Mereka minum lebih banyak dan berat badannya lebih cepat naik.
Ikterus lebih jarang terjadi. Bayi juga lebih hangat karena berada dalam kontak terus
menerus dengan kulit ibunya.
8. Melatih ketrampilan ibu merawat bayinya sendiri
Tindakan perawatan bayi yang dilakukan di dekat ibunya akan membantu ibu untuk
melatih ketrampilan merawat bayinya sendiri, sehingga pada saat pulang ibu sudah
tidak canggung lagi merawat bayinya. Hal ini dapat meningkatkan rasa percaya diri
ibu.

Persiapan

1. Mempersiapkan alat dan sarana

1. Kebutuhan bayi
Bayi dapat tidur di ranjang ibunya atau di dalam boksnya sendiri. Boks bayi
sebaiknya diletakkan di tempat yang mudah dijangkau ibunya, jadi dianjurkan
diletakkan di samping tempat tidur ibu, bukan di dekat kaki ibu. Siapkan juga alat-alat
perawatan bayi dan pakaian bayi di dekat ibu, agar ibu juga dapat merawat bayinya
dengan mudah.
2. Kebutuhan ibu
Sediakan tempat tidur yang rendah untuk ibu supaya ibu tidak kesulitan naik turun
tempat tidur bila ingin menyusui atau merawat bayinya. Bila tempat tidur yang
tersedia tinggi, sediakan anak tangga untuk membantu ibu naik turun tempat tidur.
Sediakan juga meja pasien agar ibu dapat menaruh keperluannya dan keperluan
bayinya di tempat yang terjangkau

3. Sarana lain
Siapkan lemari pakaian untuk keperluan pakaian ibu dan pakaian bayinya. Untuk di
ruangan perlu disiapkan tempat mandi bayi yang portabel serta perlengkapannya agar
kegiatan memandikan bayi dapat dilakukan di dekat ibu. Sediakan juga tempat cuci
tangan ibu, kamar mandi dan wc tersendiri. Bel untuk memanggil petugas harus
disediakan di tempat yang mudah dijangkau ibu. Bahan bacaan, leaflet mengenai
petunjuk perawatan ibu menyusui dan perawatan nifas dapat disediakan untuk dibaca
oleh ibu.

2. Membuat kriteria/syarat rawat gabung

Tidak semua bayi baru lahir dapat menjalani rawat gabung. Perlu dibuat suatu kriteria/syarat
untuk menentukan bayi mana saja yang dapat menjalani rawat gabung. Kriteria yang dapat
dipakai adalah sebagai berikut:

1. Bayi normal, tidak mempunyai cacat bawaan berat


2. Nilai APGAR menit ke 5 lebih dari 7
3. Keadaan stabil
4. Berat badan lahir >2500-4000 gram
5. Umur kehamilan 37-42 minggu
6. Tak ada faktor risiko
7. Ibu sehat

Masalah atau kekhawatiran yang timbul

Dalam melaksanakan rawat gabung, dapat muncul masalah atau kekhawatiran baik di pihak
petugas maupun di pihak ibu dan keluarganya. Masalah dan kekhawatiran yang tidak segera
diatasi dapat menimbulkan pertentangan antara ibu atau keluarganya dengan petugas, atau
antar petugas sendiri dan pada akhirnya akan menimbulkan resistensi dari petugas untuk
melanjutkan
pelaksanaan rawat gabung. Karenanya hal-hal ini harus segera dikenali dan diatasi. Masalah
atau kekhawatiran yang sering timbul adalah:

1. Masalah:
Sulit memantau kondisi bayi yang menjalani rawat gabung. Cukup satu petugas untuk
memantau semua bayi bila dirawat di ruang bayi sehat.
Cara mengatasi:
Yakinkan petugas bahwa bayi akan lebih baik dekat dengan ibunya, dengan adanya
keuntungan tambahan berupa kenyamanan, kehangatan dan dapat menyusu on
demand. Bedding-in (bayi seranjang dengan ibu), bila sesuai dengan budaya setempat,
memberikan situasi terbaik untuk memperoleh semua keuntungan tadi dan
menghilangkan kebutuhan untuk membeli ranjang bayi. Bila ada masalah pada bayi
yang menjalani rawat gabung atau seranjang dengan ibu, maka ibu dapat segera
memberitahu petugas. Tekankan bahwa tidak diperlukan pengawasan 24 jam. Yang
diperlukan hanya pemeriksaan berkala dan kesiapan petugas menanggapi kebutuhan
ibu pada saat dibutuhkan.
2. Masalah:
Ibu perlu istirahat setelah melahirkan, terutama di malam hari, dan bayi harus minum.
Terutama setelah operasi sesar, ibu perlu waktu untuk pemulihan. Pada saat tersebut
bayi
harus diberi pengganti ASI.
Cara mengatasi:
Ajak para petugas untuk meyakinkan ibu bahwa dengan rawat gabung ibu
memberikan yang terbaik untuk bayinya, tidak perlu banyak kerja tambahan, dan
bahwa para petugas siap membantu bila dibutuhkan.
Ajak para petugas untuk membahas dengan ibu bahwa semakin lama bayi bersama
ibu semakin baik mereka akan mengenal mana yang normal dan mana yang abnormal,
dan bagaimana memberikan perawatan yang baik. Lebih baik berlatih mengurus
bayinya saat masih di rumah sakit, karena banyak petugas yang dapat menolong.
Beri pengertian pada petugas bahwa setelah menyusui dengan baik, ibu dapat tidur
lebih nyenyak bila bayinya bersamanya.
Pastikan bahwa petugas tahu bagaimana menolong ibu yang menjalani bedah sesar
untuk memilih tehnik dan posisi menyusui yang nyaman dan efektif.
Bila operasi Caesar memakai anestesi regional atau lokal, menyusui dini kurang
menjadi masalah. Walaupun begitu, ibu yang mendapat anestesi umum pun dapat
segera menyusui begitu ibu sadar, bila petugas mendukung ibu.
3. Masalah:
Tingkat kejadian infeksi lebih tinggi bila ibu dan bayi bersama-sama, daripada bila
bayi di ruang bayi sehat.
Cara mengatasi:
Tekankan bahwa bahaya infeksi lebih sedikit bila bayi bersama ibu daripada bila di
ruang rawat bayi sehat dan terpapar pada lebih banyak petugas.
Sediakan data untuk petugas yang memperlihatkan bahwa dengan rawat gabung dan
menyusui tingkat infeksi lebih rendah, misalnya diare, sepsis neonatus, otitis media
dan meningitis.
4. Masalah:
Bila pengunjung diperbolehkan memasuki ruang rawat gabung, bahaya infeksi dan
kontaminasi akan meningkat. Sebagian ibu merasa perlu menerima tamu, dan dapat
mengurusi bayinya nanti setelah pulang dari rumah sakit.
Cara mengatasi:
Tekankan bahwa bayi mendapat kekebalan dari kolostrum terhadap infeksi, dan
penelitian-penelitian memperlihatkan bahwa infeksi lebih sedikit terjadi di bangsal
rawat gabung daripada di ruang bayi sehat.
Untuk membantu ibu merawat bayinya sebaik mungkin, batas jam berkunjung, jumlah
pengunjung, dan larang merokok.
5. Masalah :
Ruang rawat terlalu kecil
Cara mengatasi:
Tidak perlu mengadakan ranjang bayi. Bedding-in tidak memerlukan ruang tambahan.
6. Masalah :
Bayi bisa jatuh dari tempat tidur ibu
Cara mengatasi:
Tekankan bahwa bayi baru lahir tidak bergerak. Bila ibu masih khawatir, atur tempat
tidur agar berada dekat dinding, atau bila budaya setempat memungkinkan, rapatkan
dua tempat tidur agar dua ibu dapat menaruh bayi-bayi mereka di tengah.
7. Masalah :
Rawat gabung penuh sulit dilakukan karena ada prosedur prosedur
yang harus dilakukan pada bayi di luar ruang rawat ibu.
Cara mengatasi:
Pelajari betul-betul prosedur-prosedur ini. Beberapa prosedur mungkin tidak perlu
(misalnya menimbang bayi sebelum dan sesudah menyusu). Prosedur lain dapat
dilakukan di kamar ibu.Ulas keuntungan bagi ibu dan waktu yang dapat dihemat
dokter bila dokter memeriksa bayi di hadapan ibu.
8. Masalah :
Pasien-pasien di ruangan privat merasa punya hak untuk menaruh bayinya di ruang
bayi sehat dan memberi bayinya pengganti ASI, dan mengharapkan bantuan dari
petugas perawat bayi.
Cara mengatasi:
Apa pun yang terbaik untuk pasien umum tentu juga baik untuk pasien privat.
Pertimbangkan untuk melakukan pilot-project untuk menguji rawat gabung di kamar
privat sebagaimana di bangsal umum.
9. Masalah:
Beberapa rumah sakit swasta mendapat pemasukan dari pemakaian ruang rawat bayi
sehat dan karenanya enggan menutup unit ini.
Cara mengatasi:
Perhitungkan biaya yang dapat dihemat dari rawat gabung karena berkurangnya
pemakaian pengganti ASI, berkurangnya jumlah petugas yang dibutuhkan untuk
menyiapkan botol dan mengurus ruang bayi sehat, berkurangnya bayi yang menjadi
sakit, dsb.
Pertimbangkan untuk tetap menarik biaya dari perawatan bayi di ruang rawat gabung.
10. Masalah:
Bayi lebih mudah diculik bila dirawat gabung daripada bila dirawat di ruang rawat
bayi sehat.
Cara mengatasi:
Wajibkan petugas untuk memberitahu ibu agar meminta tolong orang lain (ibu lain,
anggota keluarga, petugas) untuk mengawasi bayinya bila ibu keluar ruangan.
Ibu perlu tahu bahwa tidak ada alasan untuk memindahkan bayi tanpa sepengetahuan
ibu.
Pada umumnya, rumah sakit yang belum mengadakan rawat gabung akan merasa khawatir
bila akan memulai program rawat gabung di sarananya. Berbagai penolakan biasanya akan
muncul baik dari para petugas rumah sakit, baik medis maupun non medis, maupun dari para
ibu dan anggota keluarganya. Semua masalah yang timbul sebaiknya segera diidentifikasi dan
dicari pemecahannya agar tidak berlarut-larut yang pada akhirnya akan makin membuat para
petugas enggan melanjutkan program ini. Umumnya masalah dapat diatasi bila ada komitmen
yang kuat di pihak pengelola rumah sakit dan para petugas pelaksana di ruangan. Perlu
diadakan pelatihan tenaga kesehatan, pendampingan dan evaluasi berkala terhadap program
yang berjalan.

Kesimpulan

Rawat gabung merupakan pilihan terbaik untuk merawat bayi dan ibu yang sehat karena
dapat meningkatkan pemberian ASI, mengurangi risiko infeksi, meningkatkan ikatan antara
ibu dan bayi, dan mengurangi biaya yang harus dikeluarkan rumah sakit. Mengadakan
program rawat gabung di rumah sakit membutuhkan komitmen yang kuat dari pihak
penyelenggara pelayanan kesehatan, pengetahuan yang cukup bagi para petugas kesehatan
dan pendampingan bagi para ibu dan keluarganya. Tidak ada kata sulit untuk memulai, yang
dibutuhkan hanya tekad yang kuat. Saat ini Kementerian Kesehatan telah menentukan bahwa
Rawat Gabung menjadi item untuk akreditasi rumah sakit.

Sumber : Buku Indonesia Menyusui

Penulis : Fransiska Sri Susanti

Anda mungkin juga menyukai