Anda di halaman 1dari 9

BAB 2

DEFENISI, ETIOLOGI DAN GAMBARAN KLINIS

Oklusi merupakan kontak maksimum antara gigi-geligi di rahang atas dengan

rahang bawah dimana lengkung gigi atas dan bawah dalam keadaan tertutup. Namun

dalam kenyataannya pada individu banyak terdapat penyimpangan-penyimpangan dari

oklusi tersebut atau lebih dikenal dengan istilah maloklusi6. Salah satu contoh dari

maloklusi tersebut adalah keadaan dimana adanya protrusi didaerah anterior maksila

sehingga bagian depan maksila terlihat adanya penonjolan yang berlebih dalam arah

horizontal5

2.1 Defenisi Protrusi Anterior

Protrusi anterior maksila merupakan posisi dimana bagian anterior dari gigi geligi

maksila lebih protrusif namun dengan relasi molar kelas I, diikuti posisi inklinasi dari

gigi geligi anterior mengalami proklinasi. 5

Protrusi rahang secara umum adalah keadaan dimana posisi dari tulang rahang

lebih maju dari normal, hal ini dipengaruhi oleh faktor pertumbuhan, lingkungan serta

kebiasaan individu tersebut.5

2.2 Etiologi

Menurut Angle maloklusi tidak terlepas dari pengaruh herediter, namun juga

terkadang dipengaruhi oleh faktor lingkungan seperti kebiasaan dari masing-masing

individu yang berpengaruh pada susunan rahang dan gigi geligi .5

Universitas Sumatera Utara


2.2.1 Faktor Tumbuh Kembang

Protrusi anterior maksila mempunyai hubungan dengan perkembangan tulang

wajah khususnya basis kranium. Basis kranium tumbuh dengan cara endokondral yang

dimulai dengan jaringan masenkim yang disebut matriks fungsional mengadakan

proliferasi menjadi kartilago. Kemudian kartilago memperbanyak diri dengan cara

interstitial dan aposisi, diikuti pengapuran yang menggantikan sel-sel kartilago yang

rusak sehingga menjadi trabekula disekeliling kartilago tersebut. Pembentukan maksila

pada postnatal seluruhnya dilakukan secara osifikasi intramembranosus dimana osteoblas

tumbuh langsung dari sel-sel masenkim yang padat dan belum berdiferensiasi, kemudian

jaringan dasar mesenkim atau matriks mengalami pengapuran dan selama proses

pengapuran ini terjadi perubahan-perubahan organis yang sebahagian besar disebabkan

karena enzim-enzim yang dikeluarkan oleh osteosit. Sebelum dilapisi oleh kartilago

pertumbuhan dibagi dua yaitu : yang pertama oleh aposisi pada sutura yang

menghubungkan maksila dengan basis kranium dan yang kedua adalah oleh adanya

remodeling pada permukaan yang membedakannya dengan kranium. Maksila

mempunyai hubungan dengan kranium yaitu pada sutura frontomaksilaris, sutura

zigomatikomaksilaris dan sutura palatinalis.5,17,19

Pertumbuhan pada sutura menyebabkan maksila bergerak ke depan dan kebawah

sehingga membuat kranium bergeser ke belakang dan ke atas.18 Pertumbuhan maksila ke

arah depan disebabkan oleh aposisi tulang alveolar dimana pertumbuhan tulang alveolar

tergantung dari fungsi gigi-geligi yang menempatinya. Tulang alveolar tumbuh sebagai

akibat gigi yang erupsi dan menyesuaikan diri terhadap pergerakan gigi dan akan

teresopsi kembali jika gigi tidak ada lagi. Pada waktu maksila tumbuh ke bawah terjadi

Universitas Sumatera Utara


aposisi pada dasar orbita , dasar hidung dan permukaan bawah palatum. Pertumbuhan

pada sutura palatina mediana, ethmoidalis, sutura zigomatikomaksilaris dan sutura pada

tulang-tulang hidung mempengaruhi pertumbuhan maksila kearah lebar.18,19

Gambar 1 : Bentuk pertumbuhan maksila yang menurun


(downward) and maju kedepan (forward) (William R.Proffit,
Henry W.Fields Jr, David M.Sarver. Contemporary
Ortodontics.Vol4, St Louis, Missouri: Mosby, 2007: 13)

Sutura terdapat pada bagian posterior dan superior maksila yang kemudian

tumbuh maju dan menurun. Pada waktu pergerakan menurun dan maju terjadi, terdapat

jarak peregangan sutura yang diisi oleh proliferasi tulang, sutura-sutura melebar dan

tampak memanjang, aposisi tulang terjadi diantara dua sisi sutura, dengan kata lain

pertumbuhan pada sutura tidak menyebabkan bagian-bagian yang berhubungan dengan

sutura menjadi terpisah. Pelebaran sutura ini diikuti dengan penambahan jaringan

matriks, selanjutnya terjadi proses penulangan pada matriks. Dengan demikian sutura

menjadi sempit kembali dan terjadi penyatuan kembali dari bagian-bagian tulang, diikuti

dengan pelebaran tulang-tulang lain yang melekat pada maksila.18

Keabnormalan pertumbuhan maksila tersebut salah satunya berasal dari ketidak

seimbangan kerja kelenjar endokrin yang mempengaruhi pertumbuhan maupun

Universitas Sumatera Utara


perkembangan postnatal. Lobus anterior hipofisi tidak hanya mengeluarkan hormon

tiroid untuk mempercepat pertumbuhan akan tetapi juga sebagai sumber hormon lain

pada seluruh kelenjar endokrin. Dengan kombinasi ini maka hipofisi merupakan faktor

yang penting bagi perkembangan skleton (rangka) serta perkembangan alat pengunyahan.

Hiperfungsi dari kelenjar tiroid ini menyebabkan pertumbuhan tubuh dan erupsi gigi

menjado lebih cepat. 5

Ketidakseimbangan kelenjar endokrin tertentu mempengaruhi metabolik zat-zat

yang ada didalam tubuh, sehingga gangguan metabolik yang disebabkan oleh hiper

ataupun hipofungsi kelenjar endokrin akan menyebabkan gangguan metabolik.

Kekurangan asupan nutrisi pada masa tumbuh kembang seperti fosfor, vitamin A,C, dan

D, dapat menghambat pertumbuhan tulang.

2.2.2 Faktor Kebiasaan

Kebiasaan jelek mempunyai pengaruh yang besar pada maloklusi, khususnya

pada masa periode gigi bercampur. Salah satunya adalah kebiasaan menghisap jari,

kebiasaan ini menyebabkan protrusi insisivus permanen atas juga merintangi

perkembangan lengkung mandibula.5,18

Kebiasaan menggigit bibir, meletakkan lidah diantara insisivus atas dan bawah

selama periode gigi bercampur dapat mengganggu perkembangan tulang rahang dan gigi

geligi apalagi kalau kebiasaan ini diteruskan sampai periode gigi permanen. Kebiasaan-

kebiasaan menggigit kuku, pensil, cara tidur yang salah misalnya selalu tidur diatas

lengan atau selalu memegang kepala dengan tangan, berbicara atau menelan yang

Universitas Sumatera Utara


abnormal, dapat menimbulkan maloklusi. Kebiasaan jelek merupakan suatu hal yang

sangat sukar dicegah dan membuat susah orang tua untuk menasehati anaknya, sehingga

penghentian kebiasaan ini dapat menjadi mudah bila orang tua mencegah sedini mungkin

sebelum menjadi kebiasaan pada anak. Sikap tubuh juga dapat menyebabkan maloklusi

misalnya anak yang selalu menunjukkan sikap tubuh dengan bahu ke atas akan

mengganggu pertumbuhan rahang.5

Pada kebiasaan menghisap jari tekanan langsung diduga berpengaruh terhadap

perpindahan gigi seri, beberapa perubahan pada gigi tergantung pada jumlah gigi yang

terlibat pada saat menghisap. Perpindahan gigi tersebut dipengaruhi oleh waktu atau

berapa jam lama tekanan hisapan per hari yang dilakukan anak, dan besar tekanan

penghisapannya. Anak-anak yang menghisap dengan penuh semangat namun dilakukan

dengan waktu yang jarang tidak selalu menghasilkan perpindahan gigi yang begitu

banyak, tetapi apabila dilakukan selama 6 jam dengan tekanan yang sedang terutama

pada mereka yang tidur maupun istirahat dengan ibu jari berada diantara gigi (baik

anterior maupun posterior) dapat menyebabkan maloklusi yang signifikan.

Gambar 2 : Skema pergerakan dan tekanan akibat


menghisap jari (www.dokter_anda.com)

Universitas Sumatera Utara


Ibu jari yang berada pada sela tengah anterior gigi seri secara langsung

menghalangi erupsi gigi seri. Pada saat yang sama, terjadi pelebaran dan pemajuan

rahang, sehingga mengubah keseimbangan vertikal pada gigi posterior, dan sebagai

hasilnya terjadi erupsi berlebihan dari gigi posterior sehingga ini dapat berpengaruh pada

perkembangan open bite anterior.

Meskipun tekanan negatif terjadi selama menghisap, namun belum tentu

berpengaruh pada penyempitan tulang maksila yang biasanya terjadi seiring kebiasaan

ini. Sebaliknya, bentuk lengkung dipengaruhi oleh adanya perubahan dalam

keseimbangan tekanan pipi dan lidah. Jika ibu jari ditempatkan di antara gigi, lidah harus

diturunkan, sehingga menurunkan tekanan lidah pada bagian lingual gigi posterior atas.

Pada saat yang sama, tekanan pipi terhadap gigi tersebut juga meningkat. Meskipun

kebiasaan mengisap dapat berperan kuat pada maloklusi, kebiasaan menghisap tidak

membuat maloklusi menjadi parah kecuali kebiasaan ini bertahan lama hingga ke tahun

pertumbuhan gigi campuran. Perpindahan ringan gigi geligi biasanya terjadi selama 3

sampai 4 tahun pada anak yang menghisap jari, namun jika diberhentikan kebiasaan

tersebut disaat itu juga, maka bibir dan tekanan pipi secara normal dapat

mengembalikannya ke posisi normal. Jika kebiasaan ini terus berlanjut hingga gigi seri

permanen mulai erupsi, perawatan ortodonti mungkin diperlukan untuk mengatasi

perpindahan gigi. Banyak kebiasaan-kebiasaan buruk lain yang dapat menyebabkan

maloklusi seperti dijelaskan sebelumnya. Kebiasaan tidur yang menumpukan kepala di

ujung dagu saat istirahat dianggap sebagai penyebab utama kelas 2 maloklusi.5,18

Kebiasaan mendorong lidah ke anterior dapat membuat maloklusi jika

mendorong tidak pada saat menelan, namun pada saat-saat tertentu seperti istirahat dan

Universitas Sumatera Utara


secara terus menerus dalam jangka waktu yang lama sehingga membuat pergerakan pada

tulang alveolar maupun susunan gigi geligi yang terlibat didalamnya berubah. Menelan

bukanlah perilaku, tetapi terintegrasi pada pengendalian fisiologis involunter tubuh kita.

Jadi, apa pun pola menelan, tidak dapat dianggap sebagai kebiasaan dalam arti biasa.

Memang benar, bahwa individu yang memiliki maloklusi openbite anterior selalu

menempatkan lidahnya di antara gigi anterior ketika mereka menelan, namun hal ini tidak

dijumpai pada individu dengan hubungan insisivus yang normal.18

Jalan nafas mempunyai dua jalur yaitu rongga hidung dan rongga mulut,

seseorang individu mempunyai variasi tersendiri dalam bernafas, salah satunya adalah

dengan sering menggunakan rongga mulut daripada hidung. Bernafas dengan cara ini

dapat mengubah postur tulang rahang , kepala dan lidah, dan hal ini dapat mengubah

tekanan keseimbangan dari tulang rahang dan posisi gigi. Bernafas pada mulut dapat

menurunkan posisi mandibula dan lidah, serta memperpanjang kepala, tinggi wajah akan

meningkat dan gigi posterior akan mengalami super-eruption (erupsi yang berlebihan)

sedikit terjadi pertumbuhan vertikal pada ramus mandibula, menyebabkan open bite

anterior, overjet serta meningkatkan tekanan bidang otot dari bukal yang disebabkan oleh

penyempitan pada lengkung maksila. Pernafasan dari hidung juga mempunyai resiko

namun lebih bersifat infeksi kronik yang diakibatkan terlalu lamanya inflamasi dari nasal

mukosa yang diakibatkan oleh bahan alergen.18

Teori keseimbangan mengatakan bahwa ukuran dan bentuk dari otot rahang dapat

merefleksikan aktivitas individu. Teori ini juga mengatakan tekanan yang diberikan

secara tidak teratur pada saat pengunyahan dapat mempengaruhi posisi gigi, oleh karena

Universitas Sumatera Utara


itu ukuran maupun lengkung gigi dapat dipengaruhi oleh sistem fungsional pengunyahan

tersebut.18

2.3 Gambaran Klinis

Protrusi anterior maksila merupakan keadaan dimana terlihat bagian anterior dari

maksila tampak lebih maju dari normal, protrusi ini dapat terjadi secara terpisah,

sebahagian mengatakan keadaan ini juga merupakan bagian dari hiperplastik atau

apertonatia, manifestasi klinisnya adalah adanya penonjolan bibir atas dan gigi anterior

serta gingiva rahang atas yang terlihat jelas.

Protrusi anterior melibatkan gigi-geligi, jaringan sekitar dan tulang alveolar pada

bagian anterior saja yang mengalami kelainan protrusi namun hubungan molar I masih

dalam keadaan normal kelas I Angle, jadi hanya kelainan dentoalveolar gigi anterior saja

tanpa melibatkan gigi-geligi posterior. Salah satu contoh kasus yang sering terjadi pada

protrusi anterior ini adalah over deepbite dan openbite.3,4,5

Gambar 3 : Sketsa sefalometri proses sebelum operasi dan tahap


yang ingin dicapai (Graber M. Thomas, Thomas Rakosi, Petrovic
Alexander G. Dentofacial ortophedics with functional appliances.
Vol1.Toronto: Mosby company: 380

Universitas Sumatera Utara


Kelainan pertumbuhan dari maksila bagian anterior ini terlihat seperti adanya

penonjolan anterior maksila secara horizontal yang terkadang disertai dengan kenaikan

posisi dari anterior maksila, sehingga terlihat inklinasi yang maju dan sedikit naik dari

anterior maksila, namun bila variasi pertumbuhan secara horizontal ini disertai dengan

gerakan turun dan maju (retroklinasi) dari maksila hal ini lah yang disebut dengan

skeletal deep overbite.18

Universitas Sumatera Utara

Anda mungkin juga menyukai