LANDASAN TEORI
A. Kajian Teori
a. Konsep Pendididikan
kualitas sumber daya manusia, sehingga kualitas sumber daya manusia sangat
kemakmuran.
paedagogike. Ini adalah kata majemuk yang terdiri dari kata pais yang
berarti anak dan kata ago yang berarti aku membimbing. Jadi
Indonesia diartikan sebagai proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang
11
ada proses belajar dan pembelajaran, sehingga dalam pendidikan jelas terjadi
menyatakan bahwa:
12
di mana dia hidup. Hal ini juga sebagaimana yang dinyatakan oleh
kondisi dalam diri dengan kondisi luar diri. Proses penyeimbangan ini
merupakan bentuk survive yang dilakukan agar diri dapat mengikuti setiap
lingkungan.
b. Tujuan Pendidikan
13
baik, luhur, pantas, benar, dan indah untuk kehidupan. Melalui pendidikan
14
Kyridis, et al. (2011: 3) mengungkapkan bahwa for many years the belief that
education can increase social equality and promote social justice, has been
yang layak lebih mudah didapatkan. Dari apa yang dikemukaka oleh Kyridis
merupakan salah satu kebutuhan dasar yang sangat penting dalam mencapai
kesejahteraan hidup.
lebih luas yang berada pada inti makna pembangunan. Hal senada juga
15
mencapai kehidupan yang lebih baik. Hal ini berarti, dengan pendidikan anak
16
enam tahun bagi anak-anak usia 6-12 tahun. Hal senada juga diungkapkan
Fuad Ihsan (2008: 26) bahwa sekolah dasar sebagai satu kesatuan
kedua pernyataan Suharjo dan Fuad Ihsan dapat dijelaskan bahwa sekolah
Elementary schools usually serve children between the ages of five and
eleven years, or kindergarten through sixth grade. Some elementary
schools comprise kindergarten through fourth grade and are called
primary schools. These schools are usually followed by a middle school,
which includes fifth through eighth grades. Elementary schools can also
range from kindergarten to eighth grade.
dikemukakan oleh Suharjo yaitu terletak pada usia. Jika Suharjo menyatakan
sekolah dasar lebih ditujukaan pada anak yang berusia 6-12 tahun, maka
Harmon dan Jones menyatakan sekolah dasar biasanya terdiri atas anak-anak
antara usia 5-11 tahun, atau TK sampai kelas enam. Kemungkinan perbedaan
ini terletak pada fisik antara anak yang ada di Indonesia dan anak yang ada di
jenis pendidikan formal untuk peserta didik usia 7 sampai 18 tahun dan
merupakan persyaratan dasar bagi pendidikan yang lebih tinggi. Jika usia
anak pada saat masuk sekolah dasar, merujuk pada definisi pendidikan dasar
17
pendidikan dasar selama masa enam tahun yang ditujukan bagi anak usia 7-12
tahun. Batasan usia 7-12 tahun inilah yang digunakan peneliti dalam
melakukan penelitian.
dan masyarakat, yaitu SDM yang menjadi sumber kekuatan atau sumber
masyarakat.
from which children develop the skill, knowledge, interest, and attitudes that
dimana peran-peran dan kewajiban baru akan dialami. For most children,
18
entering the first grade signal a change a from being a homechild to being
anak belajar untuk berinteraksi dan menjalin hubungan yang lebih luas
sebagai berikut:
keterampilan dasar bagi anak yang diperlukan untuk hidup dalam masyarakat.
19
sering disebut juga masa sekolah, yaitu masa matang untuk belajar atau
sekolah. Pada masa ini anak-anak lebih mudah diarahkan, diberi tugas
kebiasaan seperti makan, tidur, bangun, dan belajar pada waktu dan
maupun fisik (Sugiyanto, 2010: 1). Pada fase ini pertumbuhan fisik anak
tetap berlangsung. Anak menjadi lebih tinggi, lebih berat, lebih kuat, dan
ini sejalan dengan apa yang di kemukakan oleh Jean Piaget (Crain, 2004:
121-131) bahwa anak usia sekolah dasar berada pada tahapan operasi
konkrit. Pada tahap operasi konkrit ini anak sudah mengetahui simbol-
20
the middle and late chilhood years, parents spend considerably less time
waktu. Anak tidak lagi puas bermain sendirian di rumah, karena anak
21
pendidikan yang perlu disadarkan dan dibina oleh kedua orang tua
pendidikan anak. Dari penyataan ini, dapat dijelaskan bahwa orang tua
yang diberikan oleh orang tua adalah bentuk perhatian orang tua terhadap
2. Putus Sekolah
merupakan predikat yang diberikan kepada mantan peserta didik yang tidak
Hal senada diungkapkan oleh Nazili Shaleh Ahmad (2011: 134) bahwa
murid baik ditengah-tengah tahun ajaran atau pada akhir tahun ajaran karena
22
sekolah. Hal ini berarti putus sekolah dimaksudkan untuk semua anak yang
bangsa. Hal ini berarti, setiap anak Indonesia berhak memperoleh pendidikan
yang bermutu sesuai dengan minat dan bakat yang dimilikinya tanpa
23
b) Selain hak anak sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), khusus bagi
Indonesia, tanpa melihat latar belakang apapun, termasuk anak yang memiliki
mengalami putus sekolah. Hal ini tentu saja merupakan fenomena yang
putus sekolah adalah karena kurangnya kesadaran orang tua akan pentingnya
ekonomi termasuk eksploitasi tenaga anak sebagai pekerja anak oleh orang
24
keluarga.
kurang mendukung.
ada beberapa faktor yang menyebabkan anak mengalami putus sekolah yaitu:
(1) adat istiadat dan ajaran-ajaran tertentu, (2) karena kecilnya pendapatan
orang tua murid, (3) jauhnya jarak antara rumah dan sekolah (4) lemahnya
putus sekolah yaitu faktor eksternal anak dan faktor internal anak. Faktor
eksternal anak meliputi adat istiadat atau budaya, faktor ekonomi, jarak yang
ditempuh untuk mengakses sekolah serta kurangnya perhatian dari orang tua
25
dan sekolah. Sedangkan yang termasuk dalam faktor internal anak adalah
rendahnya minat anak, fasilitas belajar dan perhatian orang tua yang kurang.
Faktor minat anak yang kurang dapat diakibatkan oleh perhatian orang tua
dan fasilitas belajar yang rendah, budaya kurang mendukung, dan jarak antara
anak mengalami putus sekolah dipengaruhi oleh berbagai sebab, baik yang
berasal dari internal anak maupun eksternal anak. Dalam penelitian ini,
peneliti akan lebih fokus pada sebab eksternal yaitu perhatian orang tua pada
pendidikan anak.
26
perhatian yang diberikan oleh para ahli psikologi yaitu: (1) perhatian adalah
pemusatan tenaga psikis tertuju kepada suatu objek dan (2) perhatian adalah
dilakukan.
dalam hal ini adanya kepedulian terhadap objek tersebut, yang disertai oleh
oleh Slameto (2010: 105) bahwa, perhatian adalah kegiatan yang dilakukan
27
penelitian ini adalah kepedulian orang tua pada pendidikan anak di sekolah
dasar, sebagai salah satu bentuk kesadaran orang tua pada pendidikan anak.
Ihromi, 2004: 68) menyatakan bahwa persiapan yang dilakukan orang tua
arti penting pencapain prestasi oleh sang anak. Dari pernyataan tersebut
memberi makna bahwa, bentuk perhatian orang tua pada pendidikan anaknya
dapat dilakukan dengan perhatian pada kegiatan belajar anak dalam hal ini
pada pendidikan anak dapat berupa (1) mengontrol waktu belajar dan cara
28
tidak disita waktu anak dengan mengerjakan pekerjaan rumah tangga, orang
pada pendidikan yang akan dilihat dalam penelitian ini adalah perhatian
29
yang melibatkan proses kognitif. Hal ini berarti dengan belajar akan
Muhibbin Syah dan Sugihartono, terdapat dua unsur pokok dalam belajar
yaitu (1) adanya proses perubahan tingkah laku (2) proses belajar terjadi
yang lebih baik, sebagai hasil dari pengalaman seseorang dalam proses
atau aktivitas belajar sebagai proses terdiri atas enam unsur yaitu tujuan
pola respon peserta didik. Dari apa yang dikemukakan Nana Sudjana
unsur utama, yaitu unsur yang berasal dari dalam siswa dan unsur yang
berasal dari luar siswa berupa stimulus dari lingkungan, salah satunya
tanggung jawab belajar tumbuh pada diri anak (Abu Ahmadi dan
30
Widodo Supriyono, 2004: 87). Hal ini berarti, perhatian orang tua
belajar akademik dapat diketahui oleh guru atau orang tua, ketika anak
31
a) Setiap ada pekerjaan rumah (PR) orang tua harus membantu dalam
menyelesaikannya apabila anak mendapat kesukaran.
b) Memberikan petunjuk atau bimbingan kepada anak tentang cara-
cara belajar yang efektif.
c) Mengatur kedisiplinan waktu yang teratur kepada anak agar dapat
memanfaatkan waktunya sebaik mungkin dalam belajar, bekerja
dan waktu istirahat.
d) Mengontrol setiap ada kegiatan di rumah, apakah ada kegiatan
belajar yang diberikan guru di sekolah.
e) Memenuhi segala kebutuhan anak yang dapat menunjang proses
belajar misalnya tentang buku-buku pelajaran dan alat-alat tulis
menulis.
f) Setiap belajar anak diikuti secara seksama, apakah benar-benar
belajar atau tidak.
g) Mengusahakan bantuan dari orang lain bila orang tuanya tidak
mampu menyelesaikan kesulitan belajar anak.
h) Mengecak kehadiran anaknya di sekolah, baik dengan menanyakan
kepada guru-guru, ataupun melalui teman-teman sekelasnya atau
melalui absen kehadiran di sekolah.
merupakan usaha dari guru dan anak sebagai peserta didik, tetapi
32
2) Memberikan Motivasi
510) bahwa motivasi adalah proses yang memberi semangat, arah dan
kegigihan perilaku yang penuh energi, dan bertahan lama. Dari apa yang
diinginkan.
Sebagai pendidik yang utama dan pertama bagi anak, orang tua
mengatakan bahwa jika guru atau orang tua dapat memberikan motivasi
yang baik pada anak-anak timbullah dalam diri anak itu dorongan dan
hasrat untuk belajar lebih baik. Anak dapat menyadari apa gunanya
belajar dan apa tujuan yang hendak dicapai dengan pelajaran itu, jika
33
diberi perangsang, diberi motivasi yang baik dan sesuai. Dari apa yang
motovasi, bentuk perhatian orang tua yang tidak kalah pentingnya adalah
adalah segala alat dan sarana yang diperlukan untuk menunjang kegiatan
adalah segala alat dan sarana yang diperlukan untuk menunjang kegiatan
belajar anak. Kebutuhan tersebut bisa berupa ruang belajar anak, seragam
berjalan dengan baik tanpa alat-alat belajar yang cukup. Hal ini berarti,
34
media pertama dan utama yang secara langsung atau tidak langsung
dan perkembangan pribadi anak. Untuk itu, peran dari keluarga sangat
298) Family features have been found to be the most predictive determinants
settings
35
their education. Dari apa yang dikemukakan oleh oleh Berns tersebut, dapat
keterlibatan orang tua, anak akan memiliki sikap yang positif terhadap belajar
pendidikannya.
pendidikannya. Dengan perhatian, orang tua akan mau dan dapat memikirkan
perhatian, orang tua dapat menerima dan memilih stimuli yang relevan
dipenuhi terhadap tuntutan anak, memfokuskan diri pada masalah yang harus
dalam menyelesaikan studinya. Dengan kata lain orang tua yang tidak
36
mengalami kegagalan.
tidak berhasil dalam belajarnya yang pada akhirnya akan berdampak pada
ketidakberhasilan anak dalam belajar merupakan salah satu faktor anak untuk
berhenti sekolah. Anak dengan hasil belajar yang baik, akan memiliki
mempunyai hasil belajar yang rendah akan merasa minder dan tidak semangat
37
ketidaktahuan orang tua berkaitan dengan bentuk partisipasi yang bisa mereka
berikan. Dari apa yang dikemukan oleh Siskandar ini dapat diketahui bahwa,
pendidikan anak.
Schneider & Coleman (Santrock, 2008: 532) orang tua dengan tingkat
pendidikan yang lebih tinggi akan lebih mungkin percaya bahwa keterlibatan
mereka dalam pendidikan anak adalah penting. Mereka lebih mungkin untuk
rumah. Hal ini berarti tingkat pendidikan juga akan mempengaruhi baik
38
orang tua lebih banyak tercurah pada upaya untuk memenuhi kebutuhan
keluarga.
orang tua dan anak-anaknya, karena orang tua akan lebih fokus perhatiannya
faktor yang menyebabkan baik tidaknya perhatian orang tua pada pendidikan
anak adalah keadaan ekonomi keluarga. Dengan keadaan ekonomi yang baik,
orang tua pada pendidikan anak adalah jumlah tanggungan keluarga. Hal ini
171) bahwa banyaknya anggota keluarga dan urutan kelahiran seorang anak
39
banyaknya jumlah anak dalam keluarga maka akan semakin kecil perhatian
Selain itu, persepsi dari orang tua akan pendidikan juga sangat
sebagai realitas.
bahwa dalam persepsi terdapat tiga komponen yaitu: (1) adanya proses
seleksi terhadap stimulan yang berasal dari luar, yang artinya tidak semua
rangsangan dari luar akan direspon oleh individu, namun akan diseleksi
terlebih dahulu. Hal ini berarti, persepsi seseorang akan menumbuhkan sikap
40
dengan tanggapan atau cara pandang seseorang terhadap dunia eksternal atau
sesuatu di luar dirinya yang bersifat riil dan merupakan kombinasi dari
pendidikan anak adalah tanggapan atau cara pandang orang tua terhadap arti
bagi anaknya. Orang tua yang memiliki persepsi yang positif terhadap
tersebut, dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa perhatian orang tua pada
merupakan penentu untuk anak dapat terus bersekolah atau malah berhenti
untuk bersekolah.
41
kewajiban bagi semua untuk memikul tanggung jawab bersama, baik itu oleh
pendidikan anak, terutama yang terkait dengan putus sekolah. Salah satu upaya
Operasional Sekolah (BOS). Melalui dana BOS, diharapkan angka putus sekolah
terutama pada jenjang sekolah dasar dapat diminimalisir. Upaya menekan angka
putus sekolah dapat dilakukan antara lain dengan: (1) memberikan beasiswa; (2)
menciptakan layanan pendidikan alternatif bagi siswa yang rentan dan telah putus
mengatasi permasalahan anak putus sekolah tersebut yaitu, upaya kuratif dan
preventif. Langkah kuratif diambil bagi anak yang telah mengalami putus sekolah
sekolah. Upaya yang dapat dilakukan yaitu dengan memberikan beasiswa kepada
anak yang rentang putus sekolah. Langkah lainya adalah dengan cara melakukan
penyuluhan akan arti penting pendidikan untuk anak bagi pihak masyarakat
42
khususnya para orang tua. Langkah ini dapat ditempuh oleh pihak sekolah yang
dapat dilakukan dengan cara bekerjasama dan melakukan komunikasi atau dialog
tatap muka dengan orang tua. Melalui kerjasama dan komunikasi yang intens
antara pihak sekolah dan orang tua, diharapkan dapat membangkitkan kesadaran
orang tua siswa adalah, karena adanya kesamaan tanggung jawab dalam
yang berguna bagi bangsa dan negara. Adapun tujuan kerja sama sekolah dengan
orang tua adalah: (1) saling membantu dan saling mengisi, (2) membantu
keuangan dan barang, (3) mencegah perbuatan yang kurang baik, dan (4)
membuat rencana yang baik untuk anak. Dari apa yang dikemukakan oleh
yang ditempuh untuk menjalin kerjasama antara keluarga dengan sekolah, antara
lain:
43
antara orang tua dan sekolah akan bertambah erat, (e) dapat memberikan
motivasi kepada orang tua anak didik untuk lebih terbuka dan dapat bekerja
sama dalam upaya memajukan pendidikan anaknya, (f) pendidik mempunyai
kesempatan untuk mengadakan interview mengenai berbagai macam keadaan
atau kejadian tentang sesuatu yang ingin ia ketahui, dan (g) terjadinya
komunikasi dan saling memberikan informasi tentang keadaan anak serta
saling memberi petunjuk antara guru dengan orang tua.
2) Diundangnya orang tua ke sekolah.
3) Case conference yaitu rapat atau konferensi tentang kasus. Biasanya
digunakan dalam bimbingan konseling. Tujuannya adalah mencari jalan yang
paling tepat agar masalah anak didik dapat diatasi dengan baik.
4) Badan pembantu sekolah yaitu organisasi orang tua murid atau wali murid
dan guru. Organisasi dimaksud merupakan kerja sama yang paling
terorganisir antara sekolah atau guru dengan orang tua murid.
5) Mengadakan surat menyurat antara sekolah dan keluarga, diperlukan terutama
pada waktu-waktu yang sangat diperlukan bagi perbaikan pendidikan anak
didik, seperti surat peringatan dari guru kepada orang tua jika anaknya perlu
giat, sering membolos, sering berbuat keributan, dan sebagainya.
6) Adanya daftar nilai atau rapor, yang dipakai sebagai penghubung antara
sekolah dengan orang tua.
Mencermati pendapat Hasbullah terlihat bahwa ada enam cara yang dapat
dilakukan oleh pihak sekolah untuk melakukan kerjasama dengan orang tua. Pada
sekolah dan rumah merupakan salah satu kontribusi penting bagi prestasi murid di
sekolah (Wlodkowski, J. R & Judit H. J, 2004: 95). Dengan prestasi yang baik,
44
Masyarakat Desa Sawangan memiliki pemahaman yang lebih baik akan arti
orang tua yang rendah, pada umumnya masyarakat Desa Banyuroto harus
Dan Perhatian Orang Tua terhadap Prestasi Belajar Matematika Siswa Kelas
prestasi belajar matematika siswa (Y). Untuk uji diperoleh angka sebesar
fasilitas belajar dan perhatian orang tua sebesar 48,2% dan sisanya 51,8%
45
perhatian orang tua terhadap prestasi belajar pada siswa kelas V SD Negeri 2
Rejosari tahun ajaran 2010/2011. (b) Ada pengaruh yang signifikan antara
Rejosari tahun ajaran 2010/2011. (c) Ada pengaruh yang signifikan antara
2010/2011 .
Penelitian ini lebih berfokus pada perhatian orang tua terhadap pendidikan
anak di sekolah dasar. Aspek yang diteliti meliputi perhatian orang tua dalam
perhatian orang tua pada pendidikan anak. Hubungan perhatian orang tua dengan
putus sekolah dan kendala-kendala yang dihadapi orang tua dalam memberikan
perhatian pada pendidikan anaknya. Selain itu, penelitian ini juga akan melihat
strategi dari pihak sekolah untuk meningkatkan perhatian orang tua pada
C. Kerangka Pikir
Hak untuk memperoleh pendidikan yang layak merupakan salah satu hak
asasi manusia yang utama. Pemerintah pada umumnya maupun orang tua
bertanggung jawab secara penuh atas pendidikan anak. Hal ini sesuai dengan
tahun 2003 ayat 7 yang menyatakan bahwa orang tua dari anak usia belajar
46
berkewajiban memberikan pendidikan dasar bagi anaknya. Hal ini berarti orang
Dasar ini, difokuskan pada beberapa permasalahan yaitu: terkait dengan perhatian
orang tua dalam proses pendidikan anak di sekolah. Perhatian orang tua akan
pendidikan anak adalah kepedulian orang tua pada pendidikan anak di sekolah
dasar, sebagai salah satu bentuk kesadaran orang tua pada pendidikan anak.
Mengingat perhatian orang tua akan memberi pengaruh pada perilaku dan segala
aktivitas pendidikan anak yang secara langsung juga akan berpengaruh terhadap
keberlangsungan sekolah anak. Anak dengan perhatian yang kurang dari orang
Perhatian orang tua dapat dilihat dari bentuk-bentuk perhatian orang tua
fasilitas sekolah anak. Dengan adanya perhatian orang tua terhadap kegiatan
bersekolah hingga selesai. Hal ini dikarenakan dengan perhatian serius dari orang
tua terhadap pendidikan anaknya akan dapat menjadi motivasi atau pendorong
bagi anak untuk terus bersekolah hingga selesai khususnya di sekolah dasar.
sehingga anak menjadi nyaman dan memiliki semangat yang tinggi untuk terus
bersekolah.
47
kendala perhatian dalam penelitian ini adalah, segala bentuk hambatan yang
jenjang berikutnya.
sekolah. Untuk itulah harus ada strategi dari pihak sekolah, yaitu segala cara atau
upaya pihak sekolah yang dapat meningkatkan perhatian orang tua pada
ditujukan untuk memotivasi para orang tua untuk lebih memperhatikan anak-
rumah serta melengkapi segala kebutuhan sarana dan prasarana sekolah anak.
Dengan begitu, diharapkan jumlah anak yang mengalami putus sekolah akan
berkurang.
D. Pertanyaan Penelitian
Berdasarkan kajian teori dan kerangka pikir yang telah diuraikan, maka
belajar anak?
48
pendidikan anak?
pendidikan anak?
2. Terkait dengan hubungan antara perhatian orang tua dengan anak putus
di sekolah dasar?
yang putus sekolah terkait dengan perhatian orang tua terhadap pendidikan
anak?
a. Upaya apa saja yang telah dilakukan oleh pihak sekolah untuk mengatasi
permasalahan anak yang putus sekolah terkait dengan perhatian orang tua
49