TINJAUAN PUSTAKA
diantaranya adalah penelitian yang dilakukan oleh Hemuto, 2011, dengan judul
Pantai focus masalah dalam penelitian tersebut adalah kenakalan remaja. Teori
yang digunakan sebagai pisau analisis adalah teori yang dikembangkan oleh
Suparman dkk (dalam, Budininsi, 2008), yaitu tentang masyarakat adalah faktor
penelitian yang dilakukuan oleh Madang, 2010, dengan judul Kenakalan Remaja
di Desa Pasokan Kec. Walea Besar focus masalah dalam penelitian tersebut
meresahkan masyarakat. Teori yang digunakan sebagai pisau analisis adalah teori
yang dikembangkan oleh Mussen (dalam, Dariyo, 2004), yaitu tentang perilaku
dan sikap remaja, dimana sikap dan perilaku anak remaja sangat dekat dengan
7
bahwa faktor-faktor yang menyebabkan kenakalan remaja adalah faktor ekonomi
penelitian ini, diantaranya adalah terdapat pada aspek yang menjadi faktor utama
perilaku sosial. Hal ini biasa di lihat pada tabel dibawa ini
Remaja adalah masa dimana sesorang mencari jati dirinya, dan apa
perannya dalam masyarakat. Hal ini pula sudah terjadi pada anak remaja di masa
lalu sampai dengan sekarang, yang diikuti dengan perkembangan zaman. Berikut
ini adalah sejarah singkat bagaimana kehidupan remaja pada masa lalu (dalam,
Santrock, 2007:31).
8
Pada masa Yunani awal, filsuf Plato dan Aristoteles berkomentar (dalam,
Santrock, 2007:5) mengenai sifat anak muda. Menurut Plato kemampuan bernalar
matematika.
terpenting dari remaja adalah kemampuan untuk memilih, dan bahwa determinasi
menganggap kemandirian, identitas, dan pikiran karir sebagai tema sentral dalam
miniatur dari orang dewasa dan menjadi sasaran dari penerapan disiplin yang
remaja, memperbaiki keyakinan yang sala dengan menyatakan bahwa anak atau
tahun. Dari usia 15 -20 tahun Rousseau berpendapat bahwa individu mulai matang
9
secara emosional dan sifat memikirkan diri sendiri digantikan dengan minat
dari beberapa tahap. Hal ini menunjukan bahwa menurut peneliti, penelaran
seseorang berkembang pada usia remaja, sehingga remaja bukan bentuk miniatur
dari orang dewasa, ada beberapa tahapan perkembangan pada anak usia remaja.
Pada akhir abad ke-19 dan masuk pada awal abad ke-20, para ahli
menemukan suatu konsep yang sekarang kita sebut sebagai remaja. Antara tahun
remaja, dan konselor mulai membangun konsep itu. Pada masa ini, orang-orang
muda, khususnya anak laki-laki, semakin terlihat pasif dan rentan-kualiatas yang
pada remaja. Contoh dari konformitas ini meliputi mendorong semangat sekolah,
Pada tahun 1950 tepatnya pada abad ke-20 para ahli mulai menyoroti
periode perkembangan yang kini kita sebut sebagai periode remaja. Periode ini
tidak hanya menyangkut identitas fisik dan sosial, namun juga identitas resmi,
10
muda yang berusia 16 dan 18 hingga 20 tahun. Selama tahun 1950_an, para
remaja itu beranggapan bahwa memperoleh gelar sarjana adalah kunci untuk
memperoleh pekerjaan yag baik, seperti halnya bahwa mereka harus menikah,
memiliki keluarga, dan kemudian duduk tenang dalam kehidupan mewah seperti
Sebuah analisis mengenai isi dan jurnal yang tertua dalam psikologi
menciptakan dunia remaja. Selama empat periode sejarah, periode depresi dari
tahun 1890 dan 1930 serta dua periode perang dunia adalah penilaian-penilaian
yang berbeda terhadap kapasitas anak muda. Selama periode depresi, para ilmuan
remaja yang dibuat oleh para ilmuan Amerika dan Eropa. Seiring dengan
perkembangan teknologi, para ahli menemukan suatu budaya anak muda yang
memili sejumlah karakteristik yang serupa. Meskipun demikian, para ahli juga
11
yang berlangsung ini meliputi kesehatan dan kesejahteraan, gender, keluarga,
terdapat sejumlah persamaan dan perbedaan karakteristik dari seorang remaja. Hal
ini dilihat dari beberapa hasil penelitian oleh para ahli. Perbedaan tradisi dan
seorang remaja dipandang sama, sesuai dengan bagaimana remaja ini hidup dan
berkembang.
Remaja berasal dari kata latin adolesence yang berarti tumbuh atau
tumbuh menjadi dewasa. Istilah adolensence mempunyai arti yang lebih luas lagi
sebenarnya tidak mempunyai tempat yang jelas karena tidak termasuk golongan
anak tetapi tidak juga golongan dewasa atau tua. Seperti yang dikemukakan oleh
Calon (Sudarsono, 2008:2) bahwa masa remaja menunjukkan dengan jelas sifat
transisi atau peralihan karena remaja belum memperoleh status dewasa dan tidak
bisa saja merasa sedang dipuncak dunia pada satu saat namun merasa tidak
12
berharga sama sekali pada waktu berikutnya. Dalam beberapa kejadian intensitas
dari emosi yang mereka alami, memiliki proporsi yang terlalu berlebihan
remaja akan merasakan perubahan besar dan berlebihan pada waktu tertentu
pengertian diatas, konsep Hall ini menyatakan bahwa seseorang akan merasakan
pergolakan pada masa usia 12 hingga 23, usia ini menunjukan seseorang yang
masuk pada masa anak remaja dengan berbagai konflik dan peubahan besar yang
mewarnainya.
remaja adalah sala-satu gejala pubertas yang lepasnya seorang anak dari masa
kanak-kanak sampai pada masa yang penuh gejolak. Menurutnya masa remaja
awal yaitu dari umur 12 atau 13 tahu sampai 17 tahun dan pada akhir remaja dari
Masa remaja adalah masa kritis identitas atau masalah identitas Identitas
diri yang dicari remaja berupa usaha untuk menjelaskan siapa dirinya dan apa
kesamaan baru. Para remaja harus memperjuangkan kembali dan seseorang akan
13
mencapai identitas akhir. (dalam, Hamid, 2009:11). Hal ini menjelaskan bahwa
masa remaja adalah masa kritis yang di penuhi dengan berbagai masalah identitas.
Remaja sudah sejak dulu dianggap sebagai masa sulit secara emosional.
Tidak selamanya masa remaja berada dalam situasi badai dan stress, tetapi
fluktuasi emosi dari tinggih ke rendah memang meningkat pada masa remaja
awal.
maka menurut peneliti bahwa remaja adalah individu yang sedang berada pada
masa peralihan dari masa anak-anak, menuju masa dewasa dan ditandai dengan
perkembangan yang sangat cepat dari aspek fisik, psikis dan sosial.
reaksi terhadap frustasi, cara menghadapi masalah, perilaku agresif dan defensi,
dan perilaku terbuka atau tertutup dihadapan orang lain. pemahaman tingkah laku
atau perilaku dalam profesi bimbingan dan konseling, dikaji dalam kerangka
psikologi kepribadian. Kata kepribadian berasal dari kata personality yang berati
topeng. Topeng merupakan tutup muka yang sering digunakan oleh pemain-
14
menunjukan bahwa perilaku adalah suatu kualitas dari sikap seseorang dalam
yang baik dan yang benar, seseorang tidak cukup sekedar telah melakukan
tindakan yang dapat dinilai baik dan benar. Sesorang dapat dikatakan sungguh-
pemahaman akan kebaikan yang tertanam dalam tindakan tersebut. Untuk dapat
peristiwa dan pengalaman hidup, yang berkaitan dengan dirinya maupun dengan
orang lain. ia berbuat baik karena tahu dan yakin, akan apa yang ia lakukan
Untuk mengetahui bagaimana tata cara berperilaku, maka ada baiknya kita
mempelajari dulu pengertian dari etika dan moral seseorang, antara lain menurut
a. Etika
sebagai aturan perilaku atau tata cara bertindak. Bahkan etika sering pula diartikan
sebagai ilmu tentang bagaimana berpriaku. Pengertian etika sebagai kata benda
diihat dari konteks masyarakat adalah sebagai sesuatu yang bersifat eksterna dari
diri manusia. Pengertian etika berasa dari bahasa yunani, yaitu ethos atau
kebiasaan dan watak. Sesuatu yang ada dalam diri individu manusia itu sendiri,
15
atau lebih tepatnya, merupakan cara-cara manusia bersikap atau berperilaku atas
dunianya.
suatu bidang kehidupan tertentu. Bidang kehidupan itu bisa pekerjaan, proses
belajar, maupun aktivitas lainnya dan etika ini merupakan karakter disuatu bidang
cermin dari karakter individu atau kelompok individu, dalam suatu pola
kehidupan manusia.
Etika adalah sebuah cabang filsafat yang berbicara mengenai nilai dan
cabang filsafat etika sangat menekankan pendekatan yang kritis dalam melihat
permasalahan yang timbul dalam kaitan dengan nilai dan norma moral tersebut.
Etika adalah sebuah refleksi kritis dan rasiaonal mengenai nilai dan norma moral,
yang menentukan dan terwujud dalam sikap dan pola perilaku hidup manusia,
ilmu dan bukan sebuah ajaran, yang memberi kita norma tentang bagaimana kita
harus hidup adalah moralitas. Artinya adalah etika adalah ilmu bagaimana kita
gambaran dari karakteristik sikap manusia yang menetukan baik atau buruknya
16
b. Moral
Moral atau moralitas adalah sistim nilai tentang bagaimana kita harus
hidup secara baik sebagai manusia. Sistim nilai ini terkandung dalam pelajaran
harus hidup secara baik dan benar. Moralitas adalah tradisi kepercayaan dalam
agama atau kebudayaan tentang berperilaku yang baik ataupun yang buruk.
Moralitas memiliki arti peta kehidupan mengenai apa yang baik dan apa
yang buruk. Moralitas memberikan sebuah pembedaan garis yang tegas, mengenai
apa yang di kategorikan yang baik dan mana yang buruk. Menurut Kohlberg
penentu yang melahirkan perilaku moral, oleh karena itu untuk menemukan
adalah tradisi, kepercayaan, dalam agama atau kebudayaan, tentang perilaku yang
baik dan buruk.moralitas memberi manusia aturan atau petunjuk konkret tentang
bagaimana ia harus hidup, bagaimana ia harus bertindak dalam hidup ini sebagai
manusia yang baik, dan bagaimana menghindari perilaku-perilaku yang tidak baik
dengan adanya moralitas yang tertanam dalam diri manusia, maka seseorang bisa
memilah apa-apa yang baik dan apa yang buruk dalam kehidupannya.
Perilaku menyimpang adalah bentuk dari pada suatu kenakalan baik, yang
dilakukan oleh remaja atau pun orang dewasa. Faktor kesengajaan atau kesadaran
17
diri dari orang tersebut, dan tidak melanggar hukum adalah seseorang yang tidak
adalah bentuk kebiasaan atau perilaku yang melanggar hukum, dan hal ini
domain dilakukan pada awal usia masa remaja. Kenakalan remaja yakni perilaku
dengan cara minggat dari rumah atau membantah perintah mereka dan
dan sekunder (sekolah) yang memeang tidak di atur oleh hukum secara
terinci. Akan tetapi, kalau kelak remaja ini dewasa, pelanggaran status ini
18
Salah satu upaya untuk mendefinisikan penyimpangan perilaku remaja
dalam arti kenakalan remaja adalah bahwa kenekalan anak adalah tindakan oleh
seseorang yang belum dewasa, yang sengaja melanggar hukum dan diketahui oleh
anak itu sendiri, bahwa jika perbuatanya itu diketahui oleh petugas. Bagi petugas
empat belas tahun) sampai usia sekitar delapan belas tahun-masa transisi dari
kanak-kanak ke dewasa. Masa ini hampir selalu merupakan masa-masa sulit bagi
remaja maupun pengasuhnya. Ada sejumlah alasan kenapa masa awal usia remaja
yaitu :
keluarganya.
masih lebi muda dari usia remaja. Ini berarti pengaruh pengasuh ataupun
19
yang umum adalah mode pakaian, potongan rambut atau musik, dan lain-
lain.
frustasi.
4. Remaja sering menjadi terlalu yakin diri dan ini bersama-sama dengan
Dari penjelasan diatas, tidak semua remaja yang tidak berhasil melewati
masalah ini, masih ada sebagian remaja berhasil selamat melewati periode ini
tanpa terlalu mengalami trauma. Bila itu terjadi juga, orang tua atau pendidik
yang sering dialami kaum remaja yang betapapun menjemukan bagi mereka dan
orang tua mereka, dan meupakan bagian dari perkembangan yang normal pada
periode ini, sedangkan sejumlah kesulitan lain sangat jelas abnormal dan harus
ditangani sesegera mungkin. Sebab anak usia remaja bisa merasa sangat tertekan
sehingga mereka bisa menyakiti diri mereka sendiri bahkan orang lain di sekitaran
mereka.
Ragam dari masalah-masalah yang dialami oleh remaja itu cukup luas.
Variasi dari masalah-masalah tersebut, dapat meliputi variasi dalam hal tingkat
keparahannya maupun dalam hal seberapa banyak masalah tersebut, dialami oleh
20
laki-laki versus perempuan dan dialami oleh kelompok-kelompok sosial ekonomi
yang berbeda-beda. Ada masalah remaja yang berlansung singkat, dan adapulah
ekonomi menengah. Sebagian besar masalah yang dialami oleh para remaja yang
yang berkaitan dengan perasaan tidak bahagia, sedih, atau depresi dan prestasi
membandingkan antara masalah dan kompetensi dari 2600 anak-anak dan remaja
yang berusia antara 4 hingga 16 tahun yang dirujuk ke layanan kesehatan mental,
dengan masalah-masalah dan kompetensi dari 2600 anak-anak dan remaja lainnya
secara demografis setara umum tidak dirujuk. Anak-anak dan remaja yang berasal
21
dari sosial ekonomi rendah memiliki lebih banyak masalah dan memperlihatkan
relasi dengan orang dewasa dirumahnya, memiliki orang tua biologis yang tidak
menikah dirumahnya, memiliki orang tua berpisah atau bercerai, tinggal didalam
keluarga yang memperoleh bantuan publik, dan tinggal dirumah tangga dan
keluarga yang orang tuanya tidak menikah, berpisah, atau bercerai, maupun
sangat berkaitan dengan apa-apa saja yang menjadi faktor utama penyebab
sehingga remaja sering kali melakukan perbuatan yang menyimpang. Untuk itu
ada beberapa teori tentang bagaimana dan apa saja yang menyangkut faktor-faktor
a. Faktor biologis
22
Menurut pendekatan biologis, masalah-masalah remaja disebabkan oleh
kegagalan dari fungsi tubuhnya. Para ilmuan yang menganut pendekatan biologis
biasanya, berfokus pada faktor otak dan faktor genetik sebagai penyebab
b. Faktor psikologis
masalah remaja adalah gangguan berfikir, gejolak emosional, proses belajar yang
keliru, dan relasi yang bermasalah. Dua dari perspektif teoritis telah menjelaskan
c. Faktor sosial
memahami kaitan antara pencetus awal dari timbulnya suatu masalah, seperti
Selain beberapa faktor diatas, ada juga teori lain yang menggambarkan apa-
apa saja faktor yang mempengaruhi perilaku menyimpang pada anak usia remaja,
yakni antara lain oleh Philip Graham yang lebih mendasarkan teorinya pada
pengamatan empiris dari sudut kesehatan mental anak dan remaja. Ia juga
23
membagi faktor-faktor penyebab itu kedalam dua golongan dalam (http/zifazi,
2012/02/13) yaitu:
a. Faktor lingkungan
Lingkungan adalah daerah yang dimana manusia dalam hal ini, remaja
dirinya. Sehingga lingkungan adalah sala satu yang menjadi sebab remaja berbuat
remaja melakukan kenakalan, yaitu antara lain kemiskinan dikota besar, faktor
tua, dan kesulitan dalam pengasuhan, karena pengangguran serta tempat tinggal
b. Faktor pribadi
itu di sebabkan karena faktor pribadi adalah sesuatu yang mencerminkan bentuk
tubuh dan fisik, dari seseorang serta tingkalaku seseorang. Jika remaja yang tidak
bisa menerima pribadinya, maka itu akan membuat remaja terjerumus pada hal-
perilaku menyimpang, maka peneliti dalam hal ini dengan melihat situasi dan
kondisi pada lokasi penelitian, maka telah mengambil satu aspek tentang
penyebab kenakalan remaja yaitu terletak pada faktor lingkungan. Hal ini di lihat
24
sesuai dengan apa-apa yang menjadi gambaran pada lokasi penelitian, seperti
umum, sering berkeliaran larut malam dengan mengendarai sepeda motor ugal-
ugalan tanpa pelindung apapun, perkelaian antar kelompok usia remaja, dan lain
sebagainya.
dalam perolehan data hasil penelitian ini, hal ini bisa di lihat pada kerangka
sebagai berikut :
Perilaku Menyimpang
Anak Usia Remaja
25
kemudian dirumuskan dengan factor apa saja yang menyebabkan perilaku
tersebut, maka dirumuskan kembali solusi atau upaya apa saja yang dilakukan
penyimpangan tersebut.
26