Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah pada praktikum ini adalah apa sajakah
senyawa kimia yang terkandung dalam tumbuhan Terong Hutan (Solanum
torvum Sw.) jika diuji dengan menggunakan uji skrining fitokimia?
C. Maksud Praktikum
Adapun maksud dari praktikum ini adalah untuk mengetahui golongan
senyawa yang terkandung pada sampel daun Terong Hutan (Solanum
torvum Sw.) dengan menggunakan uji skrining fitokimia.
D. Tujuan Praktikum
1. Tujuan Umum Praktikum
2. Manfaat Praktis
Dapat memberikan informasi mengenai kadungan zat kimia dalam
daun Terong Hutan (Solanum torvum Sw.).
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Uraian Tumbuhan
a. Klasifikasi tanaman
Tanaman Terong Hutan diklasifikasikan sebagai berikut: (Integrated
Taxonomic Information System, 2017)
Kingdom : Plantae
Divisi : Tracheophyta
Subdivisi : Spermatophytina
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Solanes
Familia : Solanaceae
Genus : Solanum L
Species : Solanum torvum Sw.
b. Morfologi tanaman
Tanaman takokak merupakan tanaman perdu yang tumbuh tegak
dan tinggi tanaman sekitar 3 m. Bentuk batang bulat, berkayu, bercabang,
berduri jarang dan percabangannya simpodial dengan warna putih kotor.
Daun takokak tunggal, berwarna hijau, tersebar, berbentuk bulat telur,
bercangap, tepi rata, ujung meruncing dan panjangnya sekitar 27-30 cm
dan lebar 20-24 cm, dengan bentuk pertulangan daunnya menyirip dan
ibu tulang berduri. Ciri-ciri bunga takokak, antara lain majemuk, bentuk
bintang, kelopak berbulu, bertajuk lima, runcing, panjang bunga kira-kira 5
mm, benang sari lima, tangkai panjang kira-kira 1 mm dan kepala sari
panjangnya kira-kira 6 mm berbentuk jarum, berwarna kuning, tangkai
putik kira-kira 1 cm yang berwana putih, dan kepala putik kehijauan (Sirait
2009).
c. Nama lain
Nama ilmiah : Solanum torvum Sw.
Nama asing : Brugmansia x insignis (Amerika Serikat)
Nama daerah : Terong pipit (Sumatera), terong rimbang (Melayu),
takokak (Jawa Barat) dan terong cepoka, atau poka,
cong belut atau cokowana (Jawa Tengah) (Sirait,
2009).
d. Kandungan kimia
Takokak mengandung berbagai bahan kimia (Tabel 1). Kandungan
kimia yang terdapat pada buah dan daun mengandung alkaloid steroid
yaitu jenis solasodine 0.84%, sedangkan kandungan buah kuning
mengandung solasonine 0.1%. Kemudian, buah mentahnya pun
mengandung chlorogenin, sisologenenone, torvogenin, vitamin A, neo-
chlorogenine, dan panicolugenine, serta akarnya mengandung jurubine
(Sirait 2009). Buah takokak ini pun diketahui mengandung glukoalkaloid,
solasonine, sterolin (sitosterol-D glucoside), protein, lemak, dan mineral
(Yuanyuan et al. 2009).
e. Khasiat tanaman
Takokak pun mampu melancarkan sirkulasi darah, menghilangkan
rasa sakit (analgetik) dan menghilangkan batuk (antitusif) (Rahmat 2009).
Takokak memiliki aktivitas pembersih superoksida yang tinggi yakni
di atas 70%. Kandungan kimia yang terdapat pada takokak mampu
bertindak sebagai antioksidan dan dapat melindungi jaringan tubuh dari
efek negatif radikal bebas. Kemudian, takokak berfungsi sebagai anti
radang karena memiliki senyawa sterol carpesterol dan 4 juga sebagai
alat kontrasepsi karena buah dan daunnya mengandung solasodine
0.84%, yang merupakan bahan baku hormon seks untuk kontrasepsi
(Sirait 2009).
B. Skrining Fitokimia
1. Pengertian Skrining (Kristianti dkk, 2008)
Skrining fitokimia merupakan cara untuk mengidentifikasi bioaktif
yang belum tampak melalui suatu tes atau pemeriksaan yang dapat
dengan cepat memisahkan antara bahan alam yang memiliki kandungan
fitokimia tertentu dengan bahan alam yang tidak memiliki kandungan
fitokimia tertentu. Skrining fitokimia merupakan tahap pendahuluan dalam
suatu penelitian fitokimia yang bertujuan untuk memberikan gambaran
tentang golongan senyawa yang terkandung dalam tanaman yang sedang
diteliti.
2. Tujuan Skrining (Kristianti dkk, 2008)
Metode skrining fitokimia dilakukan dengan melihat reaksi pengujian
warna dengan menggunakan suatu pereaksi warna. Hal penting yang
berperan penting dalam skrining fitokimia adalah pemilihan pelarut dan
metode ekstraksi.
3. Cara-cara Skrining
a. Pemeriksaan alkaloid
Sebanyak 2 mL larutan ekstrak uji diuapkan diatas cawan
porselin hingga diperoleh residu. Residu kemudian dilarutkan dengan
5 mL HCL 2N. Larutan yang didapat kemudian di bagi ke dalam 3
tabung reaksi. Tabung pertama ditambahkan dengan asam encer
yang berfungsi sebagai blanko. Tabung kedua ditambahkan pereaksi
Dragendroff sebanyak 3 tetes dan tabung ketiga ditambahkan pereaksi
Mayer sebanyak 3 tetes. Terbentuknya endapan jingga pada tabung
kedua dan endapan kuning pada tabung ketiga menunjukkan adanya
alkaloid (Farnsworth, 1966).
b. Pemeriksaan flavonoid
Sebanyak 1 mL larutan ekstrak uji, basahkan sisanya dengan
aseton P, tambahkan sedikit serbuk halus asam borat P dan serbuk
halus asam oksalat P, panaskan hati-hati diatas tangas air dan hindari
pemanasan berlebihan. Campur sisa yang diperoleh dengan 10 mL
eter P. Amati dengan sinar UV 366 nm; larutan berfluoresensi kuning
intensif, menunjukkan adanya flavonoid (Depkes RI, 1989).
c. Pemeriksaan saponin
Sebanyak 10 mL larutan ekstrak uji dalam tabung reaksi dikocok
vertikal selama 10 detik kemudian dibiarkan selama 10 detik.
Pembentukan busa setinggi 1-10 cm yang stabil selama tidak kurang
dari 10 menit, menunjukkan adanya saponin. Pada penambahan 1
tetes HCL 2N, busa tidak hilang (Depkes RI, 1995).
d. Pemeriksaan tanin dan polifenol
Sebanyak 3 mL larutan ekstrak uji dibagi kedalam 3 bagian yaitu
tabung A, tabung B, tabung C. Tabung A digunakan sebagai blanko,
tabung B direaksikan dengan larutan besi (III) klorida 10%, warna biru
tua atau hitam kehijauan menunjukkan adanya tanin dan polifenol,
sedangkan pada tabung C hanya ditambahkan garam gelatin. Apabila
terbentuk endapan pada tabung C maka larutan ekstrak positif
mengandung tanin (Marliana dkk, 2005).
e. Pemeriksaan glikosida
Serbuk simplisa uji dilarutkan dalam pelarut etanol, diuapkan
diatas tangas air, larutkan sisanya dalam 5 mL asam asetat anhidrat
P, ditambahkan 10 tetes asam sulfat P. terjadinya warna biru atau
hijau menunjukkan adanya glikosida (reaksi Liebermann-Burchard)
(Depkes RI, 1989).
BAB III
METODE PRAKTIKUM
1. Alat
Adapun alat yang digunakan pada percobaan ini adalah batang
pengaduk, cawan porselin, alumunium foil, pipet tetes, rak tabung, sendok
tanduk, dan tabung reaksi.
2. Bahan
Adapun bahan yang digunakan pada percobaan ini adalah air
panas, aluminiom foil, etanol 95% P, eter,FeCl3 1 N, HCl 0,5 N, HCl 2 N,
HCl P, KOH 10% P,pereaksi Mayer, peraksi Bauchardat, pereaksi
Dragendorff, Liebermann-Burchard.
B. Prosedur Kerja (Anonim, 2017)
a. Reaksi Identifikasi Golongan Tanin
1. Reaksi identifikasi terhadap katekol
Sampel dibasahi dengan larutan FeCl3 1 N, jika mengandung
katekol akan menghasilkan warna hijau.
2. Reaksi identifikasi terhadap pirogalotanin
Sampel dibasahi dengan larutan FeCl3 1 N, jika mengandung
pirogalotanin akan menghasilkan warna biru.
b. Reaksi Identifikasi Golongan Dioksiantrakinon
Sedikit ekstrak dimasukkan kedalam tabung reaksi, lalu ditetesi
dengan KOH 10% P b/v dalam etanol 95% P, jika mengandung
dioksiantrakinon akan menghasilkan warna merah.
c. Reaksi identifikasi golongan alkaloid
Ekstrak metanol dimasukkan kedaam masing-masing tabung reaksi
kemudian ditetesi :
1. HCl 0,5 N dan pereaksi Mayer, jika mengandung alkaloid maka akan
menghasilkan endapan kuning.
2. HCl 0,5 N dan pereaksi Bauchardat, jika mengandung alkaloid akan
menghasilkan endapan coklat.
3. HCl 0,5 N dan pereaksi Dragendroff, jika mengandung alkaloid akan
menghasilkan endapan warna jingga.
d. Reaksi Identifikasi Golongan Steroid
Ekstrak dihaluskan dengan etanol kemudian didihkan selama 15
menit lalu disaring, filtrat diuapkan sampai kering, Ekstrak kering
ditambahkan eter setelah terlebih dahulu disuspensikan dengan sedikit
air, bagian yang larut dalam eter dipisahkan. Lapisan eter kemudian
ditetesi dengan pereaksi Liebermann-Burchard jika mengadung steroid
akan menghasilkan warna merah jambu.
e. Reaksi Identifikasi Golongan Saponin
Serbuk dimasukkan kedalam tabung reaksi, ditambahkan 10 ml air
panas, didinginkan kemudian kocok kuat-kuat selama 10 detik, terbentuk
buihm lalu tambahkan 1 tetes asam klorida 2 N, buih tidak hilang.
f. Reaksi identifikasi golongan flavonoid
Ekstrak ditambahkan dengan FeCl3 dan HCl P, jika terjadi warna
merah menunjukkan adanya flavonoid.
BAB IV
1. Pereaksi Mayer
Positif (+)
2. Pereaksi
3. Alkaloid Negatif (-)
Bauchardat
Negatif (-)
3. Pereaksi dragendrof
Ekstrak etanol
dikeringkan + air +
eter. Dipisahkan
4. Steroid Positif (+)
bagain eter dan
pereaksi Lieberman-
Bauchardat
Keterangan :
BAB V
A. Kesimpulan
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan dan dilanjutkan dengan
pengujian kandungan kimia dari tumbuhan Terong Hutan (Solanum torvum)
dapat disimpulkan bahwa Terong hutan mengandung tanin, alkaloid, saponin
dan steroid.
B. Saran
Sebaiknya dalam praktikum lebih diperhatikan lagi ketelitian dan
kecermatan agar dalam keefektifannya, dan dalam mengefesienkan waktu.
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
a. Golongan Tanin
Ekstrak
Ketekol Pirogalotanin
b. Golongan Dioksiantarkinon
Ekstrak
Warna merah
c. Golongan Steroid
Serbuk
+ Eter
d. Golongan Alkaloid
Ekstrak
Dragendroff
e. Golongan Saponin
Sebuk
+ 10 ml air panas
f. Golongan Flavonoid
Ekstrak
Warna merah
(Depan) (Belakang)
a. Identifikasi Katekol
b. Identifikasi Dioksiantrakinon
c. Identifikasi Alkaloid
d. Identifikasi Saponin
e. Identifikasi Flavonoid
f. Identifikasi Steroid