Pada hari ini, Rabu tanggal 1 bulan September tahun 2014 telah dibuat dan ditandatangani
Perjanjian Kerjasama Dokter Rumah Sakit Ibu dan Anak UMMI dan yang untuk selanjutnya
disebut PERJANJIAN oleh dan antara:
Halaman 1 dari 8
1.2. PARA PIHAK sepakat atas definisi dari istilah-istilah yang digunakan dalam Perjanjian
ini, yaitu:
1.2.1. Dokter Paruh waktu adalah dokter yang bekerja dan menjalankan praktek di RSIA
UMMI dengan jadwal praktek tertentu yang telah dialokasikan oleh RSIA UMMI
Dokter adalah setiap dokter yang bekerja dan menjalankan praktek kedokteran yang
sesuai dengan keilmuannya RSIA UMMI baik dengan status sebagai Dokter Purna
Waktu atau Dokter Paruh Waktu.
PASAL 2 PENEMPATAN
2.1. PIHAK KEDUA bersedia untuk bekerja dan menjalankan praktek sebagai Dokter
Spesialis .pada RSIA UMMI dengan status dokter paruh waktu dalam jadwal
praktek yang disepakati.
2.2. Sesuai dengan kualifikasi dan kemampuannya maka PIHAK PERTAMA dengan ini
menempatkan PIHAK KEDUA sebagai Dokter Spesialis . di RSIA UMMI sesuai
dengan Bidang Keahlian/Spesialisasi sebagaimana dimaksud dalam jadwal praktek yang
di sepakati bersama.
Halaman 2 dari 8
5.2. Disamping jadwal dinas/praktek yang telah disetujui bersama dengan PIHAK PERTAMA,
PIHAK KEDUA juga berkewajiban untuk senantiasa berupaya untuk dapat mengikuti
pertemuan yang ditetapkan oleh dan atas undangan Direksi, Komite Medis atau pihak lain
yang ditunjuk oleh PIHAK PERTAMA.
5.3. Jadwal dinas/praktek tersebut dapat diatur dan ditinjau kembali dari waktu ke waktu dan
dapat diubah berdasarkan persetujuan PARA PIHAK.
5.4. Di luar jadwal dinas/praktek yang telah disepakati bersama, maka PIHAK KEDUA bersedia
dan bertanggung jawab untuk selalu siap bertugas menangani pasien PIHAK KEDUA
yang terdaftar di RSIA UMMI.
Halaman 3 dari 8
6.9. PIHAK KEDUA wajib memberikan rujukan kepada Dokter Spesialis lain yang
berpraktek di RSIA UMMI untuk konsultasi dan pengobatan pasien diluar kompetensi
keahliannya, berlaku untuk seluruh pasien RSIA UMMI yang memerlukan hal tersebut,
kecuali jika pasien meminta hal sebaliknya. PIHAK KEDUA dapat memberikan rujukan
kepada dokter spesialis lain diluar RSIA UMMI jika spesialisasi tersebut tidak ada di
RSIA UMMI.
Halaman 4 dari 8
Praktek PIHAK KEDUA di RSIA UMMI, PIHAK KEDUA wajib menyerahkan dokumen
aslinya kepada PIHAK PERTAMA.
8.6. Selalu menjaga dengan baik setiap kali menggunakan fasilitas, peralatan atau
memanfaatkan jasa-jasa yang tersedia di RSIA UMMI.
8.7. Menyediakan pelayanan kesehatan dan pengobatan untuk karyawan RSIA UMMI dengan
tarif tertentu yang telah ditetapkan sebelumnya oleh PIHAK PERTAMA.
8.8. PIHAK KEDUA bersedia memberikan pelayanan medis terhadap karyawan RSIA UMMI
tanpa dikenakan biaya.
8.9. Bersedia menerima dan memberikan pelayanan kepada pasien BPJS tanpa membedakan
kualitas layanan yang diberikan
PASAL 9 HONORARIUM
9.1 Pelayanan dokter untuk pasien rawat jalan dan rawat inap, disebut Jasa Medis.
Pembayaran Honorarium Jasa Medis PIHAK KEDUA ditentukan berdasarkan
rumusan yang ditetapkan oleh PIHAK PERTAMA.
9.2 Pembayaran honorarium PIHAK KEDUA atas jasa medis akan diberikan oleh PIHAK
PERTAMA kepada PIHAK KEDUA dalam dua periode, untuk periode pertama yaitu
untuk perhitungan jasa medis dari tanggal 1-15 setiap bulannya akan dibayarkan pada
tanggal 20 di bulan yang sama, dan untuk periode kedua yaitu untuk perhitungan jasa
medis dari tanggal 16 - 31 setiap bulannya akan dibayarkan pada tanggal 5 di bulan
berikutnya dan akan dilakukan pembayaran dengan cara transfer via Bank.
9.3 Pihak menerima pembayaran sejumlah Rp
9.4 Dalam hal pembayaran jasa medis pasien asuransi atau perusahaan maka jasa medis akan
dibayarkan setelah pelunasan dari pihak penjamin terlaksana.
Halaman 5 dari 8
yang telah ada maupun yang akan ditetapkan dari waktu ke waktu serta setiap peraturan
perundang-undangan yang dibuat dan dikeluarkan oleh instansi yang berwenang dan yang
tidak diatur secara khusus dalam Perjanjian ini.
11.5. Mematuhi dan melaksanakan keputusan yang ditetapkan oleh Komite Medik pada
umumnya maupun yang diberlakukan secara khusus untuk PIHAK KEDUA.
11.6. PIHAK KEDUA dengan ini membebaskan PIHAK PERTAMA dan/atau RSIA UMMI
dari setiap tuntutan maupun gugatan dari pasien maupun pihak ketiga lainnya karena
alasan kesalahan atau kelalaian PIHAK KEDUA dalam menjalankan pelayanan medis
yang menjadi tugas dan tanggung jawabnya, kecuali hal tersebut bukan merupakan
kelalaian atau malpraktek, yang dapat dibuktikan dengan standart Prosedur Operasional
yang sesuai dan dapat dipertanggung jawabkan didepan hukum. Melakukan koordinasi
dengan Komite Medik dan RSIA UMMI dalam menyelesaikan permasalahan tersebut,
untuk mendapatkan penyelesaian yang terbaik, termasuk untuk melakukan upaya
mediasi.
PASAL 12 KERAHASIAAN
12.1. PIHAK KEDUA untuk selalu menjaga kerahasiaan informasi perihal perusahaan PIHAK
PERTAMA, termasuk dan tidak terbatas pada segala peristiwa yang terjadi di RSIA
UMMI, masalah manajemen, keuangan, personalia, operasional, data/identitas, dan
kondisi pasien dan/atau hal-hal lainnya yang dikategorikan sebagai rahasia perusahaan
dalam arti yang seluas-luasnya baik yang diperoleh PIHAK KEDUA secara langsung
maupun tidak langsung.
Halaman 6 dari 8
PASAL 15 - PENYELESAIAN PERSELISIHAN
15.1. Setiap perselisihan yang timbul sebagai akibat dari perjanjian ini, PARA PIHAK
bersepakat untuk pertama kalinya menyelesaikan perselisihan tersebut secara
musyawarah untuk mencapai mufakat.
15.2. Apabila penyelesaian secara musyawarah tidak mencapai mufakat, maka PARA PIHAK
bersepakat untuk menyerahkan penyelesaian perselisihan tersebut melalui Badan
Arbitrase Nasional Indonesia (BANI).
15.3. Keputusan BANI adalah bersifat final (terakhir) dan mengikat bagi PARA PIHAK.
PASAL 17 - LAIN-LAIN
17.1. Lampiran Perjanjian ini adalah bagian yang tidak terpisahkan dari Perjanjian ini dan
wajib dibaca sebagai satu kesatuan dengan perjanjian ini.
17.2. Hal-hal lain yang belum dan/atau tidak cukup diatur dalam Perjanjian ini akan ditetapkan
kemudian berdasarkan kesepakatan PARA PIHAK, dan selanjutnya akan dituangkan
secara tertulis dan ditandatangani oleh PARA PIHAK.
Demikianlah Perjanjian ini dibuat dan ditandatangani di Bogor, pada hari dan tanggal
sebagaimana tersebut di atas, dalam rangkap dua, bermeterai cukup, dan masing-masing
mempunyai kekuatan hukum yang sama.
Halaman 7 dari 8
Halaman 8 dari 8