Oleh :
Redita Liga Ade Erwanda
NIM : EM. 11. 1. 0728
Maria M Minarsih SE, MM
Muh. Mukeri Warso SAg, MM
Fakultas Ekonomi Universitas Pandanaran Semarang
Abstrak
Penelitian ini dilatar belakangi oleh semakin berkembangnya dunia bisnis dan banyak
bermunculan perusahaan di bidang jasa. Para pelaku usaha bisnis terus meningkatkan usaha
atau berlomba lomba membuka bisnis baru yangberupaya memenuhi kebutuhan masyarakat
dan keinginan konsumen, sehingga para produsen dapat memastikan konsumen bahwa
pelanggan tetap loyal meski sering terjadi perubahan. Adapun masalah yang diangkat pada
penelitian ini yaitu Apakah pelayanan, kepuasan, dan kepercayaan mempengaruhi terhadap
loyalitas konsumen SPBU 04-507 06 di wilayah Kec. Argomulyo, Kel. Tegalrejo Kota
Salatiga?.Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pelayanan ( ),
kepuasan ( ), kepercayaan ( ) terhadap loyalitas konsumen (Y).
Populasi penelitian ini adalah konsumen responden konsumen SPBU 04-507 06
dengan jumlah sampel 90 responden. Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan
tenik non probability untuk mengetahui penilaian konsumen terhadap masing-masing
variabel. Kemudian dilakukan analisis terhadap data-data yang diperoleh berupa analisis
kuantitatif dan analisis kualitatif. Analisis kuantitatif meliputi uji vadilitas dan realibilitas, uji
asumsi klasik, uji hipotesis lewat uji F dan uji t serta uji analisis koefisien determinasi
( ).Hasil penelitian dengan menggunakan analisis regresi berganda yang berfungsi untuk
membuktikan hipotesis penelitian dan dapat diketahui hasilnya bahwa variabel pelayanan
berpengaruh positif terhadap loyalitas konsumen SPBU 04-507 06. Kedua variabel kepuasan
berpengaruh positif terhadap loyalitas konsumen SPBU 04-507 06.Ketiga variabel
kepercayaan berpengaruh positif terhadap loyalitas konsumen SPBU 04-507 06. Data-data
yang telah diolah menghasilkan persamaan regresi sebagai berikut :Y = -14.390 + 0.657 +
0.870 + 0.591 + e. Berdasrkan hasil tabel koefisien determinasi adalah 0,563. Hal ini
berarti kemampuan variabel independen yaitu pelayanan, kepuasan dan kepercayaan dalam
menerangkan loyalitas konsumen adalah 56,3 persen. Sedangkan sisanya yaitu 43,7 persen
dijelaskan oleh faktor-faktor lain selain variabel independen tersebut.
Saran yang dapat diberikan perlunya adanya penilian kualitas pelayanan
pelangganoleh pemimpin baik supervisor maupun pemilik SPBU kepada pegawai SPBU.
dari kebutuhan pelanggan dan berakhir kinerja berada diatas persepsi konsumen,
pada persepsi pelanggan.Kualitas maka konsumen akan sangat puas dan
pelayanan adalah penilaian konsumen demikian pula sebaliknya apabila kinerja
tentang kehandalan dan superioritas yang berada dibawah presepsi konsumen,
pelayanan secara keseluruhan. Pengertian maka konsumen akan kecewa. konsumen
pelayanan = S.E.R.V.I.C.E, menurut AKP yang sangat puas biasanya akan tetap setia
Adya Barata (2003:18) adalah : Self untuk waktu yang lebih lama, membeli
awareness, yaitu menanamkan kesadaran lagi ketika perusahaan memperkenalkan
diri dan menambahkan pelayanan yang produk baru dan memperbarui produk
benar, Enthusiasm, yaitu pelayanan yang lama, membicarakn hal-hal baik
dengan penuh gairah, Reform, yaitu tentang perusahaan dan produknya kepada
memperbaiki kinerja pelayanan, Value, orang lain dan tidak terlalu sensitive
yaitu adalah pelayanan dengan nilai terhadap harga. Namun sebaliknya apabila
tambah, Care, yang berarti konsumen kecewa dapat membawa
perhatian/kepedulian yang optimal, dampak membawa dampak negative bagi
Evaluation, yaitu mengevaluasi perusahaan yaitu menurunkan jumlah
layanan.Perusahaan yang terus melakukan konsumen karena konsumen tidak tertarik
perbaikan dalam kegiatan pelayanan, lagi untuk menggunakan jasa maupun
operasional jasa atau inovasi produk untuk produk suatu perusahaan sehingga akan
selalu meningkatkan kualitas. berdampak pada penurunan laba.
Tujuan pelayanan merupakan Pada intinya kepuasan konsumen
upaya mempertahankan pelanggan agar merupakan perbedaan antara tingkat
tetap loyal untuk menggunakan produk kepentingan kineerja atau hasil yang
barang atau jasa yang ditawarkan dirasakan dibandingkan dengan persepsi
tersebut.Kualitas pelayanan dibangun atas konsumen. Dari berbagai pendapat yang
adanya perbandingan dua faktor utama, dilontarkan para ahli bisa disimpulkan
yaitu persepsi pelanggan atas pelayanan kepuasan konsumen adalah hasil evaluasi
yang nyata mereka terima (perceived purna beli dari konsumen dimana produk
service) dengan layanan yang atau jasa yang dikonsumsi sekurang-
sesungguhnya diharapkan (expected kurangnya dapat memberikan hasil sama
service).Jika kenyataannya lebih dari yang ataupun melebihi harapan konsumen,
diharapkan maka layanan dapat dikatakan sedangkan ketidakpuasan terjadi saat hasil
berkualitas, dan sebaliknya. Singkat kata, yang diperoleh tidak memenuhi harapan
kualitas pelayanan dapat di definisikan konsumen. Kotler dan Amstong dalam
sebagai seberapa jauh perbedaan antara Tjiptono (2006) menyatakan harapan
kenyataan dan harapan pelayanan konsumen dibentuk dan didasarkan oleh
pelanggan yang mereka terima beberapa faktor diantaranya pengalaman
(Parasuraman, Dkk : 1998). Pelayanan berbelanja di masa lampau, opini teman,
(Barata, 2004) adalah suatu kegiatan yang kerabat serta informasi dan janji-janji
terjadi dalam interaksi langsung antara perusahaan pesaing.
seseorang dengan orang lain atau mesin Kepercayaan
secara fisik, dan menyediakan kepuasan Kepercayaan merupakan suatu hal
pelanggan. yang penting bagi sebuah komitmen atau
Kepuasan janji, dan komitmen hanya dapat di
Menurut Kotler dan Keller (2009), realisasikan jika suatu saat
menandaskan bahwa kepuasan adalah berarti.Keyakinan atau kepercayaan adalah
perasaan senang atau kecewa seseorang adalah faktor penting yang dapat
yang timbul karena membandingkan mengatasi kritis dan kesulitan antara rekan
kinerja yang dipresepsikan produk atau bisnis, selain itu juga merupakan asset
hasil terhadap ekspektasi mereka. Apabila penting dalam mengembangkan hubungan
4
determinasi dari regresi atas suatu variabel Jika dL< d < dU maka
bebas terhadap sisa variabel dicaari angka pengujian tidak
VIF.Angka VIF (Variance Inflation meyakinkan atau tidak
Factor) yang merupakan kebalikan dapat disimpulkan.
(resiprokal) dari tolerance.Dengan Regresi Linear Berganda
demikian semakin tinggi nilai tolerance Metode analisis data yang digunakan
semakin rendah derajat kolinearitas yang dalam penelitian ini adalah dengan
terjadi.Sedangkan untuk VIF, semakin menggunakan model regresi linear
rendah nilai VIF semakin rendah derajat berganda atau multiple regression untuk
kolinearitas yang terjadi.Batasan nilai menganalisis pengaruh perubahan variabel
maksimum VIF yang bisa digunakan untuk independen terhadap dependen baik secara
menjustifikasi adanya kolineritas adalah sendiri-sendiri maupun secara bersama-
10. sama, maka digunakan regresi linear
Uji Heteroskadastisitas berganda (Ghozali, 2006).
Uji Heteroskadastisitas bertujuan untuk Uji Statistik F
menguji apakah dalam model regresi Uji statistik F pada dasarnya digunakan
terjadi ketidaksamaan variance dari untuk mengetahui apakah model regresi
residual suatu pengamatan ke pengamatan dapat digunakan untuk memprediksi
yang lain, jika variance dari residual suatu variabel dependen atau tidak (Priyatno,
pengamatan ke pengamatan yang lain 2008: 81). Hipotesis yang digunakan
berbeda maka disebut heteroskedastisitas dalam penelitian ini adalah (Ghozali,
(Imam Ghozali, 2011: 139). Deteksi 2011: 98) :H0 : 1 = 2 = 3 = 0, artinya
dilakukan dengan meilhat ada tidaknya semua variabel independen bukan
pola tertentu dalam grafik dimana sumbu merupakan penjelas yang signifikan
X dan Y telah diproduksi. Dasar terhadap variabel dependen. Ha : 1 > 2
pengambilan keputusan adalah : >3 > 0, artinya semua variabel
1. Jika titik-titik yang ada membentuk independen merupakan penjelas yang
suatu pola tertentu yang teratur seperti signifikan terhadap variabel dependen.
gelombang, melebar, kemudian Kriteria pengambilan keputusan sebagai
menyenpit, maka terjadi berikut :
heteroskedastisitas. 1. Dengan menggunakan angka
2. Jika titik-titik ada pola yang jelas, probabilitas signifikansi
serta titik-titik menyebar diatas dan Apabila probabilitas signifikasi
dibawah angka 0 pada sumbu Y, maka > 0.05, maka Ho diterima dan
terjadi heeroskedastisitas. Ha ditolak atinya semua
variabel independen tidak
Uji Autokorelasi berpengaruh terhadap variabel
Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji dependen.
apakah model dalam suatu model regresi Apabila probabilitas signifikasi
linier ada korelasi antara kesalahan < 0.05, maka Ho ditolak dan
pengganggu pada periode t dengan Ha diterima artinya semua
kesalahan pengganggu pada periode t- variabel independen signifikasi
1.Jika terjadi korelasi, maka dinamakan mempengaruhi variabel
ada problem autokorelasi (Ghozali, 2006). dependen.
Deteksi autokorelasi positif : 2. Dengan membandingkan nilai F
Jika d < dL maka terdapat hitung denganF tabel.
autokorelasi positif. Apabila F tabel > F hitung,
Jika d > dU maka tidak maka Ho diterima dan Ha
terdapat autokorelasi ditolak.
positif.
7
Grafik normal probability plot ada pola yang jelas, serta titik-titik
menggambarkan bahwa data menyebar menyebar diatas dan dibawah angka 0
disekitar garis diagonal dan mengikuti arah pada sumbu Y, maka tidak terjadi
garis diagonal, dengan demikian model heteroskadasitas.
regresi memenuhi asumsi uji normalitas. Gambar 2
b. Uji Multikolinearitas Uji Heteroskadasitas Model Regresi
Uji multikolinearitas dimaksudkan
untuk menguji apakah dalam suatu model
regresi ditemukan adanya korelasi antara
variabel bebas yang satu dengan yang
lainnya. Untuk mendeteksi adanya
multikolinieritas dapat dilihat dari nilai
Variance Inflation Factor (VIF) dan
Tolerance. Multikolinieritas terjadi apabila
nilai VIF lebih dari 10 dengan nilai
Tolerance kurang dari 0,1. Jadi dikatakan
tidak terjadi multikolinieritas apabila nilai
VIF kurang dari 10 dan nilai tolerance Sumber: Data sekunder yang
lebih dari 0,1. diolah, tahun 2014
Berdasarkan grafik scatterplot dari
Tabel 3 hasil pengolahan data pada model regresi
Uji Multikolinieritas terlihat titik-titik menyebar secara acak
Coefficientsa diatas maupun dibawah angka 0 pada
sumbu Y. Dengan demikian tidak terjadi
Collinearity Statistics heteroskedastisitas pada model regresi,
Model Tolerance VIF sehingga model regresi layak digunakan.
1 Pelayanan .260 3.851 Analisis Regresi Linear Berganda
Metode analisis data yang
Kepuasan .240 4.174 digunakan dalam penelitian ini adalah
Kepercayaan .205 4.869 dengan menggunakan model regresi linear
a. Dependent Variable: Loyalitas berganda atau multiple regression untuk
menganalisis pengaruh perubahan variabel
Berdasarkan tabel diatas independen terhadap dependen baik secara
menunjukkan bahwa variabel pelayanan sendiri-sendiri maupun secara bersama-
menunjukan nilai 0,260, variabel kepuasan sama, maka digunakan regresi linear
dengan nilai 0,240 dan nilai variabel berganda (Ghozali, 2006).
kepercayaan adalah 0,205. Maka semua
variabel menunjukan nilai tolerance lebih
dari 0,10 dan semua nilai VIF(Variance
Inflactio Factor) kurang dari 10. Sehingga
dapat disimpulkan model regresi bebas
dari multikolinieritas dan data layak
digunakan dalam model regresi.
c. Uji Heteroskedastisitas
Dalam penelitian ini pengujian
heteroskedastisitas dengan melihat grafik
scatterplot. Apabila titik-titik yang ada
membentuk pola tertentu yang teratur
maka menandakan telah terjadi
heteroskedastisitas, sebaliknya jika tidak
9
Tabel 4.7
Uji Regresi
Coefficientsa