Anda di halaman 1dari 7

TEKSTIL DAN PRODUK TEKSTIL

PENJELASAN UMUM

Dalam bahasa latin tekstil dikenal dengan texere yang artinya menenun. Walaupun banyak hingga saat
ini kebanyakan orang tidak hanya membuat kain dengan menenun tetapi dengan merajut, menganyam
dan merenda.

Pengertian tekstil secara umum adalah kain. Bahan baku pembuatan kain adalah benang. Benang
terbuat dari sebuah serat. Berikut beberapa penjelasan dari serat dan benang.

Teori Dasar

Serat (Fibre)

Serat adalah suatu material yang perbandingan antara panjang dan lebarnya sangat besar dan molekul-
molekul yang menyusunnya terorientasi terutama ke arah panjang. Serat kapas misalnya memiliki
perbandingan panjang:lebar dari mulai 500 : 1 sampai dengan 1000 : 1. Sedangkan serat tekstil adalah
serat serat yang digunakan untuk aplikasi tekstil. Contohnya serat kapas yang biasa dipakai untuk
pakaian, serat karbon untuk aplikasi tekstil komposit, dsb. Di dalam berbagai literatur-literatur dan
perdagangan tekstil biasanya serat tekstil cukup ditulis sebagai serat saja dan ia mengacu pada
pengertian serat tekstil.

Serat pada umumnya dapat dibedakan atau diklasifikasikan menjadi dua bagian yaitu serat alam dan
serat buatan (secara kimiawi). Serat alam terbagi kedalam tiga kategori besar, yaitu serat yang berasal
dari tumbuhan, dari hewan dan materi anorganik. Kapas, rami, Jute, Kenap, Kapok adalah beberapa
contoh serat alam yang berasal dari tumbuhan, sedangkan wol dan sutera adalah serat yang berasal dari
hewan. Sementara serat asbes adalah contoh serat yang berasal dari mineral.

Sedangkan serat buatan terbagi dalam tiga bagian, yaitu yang bahan bakunya berasal dari alam tetapi
kemudian mengalami proses polimerisasi lanjutan seperti ; viskosa, asetat, kuproamonium, dsb. Ada
juga yang bahan bakunya berasal dari hasil sintesis polimerisasi misalnya; polyester, nilon, poliuretan,
polivinil, dsb. Sedangkan yang ketiga yaitu yang berbahan dasar anorganik misalnya serat logam, gelas,
dsb.
Pada dasarnya semua material serat merupakan polimer. Supaya dapat dibuat menjadi serat, polimer
harus memenuhi syarat sebagai berikut :

1. Polimer harus linear dan mempunyai berat molekul lebih dari 10.000, tetapi pada saat yang
bersamaan juga tidak boleh terlalu besar sebab nantinya akan sulit untuk dilelehkan atau dilarutkan.
2. Molekul harus simetris dan mempunyai gugus-gugus samping yang besar yang dapat mencegah
terjadinya susunan yang rapat.
3. Polimer harus memberikan kemungkinan untuk mendapatkan derajat orientasi yang tinggi, sehingga
sewaktu terjadi proses penarikan pada serat akan menambah kekuatan.
4. Polimer harus mempunyai gugus polar yang letaknya teratur untuk mendapatkan kohesi antar
molekul yang kuat dan titik leleh yang tinggi.
5. Khusus untuk keperluan tekstil sandang, serat harus mudah diberi zat warna. Apabila diberi zat warna
maka sifat fisika seratnya tidak boleh mengalami perubahan yang mencolok dan warna bahan jadinya
harus tahan terhadap pencucian, keringat dan cahaya.

Serat menurut arah panjangnya dapat dibedakan menjadi dua yaitu serat-serat pendek atau biasa
disebut stapel dan filamen. Filamen adalah serat yang sangat panjang dan langsung dijadikan benang,
sehingga istilah filamen itu sering mengacu pada pengertian jenis benang. Berbeda halnya dengan
filamen, serat stapel harus terlebih dahulu melalui proses pemintalan sebelum dijadikan benang.
Benang (yarns)

Benang tekstil tersusun dari serat-serat staple atau filament baik yang berasal dari alam ataupun
sintetis, yang disatukan atau diberi antihan guna pembuatan kain tenun, kain rajut atau lainnya. Macam
benang yang dibuat tergantung dari macam serat yang digunakan, tekstur, pegangan, kelembutan,
resiliensi dan durability dari kain yang akan dibuat.

Berdasarkan strukturnya, benang tekstil dapat digolongkan menjadi :

1. Benang yang tersusun dari serat-serat staple dengan pemberian antihan (twist). Jenis benang ini
biasanya disebut benang pintal, benang staple atau benang single (single yarn).
2. Benang yang tersusun dari 2 benang single atau lebih, dan digintir satu sama lain. Jenis benang ini
biasanya disebut benang gintir (ply yarn).
3. Benang yang dibuat dari dua benang gintir atau lebih, dan digintir lagi. Jenis benang ini biasanya
disebut benang tali atau cord-yarn.
4. Benang yang dibuat oleh satu serat saja yang panjang sekali. Jenis benang ini biasa disebut
benang mono filament.
5. Benang yang tersusun dari beberapa filament tanpa. Benang ini disebut benang multi filament.
6. Benang hias (fancy yarns). Contohnya adalah benang chenille, benang slab, benang awan, benang
knop, benang berjerat, benang sepiral.
7. Benang yang dibuat dari serat filament dan mengalami proses sedemikian rupa sehingga
kenampakannya atau bentuknya menjadi keriting, jeratan dan mengkerut. Jenis benang ini
biasanya disebut benang tekstur (textured yarns).
8. Benang yang tersusun dari serat-serat staple tanpa diberi antihan (twist). Jenis benang ini
biasanya disebut benang tanpa antihan (untwisted yarns).
Kain (fabric)

Serat Staple Serat Filament

Pemintalan

Benang Benang

Perajutan/ Pertenunan/
Knitted Weave
NonWoven NonWoven
Mechanicm Mechanicm

Kain

Gambar Struktur
Pembuatan Kain

Struktur diatas merupakan gambaran singkat proses pembuatan kain. Ditinjau dari cara pembuatan dan
asal bahan, kain dapat diklasifikasikan dalam :

1. Kain yang dibuat dari benang


Kain ini dibuat dengan bermacam-macam cara, yaitu :
Dengan metoda anyaman (interlacing)
Proses yang digunakan pada metoda ini adalah pertenunan (weaving), yaitu suatu proses
penganyaman (interlacing) antara benang lusi dan benang pakan yang letaknya tegak lurus
satu sama lain. Hasil proses ini disebut kain tenun (woven fabric). Alat yang digunakan untuk
pembuatan kain tenun dapat berupa gedogan, Alat Tenun Bukan Mesin (ATBM), dan Alat
Tenun Mesin (ATM).
Dengan metoda jeratan (interloping)
Proses yang digunakan pada metoda ini adalah perajutan (knitting), yaitu suatu proses
pembuatan jeratan-jeratan (loops) benang dengan alat yang terdiri dari jarum-jarum berkait/
berlidah. Hasil kainnya disebut kain rajut (knitted fabric), yang bersifat elastis.
Dengan metoda jalinan (Intertwisting)
Proses yang digunakan termasuk merenda (crocheting), netting dan lace.
Dengan metoda Braiding (Plaiting)
Braiding ialah proses pembuatan pita dengan penganyaman tiga helai benang atau lebih.
Bahan yang berupa benang dapat pula diganti dengan pita kain. Hasil kain dapat berupa helai
pita atau pita tabung, missal tali sepatu, tali parasut dan lainnya.

2. Kain yang dibuat dari serat


Pembuatan jenis kain ini tergantung dari serat yang digunakan. Beberapa metoda
pembuatannya yaitu sebagai berikut :

Dengan metoda pengempaan (felting)


Hasil kain yang diperoleh disebut kain kempa (felting), yang biasanya dibuat langsung dari
serat wol dengan pengerjaan mekanik, kimia, uap dan panas. Serat wol akan
menggelembung dalam air dan saling mengait/ menjerat satu sama lainnya dan akan tetap
dalam keadaan demikian ketika dipres (dikempa)

Contoh Kain Felting

Dengan metoda bonding


Bonding adalah suatu proses pengerjaan serat-serat tekstil sedemikian rupa sehingga serat-
serat tersebut saling berpegangan satu sama lain dengan perantaraan adhesive (perekat)
atau plastic membentuk suatu lapisan yang tipis yang bisa dinamakan kain bonded (bonded
fabric) atau kain tanpa anyaman (non woven fabric)
Contoh Kain Bonded

Sprayed-fibre fabric
Kain ini dibuat dari vicous serat, yaitu cairan yang cepat menggumpal yang disemprotkan
(spray) dengan tekanan udara. Hasilnya berupa serat-serat yang dikumpulkan diatas suatu
permukaan datar berlubang.

KAIN TENUN

Kain tenun pada prinsipnya terdiri dari benang lusi dan pakan yang saling disilangkan. Kain tenun pada
zaman dahulu dibuat dari ATBM (alat tenun bukan mesin). Namun seiring dengan perkembangan zaman
kain tenun sudah dibuat menggunakan mesin. Macamnya pun sudah bervariatif, dimulai dengan shuttle
loom dan unshuttle loom yang terdiri dari airjet loom, water jetloom, Jaquard, rapier machine, projektile
machine.

Kain yang dihasilkan pun sangat bervariatif, dimulai dari kain tenun plain weave, twill weave, satin,
chenille, jacquard, karpet tenunan dengan konstruksi bulu sudah jadi ataupun belum jadi, karpet tufted,
karpet non woven dan sebagainya.

Contoh Sebuah Anyaman Polos


Kain tenun yang dihasilkan langsung oleh mesin tenun umumnya adalah berupa kain greige (belum ada
proses pewarnaan atau penyempurnaan disebut kain mentah), tetapi ada juga yang sudah berwarna.
Pada proses ini benang sebelum ditenun diwarna terlebih dahulu (proses yarn dyed).

Kain Greige

Bleaching/
unbleaching

DYED

Finishing

Sizing

Merserisasi

Anda mungkin juga menyukai