NUR KHALIMAH
P.174207130
A. Latar Belakang
Di Indonesia sekitar 1,33 juta penduduk diperkirakan mengalami
gangguan kesehatan mental atau stres. Angka tersebut mencapai 14 % dari
total penduduk dengan tingkat stres akut (stres berat) mencapai 1-3% (Azis &
Bellinawati, 2015). Hasil Riskesdas (2013) menunjukan bahwa sebesar 6 %
untuk usia 15 tahun ke atas atau sekitar 14 juta penduduk di Indonesia
mengalami mental emosional (BPPK, 2013). Gangguan yang paling sering
adalah depresi (10%), dan (8%) gangguan ansietas generalisata. Dalam tiga
universitas yaitu di Inggris prevalensi stres adalah 31,2%, di sekolah
kedokteran Malaysia 41,9% dan 61,4% adalah sekolah kedokteran Thai
(Shamsuddin, 2013).
Depresi dapat menyebabkan manifestasi psikomotor berupa keadaan
gairah, semangat, aktivitas serta produktivitas kerja yang bertendensi
menurun, konsentrasi dan daya pikir melambat. Manifestasi psikomotor
tersebut bisa membawa pengaruh pada prestasi belajar jika penderita adalah
siswa yang sedang aktif dalam proses belajar mengajar (Setyonegoro dalam
Widosari, 2010).
Orang yang cemas lebih mudah gagal sekalipun memiliki skor tinggi
dalam tes kecerdasan. Sebagaimana telah ditemukan oleh studi terhadap 1790
peserta pendidikan pengendali lalu lintas udara. Kecemasan juga menghambat
kinerja akademis : 126 studi terhadap lebih dari 36.000 orang menemukan
bahwa semakin mudah cemas seseorang, semakin buruk kinerja akademis
mereka, baik di nilai melalui pengukuran tes harian, indeks prestasi
kumulatif, atau tes prestasi akademik (Goleman, 2007).
Kecemasan merupakan reaksi normal terhadap situasi yang menekan
kehidupan seseorang, namun kecemasan sering dapat berpengaruh buruk pada
diri seseorang baik dalam pekerjaannya maupun berpengaruh dalam
konsentrasi jika sering mengalaminya. Lingkungan, perasaan yang ditekan
serta penyebab fisik merupakan salah satu yang dapat menimbulkan
kecemasan (Ramaiah, 2003).
Setiap orang akan mengalami sesuatu yang disebut stres sepanjang
hidupnya. Stres dapat memberi stimulus terhadap perubahan dan
pertumbuhan, dan dalam hal ini stres bisa merupakan suatu hal yang positif.
Namun demikian, terlalu banyak stres dapat mengakibatkan penyesuaian
yang buruk, ketidakmampuan untuk mengatasi suatu hal, dan
ketidakmampuan koping dalam mengatasi masalah (Potter & Perry, 2006).
Belajar lebih banyak berhubungan dengan aktifitas jiwa, dengan kata
lain faktor-faktor psikis memang memiliki peran yang sangat menentukan
dalam proses belajar dan hasilnya. Dalam keadaan stabil dan normal perasaan
sangat menolong individu melakukan perbuatan belajar tetapi perasaan
dengan intensitas sedemikian tinggi sehingga pribadi kehilangan kontrol yang
normal terhadap dirinya, misalnya takut, marah, stres, putus asa atau sangat
gembira, ini semua akan menghambat proses belajar dan prestasi yang dicapai
(Mustaqim dalam Rahmi, 2013).
Remaja adalah masa yang penting dalam hal berprestasi yaitu saat
mereka menjadi mahasiswa. Apakah mahasiswa dapat atau tidak
menyesuaikan diri dalam tekanan lingkungan dan akademis salah satunya di
tentukan oleh faktor psikologis. Prestasi menjadi hal yang sangat penting bagi
mahasiswa, sehingga mulai menyadari bahwa pada saat inilah mereka
dituntut untuk menghadapi kehidupan yang sebenarnya. Kecerdasan bukanlah
satu-satunya faktor yang menentukan sukses atau tidaknya seseorang dalam
belajar, tapi faktor psikologis yaitu ketenangan jiwa juga mempunyai
pengaruh atas kemampuan untuk menggunakan kecerdasan tersebut
(Santrock, 2003).
B. Rumusan Masalah
Mengetahui hubungan depresi, kecemasan dan stres dengan prestasi
akademik.
C. Tujuan
Bagaimana hubungan antara depresi, kecemasan dan stres dengan prestasi
akademik.
D. LITERATUR REVIEW
1. Depresi
a. Definis Depresi
Depresi merupakan keadaan tertekan dan perasaan semangat
menurun dengan di tandai muram, sedih, loyo; karena tekanan jiwa;
keadaan menurunnya hal-hal yang berkenaan dengan semangat hidup
yang bisa terjadi pada siapa saja termasuk mahasiswa (Manurung,
2016)
b. Gejala-gejala Depresi
Menurut Manurung (2016) orang dengan gangguan depresi tidak
selalu memiliki gejala yang sama satu dengan yang lain. Frekuensi,
durasi dan berat gejala akan bervariasi tergantung pada masing-masing
orang. Gejala depresi diantaranya adalah:
1) Perasaan sedih yang yang menetap, khawatir atau perasaan kosong
2) Perasaan putus asa atau pesimisme
3) Perasaan bersalah, perasaan tidak berharga dan putus asa
4) Cepat marah, tidak dapat istirahat
5) Insomnia, terjaga di pagi hari, atau tidur yang berlebihan
6) Pikiran untuk bunuh diri, usaha bunuh diri
7) Perasaan sakit yang menetap, sakit kepala, kram atau gangguan
pencernaan yang tidak mudah disembuhkan walaupun dengan
perawatan
2. Kecemasan
a. Definisi Kecemasan
Kecemasan merupakan pengalaman emosi dan subjektif tanpa ada
objek yang spesifik sehingga orang merasakan suatu perasaan was-was
(khawatir) seolah-olah ada sesuatu yang buruk akan terjadi dan pada
umumnya disertai gejala-gejala otonomik yang berlangsung beberapa
waktu yang bisa terjadi pada mahasiswa (Lestari, 2015).
DAFTAR PUSTAKA
Azis, M. Z., & Bellinawati, N. (2015). Faktor Risiko Stres Dan Perbedaannya
Pada Mahasiswa Berbagai Angkatan Di Fakultas Kedokteran Universitas
Muhammadiyah Palembang, 2(2), 197202.
Manurung, N. (2016). Terapi Reminiscence. (T. Ismail, Ed.). Jakarta: CV. Trans
Info Media.
Potter & Perry. (2006). Fundamental Keperawatan Konsep, Proses, dan Praktik
(4th ed.). Jakarta: EGC.