Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

PBL merupakan proses pembelajaran di lapangan yang di dalamnya terdapat

serangkaian kegiatan yang secara khusus bertujuan agar mahasiswa kesehatan

masyarakat dapat menemukan dan menyelesaikan masalah-masalah kesehatan di suatu

tempat. PBL ini terdiri dari 3 rangkaian yaitu PBL I, II dan PBL III. PBL II merupakan

kelanjutan dari PBL I. PBL II ini dilaksanakan pada tanggal 27 Juli sampai 9 Agustus

2015 yang berlokasi di Desa Watudemba, Kecamatan Palangga Kabupaten Konawe

Selatan.

Visi Kementerian Kesehatan RI sampai dengan 2014 lebih menitikberatkan

kepada upaya preventif dengan melakukan pembinaan perilaku hidup bersih dan sehat

(PHBS) kepada masyarakat. Salah satu strategi Kementerian Kesehatan dilakukan dengan

menjalin kemitraan dengan Organisasi Kemasyarakatan.Sistem penilaian terhadap PHBS

rumah tangga yang digunakan saat ini adalah rumah tangga yang menerapkan PHBS dan

rumah tangga yang tidak menerapkan PHBS. PHBS adalah semua perilaku kesehatan

yang dilakukan atas kesadaran sehingga anggota keluarga atau keluarga dapat menolong

dirinya sendiri di bidang kesehatan, danberperanaktifdalam kegiatan-kegiatan kesehatan

di masyarakat.

Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) merupakan salah satu strategi yang

dicanangkan oleh Departemen Kesehatan untuk mencapai tujuan pembangunan

Millenium 2015 melalui rumusan visi dan misi Indonesia Sehat, sebagaimana yang

dicita-citakan oleh seluruh masyarakat Indonesia dalam menyongsong Milenium


Development Goals (MDGs). "Health is not everything, but without health everything is

nothing". Kesehatan memang bukan segalanya, tetapi tanpa kesehatan segalanya menjadi

tidak berarti. Setiap individu mempunyai hak untuk hidup sehat, kondisi yang sehat

hanya dapat dicapai dengan kemauan dan keinginan yang tinggi untuk sehat serta

merubah prilaku tidak sehat menjadi prilaku hidup sehat.

Sehat adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan social yang memungkinkan

setiap orang hidup produktif secara social dan ekonomi. (UU Kesehatan RI No. 23 tahun

1992). Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan sekaligus merupakan investasi

sumber daya manusia, serta memiliki kontribusi yang besar untuk meningkatkan Indeks

Pembangunan Manusia (IPM).

Perilaku Hidup Bersih dan Sehat merupakan salah satu strategi yang dapat

ditempuh untuk menghsilkan kemandirian di bidang kesehatan baik pada masyarakat

maupun pada keluarga melalui pemberian informasi dan pendidikan kesehatan. Perilaku-

perilaku ini dipraktekan atas dasar kesadaran, sebagai hasil pembelajaran yang

menjadikan seseorang atau keluarga dapat menolong diri sendiri dan berperan aktif dalam

mewujudkan kesehatan masyarakat.

Kondisi sehat dapat dicapai dengan mengubah perilaku dari yang tidak sehat

menjadi perilaku sehat dan menciptakan sehat di rumah tangga. Rumah tangga berPHBS

berarti mampu menjaga, meningkatkan dan melindungi kesehatan setiap anggota rumah

tangga dari gangguan ancaman penyakit dan lingkungan yang kurang kondusif untuk

hidup sehat. Penerapan PHBS di rumah tangga merupakan tanggung jawab setiap

anggota rumah tangga, yang juga menjadi tanggung jawab pemerintah beserta sektor
terkait untuk menfasilitasi kegiatan PHBS di rumah tangga agar dapat dijalankan secara

efektif.

PHBS di Rumah Tangga adalah upaya untuk memberdayakan anggota rumah

tangga agar tahu, mau dan mampu melaksanakan perilaku hidup bersih dan sehat serta

berperan aktif dalam gerakan kesehatan di masyarakat. PHBS di Rumah Tangga

dilakukan untuk mencapai Rumah Tangga Sehat.

Pembinaan keluarga yang diwujudkan dengan kegiatan home visit yang akan

dilakukan merupakan skala kecil dimana rumah tangga yang akan dijadikan target

keluarga binaan adalah sebanyak 2 keluarga dan diharapkan 2 keluarga tersebut nantinya

dapat menjadi contoh dalam hal PHBS bagi keluarga lain yang ada di Desa Watudemba.

Keluarga yang menjadi binaan merupakan keluarga yang terpilih secara random
berdasarkan tingkatan PHBS yang tidak terpenuhi dari keluarga tersebut. Dan kegiatan
pembinaan PHBS pada rumah tersebut akan lebih mengfokuskan pada perubahan indikator
yang masih kurang pada keluarga tersebut.

B. Tujuan Kegiatan

Tujuan dari kegiatan home visit (rumah binaan) dengan indikator PHBS yang

dilakukan adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui seberapa besar terpenuhinya indikator PHBS dari keluarga yang

menjadi binaan dalam kegiatan home visit yang ada di Desa Watudemba Kecamatan

Palangga Kabupaten Konawe Selatan.

2. Untuk memberikan informasi mengenai PHBS kepada keluarga yang menjadi target

agar dapat meningkatkan pengetahuan, sikap dan perilaku sehingga mampu

mengenali dan mengetahui masalahnya sendiri dalam tatanan rumah tangga,

sehingga tercipta peningkatan indikator PHBS dari keluarga tersebut.


3. Memberdayakan anggota rumah tangga yang menjadi rumah binaan agar tahu, mau

dan mampu melaksanakan perilaku hidup bersih dan sehat sehingga tercapai rumah

tangga yang ber-PHBS.

C. Manfaat Kegiatan

Manfaat dari kegiatan home visit ini adalah sebagai berikut:

1. Bagi Masyarakat Desa Watudemba

a. Apabila kegiatan home visit ini berhasil maka akan meningkatkan

pengetahuan dan adanya perubahan perilaku yang terjadi pada rumah binaan

dan dapat menjadi contoh untuk keluarga lainnya di Desa Watudemba.

b. Rumah binaan dapat menerapkan pola hidup bersih dan sehat yang dapat

meningkatkan derajat kesehatan rumah binaan secara khusus dan masyarakat

di Desa Watudemba secara umum.

2. Bagi Mahasiswa

a. Meningkatkan kemampuan dan keterampilan sebagai seorang mahasiswa

kesehatan masyarakat.

b. Mengaplikasikan ilmu kesehatan mayarakat yang telah diperolah selama

perkuliahan kepada masyarakat secara langsung yang merupakan

laboratorium seorang kesehatan masyarakat.

c. Menambah wawasan dan pengalaman mahasiswa mengenai profesi kesehatan

masyarakatnya jika berada di dunia kerja.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian PHBS

Beberapa pengertian kaitannya dengan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)

adalah:

1. Perilaku Sehat, adalah pengetahuan, sikap dan tindakan proaktif untuk memelihara dan

mencegah risiko terjadinya penyakit, melindungi diri dari ancaman penyakit, serta

berperan aktif dalam Gerakan Kesehatan Masyarakat.

2. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) adalah wujud pemberdayaan masyarakat yang

sadar, mau dan mampu mempraktekkan PHBS. Dalam hal ini ada 5 program prioritas

yaitu KIA, Gizi, Kesehatan Lingkungan, Gaya Hidup, dan Dana Sehat/Asuransi

Kesehatan/JPKM.

3. Program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), adalah upaya untuk memberikan

pengalaman belajar atau menciptakan suatu kondisi bagi perorangan, keluarga,

kelompok dan masyarakat, dengan membuka jalur komunikasi, memberikan informasi

dan melakukan edukasi, untuk meningkatkan pengetahuan, sikap dan perilaku, melalui

pendekatan pimpinan (Advokasi), bina suasana (Social Support) dan pemberdayaan

masyarakat (Empowerment). Dengan demikian masyarakat dapat mengenali dan

mengatasi masalahnya sendiri, terutama dalam tatanan masing-masing, dan

masyarakat/dapat menerapkan cara-cara hidup sehat dengan menjaga, memelihara dan

meningkatkan kesehatannya (Dinkes, 2006).


4. Tatanan adalah tempat dimana sekumpulan orang hidup, bekerja, bermain, berinteraksi

dan lain-lain. Dalam hal ini ada 5 tatanan PHBS yaitu Rumah Tangga, Sekolah, Tempat

Kerja, Sarana Kesehatan dan Tempat Tempat Umum.

5. Kabupaten Sehat/Kota Sehat, adalah kesatuan wilayah administrasi pemerintah terdiri

dari desa-desa, kelurahan, kecamatan yang secara terus menerus berupaya

meningkatkan kemampuan masyarakat untuk hidup sehat dengan prasarana wilayah

yang memadai, dukungan kehidupan sosial, serta perubahan perilaku menuju

masyarakat aman, nyaman dan sehat secara mandiri.

PHBS adalah semua perilaku kesehatan yang dilakukan atas dasar kesadaran

sehingga anggota keluarga atau keluarga dapat menolong dirinya sendiri di bidang kesehatan

dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan kesehatan di masyarakat. PHBS di rumah tangga

adalah upaya untuk memberdayakan anggota rumah tangga agar tahu, mau dan mampu

melaksanakan perilaku hidup bersih dan sehat serta mampu berperan aktif dalam gerakan

kesehatan di masyarakat.

B. Tujuan PHBS

Tujuan PHBS adalah untuk meningkatkan pengetahuan, kesadaran dan kemauan

masyarakat agar hidup sehat, serta meningkatkan peran aktif masyarakat termasuk swasta

dan dunia usaha, dalam upaya mewujudkan derajat hidup yang optimal (Dinkes,2006). Ada

5 tatanan PHBS yaitu Rumah Tangga, Sekolah, Tempat Kerja, Sarana Kesehatan dan

Tempat Tempat Umum. Tatanan adalah tempat dimana sekumpulan orang hidup, bekerja,

bermain, berinteraksi dan lain-lain. Untuk mewujudkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat

(PHBS) ditiap tatanan diperlukan pengelolaan manajemen program PHBS melalui tahap
pengkajian, perencanaan, penggerakan pelaksanaan sampai dengan pemantauan dan

penilaian.

C. Manfaat PHBS

Manfaat PHBS (Adik Wibowo, 2014), sebagai berikut:

1. Manfaat Perilaku Hidup Bersih dan Sehat bagi rumah tangga adalah agar setiap rumah

tangga meningkatkan derajat kesehatannya, anak tubuh sehat dan cerdas, prduktifitas

kerja anggota keluarga meningkat dengan meningkatnya kesehatan anggota rumah tangga

maka biaya yang tdainya dialokasikan untuk kesehatan dapat dialihkan untuk biaya

investasi seperti biaya pendidikan, pemenuhan gizi keluarga dan modal usaha untuk

peningkatan pendapatan keluarga.

2. Manfaat Perilaku Hidup Bersih dan Sehat bagi masyarakat yaitu, masyarakat mampu

mengupayakan lingkungan sehat, masyarakat memanfaatkan pelayanan kesehatan yang

ada, masyarakat mampu mengembangkan Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat

(UKBM) seperti Posyandu, Jaminan Pemeliharaan Kesehatan, Tabungan Bersalin

(tabulin), Arisan Jamban, Kelompok Pemakai Air, Ambulans Desa, dan Lain-Lain.

D. Sasaran Intervensi PHBS

Sasaran intervensi PHBS terbagi atas tiga yaitu:

1. Sasaran primer, yaitu sasaran utama anggota keluarga yang bermasalah dan akan diubah

perilakunya

2. Sasaran sekunder, yaitu yang dapat mempengaruhi individu dalam keluarga yang

bermasalah misalnya kepala keluarga, ibu, orang tua, tokoh keluarga, kader, tokoh

agama, tokoh adat, petugas kesehatan dan lintas sektor terkait.


3. Sasaran tersier, yaitu sasaran yang diharapkan dapat menjadi unsur pembantu dalam

menunjang atau mendukung pendanaan, kebijakan, dan kegiatan untuk tercapainya

pelaksanaan PHBS misalnya kepala desa, lurah, camat, kepala puskesmas, guru, tokoh

adat, dan tokoh agama. Sedangkan sasaran PHBS tatanan rumah tangga adalah seluruh

anggota keluarga yaitu: pasangan usia subur, ibu hamil dan atau ibu menyusui anak dan

remaja usia lanjut dan pengasuh anak (Puspromkes Depkes RI, 2006).

Sasaran PHBS rumah tangga adalah seluruh anggota keluarga termasuk Pasangan

Usia Subur (PUS), ibu hamil dan ibu menyusui, anak dan remaja, usia lanjut, pengasuh

anak. Pembinaan PHBS di rumah tangga dilakukan utnuk mewujudkan Rumah Tangga ber-

PHBS di mana apabila dalam rumah tangga harus memenuhi 10 indikator PHBS dalam

rumah tangga.Namun, apabila dalam rumah tangga tidak ada ibu yang melahirkan, tidak ada

bayi dan tidak ada balita, maka pengertian Rumah Tangga ber-PHBS adalah rumah tangga

yang memenuhi hanya 7 Indikator (Wibowo, 2014).

E. Indikator PHBS

PHBS di rumah tangga adalah upaya untuk membedayakan anggota rumah tangga

agar tahu,mau dan mampu melaksanakan perilaku hidup bersih dan sehat serta mampu

berperan aktif dalam gerakan kesehatan di masyaraat. Terdapat 10 indikator PHBS di dalam

rumah tangga, yakni:

1. Persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan

Tenaga kesehatan Yang dimaksud disini seperti dokter, bidan dan tenaga

paramedic lainnya. Tenaga kesehatan merupakan orang yang sudah ahli dalam

membantu persalinan, sehingga keselamatan ibu dan bayi lebih terjamin. Persalinan
yang ditonlong oleh tenaga kesehatan menggunakan peralatan yang aman, bersih, dan

steril sehingga mencegah terjadinya infeksi dan bahaya kesehatan lainnya.

2. Memberi bayi ASI Eksklusif

Seorang ibu seharusnya memberikan ASI Eksklusif yakni pemberian ASI pada

bayi usia 0-6 bulan yang hanya diberi ASI saja tanpa memberikan tambahan makanan

atau minuman lain.

3. Menimbang Balita setiap bulan

Penimbangan balita setiap bulan dimaksudkan untuk memantau pertumbuhan

balita tersebut setiap bulan. Penimbangan ini dilakukan setiap bulan mulai umur 1

sampai dengan 5 tahun di posyandu (Pos Pelayanan Terpadu). Setelah balita ditimbang,

catat hasil penimbangan di buku KIA (Kesehatan Ibu dan Anak) atau KMS (Kartu

Menuju Sehat maka akan terlihat perkembangan dari Balita tersebut (berat badan naik

atau tidak naik).

4. Menggunakan Air Bersih

Gunakan air bersih dalam kehidupan sehari-hari seperti memasak, mandi,

hingga untuk kebutuhan air minum. Air yang tidak bersih banyak mengandung kuman

dan bakteri yang dapat menyebabkan berbagai macam penyakit.

5. Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun

Mencuci tangan di air mengalir dan memakai sabun dapat menghilangkan

berbagai macam kuman dan kotoran yang menempel di tangan sehingga tangan bersih

dan bebas kuman. Cucilah tangan setiap kali sebelum makan dan melakukan aktifitas

yang menggunakan tangan, seperti memegang uang dan hewan, setelah buang air besar,

sebelum memegang makanan maupun sebelum menyusui bayi.


6. Menggunakan jamban sehat

Jamban adalah suatu ruangan yang mempunyai fasilitas pembuangan kotoran

manusia yang terdiri atas tempat jongkok atau tempat duduk dengan leher angsa atau

tanpa leher angsa (cemplung) yang dilengkapi dengan unit penampungan kotoran dan

air untuk membersihkannya. Ada beberapa syarat untuk jamban sehat, yakni tidak

mencemari sumber air minum, tidak berbau, tidak dapat dijamah oleh serangga dan

tikus, tidak mencemari tanah sekitarnya, mudah dibersihkan dan aman digunakan,

dilengkapi dinding dan atap pelindung, penerangan dan ventilasi udara yang cukup,

lantai kedap air, tersedia air, sabun, dan alat pembersih.

7. Memberantas jentik di rumah sekali seminggu

Lakukan Pemeriksaan Jentik Berkala (PJB) di lingkungan rumah tangga. PJB

adalah pemeriksaan tempat perkembangbiakan nyamuk yang ada di dalam rumah,

seperti bak mandi, WC, vas bunga, tatakan kulkas, dan di luar rumah seperti talang air,

dll yang dilakukan secara teratur setiap minggu. Selain itu, juga lakukan Pemberantasan

Sarang Nyamuk (PSN) dengan cara 3 M (Menguras, Mengubur, Menutup).

8. Makan sayur dan buah setiap hari

Konsumsi sayur dan buah sangat dianjurkan karena banyak mengandung

berbagai macam vitamin, serat dan mineral yang bermanfaat bagi tubuh.

9. Melakukan aktifitas fisik setiap hari

Aktifitas fisik, baik berupa olahraga maupun kegiatan lain yang mengeluarkan

tenaga yang sangat penting bagi pemeliharaan kesehatan fisik, mental, dan

mempertahankan kualitas hidup agar tetap sehat dan bugar sepanjang hari.Jenis aktifitas
fisik yang dapat dilakukan dalam kehidupan sehari-hari yakni berjalan kaki, berkebun,

mencuci pakaian, dan lain-lainnya.

10. Tidak merokok di dalam rumah

Setiap anggota keluarga tidak boleh merokok di rumah. Di dalam satu puntung

rokok yang diisap, akan dikeluarkan lebih dari 4.000 bahan kimia berbahaya,

diantaranya adalah nikotin, tar, dan karbon monoksida (CO) yang dapat mengganggu

kesehatan.
BAB III

RANCANGAN KEGIATAN

A. Lokasi Dan Waktu Kegiatan

Kegiatan home visit ini dilakukan oleh mahasiswa PBL III dan berlokasi di Desa

Watudemba Kecamatan Palangga Kabupaten Konawe Selatan. Kegiatan home visit

dilakukan pada PBL II yakni tanggal 1 sampai dengan 8 Agustus 2015 kemudian dilanjutkan

dengan evaluasi pada PBL III tanggal 14 Januari 2016.

B. Objek Kegiatan

Kegiatan home visit ini yang menjadi objek adalah keluarga yang berada di Desa

Watudemba Kecamatan Palangga Kabupaten Konawe Selatan dan yang menjadi sampel

(responden) adalah warga Desa Watudemba dengan PHBS keluarga rendah yakni kategori

kuning yang bertempat tinggal di dusun II.

Anda mungkin juga menyukai