Bab I
Bab I
PENDAHULUAN
1. A. Latar Belakang
Burung adalah anggota kelompok hewan bertulang belakang (vertebrata) yang memiliki bulu dan
sayap. Fosil tertua burung ditemukan di Jerman dan dikenal sebagai Archaeopteryx.Jenis-
jenis burung begitu bervariasi, mulai dari burung kolibri yang kecil mungil hingga burung unta,
yang lebih tinggi dari orang. Diperkirakan terdapat sekitar 8.800 10.200 spesies burung di
seluruh dunia; sekitar 1.500 jenis di antaranya ditemukan di Indonesia. Berbagai jenis burung ini
Nama kelas aves berasal dari bahasa latin, dan nama ilmu yang mempelajari burung ortinology
berasal dari bahasa yunani, yaitu ornis. Meskipun burung berdarah panas, ia berkerabat dekat
dengan reptil. Bersama kerabatnya terdekat, suku Crocodylidae alias keluarga buaya, burung
Diperkirakan burung berkembang dari sejenis reptil di masa lalu, yang memendek cakar depannya
dan tumbuh bulu-bulu yang khusus di badannya. Pada awalnya, sayap primitif yang merupakan
perkembangan dari cakar depan itu belum dapat digunakan untuk sungguh-sungguh terbang, dan
hanya membantunya untuk bisa melayang dari suatu ketinggian ke tempat yang lebih rendah.
Burung masa kini telah berkembang sedemikian rupa sehingga terspesialisasi untuk terbang jauh,
dengan perkecualian pada beberapa jenis yang primitif. Bulu-bulunya, terutama di sayap, telah
tumbuh semakin lebar, ringan, kuat dan bersusun rapat. Bulu-bulu ini juga bersusun demikian
rupa sehingga mampu menolak air, dan memelihara tubuh burung tetap hangat di tengah udara
dingin. Tulang belulangnya menjadi semakin ringan karena adanya rongga-rongga udara di
dalamnya, namun tetap kuat menopang tubuh. Tulang dadanya tumbuh membesar dan memipih,
sebagai tempat perlekatan otot-otot terbang yang kuat. Gigi-giginya menghilang, digantikan oleh
Kesemuanya itu menjadikan burung menjadi lebih mudah dan lebih pandai terbang, dan mampu
mengunjungi berbagai macam habitat di muka bumi. Ratusan jenis burung dapat ditemukan di
hutan-hutan tropis, mereka menghuni hutan-hutan ini dari tepi pantai hingga ke puncak-puncak
pegunungan. Burung juga ditemukan di rawa-rawa, padang rumput, pesisir pantai, tengah lautan,
gua-gua batu, perkotaan, dan wilayah kutub. Masing-masing jenis beradaptasi dengan lingkungan
hidup dan makanan utamanya. Maka dikenal berbagai jenis burung yang berbeda-beda warna dan
bentuknya. Ada yang warnanya cerah cemerlang atau hitam legam, yang hijau daun, coklat gelap
atau burik untuk menyamar, dan lain-lain. Ada yang memiliki paruh kuat untuk menyobek daging,
mengerkah biji buah yang keras, runcing untuk menombak ikan, pipih untuk menyaring lumpur,
lebar untuk menangkap serangga terbang, atau kecil panjang untuk mengisap nektar. Ada yang
memiliki cakar tajam untuk mencengkeram mangsa, cakar pemanjat pohon, cakar penggali tanah
dan serasah, cakar berselaput untuk berenang, cakar kuat untuk berlari dan merobek perut
musuhnya.
1. Rumusan Masalah
1. Apa karakteristik hewan aves?
2. Bagaimana peranan aves bagi manusia?
2. Tujuan Pembahasan
1. Mengetahui karakteristik hewan aves
2. Mengetahui peranan aves bagi manusia
BAB II
PEMBAHASAN
1. Aves
2. Karakteristik aves
Burung merupakan hewan yang tubuhnya diselaputi oleh bulu-bulu. Anggota depannya
berubah menjadi sepasang sayap. Burung merupakan hewan yang paling banyak diketahui dan
mudah di kenali, karena burung banyak diketahui disekitar manusia dan aktif pada siang hari.
Burung memiloiki ciri yang khas yaitu memiliki bulu yang menutupi dan mellindungi tubuhnya
sehingga dapat mempertahankan suhu tubuh yang berbeda dengan suhu lingkungannya.
Selain itu bulu burung sangat berperan saat waktu terbang, selain burung tidak ada hewan lain
yang memiliki bulu. Dengan memiliki kemampuan terbang butung dapat menghuni habitat yang
Hampir setiap bagian dari anatomi burung yang khas te rmodifikasi dalam beberapa hal untuk
meningkatkan kemampuan terbang, dan tulang-tulang burung memiliki struktur internal yang
burung yang paling besar yang masih ada yaitu burung unta afrika dengan tinggi 210 cm, dan
burung kondor amerika yan memiliki bentang sayap mencapai 300 cm, dan burung yang paling
kecil yaitu burung helena dari cuba dengan panjang 5,5 cm dan berat 0,1 ons. Tidak ada burung
yang berukuran sebesar ikan dan mamalia terbesar, baik burung yang suda punah ataupun yang
masih hidup.
1. Struktur eksternal
Ayam memiliki kepala yang terpisah, leher panjang yang fleksibel dan tubuh terbentuk
melentung. Dua anggota tubuh bagian depan berupa sayap, melekat aga tinggi di punggung
dilengkapi bulu panjang, sayap terlipat se[rti hurup Z pada saat istirahat, dan membuka jika
digunakan untuk terbang, dan pada setiap kaki bagian bawah terdiri dari sedikit otot denggan
tendon dan di tutupi kulit bersisik yang mengalami kornifikasi, dan dilengkapi empat jari yang di
bagian ujungnya terdapat cakar keras dan pada ekor yang pendek terdapat sejumlah bulu yang
panjang. Mulut berbentuk memanjang dan meruncing dilapisi zat tanduk, pada bagian atas
mandibula terdapat dua lubang hidung, mata berukuran besar berukuran lateral, masing-masing
dilengkapi dengan kelopak atas dan bawah, dibawahnya terdapat membran nikatin yang dapat
bebas digerakan menutupi mata. Di belakang mata aga ke bawah terdapat lubang telinga, yang
tersembunyi di balik bulu, dan struktur khas di kepala yaitu jengger median dan gelambir lateral,
dan dikaki terap taji dan taji ini hanya ditemukan pada ayam, merak, dan beberapa burung
a) Struktur Bulu
Bulu adalah ciri khas kelas aves yang tidak dimiliki oleh vertebrata lain.
Hampir seluruh tubuh aves ditutupi oleh bulu, yang secara filogenetik berasal dari epidermal
tubuh, yang pada reptile serupa dengan sisik. Secara embriologis bulu aves bermula dari papil
dermal yang selanjutnya mencuat menutupi epidermis. Dasar bulu itu melekuk ke dalam pada
tepinya sehingga terbentuk folikulus yang merupakan lubang bulu pada kulit. Selaput epidermis
sebelah luar dari kuncup bulu menanduk dan membentuk bungkus yang halus, sedang epidermis
membentuk lapisan penyusun rusuk bulu.Sentral kuncup bulu mempunyai bagian epidermis yang
lunak dan mengandung pembuluh darah sebagai pembawa zat-zat makanan dan proses
pengeringan pada perkembangan selanjutnya (Jasin, 1984). Berdasarkan susunan anatomis bulu
dibagi menjadi : Filoplumae, Bulu-bulu kecil mirip rambut tersebar di seluruh tubuh. Ujungnya
bercabang-cabang pendek dan halus. Jika diamati dengan seksama akan tampak terdiri dari shaft
yang ramping dan beberapa barbulae di puncak. Plumulae, Berbentuk berbentuk hampir sama
dengan filoplumae dengan perbedaan detail Plumae, Bulu yang sempurna. Barbulae, Ujung dan
sisi bawah tiap barbulae memiliki filamen kecil disebut barbicels yang berfungsi membantu
menahan barbula yang saling bersambungan. Susunan plumae terdiri dari : Shaft (tangkai), yaitu
poros utama bulu, Calamus, yaitu tangkai pangkal bulu ,rachis yaitu lanjutan calamus yang
merupakan sumbu bulu yang tidak berongga di dalamnya. Rachis dipenuhi sumsum dan memiliki
jaringan. Vexillum, yaitu bendera yang tersusun atas barbae yang merupakan cabang-cabang
lateral dari rachis. Lubang pada pangkal calamus disebut umbilicus inferior, sedangkan lubang
pada ujung calamus disebut umbilicus superior. Bulu burung pada saat menetas disebut
neossoptile, sedangkan setelah dewasa disebut teleoptile. Menurut letaknya, bulu aves dibedakan
menjadi : Tectrices, bulu yang menutupi badan. Rectrices, bulu yang berada pada pangkal ekor,
vexilumnya simetris dan berfungsi sebagai kemudi. Remiges, bulu pada sayap yang dibagi lagi
menjadi :
Remiges primarie yang melekatnya secara digital pada digiti dan secara metacarpal pada
metacarpalia.
Remiges secundarien yang melekatnya secara cubital pada radial ulna.
Remiges tertier yang terletak paling dalam nampak sebagai kelanjutan sekunder daerah siku.
Parapterum, bulu yang menutupi daerah bahu.
Ala spuria, bulu kecil yang menempel pada ibu jari (Jasin, 1984)
b) Fungsi bulu
Dapat mencegah hilangnya panas tubuh dengan menggoyang-goyangkan bulu mereka dalam
cuaca dingin.
Sementara, saat cuaca panas, burung mempertahankan kesejukan tubuh dengan melicinkan
bulu-bulu mereka.
Penutup tubuh.
Bulu di bagian bawah dan bulu yang terletak di sepanjang sayap dan ekor memiliki bentuk
yang berbeda. Bulu-bulu ekor yang besar digunakan untuk mengemudi dan mengerem.
Untuk memperindah tubuh.
Plumae berfungsi agar dapat terbang.
Plamulae berfungsi Sebagai isolator.
Filoplumae Berfungsi sebagai sensor.
Mengangkat tubuh burung di udara.
Menahan panas sehingga tubuh burung dapat menjaga panas tubuhnya.
Untuk melindungi kulit dari serangga.
Untuk menghangatkan telur pada saat mengerami
1. Rangka
Sistem Rangka
Burung memiliki struktur tulang yang beradaptasi untuk terbang. Adaptasi tulang
burung adalah sebagai berikut : Burung memiliki paruh yang lebih ringan dibandingkan rahang
dan gigi pada hewan mamalia. Burung memiliki sternum (tulang dada) yang pipih dan luas,
berguna sebagai tempat pelekatan otot terbang yang luas. Tulang-tulang burung berongga dan
ringan. Tulang-tulang tersebut sangat kuat karena memiliki struktur bersilang. Sayap tersusun
dari tulang-tulang yang lebih sedikit dibandingkan tulang-tulang pada tangan manusia. Hal ini
berfungsi untuk mengurangi berat terutama ketika burung terbang. Tulang belakang bergabung
untuk memberi bentuk rangka yang padat, terutama ketika mengepakkan sayap pada saat
terbang. Burung juga memiliki tulang-tulang yang khas yang sesuai untuk terbang. Anggota depan
berubah fungsi menjadi sayap. Tulang dan dada membesar dan memipih sebagai tempat
melekatnya otot-otot dan sayap. Hal ini memungkinkan burung untuk terbang.
Fungsi Rangka
Pada kelas Aves dan mamalia, otot anggota badan lebih besar karena di gunakan untuk
berbagai aktivitas. Pergerakan sayap pada saat terbang di bantu oleh otot pectoral yang ada di
bagia dada. Otot pectoralis major beeermula di bagia luar sternum dan berlajut ke ventrolateral
dan humerus, kontraksinya akan menggerakan sayap dan mengangkat tubuh burung, pada
vertebrata darat, kaki depan di angkat menggunakan otot di permukaan dorsal, tapi pada unggas,
gerakan ini di bantu otot ventral yaitu pectoralis minor, otot pectoralis minor berawal dari sternum
(medial dan pectoralis major) kemudian mengecil menjadi tendon ke bagian dorsal dan melekat
pada bagian dorsal posterior dari tulang humerus. Otot pectoralis minor dan mayor terdapat baik
disayap kanan maupun kiri. Dan otot femur terutama di gunakan untuk berlari, otot kaki relatife
tipis dan berfungsi untuk hilangnya panas tubuh dari bagian yang tidak di tutupi bulu, dan jari
tersebut dapat digerakan dengan bantuan tendon yang terhubung ke otot pada bagian atas kaki.
1. Sistem pencernaan.
Lidah pada burung berbentuk runcing dan panjang dengan lapisan zat tanduk. Pada rongga
mulut bagian atas terdapat lipatan palatal. Dilanjutkan dengan faring, kemdian saluran esophagus
yang dilapisi otot memanjang ke bagian bawah leher tempat terdapatnya tembolok yang berfungsi
Dan beberapa diantaranya alat dan fungsi pada burung adalah sebagai berikut :
a) Pencernaan usus.
c) Saluran kelamin.
Pada mulut terdapat paruh yang sangat kuat dan berfungsi untuk
kedalam rongga mulut lalu menuju kerongkongan.Bagian bawah kerongkongan membesar berupa
kantong yang disebut tembolok.Kemudian masuk ke lambung kelenjar. Disebut lambung kelenjar
karena dindingnya mengandung kelenjar yang menghasilkan getah lambung yang berfungsi untuk
mencerna makan secara kimiawi. Kemudian makan masuk menuju lambung pengunyah. Disebut
lambung pengunyah karena dindingnya mengandung otot-otot kuat yang berguna untuk
menghancurkan makanan. Didalam hati, empedal sering terdapat batu kecil atau pasir untuk
membantu mencerna makanan secara mekanis. Kemudian, makanan masuk menuju usus halus.
Enzim yang dihasilkan oleh pankreas dan empedu dialirkan kedalam usus halus. Hasil pencernaan
berupa sari-sari makanan diserap oleh kapiler darah pada dinding usus halus. Burung mem-punyai
dua usus buntu yang terletak antara lambung dan usus. Usus buntu berguna untuk memperluas
daerah penyerapan sari makanan. Sisa makanan didorong ke usus besar kemudian kedalam poros
usus (rektum) dan akhirnya dikeluarkan melalui kloaka. Sistematis pencernaan makanan pada
pengunyah Hati Pankreas Usus halus Usus besar Usus buntu Poros usus (rectum)
Kloaka.
1. Sistem sirkulasi.
Sistem sirkulasi burung Peredaran darah burung adalah dari paru-paru mengangkut
oksigen masuk ke serambi kiri,kemudian ke bilik kiri. Dari bilik kiri darah di pompa keseluruh
tubuh melalui aorta. Dise-sel tubuh darah melepaskan O2 dan mengikat CO2.Darah yang
mengandung banyak CO2 ini masuk serambi kanan melalui pembuluh balik.Selanjutnya darah
masuk bilik kanan,kemudian dipompa masuk ke paru-paru. Didalam paru-paru darah melepaskan
Paru-paru Serambi kiri Bilik kiri Seluruh tubuh Serambi kanan Bilik kanan Paru-
System syaraf burung perkutut (Geopelia Striata) sama seperti halnya jenis burung
(aves) pemakan biji-bijian pada umumnya. System saraf burung berupa otak dan sum-sum tulang
belakang pada burung.Otak besar dan otak kecil berkembang dengan baik.Permukaan otak kecil
semakin luas.Haltersebut menyebabkan burung memiliki keseimbangan yang cukup baik. Burung
mempunyai pusat penglihatan yang sangat besar.Pusat penglihatan ini merupakan pelebaran dari
otak bagin tengah yang membentuk dua gelembung.Pusat pembau berukuran kecil sehingga
Lubang hidung yang terdapat pada paruh menghubungkan rongga hidung di atas
rongga mulut. Glottis pada bagian bawah faring menghubungkan saluran trakea yang di perkuat
denga kartilago. Trakea berlanjut ke bawah arah leher yaitu syring (kotak suara), tempat
terdapatnya otot vocal, dari syring dilanjutkan ke bronkhos paru-paru berukuran kecil melekat
pada rusuk dan vertebrata di bagian dorsal dari trax dengan jaringan ikat, paru-paru dimasuki
sejumlah broncheolus yang saling berhubungan dan sejulah dara dari pulmonary. Pada
broncheolus melekat kantung udara yang terdapat di sela-sela organ dalam pada rongga badan
dan menjulur ke ruang disekitar vertebrta leher. Paru-paru dapat digerakan sedikit oleh otot yang
terdapat disekitar tulang rusuk . jika sternum bergerak turun, dan rusuk menggembung ke
samping udara ke rongga paru-paru, jika kontraksi terjadi sbaliknya. Maka dara keluar dari rongga
paru-paru. Gerakan tersebut dimungkinkan karena struktur torak yang kaku. Pada sat inspirasi,
udara masuk melalui bronchioles ke kantung udara membantu penyebaran panas tubuh yang
dihasilkan oleh kontraksi otot dan aktivitas metabolic lainya. Suara yang terdengar pada burung
Burung berkembang biak dengan cara bertelur dan pembuahannya terjadi di dalam
tubuh. Contoh avesantar lain burung elang, burung merati burung merak,, burung hantu, burung
Sebagian besar burung membangun sarangnya untuk menyimpan telur dan mengeraminya,
jumlah telur yang di letakan dalam sarangnya yang bervariasi tergantung spesiesnya, ada yang
hanya 1,3, atau ada yang sampai 14 butir. Masa inkubasi (pengeraman) pada burung berbeda-
beda . burung burung darat yang kecilnya masa inkubasinya kurang lebih 14 hari, ayam
peliharaan 21 hari , burung kuau 21 hari, bebek dan rajawali masa inkubasinya 28 hari,
sedangkan burung unta 42-60 hari. Anak-anak burung yang bersifat atricial membutuhkan kurang
lebih seminggu setelah menetas untuk meninggalkan sarang. Semua anak-anak burung
memerluka pemeliharaan setelah ditetaskan yang berupa pemberian makan penjagaan atau
Burung berperan dalam proses penyerbukan beberapa jenis tumbuhan. Dan selain itu
daging dan telur burung merupakan sumber lemak dan protein yang di butuhkan manusia.
Keindahan kicau dan warna jenis burung tertentu menyebabkan manusia tertarik untuk
memeliharanya. Dahulu, bulu burung cendrawasih dijadikan sebagai hiasan oleh kepala suku-suku
masyarakat di papua. Begitu juga, kemampuan terbang beberapa jenis burung misalnya merpati
dimanfaatka sebagai bentuk hiburan atau kegiatan yang di perlombakan. Dan sejak jaman dulu
burung telah digunakan manusia untuk berbagai kebutuhan. Burung-burng pemeliharaan seperti,
ayam, itik, bebek, kalkun,angsa dan puyuh. Burung-buring kecil membantu dalam membasmi
hama serangga pada tanaman dan ada juga burung yang berukuran besar seperti elang dan
burung hantu menjaddi preator bagi tikus sawah. Selain memberi manfaat pada manusia tap juga
ada yang merugikan . dan beberapa jenis burung memajan biji-bijian, tabaman muda, dan buah-
buahan yang sengaja ditanam olh manusia, selain itu burung juga bias menjadi vector penyakit
Kelas aves adalah kelas hewan vertebrata yang berdarah panas dengan memiliki bulu dan sayap.
Anggota kelas ini memiliki kemampuan adaptasi yang tinggi terhadap lingkungannya, sehingga hewan ini
mampu bertahan dan berkembang biak pada suatu tempat tertentu. Ciri-cirinya tulang dada tumbuh
membesar dan memipih, anggota gerak belakang beradaptasi untuk berjalan, berenang dan bertengger.
Mulut sudah termodifikasi menjadi paruh paruh, punya kantung hawa, jantung terdiri dari 4 ruang, rahang
bawah tidak mempunyai gigi karena giginya telah menghilang yang digantikan oleh paruh ringan dari
tanduk dan berkembang biak dengan bertelur.
Hampir semua bagian dari anatomi burung yang khas termodifikasi dalam beberapa hal untuk
meningkatkan kemampuan terbang. Tulang-tulang burung memiliki struktur internal yang meyerupai
sarang lebah, yang membuat kuat namun ringan. Adaptasi lain mengurangi berat burung adalah tidak
adanya beberapa organ, misalnya pada burung betina hanya memiliki satu organ (Jingmai, 2008: 341).
Selain modifiksasi yang meningkatkan kemampuan untuk terbang Adaptasi burung paling jelas
untuk terbang adalah sayap. Sayap burung merupakan airfil yang menggambarkan prinsip aerodinamika
yang sama seperti sayap pesawat terbang. Untuk menyediakan kekuatan untuk terbang, burung
menggepakkan sayap untuk kontraksi otot pectoral (dada) besar yang ditambahkan suatu taju (keel) dan
tulang dada (Campbell, 2008: 34). fosil tertua burung ditemukan di jerman dan dikenal sebagai
3. Klasifikasinya
Ada dua sub kelas dari aves antara lain sub kelas Archaenithes adalah sub kelas yang bergigi
metakarpalnya terpisah dan tidak ada pigostyl, serta sub kelas neorphitha: merupakan burung
yang sudah modern yang sering ditemui sekarang cirinya tidak bergigi, tidak pygostil dan
metakarpalnya bersatu. Sub kelas ini mempunyai beberapa super ordo yaitu super ordo
odontognathae, super ordo palaeognathae, super ordo neognathae.
Memiliki 12 ordo antara lain:
1. Ordo struthioniformes: adalah curung yang memiliki tinggi sekitar 2 meter keatas namun
aves jenis ini tidak dapat terbang. Contohnya burung unta (Struthio camelus).
2. Ordo casuariformes: dilihat dari namanya kita sudah tau adalah bangsa dari burung casuari,
sayapnya kecil, tingginya sekitar 1,7 meter dan tidak dapat terbang banyak ditemukan daerah
tropis seperti papua australia. Spesies Dromicelus sp
3. Ordo aptergiformes: adalah ordo yang memiliki ciri paruh yang panajng, ada lubang di ujung
paruh, bentuk bulunya hampir seperti rambut, contoh burung kiwi.
4. Ordo procellariiformes: kelompok burung yang memiliki lentung lubang hidung yang
tubular, paruhnya berlapis dan tempat hidupnya ada di laut. Contoh Oceanodroma sp
5. Ordo ciconiiformes: burung yang leher dan kakinya panjang, tempat hidupnya di sawah dan
berkolon contohnya blekok, flaminggo dll
6. Ordo peleciformes: cirinya paruhnya yang besar, lubang hidung vestigas hidup juga dilaut
contoh camar
7. Ordo anseriformes: adalah bangsa dari bebek, Anas sp memiliki paruh lebar, ekor pendek,
kakinya tipe berenang.
8. Orfo falconiformes: adalah sebangsa dari burung falcon barung yang kuat dengan kuku yang
sangat tajam cotohnya elang, garuda dll. Burung ini terbangnya sangat cepat dan dapat
melakukan manuver.
9. Ordo galliformes: adalah burung yang paruhnya berukuran pendek serta ska makan biji bijian
sperti padi contohnya ayam kampung
10. Ordo columbiformes: juga memiliki paruh yang pendek uniknya burung ini memiliki
tembolok ang berfungsi sebagai tempat penyimpana makanan yang besar,
contohnya Columba livia (merpati)
11. Ordo psittaciiformes: adalah burung yang memiliki suara yang keras contohnya kakatua
12. Dan terakhir ordo dtigiformes contohnya burung hantu. Dimana burung hantu dapat memutar
kepalanya dari depan ke belakang dan seterusnya, burung ini aktivitasnya dimalam hari,
seperti mencari makan dan lain lain
4. Sumber bacaan:
Campbell, dkk. 2008. Biologi Edisi Kelima Jilid 2. Jakarta: Erlangga
Guilano, Ted. 2008. DNA Barcoding of Class Aves Using Codon Counths With Artifical. Journal of
Science,Vol. 1(08): 25-28.
Jingmai, C. 2008. A Rediscriptions of Chaoygneycic (Aves). Journal of Sistematic Paaleontology. Vol. 1(77):
341-344.
Kampus-biologi.blogspot,in
Sarong. A, M. 2016. Penuntun praktikum zoologi vertebrata. Universitas Syiah Kuala: Banda
Aceh.
BAB III
Simpulan
Nama kelas aves berasal dari bahasa latin, dan nama ilmu yang mempelajari burung ortinology
berasal dari bahasa yunani, yaitu ornis. Meskipun burung berdarah panas, ia berkerabat dekat
dengan reptil. Bersama kerabatnya terdekat, suku Crocodylidae alias keluarga buaya, burung
Diperkirakan burung berkembang dari sejenis reptil di masa lalu, yang memendek cakar depannya
dan tumbuh bulu-bulu yang khusus di badannya. Pada awalnya, sayap primitif yang merupakan
perkembangan dari cakar depan itu belum dapat digunakan untuk sungguh-sungguh terbang, dan
hanya membantunya untuk bisa melayang dari suatu ketinggian ke tempat yang lebih rendah.
Burung masa kini telah berkembang sedemikian rupa sehingga terspesialisasi untuk terbang jauh,
dengan perkecualian pada beberapa jenis yang primitif. Bulu-bulunya, terutama di sayap, telah
tumbuh semakin lebar, ringan, kuat dan bersusun rapat. Bulu-bulu ini juga bersusun demikian
rupa sehingga mampu menolak air, dan memelihara tubuh burung tetap hangat di tengah udara
dingin. Tulang belulangnya menjadi semakin ringan karena adanya rongga-rongga udara di
dalamnya, namun tetap kuat menopang tubuh. Tulang dadanya tumbuh membesar dan memipih,
sebagai tempat perlekatan otot-otot terbang yang kuat. Gigi-giginya menghilang, digantikan oleh
paruh ringan dari zat tanduk. Burung berperan dalam proses penyerbukan beberapa jenis
tumbuhan. Dan sejak jaman dulu burung telah digunakan manusia untuk berbagai kebutuhan.
Burung-burng pemeliharaan seperti, ayam, itik, bebek, kalkun,angsa dan puyuh. Burung-buring
kecil membantu dalam membasmi hama serangga pada tanaman dan ada juga burung yang
berukuran besar seperti elang dan burung hantu menjaddi preator bagi tikus sawah.
Daftar pustaka
Campbel, Reece, Mitcaell, JILID 2. 1925 / 1974. Biologi Edisi Kelima Ciracas Jakarta: erlangga.
Sudjadi bagod, laila siti. 2006. Biologi sains dan kehidupan surabaya: yudhistira Kurniati tuti. Dkk.
2009, zoologi vertebrata. prodi pendidikan biologi fakultas tarbiyah dan keguruan uin sgd
h/ Bird.jpg. kistinnah idun, endang srilestari. 2009. Biologi BSE makhluk hidup dan lingkungannya: