Anda di halaman 1dari 19

Askep MIOCARD INFARK ( MCI )

MIOCARD INFARK
( MCI )
A. Definisi
Miokard infark adalah Berkurangnya suplai darah satu atau atau lebih arteri koroner yang menimbulkan iskemi
otot jantung nekrosis.
(Dongoes. 2000)
Miokard infark adalah Kondisi yang mengancam jiwa yang ditandai adanya formasi nerkotik yang di area otot
jantung okulasi arteri koroner dan gangguan aliran darah suplai oksigen ke otot jantung .
(Black, 1999)
Infark miokart adalah keadan dimana terjadi sumbatan pada arteri koronaria dan terjadi penghentian tiba tiba
aliran darah dan oksigen ke jantung. Infark miokart dikenal juga sebagai serangan jantung merupakan a life
threatening condition
(Suzanne, 1999)
Jadi kesimpulan dari miokard infark/penyakit jantung koroner merupakan kelainan miokardium akibat
insufisiensi aliran darah koroner oleh arteriosclerosis yang merupakan proses degeneratif meskipun dipengaruhi
oleh banyak faktor.

B. Patofisiologi

1. Etiologi
1.Asteroskelerosis pada arteri koroner
Disebabkan timbunan lipid atau jaringan fibrosa sehingga secara progresif akan mempersempit lumen pembuluh
darah koroner . Resistensi akan meningkat jika terus berlanjut akan menurunkan elastissitas pembuluh dan
adaptasi menurun , fase menurun. Fase preklinis atau perbentukan ateragenik ini membutuhkan waktu 20 40
tahun.
2.Trombus disebabkan rupture plak yang diikuti pembentukan thrombus oleh trombosit.
3.Spasme arteri koroner , vasokontriksi koroner yang dapat disebabkan oleh rangsangan adrenergic , dingin .
4.Hemoragik (yang menimbulkan plak )

2. Manifestasi Klinik
Keluhan yang khas ialahNyeri dada, seperti
diremas-remas,ditekan ditusuk, panas atau
ditindih barang berat.Nyeri dapat menjalar ke
lengan ( umumnya kiri), bahu, leher, rahang bahkan ke punggung. Nyeri muncul secara sepontan bukan setelah
berkerja berat atau gangguan emosi.dan menetap selama beberapa jam sampai beberapa hari,dan tidak akan
hilang dengan istirahat.pada pemeriksaan nampak penderita yang sedang kesakitan, keringat dingin dan
hipotensi. Nadi permulaan lambat, kemudian agak cepat. Pada auskultai didapat bunyi jantung terdengar lebih
jauh dan lemah sering terdengar gallop.

Tanda dan gejala infark miokart serta dasar patofisiologinya


a. Nyeri (terasa meremuk , berat, lama, tidak sembuh dengan istirahat atau nitrogliserin). Penghentian penyediaan
darah untuk miokardium yang disebabkan sumbatan trombosis menyebabkan akumulasi metabolit pada bagian
iskemik miokardium , tampak ini menganggu persarafan .
b. Syok (Tekanan darah sistolik dibawah 80 mmHg, rona wajah kelabu, letargi , diaforesis, sianosis perifer,
takikardi, atau brakikardi, nadi pelan.). Pada beberapa kasus , syok utamanya disebabkan oleh nyeri hebat, pada
kasus lain oleh karena penurunan curah jantung ( COP ) dan fungsi jaringan yang tidak adekuat menghasilakan
jaringan hipoksia .
c. Oliguria ( aliran urine kurang dari 30 mL / jam.)
Menunjukan hipoksia ginjal berkaitan dengan tidak adekuatnya perfusi jaringan dari hipotensi . Syok
kardiogenik terlihat ketika kerusakan ventrikel kiri lebih dari 40 %.
d. Demam (Suhu berkisar 37,5 0 39, 50 C disertai oleh leukositas dan percepatan perubahan sedimentasi ).
Demam dan perubahan jumlah sel darah putih hasil dari destruksi jaringan miokardium dan proses inflamasi.
Demam menurun ketika fibroblast mulai menggantikan leukosit dan jaringan scar mulai membentuk.
e. Ketakutan
Nyeri hebat dari serangan jantung merupakan pengalaman yang mengerikan
f. Indigistion ( mual , muntah )
Klien mungkin mempercayai bahwa nyeri dirasakan karena salah pencernaan bukan penyakit jantung. Mual dan
muntah mungkin hasil dari nyeri hebat atau dari reflek vagovagal yang menjalar dari area miokardium yang
rusak terhadap saluran gastrointestinal .
g. Edema Paru Akut (dispneu, Ortopneu, ronchi + / + )
Pada beberapa kasus , ventrikel kiri menjadi lumpuh , kongestif paru hebat terjadi .
5. Proses penyakit
Penyumbatan Total

Pada arteri oleh emboli atau trombus

Penyempitan Kirtis Arteri koroner

Aliran Darah Koroner

Aliran Darah Koroner Berkurang

Suplai darah pada jantung tidak adekuat (MCI)

Kerusakan Jaringan Jantung

Asteroskelerosis pada arteri koroner


Trombus
Spasme arteri koroner
Hemoragik
Ggn Rasa Nyaman Nyeri
intoleran aktifitas
Ansietas
Curah Jantung Menurun
Resti Kelebihan Volume Cairan

Komplikasi
Disritmia
Perikarditis
Aneurisma ventrikel
Gangguan jantung dan edema pulmonal
Syok kardiogenik
Emboli pulmonal
Arial flutter
MCI berulang

Infark miokardium mengacu pada proses rusaknya jaringan jantung akibat suplai darah yang tidak adekuat
sehingga aliran darah koroner berkurang. Penyebab penurunan suplai darah mungkin akibat penyimpitan kritis
arteri koroner karena aterosklerosis atau penyumbatan total arteri oleh emboli atau thrombus. Penurunan aliran
darah koroner juga bisa diakibatkan oleh syok atau perdarahan.
Iskemia lebih dari 35-45 menit dapat mengakibatkan kerusakan-kerusakan sel yang irreversibel. Meluasnya
infark tergantung pda kemampuan jaringan sekitar iskemik untuk mendapatkan sirkulasi kolateral. Sikulasi
kolateral adalah timbulnya pembuluh darah baru didalam jantung untuk mengkompensasi kerusakan arteri.
Gambaran klinik miokard infark ditentukan oleh letak dan tingkat serta luasnya proses penyakitnya.Karena
terjadinya kerusakan jaringan pada jantung sehingga dapat menimbulkan berbagai masalah keperawatan pada
klien, masalah keperawatan yang timbul antara lain gangguan rasa nyaman : nyeri, intoleransi aktifitas, resiko
tinggi kelebihan volume cairan, ansietas, serta penurunan curah jantung.

4. Komplikasi
1. Disritmia , penyebab utama kematian setelah infark miokardium..
2. Perikarditis:
Ialah sering ditemukan dan ditandai oleh nyeri dada yang lebih berat pada insperasi dan tidur terlentang,dan
bisa tejadi radang kandung jantung.
3. Aneurisma ventrikel
Ialah penonjolan paradoksal dinding depan jantung kiri pada sistolik dapat diraba,dan pelebaran penbuluh darah
setempat saja, karena salah perkembangan atau kemunduran dinding pembuluh.
4. Gangguan jantung dan edema pulmonal
5. Syok kardiogenik
6. Emboli pulmonal
7. Arial flutter
8. MCI berulang
(Prof.dr.H.M.Sjaifoellal Noer.1996)

C. Penatalaksanaan medis
1. Tes Diagnostik
a. Ekokardiogram (EKG).
Iskemik :Peninggian gel. S T ?
Injuri : Penurunan atau datarnya Gel. T
Nekrosis : Adanya Gel. Q
b. Enzim jantung dan iso enzim :
CPK MB : meningkat 4- 6 jam , memuncak dalam 12 24
jam . Normal dalam 36 48 jam .
LDH : meningkat dalam 12 24 jam , memuncak dalam 24
48 jam dan normal dalam waktu lama .
c. Elektrolit : Hipokalemia atau hiperkalemia ?
d. Sel darah putih : Leukositosis ?
e. Kecepatan sedimentasi : Meningkat pada hari ke 2 3 setelah IMA
d. Analisa gas darah : Hipoksi ?
e. Kolesterol / trigeliserida serum : Meningkat ?
f. Rongesen Dada : Hipertropi ?
g. Pencitraan nuklir : Thalium dan tecnetium ?
h. Pencitran darah jantung / MUGA
i. Angiografi koroner : Penyempitan / sumbatan arteri koroner ?

j. Digital Substrction Angiography ( DSA ) : Teknik mengambarkan


status penanaman arteri dan untuk mendeteksi penyakit arteri perifer.

k. Nuclear Magnestic Resonance


: Visualisasi aliran darah ,
serambi jantung / katup ventrikel.

2.Terapi
a.Istirahat total
b.Diet makanan lunak/ saring serta rendah garam ( bila ada gagal jantung )
c. Pasang infus dekstrosa 5% untuk persiapan pemberian obat interavena.
1. Atasi nyeri:
Morfin 2,5-5 mg iv atau petidin 25-50 mg im, bisa diulang-ulang.
Lain-lain: nitrat, antagonis kalsium, dan beta bloker.
2. Oksigen 2-4 liter/menit.
3. Sedatif sedang seperti diazepam 3-4 x 2-5 mg per oral. Pada insomnia dapat ditambah flurazepam 15-30 mg.
4.Antikoagulan:
1. Heparin 20.000-40.000 U/24 jam iv tiap 4-6 jamatau drip iv dilakukan atas indikasi
2. Diteruskan asetakumoral atau warfarin.
8. Streptokinase/ trombolisis: Pngobatan ditunjakan sedapat mungkin memperbaiki kembali aliran pembuluh darah
koroner. Bila tenaga terlatih, trombolisis dapat diberikan sebelum dibawa kerumah sakit.
(Bruneer & Suddarth , Vol 2, edisi 8, 2001)

D. Pengkajian

1. Aktifitas
Gejala : kelemahan, kelelahan, tidak dapat tidur,pola hidup menetap, jadwal olah raga tak teratur.
Tanda : takikardi, dispnea, pada istirahat/aktivitas

2. Sirkulasi
Gejala : penyakit IM sebelumnya, penyakit arteri koroner, diabetes mellitus.
Tanda : TD : dapat normal/naik turun:
Nadi : dapat normal:penuh/lemah/kuat dengan pengisian kapiler lambat tidak teratur (disritmia) mungkin terjadi
Mur-mur : bila ada menunjukan gagal katub atau disfungsi otot papiler
Irama jantung : dapat teratur atau tidak teratur
Edema : distensi vena jugularis, edema dependen atau periver, edema umum
Warna : pucat atau cianosis/ kulit abu-abu, kuku datar, pada membran mukosa dan bibir.

3. Itregritas ego
Gejala : menyangkal gejala penting/adanya kondisi takut mati
Tanda : menolak,menyangkal, cemas,kurang kontakmata,gelisah, marah, perilaku menyerang, fokuspaa diri sendiri/ nyeri

4. Eliminasi
Tanda : normal/ bunyi usus menurun

5. Makanan dan cairan


Gejala : mual, kehilangan nafsu mkan, bersendawa, nyeri ulu hati/terbakar
Tanda : prnurunan turgor kulit; kulit kering atau berkeringat, perubahab berat badan

6. Higene
Gejala : kesulitan melkukan tugas keperawatan

7. Neurosensori
Gejala : pusing, berdenyut selama tidur atau saat bangun
Tanda : perubahan mental, kelemahan

8 Nyeri atau ketidak nyamanan


Gejala : nyeri kepala dan pinggul mendadak, tidak hilang dengan istirahat
Lokasi : tipial padadada anterior,dapat menyebar ketangan, dada,wajah, tidak tentu lokasinya seperti siku, rahang,
abdomen,pinggung,leher.
Intesitas : biasanya pada skala satu (1) sampai sepuluh (10)
Tanda : wajah, meringis,menangis, merintih, mengeiat, menarik diri, kehilangan kontak mata, warna kulit atau
kelembapan, kesadaran.
9. Pernapasan
Gejala : dipsnea dengan atau tanpa kerja, dipsnea nopturnal, batuk dengan atau tanpa produksi sputum, riwayat merokok,
penyakit pernapasan kronis
Tanda : penigkatan frekuensi pernapasan, napas sesak atau akut, pucat/cianosis, bunyi nafas bersih/krekels/mengik,
sputum bersih, merah muda kental

10. Interaksi sosial


Gejala : stres saat ini cth keluarga kesulitan koping dengan stresor yang ada, cth peyakit,perawatan dirumah sakit.
Tanda : kesulitan istirahat dengan tenang, respon terlaluemosi (marah terus menerus)

E. Diagnosa keperawatan

1. Nyeri b.d iskemia jaringan sekunder terhadap sumbatan arteri koroner


Tujuan kriteria hasil :
1. mendemonstrasikan penggunaan tehnik relaksasi
2. menunjukan menurunnya tegangan, rileks,mudah bergerak

Intervensi:
Mandiri:
1. Pantau/catat karakteristik nyeri, catat laporan verbal dan respon hemodinamik (cth; meringis, menangis, gelisah,
berkeringat, nafas cepat, tekanan darah/frekuensi janung berubah)
Rasional:
Variasi penilaian dan prilaku pasien karena nyeri terjadi sebagai temuan pengkajian. Kebanyakan pasien dengan
IM akut tampak sakit, Distraksi , dan berfokus pada nyeri. Riwayat verbal dan penyelidikan lebih dalam
terhadap faktor pencetus harus ditunda sampai nyeri hilang. Pernafasan mungkin meningkat . pernafasan
mungkin meningkat akibat sebagai akibat nyeri dan berhubungan dengan cemas,sementara hilangnya stres
menimbulkan tekolamin akan meningkatkan kecemasan jantung dan TD.
2. Ambil gambaran lengkap terhadap nyeri dari pasien terhadap lokasi; intensitas (0-10): lamanya: Kualitas
(dangka /menyebar) dan penyebaran.
Rasional :
Nyeri sebagai pengalaman subjektif dan harus digambarkan oleh pasien. Bantu paien untuk menilai nyeri
dengan membandingkanya dengan pengalaman yang lain.
3. Kaji ulang riwayat angina sebelumnya, nyeri menyerupai angina, atau nyeri IM.. Diskusikan riwayat keluarga.
Rasional :
Dapat membandingan nyeri yang ada dari pola sebelumnya, sesuai dengan identifikasi komplikasi seperti
meluasnya infrk , emboli paru, atau perikarditis.
4. Anjurkan pasien untuk melaporkan nyeri dengan segera
Rasional :
Penundaan pelaporan nyeri menghambat peredaan nyeri / memerlukan peningkatan dosis obat. Selain itu , Nyeri
berat sesuai syok dengan meransang sistem saraf simpatis, mengakibatkan kerusakan lanjut dan mengganggu
diaknostik dan hilangnya nyeri.
5. Berikan lingkungan yang tenang, aktivitas perlahan, dantindakan nyaman (contoh seperti yang kering / tak
terlipat, gosokn punggung ). Pendekatan pasien dengn tenang dan dengan percaya.
Rasional :
Menurunkan ransang eksternal dimna ansietas dan regangan jantung serta keterbatasan kemampuan koping dan
keputusan situasi saat ini.
6. Bantu melakukantehnik relksasi, mis,,nafas dalam /perlahan, prilaku distraksi,visualisasi, bimbingan imajinasi.
Rasional :
Membantu dalam penurunan persepsi / respon nyeri. Memberikan kontrol situasi, meningkatkan prilaku positif.
7. Periksatanda vital sebelum dan sesudah obat narkotik.
Rasional :
Hipotensi/depresi pernafasan dapat terjadi akibat pemberian narkotik. Masalah ini dapat meningkatkan
kerusakan miokardia pada adanya kegagalan vertikel.

Kolaborasi
Mandiri :
1. Berikan Oksigen tambahan dengan kanula nasal atau masker sesuai indikasi.
Rasional:
Meningkatkan jumlah O2 yang ada untuk pemakaian miokardia dan juga mengurng ketidaknyamanan
sehubungan dengan iskemia jaringan.
Mandiri:
2. berikan obat sesuai indikasi
Rasional :
Nitrat berguna untuk kontrol nyeri dengan efek pasodilatasi koroner. Yang meningkatkan aliran darah koroner
dan fungsi miokardia. Efek pasodilatasi perifer menurunkan poume darah kembali ke jantung (preload) sehingga
menurunkan kerja otot jantung dan kebutuhan O2.
3. Penyekat B contoh antenolol (Tenormin) : pindolol (visken); propanolol (Indral).
Rasional:
Agen penting kedua untuk mengontol nyeri melalui efek hambatan ransng simpatis, dengan begitu menurunkan
FJ, TD sistolik, dan kebutuhan O2 miokard. Dapat diberikan sendiri atau dengan nitrat. Catatan : Penyaki B
mungkin dikontraindikasikan bil kontraktiluitas miokardiasangatterganggu, karena inotrofik negatif dapat lebih
menurunkan kontraktilitas.
4. Analgesik, contoh morfin,meperidin ( Demerol)
Rasional:
Miskipun morfin IV adalah pilihan, suntikan narkotik lain dapat dipakai pada fase akut atau nyeri dada berulang
yang tak hilang dengan nitrogliserin untuk menurunkan nyeri hebat, meberikan sedasi dan mengurangi kerja
miokard. Hindari suntikan IM karena dapat menggangu indikator diagnostik CPK dan tidak diabsorbsi baik
oleh jaringan kurang perfusi.
5. penyekat saluran kalsium, contoh verafamin (calan) ; diltiazem (prokardia)
Rasional :
Efek vasodilatasi dapat meningkatkan aliran darah koroner,sirkulasi kolateral dan menurunkan
freloaddankebutuhan oksigen miokardia.beberapa diantaranya mempunyai properti anti disritmia.
6. anti angioplasti PTCA juga disebut angioplasti balon.
Rasional :
prosedur ini untuk membuka sebagian hambatan arteri koroner sebelum terhambat secara total. Mekanisme
tampaknya merupakan kombinasi peregangan pembuluh darah dan tekanan plak.

2. Itoleran aktivitas b.d ketidak seimbangan antara oksigen miokard dan kebutuhanan kelemahan umum.
Tujuan kriteria hasil:
1. Mendeminstrasikan toleransi dan aktifitas yang dapat diukur atau maju dengan frekuensi jantung atau irama dan
tekanan darah dalam batas normal pasien dan kulit hangat merah muda, dan kering
2. Melaporkan ketidak adanya angina atau terkontrol dalam rentng waktu selama pemberian obat

Intervensi:
Mandiri:
1. Catat/ dokumentasi frekuensi jantung, irama, dan perubahan tekaan darah sebelum, selama, sesudah aktifitas
sesuai indikasi. Hubunga dengan laporan nyeri dada/napas pendek..
Rasonal :
Kecendrungan menentukan respon pasien terhadap aktivitas dan dapat mengidentifikasi penurunan oksigen
miokardia yang memerlukan tigkat aktivitas kembali tirah baring,perubahan programobat, penggunaan oksigen
tambahan.
2. tingkatkan istirahat batasi aktivitas pada dasar nyeri atau respon hemodinamik. Berikan aktivitas senggang yang
tidak berat.
Rasional :
Menurunkan kerja miokardiaatau konsumsi oksigen, menurunkan resiko komplikasi (contoh : perluasan IM).
3. Batasipengunjung atau kunjungan oleh pasien.
Rasional :
Pembicaraan yang panjang sangat mempengaruhi pasien namun periode kunjungan Yang tenang bersifat
terapeutik.
4. Anjurkan pasien menghindari peningkatan tekanan abdomen, contoh mengejan saat devekasi.
Rasional:
Ktivitas yang memerlukan menahan nafas dan menunduk (manuver valsava) dapat mengakibatkan bradikardi,
juga menurunkan curah jatung dan takikardi dengan peningktan tekanan darah.
5. Jelaskan pola peningkatan bertahap dari tingkat aktivitas,contoh banghun dari kursi bila tak ada nyer, ambulasi
dan istirahat selama satu jam setelah makan.
Rasional :
Aktivitas yang maju memberikan kontrol jantung meningkatkan regangan dan mencegah aktivitas yang
berlebihan.
6. Kaji ulang tanda/gejala yang tidak menunjukan tidak toleran terhadap aktivitasatau memerlukan pelaporan pada
perawat/dokter
Rasional:
Palpasi, nadi tidak teratur, adanya nyeri dada, atau dispnea dapat mengindikasikan kebutuhan perubahan
program olah raga atau obat.
Kolaborasi:
1. Rujuk keprogram rehabilitasi jantung
Rasional :

Memberikan dukungan atau pengawasan tambahan berlanjut dan partisipasi proses penyembuhan dan
kesejahteraan.

3.Ansietas/ketakutan b.d ancaman atau perubahan kesehatan dan status sosioekonomi/kehilangan/kematian


Tujuan kriteria hasil:
1. mengenal perasaan
2. mengidentifikasi penyebab
3. menyatakan penurunan ansiets atau takut
4. mendemontrasikan keterampilan pemecahan masalah positif
Intervensi :
Mandiri :
1. Identifikasi pasien dan ketahui persepsi pasien terhadap ancaman atau situasi. Dorong
mengekspresikan dan jangan menolak perasaan marah, kehilangan, takut.
Rasional :
Koping terhadap nyeri dan traumaemosi Imsulit.pasien dapattakut mati dan cemas tentang lingkungan. Cemas
berkelanjutan (sehubungan dengan masalah tentang dampak serangan jantung pada pola hidup selanjutnya
masih tak teratasi dan efek penyakit pada keluarga) mungkin terjadi dalambeberapa derajat selama beberapa
waktudn dapat dimanifestasikan oleh gejala depresi.
2. Catat adanya kegelisahan, menolak,menyangkal, (afek tak tepat atau menolak mengikuti
program medis).
Rasional :
Penelitian terhadap frekwensi hidup antara individu tipe A atautipe B dan dampak penolakan telah berarti dua
namun penelitian menunjukan beberapa hubungan antara derajat atau ekpresi marah atau gelisah dan
peningkatan resiko IM.
3 . Mempertahankan gaya percaya tanpa keyakinan yang salah.
Rasional :
Pasien dan orang terdekat dapat dipengaruhi oleh cemas atau ketidaktenangan anggota timkesehatan. Penjelasan
yang jujur dapat menghilangkan kecemasan. Pasien mungkin tidak menunjukan masalah secara langsung, tetapi
kata-kata atau tindakan dapet menunjukan masa agitasi,marah, dan gelisah intervensi dapat membantu pasien
meningkatkan kontrol terhadap prilakunya sendiri.

4. terima tetapi jangan diberi penguatan terhadap penggunaan penolakan. Hindari konfrontasi.
Rasional :
Menyangkal dapat menguntunngkan dalam menurnkan cemas tetapi dapat menunda penerimaan tehadap
kenyataan situasi saat itu. Konfrontasi dapat meningkatkan rasa marah dan meningkatkan penggunaan
penyangkalan, menurunkan kerja sama, dan kemungkinan memperkambat penyembuhan.

5. Orientasikan pasien atau orang terdekat terhadap prosedur rutin dan aktivitas yang diharapkan.
Tingkatkan partisipasi bila mungkin.
Rasional :
Perkiraan dan informasi dapat menurnukan kecemasan.

6. Jawab semua pertanyaan secara nyata. Berikan informasikonsisten ulang sesuai indikasi.
Rasional :
Informasi yang tepat tentang situasi menurunkan takut, hubungan yang asing antara perawat dan pasien, dan
membantu pasien atau orang terdekat untuk menerimasituasi secara nyata.perhatikan yang diperlukan mungkin
sedikit, dan pengulangan informasi membantu pentimpanan informasi.

6. Dorong pasien atau orang terdekat untuk mengkomunikasikan dengan seseorang, berbagai
pernyataan dan maalah.
Rasional:
Berbaai informasi membentuk dukungan atau kenyataan dan dapat menghilangkan tegengan terhadap kekuatiran
yang tidak diekspresikan.
7. Berikan periode istirahat atau waktu tidur tidakterputus,lingkungan tenang, dengan tive
kontrol pasien, jumlah rangsangan eksternal.
Rasional:
Penyimpanan energi dan meningkatkan kemampuan koping

8. Dukung kenormalan proses kehilangan, melibatka waktu yang perlu untukpenelesaiaan


Rasional:
Dapat memberikn keyakinan bahwa perasaanya merupaka respon normal terhadap situasi atau perubahan yang
diterima.

9. Berikan privsi dan pasien atau orang terdekat


Rasional:
Memungkinkan waktu untuk mengekspresikanperasaan, menghilangkan cemas, dan perilaku adaptasi.

10. Dorong kemandirian, perawatan sediri, dan pembuatan keputusan dalam rencana pengobatan
Rasional:
Peningkatan kemandirian dari staf meningkatkan kepercayaan diri dan menurunkan rasa gatal yang dapat
menyertai pemindahan dari unit koroner ataupulang dari rumah sakit.

11. Dorong keputusan tentang harapan seteah pulang


Rasional:
Membantu pasien atau orang terdekat untuk mengidentifikasi tujuan nyata, juga menurunkan resiko kegagalan
mengahadapi kenyataan adanya keterbatasan kondisi atau memacu penembuhan
Kolaborasi:
1. Berikan anticemas/hipnotik seuai indikasi. Cth: diazepam (valium), flurazepam (dalmane), lorazevam (ativan)
Rasional:
Meningakatkan relaksasi atau istirahat dan menurunkan rasa cemas.

4. Curah jantung menurun b.d resiko tinggi terhadap perubahan frekuensi, irama
Tujuan kriteria hasil:
1. mempertahankan stabilitas hemodinamik cth: tekanan darah curah jantung dalam rentang
normal.
2. melaporkan penurunan episode dispnea, ngina
3. mendemonstrasikan peningkatan toleransi terhadap aktifitas
Intervensi :
Mandiri:
1. Auskultasi TD, bandingkan kedua tangan dan ukur dengan tidur, duduk dan berdiri bila bisa.
Rasional:
Hipotensi dapat terjadi sehubungan dengan disfungsi pertikel, hipoperfusi miokrdia dan rangsang vagal. Namun,
hipertensi juga penomena umum, kemungkinan behubungan dengan nyeri, cemas, pengeluaran katekolamin,
ataumasalah paskuler sebelumnya. Hipotesi ortostatik (postural)mungkin berhubungan dengan infakr contoh
GJK.
2. Evaluasi kualitas dan kesamaam nadi sesuai indikasi
Rasional:
Penurunan curah jantung mengakibatkan menurunnya kelemahan atau kekuatan nadi. Ketidak teraturan diduga
distritmia, yang memerlukan evaluasi lanjud.

3. Catat terjadinya s3,s 4


Rasinal:
S3 biasanya dihubungkan denan GJK tetapi juga terlihat pada saatnya gagal mitral (regorgitasi) dankelebihan
kerja pentrikel kiri yang disertai infakr. S4 mungkin berhubungan dengan iskemia miokardia, kekakuan
ventrikel, dan hipertensi pulmonal atau sistemik.

4. Adanya mur-mur atau gesekan


Rasional :
Menunjukan aliran darah normal dalam jantung, contoh karup tak baik, kerusakan septum, atau pibrasi otot
popiler atau korda teninea (komplikasi IM).adanya gesekandengan infakr juga berhubungan dengan inplamasi,
contoh eplusi prikardial dan prekarditis.

5. Auskultasi bunyi nafas


Rasional:
Krekels menunjukan kongesti paru mungkin terjadi karena penurunan fungsi miokardia.

6. pantau frekuensi jantung dan irama, catandistritmia melalui teremetri


Rasional:
Frekuensi dan irama jantung berespon terhadap obat dan aktifitas sesuai dengan terjading komplikasi atau
distritmia ( khususnya kontraksi pentrikel prematur atau blok jantung berlanjud) yang mempengaruhi fungsi
jantung meningkatkan kerusaka iskemik. Denyutan atau pibrilasi akut atau kronis mungkin terlihat pada
arterioroner atau keterlibatan katub dan mungkin atau tidak mungkin merupakan fungsi patologi.

7. Catat respon terhadap aktifitas dan peningkatan istirahat dengan tepat


Rasional:
kelebihan latihan meningkatkan konsumsi atau kebutuhan oksigendan mempengaruhi fungsi miokardia.

8. Berikan pispot disamping tempat tidur bila tidak mampu kekamar mandi
Rasional:
Mengupayakan penggunaan betpans dapat melelahkan dan secara fisiologis penuh stes, juga meningkatkan
kebutuhan oksigen dan kerja jantung.

9. Berikanmakanan kecil atau mudah dikenyah. Batasi asupan kafein cth kopi,coklat, kola.
Rasional:
Makan besar dapat meningkatkan kerja miokardia dan menyebabkan rangsang pagal mengakibatkan brakardia
ataudenyut ektopik. Kafein adalah perangsanglangsung kenjantung yang dapat mengakibatkan frekuensi jantung

10. Sediakanalat atau oabt darurat.


Rasional:
Sumatan koronel tiba-tiba, disritmia retal, perluasan infakr, atau nyeri adalah situasi yang dapat mencetuskan
henti jantung memerlukan terapipenyelamatan hidup segeraatau memindahkan keunit perawatan kritis.

Kolaborasi:
1. Berikan oksigen tambahan sesuai indikasi
Rasional:
Meningkatkan jumlah sediaan oksigen untuk kebutuhan miokad,menurunkan iskemia dan diskritmia lanjud.

2. Pertahankan cara masuk IV/heparing lok sesuai indikasi.


Rasional:
Jalur yang paten penting untuk pemberian obat darurat pada adanya distritmia atau nyeri dada.

3. Kaji ulang sri EKG


Rasional:
Memberikan informasi sehubungan dengankemajuan atau perbaikan infakr, status fungi pentrikel,
keseimbangan.elektrolit dan efek terapi obat.

4. Kaji foto dada.


Rasional:
Dapat menunjukan edema paru sehubungan denga disfungsi fertikel.

5. Pantau data laboratorium: contoh enzim jantung, GDA, elektrolit.


Rasional:
Enzim memantau perbaikan atau perluaan infakr. Adanya hipiksia menunjukan kebutuhan tambahan oksigen.
Keseimbangan elektrolit, contoh hipokalemia atau hiperkalemiasangat besar berpengaruh irama jnrung atau
kontraktilitas.

7. Berikan obat anti distritmia sesuai indikasi.


Rasinal:
Disritmia biasanya pada secara sintomatis kecuali untuk pvc,dimana sering mengancam secara propilaksis.

Bantu pemasnagan atau mempertahankan pacu jantung bila digunakan


Rasional:
pemaju mungkin tindaka dukungan sementara selama faseakut atau penyembuhan atau mungkin diperlikan
secara permanen bila infakr sangat berat merusak sistem kondoksi

5.Ggangguan perfusi jaringan b.d penurunan aliran darah


Tujuan dan kriteria hasil :
1. Mendemontrasikan perfusi yang adekuat secra individual,contoh kulit hangat dan kering pada nadi perifer/ kuat.
2. Tanda vital dalam batas normal, pasien sadar / nyeri / ketidaknyamanan.
Intervensi :
Mandiri:
1. Telidiki perubahan tiba-tiba atau gangguan metal kontinyu contoh, cems, bingung, latargi, pingsan
Rasional:
Perpusi selebral secara langsung sehunbungan dengan curah jantung dan jug adipengaruhi oeh elektrolot atau
pariasi asam basa, hipiksia, atauemboli sitemik.

2. Lihat pucat, cianosis, belakang, kulit dingin atau lembab. Catan kekuatan nadi periper.
Rasinal:
Pasokontaraksi sistemik diakibatkan oleh penurunan urah jantung mungkin dibuktikan oleh penurunan perpusi
kulit dan penurunan nadi.
3. kaji tanda homan (nyeripada betisdengan posisi dorsepleksi) eritemia, edema.
Rasional:
Indikator trombosis vena dalam.

4. Dorong latiha fasib, hindari latiha isometrid


Rasinal:
penurunkan atasis vena, meningkatkan aliran balik vena dan menurunkan resiko tromboplebitis, namun latiha
iso metrid dapat sangat mempengaruhi curah jantung dengan meningkatkan kerja miokardia dan kosumsi
oksigen.

5. Anjurkan pasien dalam melakukan atau melepas kaus kaki antiembolik bila digunakan
Rasinal:
Membatasi stasis vena,memperbaiki aliran balik vena, dan menurunkan resiko tromboplebitis pada pasien yang
terbatas aktifitasnya.

6. Pantau pernafasan, catat kerja pernapasan.


Rasional:
Pompa jantung gagal dapat mencetuskan disters pernafasan, namun disnea tiba-tiba atau berlanjud menunjukan
komplikasi tromboemboli paru.

7. Kaji fungsi gastrointestinal, catat anoreksia, penurunanatau tidak ada bising usus, mual/muntah, istensi abdimen,
konstifasi.
Rasional:
Penurunan aliran darah kemesentri dapat mengakibatka disfungsi gastri intestinal, contoh kehilangan kristaltik.
Masalah potensialatau aktual karena penggunaan analgesik, menurunkan aktifitas dan perubahan diaet.

- pantau pemasukan dan catan perubahan kelaran urin. Catat berat jenis sesuai indiaksi
Rasional;
Penurunan pemasukan terus menerus dapat mengakibatkan penurunan volume sirkulasi, yang berdampak
negatif pada perpusi dan fungsi organ,berat jenis mengukur status hidarasidan fungsi ginjal.

Kolaborasi :
1. Pantau data laboratorium : gula darah, kreatinin, elektrolit
Rasional:
Indikator ferpusi atau fungsi organ

2. Beri obatsesuai indikasi misalnya : heparin atau natrium warvarin (cromandin), cemitidin
(talgamit),ranitidin (zantac), antasida.
Rasional:
dosis rendah heparin mungkin diberikan secara propilasksis padapasien resikotinggi dapat ( contoh, fibrilasi
atreal,kegemukan, aniorisma ventrikel, atau riwayat tromplebitis) untuk menurunkan resiko tromboplebitis atau
pembentukan trombo mural. Coumanding obat pilihan untuk terapi anti koaguan jangka panjang atau pasca
pulang.

3.cimetidin (tagamet), ranitidin( zantac) antasida


Rasional:
Menurunkan atau menetralkanasam lambung, mencegah ketidaknyamanan dan iritasi gaster, khususnya adanya
penurunan sirkulasi mukosa.

6. Resiko tinggi kelebihan Volume cairan berhubungan dengan penurunan perfusi organ
Tujuan dan kriteria hasil :
1. Mempertahankan volume cairan seperti dibuktikan oleh :
2. tekanan darah dalam batas norrmal
3. tidak ada distensi vena perifer atau vena dan edema devenden
4. paru bersih dan berat badan stabil

Intervensi :
Mandiri :
1. Auskultasi bunyi nafas
Rasinal:
Dapart mengidentifikasikn edema paru sekunder akibat dekomnsasi jantung

2. Catat DVJadanya edema dependen


Rasional:
Dicurigai adanya gagal kongesti atau kelebiha volume cairan.

3. Ukur masukan atau pengeluaran cairan, hitung keseimbanganairan


Rasional:
Penurunan curah jantung mengakibatkan gangguan perpusi ginjal, retensi natrium atau air, dan penuruna
haluran urin. Keseimbangan cairan positif berulang pada adanya gejala lain menunjukan kelebuhan
volume/gagal jantung.

4. Timbang berat badan setiap hari


Rasional:
Perubahan tib-tiba pada bert badan menunjukan keseimbangan cairan.

5. pertahankan pemasukan total cairan 2000 ml/24 jam dalam toleransi kardipaskuler.
Rasional :
Memenuhi kebutuhan cairan tubuh orang dewasa tetapi memerlukan pembatasan pada adanya dekompensasi
jantung
Kolaborasi :
1. Berikan diet natrium rendah atau minuman
Rasional:
Natrium meningkatkan retensi acairan dan harus dibatasi.

2. Berikan diuretik, contoh : furosemid (lazix), hidralazin (apresoline),spironolaktem dengan


hidronolakton (aldakston)
Rasional:
Mungkin perlu untukmemperbaiki kelebihan cairan. Obat pilihanbiasanya tergantung gejala akutatau kronis
3. Pantau kalium sesuai indikasi
Rasional:
Nipokalemia dapat membatasi keefektipan terapi dandapat terjadi dengan penggunaan diuretik penurunkalium.

7 .kurangnya pengetahuan berhubungan dengan kurang infomasi tentang kesehatan


Tujuan dan kriteria hasil :
1. Menyatakan pemahaman penyakit jantung sendiri, rencana pengobatan,tujuan pengobatan dan
efek samping / reaksi merugikan
2. Menyebutkan gejala yang memerlukan perhatian cepat
3. Mengidentifikasi atau merencanakan pola hidup yang perlu
Intervensi :
Mandiri :
1. Kaji itngkat pengetahuan pasien atau orang terdekat dan kemampuan atau keinginan untuk
belajar
Rasional:
Perlu untuk pembuatan rencana intruksi individu. Menguatkan haran bahwa ini akan menjadi pengalana belajar
mengidentifikasi secara verbal kesalahpahaman dan memberikan penjeladsan

2. waspada tarhadap tanda penghindaran, contoh mengubah subjek dari informasiatau perilaku
ekstrem ( menolak/ioporia)
Rasional;
Mekanisme pertahan alamaih seperti marah, menolak pentingnya situasi, dapat menghambat belajar,
mempengaruhi respon pasien dan kemampuan mengasimilasi informasi. Peruban untuk mengurangi pola atau
struktur formal mungkin menjadi lebih efektif sampai pasien atau orang terekat siap untuk menerima/
memahami situasi tersebur.

3. Berikan informasi dalam bentuk informasi dalam bentuk belajar yang berkreasi, contoh buku
program, type audio atau visual, pertanyaan atau jawaban aktifitas kelompok
Rasional:
Penggunaan metode belajar yang bermacam-macam meningkatkan penyerapan materi.

4. Beri penguatan penjelasanfaktor resiko,pembatasan diet atau aktifitas, obat, dan gejala yang memerlukan
perhatian mediscepat
Rasional :
1. Memberikan kasempatan kepada pasien untuk mencakup inforamsi dan mengonsumsim
kontrol atau partisipasi dalam program rehabilisasi

4. Dorong mengidentifikasi atau penurunan faktor individu contohmerokok atau mengkonsusmsi


alkohol, kegemukan
Rasional:
Perilaku ini atau kimia mempunyai efek merugikan langsung pada fungsi kardipaskuler dan dapat
mengganggupenyembuhan,meningkatkan resiko terhadap komplikasi

5. Peringatan untuk menghindari aktifitasisometrik, manover,valsava,dan aktifitas yang


memerlukan tang an diposiskan diatas kepela
Rasional:
Aktifitas ini sangat meningkatkan kaerja jantung atau konsumsi oksigen miokardia dan dapat merugikan
kontraktilitas atau curahjantung

6. Kaji ulang program meningkatkan tingkat aktifitas. Didk pasien sehubungan dengan lanjutan
aktifitas secar bertahap, contoh jalan, kerja, reaksi, aktifitas seksual. Berikan pedoman untuk
meningkatkan aktifitas secara bertahap dan intruksi sehubungan dengan freekuansi nadi targaet dan
pengambilan nadi yang tepat.
Rasional:
Bertahap meningkatkan aktifitas meningkat kankekuatan dan mencegah terlalu keras latihan,dapat
meningkatkan sirkulasi korateral dan memungkin kembalinya pola hidup normal

7. Identifikasi aternatif aktifitaspadahari dengan cuaca buruk seperti jalan dalam rumah atau
berbelanja
Rasional:
2. Memeberikan program aktivitas berkelanjutan
3. Memberi tekanan bawah ini adalah masalah kesehatan berlanjut dimana dukungan stsu
bantuan diperlukan setelah pulang.

8. Kaji ulang tanda/atau gejala yang memerlukan penurunan aktifitas dan pelaporanpada pemberi perawatan
kesehatan
Rasional:
Meningkatan nadi diatas batas yang dibuat,terjadinya nyari dada atau dispnea memerlukan perubahan latiha dan
progaram obat.

9. Tekankan pentingnya mengikui peawatandan mengidentifikasi sumber dimasyarakat atau kelompok pendukung
contoh progaram rahabilitasi jantung, kelompok koroner
Rasional:
Memberi tekanan bahwa ini adalah maalah kesehatan berlanjud dimana dukungan atau bantuan iperlukan
setelah pulang

10. Berikan tekanan pentingnya menghubungi dokter bila nyeri dad, perubahan pola angina atau terjadi didaerah lain
Rasional:
Evaluasi berkala atau interfensi dapat mncegah komplikasi

11. Tekankan pentingnya melaporkanterjadinya demam sehubungan denga nyeri dada menyebar atau tidak khas
(pliora,perikardial) dan nyeri sendi
Rasional:
Komplikasi pasca IM dari impalamasi prikardial (sindrom desler) memerlukan evaluasi atau intervensi medis
lanjud.
(Marlyn E. Dongoes ,2000)

G. Pelaksanaan
1. Definisi
Tahap dari proses keperawatan dengan melaksanakan berbagai strategi keperawatan (tindakan keperawatan)
yang telah direncanakan dalam rencana tindakan keperawatan.
2. Persiapan
Tahap awal tindakan keperawatan menuntut perawat mempersiapkan segala sesuatu yang diperlukan dalam
tindakan persiapan meliputi :
a). Review tindakan keperawatan yang diidentifikasi.
b). Menganalisa pengetahuan dan keterampilan keperawatan yang diperlukan perawat harus mengidentifikasi tingkat
pengetahuan dan tipe yang diperlukan untuk tindakan keperawatan .
c). Mengetahui komplikasi dari tindakan keperawatan yang mungkin timbul prosedur tindakan keperawatan yang
akan dilaksanakan oleh karena itu dilakukan pencegahan dan mengurangi resiko yang timbul.
d). Menentukan dan mempersiapkan peralatan yang diperlukan dalam mempersiapkan tindakan keperawatan yang
berhubungan dengan tujuan harus dipertimbangkan meliputi waktu, tenaga dan alat.
e). Mempersiapkan lingkungan yang kondusif sesuai dengan tindakan yang akan dilaksanakan keberhasilan sesuai
tindakan keperawatan sangat ditentukan oleh perasaan klien yang nyaman dan aman.
f). Mengidentifikasi aspek hukum dan etik terhadap resiko pelaksanaan tindakan keperawatan harus memperhatikan
unsur-unsur seperti hak dan kewajiban klien, hak dan kewajiban perawat atau dokter, kode etik keperawatan dan
hukum keperawatan.
3. Dokumentasi Implementasi
Merupakan pencatatan yang dibuat dalam bentuk tabel dimana berisi tanggal, waktu, nomor diagnosa, tindakan
keperawatan yang dilakukan respon subjektif dan respon objektif serta paraf dan nama jelas dari perawat
tersebut.

H. Evaluasi
1. Definisi
Langkah terakhir dari proses keperawatan dengan cara melakukan identifikasi sejauh mana tujuan dari rencana
keperawatan tercapai atau tidak.

2. Klasifikasi
a. Evaluasi Proses
Kegiatan yang dilakukan dengan mengevaluasi selama proses keperawatan berlangsung adalah menilai dari
respon klien.
b. Evaluasi Hasil
Kegiatan melakukan evaluasi dengan target tujuan yang diharapkan.
1). Tujuan tercapai
Tujuan ini dikatakan tercapai apabila klien telah menunjukkan perubahan dan kemajuan yang sesuai dengan
kriteria yang telah ditetapkan.
2). Tujuan tercapai sebagian
Tujuan ini dikatakan tercapai sebagai apabila tujuan tercapai secara keseluruhan sehingga masih perlu dicari
berbagai masalah adalah penyebabnya.
3). Tujuan tidak tercapai
Dikatakan tidak tercapai apabila menunujukkan tidak adanya perubahan ke arah kemajuan kriteria yang
diharapkan.

3. Dokumentasi Evaluasi
Merupakan pencatatan terakhir dari proses keperawatan setelah implementasi adalah tindakan keperawatan
disini dapat diketahui apakah tujuan dari keperawatan sudah tercapai atau tidak, evaluasi dalam bentuk SOAP.
Daftar pustaka
Anwar, T.B dan Sutomo.K.1987.Penatalaksanaan Penderita Infark Miokard Akut. Medan :
Naskah Ceramah Ilmiah RS. St. Elisabeth
Arief, Mansjoer. 2001. Kapita Selekta Kedokteran Edisi 3. Jakarta : EGC
Doenges, E. Marilyn dkk. . 1999. Rencana Asuhan Keperawatan Pedoman
Untuk Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien Edisi 3.
Jakarta : EGC.
Noer, Sjaifoellah .2004. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi 3. Jakarta : Balai Penerbit
FKUI
meatzer Susanne .C dan Bare Brenda .G. 1997. Texbook of Medical Surgical
Nursing . Jakarta : EGC
uddarth and Brunner. 2001. Keperawatan Medikal Bedah Edisi 8. Jakarta : EGC

Anda mungkin juga menyukai