PKM Patingalloang Thifoid Lapsus
PKM Patingalloang Thifoid Lapsus
DEMAM TIFOID
FAKULTAS KEDOKTERAN
PENDAHULUAN
pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan
perseorangan tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan perventif, untuk
Makassar, tepatnya berada di wilayah Kecamatan Ujung Tanah Kota Makassar dengan lingkup
kerja 4 (empat) kelurahan dengan luas wilayah kerja 22,24 km2. Adapun 4 kelurahan yang masuk
a. Kelurahan Pattingalloang
c. Kelurahan Cambaya
kerja, yaitu :
masyarakat
komprehensif
6. Menciptakan lingkungan sehat yang bersih, indah, hijau, aman dan nyaman.
masyarakat.
Puskesmas Pattingalloang mencakup pelayanan rawat jalan dan rawat inap. Pelayanan
rawat jalan merupakan salah satu unit kerja puskesmas yang melayani pasien yang berobat jalan
dan tidak lebih dari 24 jam pelayanan, termasuk seluruh prosedur diagnostik dan terapeutik.
Sedangkan rawat inap adalah puskesmas yang diberi tambahan ruangan dan fasilitas untuk
menolong pasien gawat darurat baik berupa tindakan operatif terbatas maupun asuhan perawatan
pasien rawat inap, dengan penyakit rawat inap terbanyak tahun 2017, antara lain :
Berikut distribusi penyakit rawat inap umum teratas tahun 2017 dalam bentuk tabel dan
grafik.
No Nama Penyakit
1 Demam Thypoid
2 Dyspepsia
3 Diare
4 Hipertensi
5 Febris
6 Kolik Abdomen
7 Hiperemesis
8 Campak
50 47
41
40 34
30
20
9 6
10 4 3 1
0
BAB II
LAPORAN KASUS
A. Anamnesis
1. Identitas Pasien
a. Nama Lengkap :
b. Jenis Kelamin :
c. Umur :
d. Pekerjaan :
e. Alamat :
2. Riwayat Penyakit
a. Keluhan Utama: Demam hilang timbul yang dialami sudah 4 hari terutama pada sore
Pasien masuk melalui UGD Puskesmas Patingngaloang pada tanggal 05 Juli 2017
dengan keluhan demam sejak 4 hari yang lalu, hilang timbul, terutama pada sore dan
malam hari. Pola demam yang dirasakan adalah dimulai dengan badan terasa dingin,
kemudian panas dalam beberapa menit dan menggigil, kemudian berkeringat diikuti
Pasien juga mengeluh nyeri kepala, seperti tertusuk-tusuk, diseluruh kepala yang
muncul terutama saat pasien demam.Pada 2 hari terakhir pasien mengeluh mual atau
seperti ingin muntah, rasa tidak nyaman diperut dan nyeri pada uluhati.Malam sebelum
pasien masuk UGD, muntah 2x di rumah, isi makanan dan air.Nafsu makan menurun,
namun pasien kuat minum. Pasien mengatakan belum BAB sejak 3 hari yang lalu..
4. Riwayat Pengobatan
sebelum dirawat, demam pasien sempat turun dan membaik dan kemudian demam lagi,
bekerja mulai pukul 08.00 pagi hingga pukul 17.00.Hal ini membuat pasien lebih banyak
mengkonsumsi makanan yang dibeli di warung sekitar tempat kerjanya, terutama saat
makan siang.Pasien mengatakan bahwa salah satu dari teman kerjanya juga menderita
penyakit thypoid.
Pasien beragama islam dan tinggal dijalan Barukang 1 bersama istrinya yang usia
pernikahannya sudah 2 tahun dan belum memilik anak, tinggal dirumah berdinding batu,
dengan luas bangunan kurang lebih 15 meter, berlantai 1. Pemukiman disekitar rumah
pasien padat, rumah saling berdempetan, sistem irigasi kurang baik terbukti dengan
banyaknya sampah di got. Keadaan dalam rumah kelihatan padat karena ruangan yang
sempit. Penyediaan jamban tidak memenuhi kriteria jamban sehat karena kamar mandi,
jamban, serta tempat mencuci peralatan makan dilakukan ditempat yang sama. Pasien
menggunakan air sumur bor untuk mandi dan mencuci. Dan untuk minum, pasien
B. Pemeriksaan Fisik
1. Status Present
d. Nadi : 88 x/m
e. Suhu : 38 oC
2. Status Generalis
a. Kepala
6) Mulut : Bibir kering (+), sianosis (-), lidah kotor (+), perdarahan gusi (-), faring
hiperemis (-)
b. Leher
1) Trakhea : Di tengah
c. Thoraks
1) Bentuk : Simetris
d. Jantung
3) Perkusi : Batas atas sela iga II garis parasternal kiri; batas kanan sela IV garis para
e. Paru
3) Perkusi : Sonor
f. Abdomen
2) Palpasi : hepar dan lien tidak teraba; nyeri tekan (+) daerah epigastrium
3) Perkusi : Timpani
g. Gentalia eksternal
Tidak dievaluasi
h. Ektremitas
1) Superior : Akral dingin, Rumple leed test (-)
Hemoglobin 12 gr%
Leukosit 6400 sel/mm3
07/07/2017
Trombosit 190.000 sel/mm3
Widal test OA: 1/80 ; HA: 1/80
D. Resume
Pasien masuk UGD PKM patingaloang dengan keluhan demam (+) 4 hari
sebelumnya, hilang-timbul, terutama pada sore dan malam hari, menggigil (+), nyeri kepala
(+), mual (+), muntah (+) 2x isi makanan dan air, nyeri uluhati (+), Sejak keluhan awal
muncul sampai hari dirawat pasien hanya belum pernah BAB, BAK lancar.
Hasil pengukuran tanda-tanda vital dalam batas normal, kecuali suhu tubuh 38oC
(febris).Pada pemeriksaan fisik didapatkan lidah kotor (+),nyeri tekan epigastrium (+), tidak
ada pembesaran hepar, lien atau kelenjar regional.Auskultasi bising usus (+) kesan normal.
Ditunjang dengan hasil pemeriksaan laboratorium pertama yaitu widal test didapatkan
hasil positif pada beberapa titer. Pada pemeriksaan widal ke-2 didapatkan hasil masih positif
didapatkan pasien sering mengkonsumsi makanan di sekitar tempat kerjanya yang tidak
dijamin kebersihannya dan ada teman kerja pasien yang menderita penyakit yang sama.
Riwayat mendapatkan pengobatan paracetamol yang dibeli sendiri diapotik dekat rumahnya,
Keadaan lingkungan pasien, pasien tinggal dijalan Barukang 1 bersama istrinya yang usia
pernikahannya sudah 2 tahun dan belum memilik anak, tinggal dirumah berdinding batu,
dengan luas bangunan kurang lebih 15 meter, berlantai 1. Pemukiman disekitar rumah
pasien padat, rumah saling berdempetan, sistem irigasi kurang baik terbukti dengan
banyaknya sampah di got. Keadaan dalam rumah kelihatan padat karena ruangan yang
sempit. Penyediaan jamban juga tidak memenuhi kriteria jamban sehat karena kamar mandi,
jamban, serta tempat mencuci peralatan makan dilakukan ditempat yang sama. Pasien
menggunakan air sumur untuk mandi dan mencuci. Dan untuk minum, pasien menggunakan
E. Diagnosis
Berdasarkan gambaran klinis, pemeriksaan fisik dan hasil laboratorium maka pasien
F. Diagnosis Banding
2. Febris Unknown
G. Terapi
1. IVFD RL 28 tpm
2. Paracetamol 3x 500 mg
3. Cefixime 3 x 500 mg
4. Domperidone 3 x 10 mg
5. Vitamin B6 3 x 1
6. Tirah baring
8. Observasi suhu
H. Edukasi
1. Diet, pentahapan mobilisasi, dan konsumsi obat sebaiknya diperhatikan dan dilakukan
I. Follow Up
HASIL TERAPI
TANGGAL PERJALANAN PENYAKIT
LABORATORIUM
05/07/2017 KU : Demam (+) 4 hari, Darah Rutin: - Ivfd RL 28 tpm
menggigil (+), nyeri kepala - HB : 12 gr% - Paracetamol
(+), mual (+), muntah (+), - Leukosit : 11.600 3x500 mg
nyeri ulu hati (+) sel/mm3 - Domperidone
Bab : belum bab 4 hari - Trombosit tab 3x1
BAK : lancar 270.000 sel/ mm3 - Cefixime
PF : TD : 100/70 Widal : 2x100 mg
N : 80x/i - OA : 1/160 - Vit. B6 3x1
P : 18x/i - OB : -
S : 38C - OC : -
Lidah kotor (+) - OD : -
Bising usus (+) kesan normal - HA : 1/320
Nyeri tekan (+) epigastric - HB : -
D/ : Demam typhoid - HC : -
- HD : -
06/07/2017 KU : Demam (+), menggigil - Ivfd RL 28 tpm
(+), nyeri kepala (-), mual (-), - Paracetamol
muntah (-), nyeri ulu hati (-) 3x500 mg
Bab : baik - Domperidone
Bak : lancar tab 3x1
PF : TD : 110/80 - Cefixime
N : 80x/i 2x100 mg
P : 20x/i - Vit. B6 3x1
S : 39 C
Lidah kotor (+)
Bising usus (+) kesan normal
Nyeri tekan (+) epigastric
D/ : Demam typhoid
07/07/2017 KU : Demam (-), nyeri Darah Rutin: - Ivfd RL 24 tpm
kepala (-), mual (-), muntah (- - HB : 12 gr% - Paracetamol
), nyeri ulu hati (-) - Leukosit : 6400 3x500 mg
Bab : baik sel/mm3 - Domperidone
Bak : lancar - Trombosit tab 3x1
PF : TD : 120/80 190.000 sel/ mm3 - Cefixime
N : 80x/i Widal : 2x100 mg
P : 20x/i - OA : 1/80 - Vit. B6 3x1
S : 36.7 C - OB : -
Lidah kotor (-) - OC : -
Bising usus (+) kesan normal - OD : -
Nyeri tekan (-) epigastric - HA : 1/80
D/ : Demam typhoid - HB : -
- HC : -
- HD : -
08/07/2017 KU : Demam (-), nyeri - Aff infus
kepala (-), mual (-), muntah (- - Paracetamol
), nyeri ulu hati (-) 3x500 mg
Bab : baik - Domperidone
Bak : lancar tab 3x1
PF : TD : 110/80 - Cefixime2x100
N : 80x/i mg
P : 20x/i Vit. B6 3x1
S : 37 C - Boleh pulang
Lidah kotor (-)
Bising usus (+) kesan normal
Nyeri tekan (-) epigastric
D/ : Demam typhoid
BAB III
PEMBAHASAN
Pasien masuk melalui UGD pada tanggal 04/07/17 di Puskesmas Patingngaloang dengan
keluhan demam sejak 4 hari yang lalu, timbul hilang, terutama pada sore dan malam hari.Pola
demam yang dirasakan adalah dimulai dengan badan terasa dingin, kemudian panas dalam
beberapa menit dan menggigil, kemudian berkeringat diikuti penurunan suhu tubuhnya.Pasien
juga mengeluh nyeri kepala, seperti tertusuk-tusuk, diseluruh kepala yang muncul terutama saat
pasien demam.Pada dua hari terakhir pasien mengeluh mual atau seperti ingin muntah, rasa tidak
nyaman diperut dan nyeri pada ulu hati.Nafsu makan pasien menurun, Pasein mengatakan belum
Pemeriksaan tanda vital didapatkan tekanan darah 100/70, nadi 80x/menit, regular, suhu
38oC (febris), dan pada pemeriksaan fisik didapatkan adanya bibir kering, lidah kotor, nyeri
tekan epigastrium. Pada pemeriksaan Widal test didapatkan titer OA 1/160, HA 1/320
Berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik, pasien didiagnosa sebagai suspek demam
typhoid karena adanya gejala demam dan gangguan saluran cerna, serta nyeri epigastrium dan
lidah kotor yang merupakan tanda khas dari demam typhoid. Ditunjang dengan hasil
pemeriksaan laboratorium yaitu widal test didapatkan hasil positif pada beberapa titer. Sehingga
pada pasien tersebut dapat di diagnosis sebagai demam typhoid klinis (Probable Case).
Pemeriksaan widal ini merupakan pemeriksaan laboratorium awal yang dilakukan pada
pasien suspek typhoid.Dimana dengan adanya hasil positif dapat memastikan diagnosis demam
tifoid.Pemeriksaan Widal ini bertujuan untuk mendeteksi antibodi terhadap antigen Salmonella
typhi.Biasanya antibodi antigen O dijumpai pada hari 6-8 dan antibodi terhadap antigen H
dijumpai pada hari 10-12 setelah sakit.Pada orang yang telah sembuh, antibodi O masih tetap
dapat dijumpai setelah 4-6 bulan dan antibodi H setelah 10-12 bulan.
Salmonella typhi dan paratyphi dari genus Salmonella merupakan basil penyebab demam
thypoid.Basil ini adalah gram negative, bergerak, tidak berkapsul, tidak membentuk spora, tetapi
memiliki fimbria, bersifat aerob dan anaerob fakultatif. Ukuran antara (2-4) x 0,6 m. Suhu
optimum untuk tumbuh adalah 370C dengan PH antara 6-8. Perlu diingat bahwa basil ini dapat
hidup sampai beberapa minggu di alam bebas seperti di dalam air, es, sampah dan
debu.Sedangkan reservoir satu-satunya adalah manusia yaitu seseorang yang sedang sakit atau
karier.
Basil Salmonella menular ke manusia melalui makanan dan minuman.Jadi makanan atau
minuman yang dikonsumsi manusia telah tercemar oleh komponen feses atau urin dari pengidap
typhoid. Beberapa kondisi kehidupan manusia yang sangat berperan, pada penularan adalah :
1. Hygiene perorangan yang rendah, seperti budaya cuci tangan yang tidak terbiasa.
Faktor ini paling berperan pada penularan typhoid. Banyak sekali contoh untuk ini
diantaranya : makanan yang dicuci dengan air yang terkontaminasi (seperti sayur-
sayuran dan buah-buahan), sayuran yang dipupuk dengan tinja manusia, makanan
yang tercemar dengan debu, sampah, dihinggapi lalat, air minum yang tidak dimasak,
dan sebagainya.
3. Sanitasi lingkungan yang kumuh, dimana pengelolaan air limbah, kotoran dan
Dari beberapa cara penularan diatas pada pasien ini ditemukan riwayat penyakit yang
sama dalam lingkungan tempat kerja nya. Ini menunjukkan terdapat pola penularan dari orang
yang ada disekitarnya.Pola penularannya dapat didapatkan dari makanan, maupun dari keadaan
lingkungan pasien.Kondisi tersebut menjadi salah satu faktor terjadinya penularan demam
typhoid. Selain itu, gaya hidup pasien juga diketahui lebih sering mengkonsumsi makanan yang
rumah pasien. Kunjugan rumah ini dimaksudkan untuk melihat bagaimana keadaan lingkungan
di rumah pasien, sehingga pada kunjungan rumah yang kami lakukan, didapatkan :
2. Sumber air yang digunakan untuk mandi, cuci, kakus adalah air sumur bor dan untuk
3. Penyediaan jamban tidak memenuhi kriteria jamban sehat karena kamar mandi,
sama.Beberapa hal diatas dapat menjadi faktor penyebab yang mendukung terjadinya
anggota keluarga. Dan nantinya akan menimbulkan gejala klinis Demam Tifoid.
1. Terapi farmakologi :
a. IVFD RL 28 tpm
b. Paracetamol 3x500mg
c. Cefixime 2x100mg
d. Domperidone 3x1
a. Tirah baring
3. Edukasi
1. Terapi Farmakologis
Terapi pada pasien ini dimulai dengan pemberian cairan Ringer laktat 28 tetes per-
menit, karena pada pasien thypoid harus mendapatkan cairan yang cukup, baik secara oral
maupun parenteral. Dosis cairan parenteral adalah sesuai dengan kebutuhan harian (tetesan
rumatan).Cairan harus mengandung elektrolit dan kalori yang optimal. Adapun terapi
simptomatik yang diberikan untuk perbaikan keadaan umum penderita adalah paracetamol
sebagai antipiretik, domperidon sebagai anti muntah karena pasien mengeluh mual dan
Antimikroba segera diberikan bila diagnosis klinis demam tifoid telah dapat
kasus diatas diagnosis dapat ditegakkan dengan gejala klinis yang khas dan pemeriksaan
widal yang memberikan hasil positif pada beberapa titer sehingga harus diberikan
2. Terapi Non-farmakologis
Terapi non-farmakologis yang paling awal harus dilakukan adalah tirah baring
dengan sempurna untuk mencegah komplikasi, terutama perdarahan dan perforasi. Jika
keadaan umum pasien membaik maka akan dilakukan mobilisasi secara bertahap, sesuai
dengan pulihnya kekuatan pasien. Selain itu pemberian diet yang sesuai dengan keadaan
umum pasien juga mendukung pemulihannya, pada pasien ini ditemukan adanya keluhan
gastrointersinal berupa mual, muntah dan nyeri uluhati, sehingga diet yang diberikan berupa
diet lunak.Makanan yang diberikan harus mengandung kalori dan protein yang tinggi.
penyakit demam tifoid ini, maka diberikan penyuluhan kepada pasien dan keluarga saat
kunjungan rumah, demi memutus rantai penularan dan mencegah kekambuhan adalah
dengan perbaikan sanitasi lingkungan; perbaikan hygiene makanan dan minuman; serta
Usaha perbaikan sanitasi lingkungan yang dapat pasien lakukan di tempat tinggalnya
1) menyediakan air bersih untuk aktifitas keluarga sehari-hari, seperti mencuci pakaian,
mandi, memasak, dll. Air bersih tersebut tidak boleh terkontaminasi dengan
dengan air bersih, sehingga tidak terkontaminasi dengan lalat dan serangga lain.
3) Mengelola air limbah, kotoran dan sampah dengan benar, dengan rutin membersihkan
selokan sekitar rumah dan membuang sampah rumah tangga pada tempatnya
sehingga dengan mudah diangkut oleh bak sampah, tidak dihinggap oleh lalat atau
Karena transmisi utama basil salmonella melalui air minum dan makanan, maka
hygiene makanan dan minum sangat penting dijaga pasien saat dirumah ataupun saat
bekerja, disesuaikan dengan ketentuan WHO yaitu Golden rule of WHO, maka yang
1) memilih air minum yang terjamin kebersihannya seperti air gallon/air miniral yang
terjamin atau air PAM yang dimasak sampai mendidih terlebih dahulu sebelum
dikonsumsi.
2) Mencuci bahan makanan dengan air mengalir dan bersih, memisahkan bahan
makanan mentah dengan makanan yang sudah dimasak, memasak makanan sampai
matang dan panaskan kembali dengan benar, serta melindungi makanan dari serangga
Dalam hai ini, pasien harus semakin meningkatkan kebersihan dirinya sendiri untuk
mencuci tangan dengan benar, menggunakan sabun dan air mengalir, saat ingin makan,
sesudah makan, setelah memegang sampah, setelah bekerja, dan setelah aktivitas-
penularan demam thypoid tersebut, maka dapat memutus mata rantai penularan, menurunkan
angka kejadian kasus baru demam tifoid dan pasien karier yang kembali relaps.
BAB IV
KESIMPULAN
Berdasarkan data penyakit yang diperoleh bahwa penyakit Demam Thypoid tidak pernah
lepas dari 10 penyakit teratas tahun 2016 dan 2017 di Puskesmas Pattingalloang.
Demam tifoid adalah infeksi sistemik akut yang disebabkan oleh Salmonella enteric
didiagnosa sebagai suspek demam typhoid. Ditunjang dengan hasil pemeriksaan laboratorium
yaitu widal test didapatkan hasil positif pada beberapa titer. Sehingga pasiendalam pembahasan
Pada pasien ditemukan riwayat penyakit yang sama dalam lingkungan tempat
kerjanya.Selain itu, gaya hidup pasien juga diketahui lebih sering mengkonsumsi makanan yang
dibeli sehingga higienitas dari makanan yang di konsumsi tidak terjamin. Hal ini yang menjadi
Pada kunjungan ke rumah pasien, lingkungan tempat tinggal pasien padat, sumber air
sumur untuk mandi, penyediaan jamban, dan makanan yang dikonsumsi memang mendukung
terjadinya penularan bakteri Salmonella ke makanan dan minuman yang akan dikonsumsi
anggota keluarga.
generasi kedua sehingga pemberian obat sangat efektif terhadap perkembangan kesembuhan
pasien.Hal ini terbukti dengan pemberian hari ke-3 cefixime pasien bebas
demam.Penatalaksanaan simptomatik yang lain berupa anti muntah yaitu domperidone, anti
penyakit demam tifoid ini, maka diberikan penyuluhan kepada pasien dan keluarga saat
kunjungan rumah, demi memutus rantai penularan dan mencegah kekambuhan adalah dengan
perbaikan sanitasi lingkungan; perbaikan hygiene makanan dan minuman; serta perbaikan
hygiene personal.