PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pada masa lalu mobil hanyalah diperlukan sebagai pengganti kaki-kaki manusia, tetapi
sekarang banyak bagian-bagian tambahan lain yang diperlukan untuk dapat memenuhi selera
kepuasan, stabil, dapat bergerak cepat, hemat bahan bakar dan lainnya.
Motor bensin terdiri dari mesin yang menghasilkan tenaga dari bahan bakar bensin dimana
pada system ini ditambahkan juga system pelumasan, system pendingin, system pengapian yang
membakar campuran udara dan bensin dimana bagian ini memungkinkan menghasilkan tenaga
yang besar dengan suatu unit ukuran yang kecil.
Motor diesel merupakan motor yang menggunakan bahan bakar solar dan tidak
menggunakan system pengapian/tidak membutuhkan busi tetapi kadangkala memakai busi pijar,
pada kontruksi motor diesel lebih kuat dan memiliki suara yang agak bising.
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah agar mahasiswa mampu menjelaskan pengertian
motor bakar dan prinsip kerja motor bensin dan diesel
Motor bakar torak merupakan salah satu mesin pembangkit tenaga yang mengubah energi
panas (energi termal) menjadi energi mekanik melalui proses pembakaran yang terjadi dalam
ruang bakar sehingga menghasilkan energi mekanik berupa gerakan translasi piston
(connecting rods) menjadi gerak rotasi poros engkol yang untuk selanjutnya di teruskan ke
sistem transmisi roda gigi kemudian di teruskan ke roda penggerak sehingga kendaraan dapat
berjalan.
Menurut siklus kerja ideal, motor bakar torak terbagi menjadi tiga yakni motor bensin
(otto) atau yang lebih umum spark ignition engines (SIE), motor diesel atau yang lebih
umum compression ignition engines (CIE), dan siklus gabungan. Sedangkan menurut langkah
yang di tempuh dalam menghasilkan tenaga, maka motor bakar torak terbagi menjadi motor
bakar dua langkah (two strokes engines) dan motor bakar empat langkah (four strokes
engines).
Salah satu yang membedakan antara motor bensin dan motor diesel adalah bahan bakarnya,
motor bensin seperti halnya namanya menggunakan bensin (premium) sebagai bahan bakarnya,
sedangkan motor diesel menggunakan bahan bakar solar. Selain pada motor bensin terdapat
karburator dan busi, sebelum masuk ke dalam silinder, bensin di campur udara pada karburator,
jadi karburator befungsi untuk mengkondisikan (mengkabutkam) campuran bensin dan udara
agar bisa terbakar dalam ruang bakar. Untuk selanjutnya campuran tersebut akan terbakar
dalam ruang bakar melalui percikan api dari busi (ignition spark).
Sedangkan motor diesel, tidak menggunakan karburator dan busi, bahan bakar dan udara
masuk ke dalam ruang bakar tidak secara bersamaan, pada proses hisap yang masuk hanyalah
udara, sedangkan bahan bakar masuk saat kompresi. sehingga campuran tersebut akan terbakar
dengan menggunakan kenaikan tekanan melalui proses kompresi yang melebihi titik nyala
dari bahan bakar tersebut, sehingga terjadilah proses pembakaran.
Motor bakar dua langkah adalah jenis motor bakar yang menghasilkan tenaga dengan
dua kali langkah piston atau satu kali putaran poros engkol, sedangkan motor bakar empat
langkah , untuk menghasilkan tenaga memerlukan empat langkah piston atau dua kali putaran
poros engkol
Motor bakar adalah jenis mesin kalor yang termasuk Mesin Pembakaran Dalam (Internal
Combustion Engine). Internal Combustion Engine (I.C. Engine) adalah mesin kalor yang
mengubah energi kimia bahan bakar menjadi kerja mekanis, yaitu dalam bentuk putaran poros.
Energi kimia bahan bakar pertama diubah menjadi energi panas melalui proses pembakaran atau
oksidasi dengan udara dalam mesin. Energi panas ini meningkatkan temperatur dan tekanan gas
pada ruang bakar. Gas bertekanan tinggi ini kemudian berekspansi melawan mekanisme mekanik
mesin. Ekspansi ini diubah oleh mekanisme link menjadi putaran crankshaft, yang merupakan
output dari mesin tersebut. Crankshaft selanjutnya dihubungkan ke sistem transmisi oleh sebuah
poros untuk mentransmisikan daya atau energi putaran mekanis yang selanjutnya energi ini
dimanfaatkan sesuai dengan keperluan.
Siklus Otto pada mesin bensin disebut juga dengan siklus volume konstan, dimana
pembakaran terjadi pada saat volume konstan. Pada mesin bensin dengan siklus Otto dikenal dua
jenis mesin, yaitu mesin 4 langkah (four stroke) dan 2 langkah (two stroke). Untuk mesin 4
langkah terdapat 4 kali gerakan piston atau 2 kali putaran poros engkol (crank shaft) untuk tiap
siklus pembakaran, sedangkan untuk mesin 2 langkah terdapat 2 kali gerakan piston atau 1 kali
putaran poros engkol untuk tiap siklus pembakaran. Sementara yang dimaksud langkah adalah
gerakan piston dari TMA (Titik Mati Atas) atau TDC (Top Death Center) sampai TMB (Titik
Mati Bawah) atau BDC (Bottom Death Center) maupun sebaliknya dari TMB ke TMA.
Pada mesin bensin di sebut juga dengan siklus volume konstan (Siklus Otto), dimana
pembakaran terjadi pada saat volume konstan. Dalam satu siklus ini untuk menghasilkan tenaga
gerak pada mesin bensin dilakukan beberapa proses yang dimulai dari proses pengisapan gas ke
dalam silinder, mengkompresikan, membakarnya, kerja dan membuang gas sisa pembakaran ke
luar silinder.
Di lihat dari prinsip kerjanya dalam melakukan satu siklus untuk menghasilkan kerja dibagi
menjadi dua jenis :
Untuk mesin 4 langkah terdapat 4 kali gerakan piston atau 2 kali putaran poros engkol (crank
shaft) untuk tiap siklus pembakaran, sedangkan untuk mesin 2 langkah terdapat 2 kali gerakan
piston atau 1 kali putaran poros engkol untuk tiap siklus pembakaran. Sementara yang dimaksud
langkah adalah gerakan piston dari TMA (Titik Mati Atas) atau TDC (Top Death Center) sampai
TMB (Titik Mati Bawah) atau BDC (Bottom Death Center) maupun sebaliknya dari TMB ke
TMA
Motor bakar torak 4 langkah adalah jenis motor bakar yang menyelesaikan satu siklusnya
dengan 4 gerakan translasi piston (4kali 180o gerakan poros engkol) atau dengan kata lain
dalam menghasilkan tenaga memerlukan dua kali putaran poros engkol (2 kali 360o).
Adapun siklus kerja motor bensin empat langkah, seperti terlihat pada gambar 1
adalah sebagai berikut : [Heywood, John B, 1989]
1) Langkah Hisap
Saat langkah hisap, piston bergerak dari TMA ke TMB. Katup masuk (hisap) terbuka
dan katup buang tertupup, sehingga campuran bahan bakar dan udara dari karburator akan
masuk silinder.
3) Langkah Ekspansi/Usaha
Setelah sampai TMA gas pembakaran hasil kompresi memerlukan ruang untuk
beekspansi karena tekanan dan temperaturnya yang tinggi sehingga akan mendorong piston
untuk bergerak menuju TMB, Walaupun proses pembakarannya sendiri belum selesai sampai
kira kira 7 - 10 setelah TMA. Pada langkah ini baik katup hisap maupun katup
buang berada pada posisi tertutup. Langkah ekspensi ini juga disebut sebagai langkah kerja
karena pada langkah ini dihasilkan tenaga yang akan menggerakkan poros engkol.
4) Langkah Buang
Pada akhir langkah ekspansi di TMB selanjutnya piston akan bergerak menuju
TMA. Pada langkah ini katup buang membuka dan katup masuk menutup sehingga gerakan
ini akan mendorong gas sisa pembakaran untuk keluar dari silinder menuju ke saluran gas
buang (knalpot).Setelah sampai TMA maka siklus akan dimulai lagi dari langkah hisap dan
seterusnya.
Untuk memperoleh tenaga hanya diperlukan dua langkah piston atau satu kali putaran
poros engkol. Tidak terdapat katup seperti pada mesin empat langkah. Sistem pemasukan
campuran bahan bakar dan udara ke dalam silinder melalui lubang yang terdapat pada sisi
silinder, begitu juga pada sistem pengeluaran gas sisa pembakaran. Siklus motor bakar dua
langkah seperti terlihat pad gambar 2 adalah sebagai berikut :
1) Langkah Kompresi
Gerakan piston dari TMB menuju TMA, gerakan ini menyebabkan tertutupnya lubang
pemasukan campuran bahan bakar dan udara terlebih dahulu (karena letak lubang pemasukan
yang relative lebih dekat ke TMB dari pada lubang pengeluaran) dan disusul tertutupnya
lubang pembuangan, sehingga untuk selanjutnya gerakan ini akan menekan campuran bahan
bakar dan udara didalam silinder dan campuran dari kalburator akan terhisap menuju crank
case. Ketika beberapa derajat sebelum TMA maka campuran tersebut akan dibakar oleh
percikan api yang berasal dari busi.
2) Langkah Ekspansi
Gas sisa pembakaran menekan piston sehingga akan bergerak kearah TMB, lubang
pembuangan yang relative lebih dekat dengan TMA akan terbuka menyusul lubang
pemasukan juga terbuka. Ketika lubang pembuangan terbuka maka gas sisa pembakaran akan
meuju saluran buang (knalpot), dan ketika lubang pemasukan terbuka maka campuran bahan
bakar dan udara dari crank case akan masuk silinder. Setelah sampai TMB maka proses
(siklus) akan berulang.
Pada siklus mesin dua tak ini, proses pembakaran tidak bisa berlangsung relative
sempurna seperti pada motor empat langkah, karena pada saat piston menekan campuran
bahan bakar dan udara untuk proses pembakaran, saat itulah sebenarnya campuran tersebut
telah tercampur juga dengan gas sisa pembakaran sebelumnya yang belum sempat keluar
lewat lubang pembuangan. Begitu juga pada saat ekspansi, ketika pembuangan gas sisa
pembakaran melalui lubang pembuangan, maka campuran bahan bakar dan udara yang baru
masuk silinder sebagian akan ikut keluar lewat lubang pembuangan tersebut bersama gas
sisa pembakaran.
Mesin diesel ditemukan oleh Rudolf Diesel, pada tahun 1872. Dahulu mesin diesel
menggunakan siklus diesel tapi sekarang ini menggunakan siklus sabathe. Mesin diesel
mempunyai tekanan kompresi yang tinggi (30 45kg/cm2) agar temperatur udara yang
dikompresikan mencapai 500C atau lebih.
Pada motor bakar diesel, proses penyalaannya bukan menggunakan loncatan bunga api
melainkan ketika torak hampir mencapai titik mati atas (TMA) bahan bakar disemprotkan ke
dalam ruang bakar melalui nosel sehingga terjadilah pembakaran pada ruang bakar dan udara
dalam silinder sudah mencapai temperatur tinggi. Syarat ini dapat terpenuhi apabila
perbandingan kompresi yang digunakan cukup tinggi, yaitu berkisar 16-25.
Motor diesel merupakan salah satu mesin yang menggunakan sistem internal combustion
engine (motor dengan pembakaran didalam silinder), dimana energi kimia dari bahan bakar
langsung diubah menjadi tenaga kerja mekanik.
a. Langkah Hisap
Pada langkah hisap, udara dimasukkan ke dalam silinder. Piston membentuk kevakuman
didalam silinder seperti pada mesin bensin, piston bergerak kebawah dari TMA menuju TMB.
Terjadinya vakum ini menyebabkan katup hisap terbuka dan memungkinkan udara segar masuk
kedalam silinder. Sedangkan katup buang menutup selama melakukan langkah hisap.
b. Langkah Kompresi
Pada langkah kompresi, piston bergerak dari TMB menuju TMA. Pada saat ini kedua katup
hisap dan buang tertutup. Udara yang dihisap selama langkah hisap kemudian ditekan pada 8-
12 sebelum piston mencapai titik TMA bahan bakar dikabutkan maka terjadilah pembakaran.
c. Langkah Kerja
Energi pembakaran mengekspansikan dengan cepat sehingga piston terdorong kebawah.
Gaya yang mendorong piston kebawah diteruskan ke connecting rod dan poros engkol dirubah
menjadi gerak putar untuk memberi tenaga pada mesin.
d. Langkah Buang
Pada saat piston menuju TMB, katup buang terbuka dan gas sisa hasil pembakaran
dikeluarkan melalui katup buang pada saat piston bergerak ke atas lagi. Gas akan terbuang habis
pada saat piston mencapai TMA.
Keterangan :
0 1 = Langkah hisap
1 2 = Langkah kompresi
2 3 = Langkah pembakaran
3 4 = Langkah ekspansi
4 1 = Pembuangan pendahuluan
1 0 = Langkah buang
Injection nozzle menyemprotkan bahan bakar langsung ke ruang bakar utama (main
combustion) yang terdapat diantara silinder head dan piston.
Di lihat dari prinsip kerjanya dalam melakukan satu siklus untuk menghasilkan kerja dibagi
menjadi dua jenis :
Mesin diesel ditemukan oleh Rudolf Diesel, pada tahun 1872. Motor diesel merupakan salah
satu mesin yang menggunakan sistem internal combustion engine (motor dengan pembakaran
didalam silinder), dimana energi kimia dari bahan bakar langsung diubah menjadi tenaga kerja
mekanik.
Gas yang diisap pada langkah motor bensin adalah campuran antara bahan bakar dan
udara sedangkan pada motor diesel adalah udara murni.
Bahan bakar pada motor bensin terbakar oleh loncatan bunga api busi, sedangkan pada
motor diesel oleh suhu kompresi tinggi.
Motor bensin menggunakan busi sedangkan motor diesel menggunakan injector
(nozzel)/Busi pijar.
http://smkwikapwt.sch.id/download/al11.pdf
http://eprints.undip.ac.id/41368/3/BAB_II_dasar__teori.pdf
http://eprints.undip.ac.id/41619/3/BAB_II.pdf
http://eprints.undip.ac.id/41573/4/BAB_II_.pdf
http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/19/jtptunimus-gdl-s1-2008-teguhajisa-923-2-bab2.pdf