PEMERIKSAAN NARKOBA
DISUSUN OLEH :
KELAS 15 D
KELOMPOK 3
2. MULYATI 153145453140
3. HASMIDAR 153145453130
4. SUHARTI 1531454531
TAHUN 2017
BAB I
PENDAHULUAN
standar pengobatan dan jika disertai peredaran narkoba secara gelap akan
yang sangat besar bagi kehidupan dan nilai-nilai budaya bangsa yang pada
mudahnya dapat diperoleh bahkan sudah dapat diracik sendiri yang sulit
Jumlah penggunaan narkoba tercatat saat ini hampir 4 juta jiwa, hasil
dewasa.
efektif dibanding pemeriksaan untuk jenis spesimen lain. Hal ini karena
Test yang digunakan pada praktikum adalah bentuk strip carik celup,
antigen narkoba pada sampel urin manusia maka antigen akan berkompentisi
dengan drugs konjugat yang terdapat pada garis tes. Jika dalam sampel urin
terdapat anti narkoba (positif) maka antigen akan berikatan dengan antibody bebas
yang terdapat pada strip. Antibody bebas yang tidak berikatan dengan antigen
akan berikatan dengan drugs konjugat yang terdapat pada garis control hingga
jenuh dan membentuk kompleks warna pada daerah garis control. Begitu pula
sebaliknya jika pada sampel urin tidak terdapat antigen narkoba (negative) maka
antibody bebas akan langsung berikatan dengan drugs konjugat yang terdapat
pada garis tes dan garis control hingga jenuh, dan membentuk kompleks warna
TINJAUAN PUSTAKA
dari narkotika, alkohol, psikotropika dan zat adiktif lain. Narkotika menurut
farmakologi adalah zat yang dapat menghilangkan rasa nyeri dan membius
(opiat). Narkotika menurut UU RI no. 22 tahun 1997 adalah opiat, ganja dan
kokain. Zat adiktif adalah zat yang bila digunakan secara teratur, sering, dalam
adalah suatu keadaan ketika seseorang yang bila mengurangi atau menghentikan
penggunaan NAPZA tertentu secara teratur, sering dan cukup banyak, ia akan
mengalami sejumlah gejala fisik maupu mental, sesuai dengan jenis NAPZA yang
Menurut smith kline dan french clinical staff (1968) membuat defenisi
Narkotika ada dua macam, yaitu narkotika alami dan sintesis. Yang
termasuk narkotika alami adalah berbagai jenis candu, morphine, heroin, ganja,
hashish, codein dan cocain. Narkotika alam ini termasuk dalam pengertian
narkotika secara luas. Narkotika sintesis yang termasuk didalamnya zat-zat (obat)
yang tergolong dalam tiga jenis obat yaitu: hallucinogen, depressant dan
obat bius dan obat-obat berbahaya atau narcotic and dangerous drugs ( Sasangka,
2003).
b. mengalami gejala putus zat (NAPZA). Selain ditandaia dengan gejala putus
obbat baik alamiah maupun sintesis bukan narkotika, yang berkhasiat psikoaktif
melalui pengaruh selektif pada susunan saraf pusat yang menyebabkan perubahan
Narkotika :
sebagai pilihan terakhir dan dapat digunakan Dalam terapi dan/ atau untuk
Sedangkan Psikotropika :
dapat digunakan dalam terapi dan/ atau untuk tujuan ilmu pengetahuan,
serta mempunyai potensi kuat mengaki batkan sindroma ketergantungan.
banyak digunakan dalam terapi dan/ atau untuk tujuan ilmu pengetahuan,
sangat luas digunakan dalam terapi dan/ atau untuk tujuan ilmu
atau lebih zat, sehingga zat tersebut akan masuk ke dalam peredaran darah
pusat (otak). Mekanisme kerja obat dalam tubuh merupakan suatu keadaan
dimana obat tersebut merangsang susunan saraf pusat untuk bekerja sesuai
dengan karakteristik zat yang digunakan. Zat yang masuk ke dalam tubuh
atau zat - zat yang dimungkinkan terkandung di dalam urine, dan juga untuk
Urine atau air seni atau air kencing adalah cairan sisa yang diekskresikan
oleh ginjal yang kemudian akan dikeluarkan dari dalam tubuh melalui proses
dalam darah yang disaring oleh ginjal dan untuk menjaga homeostasis cairan
karena sebagian pembuangan cairan oleh tubuh adalah melalui sekresi urin
(Simanjuntak, 1997).
Urine Sewaktu adalah urine yang dikeluarkan pada satu waktu yang tidak
ditentukan dengan khusus. Urine sewaktu ini cukup baik untuk pemeriksaan rutin
transparan, sedang warna urine kuning muda urine berasal dari zat warna
empedu (bilirubin dan biliverdin). Urin normal pada manusia terdiri dari air,
urea, asam urat, amoniak, kreatinin, asam laktat, asam fosfat, asam sulfat,
klorida, garam - garam terutama garam dapur, dan zat - zat yang berlebihan
di dalam darah misalnya vitamin C dan obat - obatan. Semua cairan dan
materi pembentuk urine tersebut berasal dari darah atau cairan interstisial.
penting bagi tubuh, misal glukosa, diserap kembali ke dalam tubuh melalui
urine meliputi deteksi keberadaan zat - zat yang seharusnya tidak terdapat
jumlah yang besar. Tes urine juga digunakan untuk mendeteksi kehamilan
Penyakit yang dapat dideteksi melalui tes urine cukup banya, antara
eklampsia (pada wanita hamil), dan beberapa lagi lainnya. Pada penyakit -
fisik. Sebab, tes urine hanyalah pelengkap atau penguat dugaan adanya
Urine berasal dari darah yang dibawa arteri renalis masuk ke dalam
glomerulus. Pada tubulus ginjal akan terjadi penyerapan kembali Zat - zat
yang sudah disaring pada glomerulus, sisa cairan akan diteruskan ke piala
awal pada obat pada golongan yang besar atau metobolitnya dengan hasil
presisi dan akurasi yang masih dapat diterima, walaupun kurang spesifik
dan dapat menyebabkan hasil positif palsu karena terjadinya reaksi silang
dengan substansi lain dengan struktur kimia yang mirip. Pada pemeriksaan
yang dapat mengidentifikasi jenis obat secara spesifik dan tidak dapat bereaksi
kokain opiat dan PCP. Obat lain yang sering disalahgunakan seperti
skrining maupun konfirmasi, telah ditetapkan standar cutoff oleh NIDA untuk
dalam sampel atau narkoba yang telah di konjugasi enzim antigen dalam strip
Test . Jika dijenuhi oleh narkoba sampel ( sampel positif narkoba ), maka IgG
tidak terjadi reaksi enzim-substrat yang berwarna. Sebaliknya jika tidak dijenuhi
lamat-lamat (ragu-ragu).
BAB III
METODELOGI KERJA
a. Pot urin.
b. Timer.
a. Urin sewaktu.
a. Preparasi sampel
jernih.
b. Cara kerja:
2. Dilepaskan tutup dan diberi label pada alat uji lalu di tulis dari
menyerap.
HASIL PRAKTIKUM
1.
Jenis Specimen Urine
2.
Kondisi Specimen Baik (jernih, tanpa endapan)
3.
Kode Specimen Mr. Syahwan
4.
Merek KIT Monotes
5.
No. Lot D1606138
6.
Tanggal kadaluarsa 201806
7.
Metode Pemeriksaan Rapid test
8.
Prinsip Pemeriksaan Imunokromatografi Kompetitif
9.
Intrepretasi Hasil
BAB V
PEMBAHASAN
periksa antara lain AMF, THC dan MOP. Hasil positif di tandai dengan terbentuk
1 garis yaitu pada area control (c), dan hasil negativ dengan terbentuk 2 garis
yaitu pada area control (c) dan test (t), sedangkan hasil invalid apabila terbentuk
garis pada control C atau garis pada control T, atau tidak sama sekali terbentuk
narkoba. Dimana sampel urin yang mengandung drug antigen (AMP, THC, dan
lalu konjugat komplekst tadi menuju ke Test, dimana antigen yang masih bebas
akan berikatan dengan drugs konjugat yang terdapat pada control C sampai jenuh,
Proses dari masuknya narkoba melalui sirkulasi darah, zat narkoba akan
dibawa ke otak, hati ginjal, dan organ lainnya. Kemudian mengalami metabolism
serta melalui ginjal dieksreksi dan dikeluarkan lewat urin. Efek yang ditimbulkan
zat narkoba dapat mempengarhui susunan saraf pusat dan merusak organ-organ
dalam tubuh.
Pada proses pemeriksaan dilaboratorium dapat digunakan sampel yaitu :
yang berupa raw material (serbuk, kristal, tablet, kapsul, bahan/daun, biji, batang),
spesimen (urine, darah, dan rambut), maupun sediaan farmasi seperti wadah
plastik, alat hisap, botol, alat suntik, maupun wadah bekas tempat yang dicurigai
narkoba.
dengan dua tahap pemeriksaan yaitu pemeriksaan awal (skrining) dan lanjutan
golongan besar atau metabolitnya dengan hasil presumptive positif atau negative.
terjadinya hasil positif palsu. False positive atau yang disebut dengan positif palsu
dapat terjadi pada alat skrining urine narkoba, hal ini dikarenakan metode alat
dan antibodi secara kompetisi. Positif palsu disebabkan adanya reaksi silang
dengan substansi lain yang mempunyai kemiripan dalam struktur kimia. Untuk
obat secara spesifik dan tidak dapat bereaksi silang dengan substansi lain.
Kekurangan metode konfirmasi adalah waktu pengerjaannya yang lama,
PENUTUP
V.I Kesimpulan
bahwa pada :
Sampel urin yang di periksa tidak mengandung narkoba, hal ini karena
pada strip yang digunakan menunjukkan tanda garis merah pada control dan
Sumiati, dan Dinaerti. 2009. Asuhan keoerwatan pada klini penyalagunnan dan
ketergantungan NAPZA. Penerbit Trans Info Medi : Jakarta
LAMPIRAN
BAB 1 : Mulyati
BAB V : Hasmidar