Anda di halaman 1dari 3

Andhika Putra

0906520692

Psikologi Arsitektur
Mengenal Post-Occupancy Evaluation

Dalam kehidupan sehari-hari, kegiatan manusia tidak bisa terlepas dari pengaruh
lingkungan. Sebagai contoh, produktivitas kerja karyawan pada sebuah perusahaan
telekomunikasi bisa menurun sebanyak lima hingga tujuh persen ketika suhu udara
dinaikkan (Niemela, Hannulab, Rautioa, Reijulaa, & Railioc, 2002). Sebuah studi lain
yang dilakukan oleh Hygge & Knez (2001) menemukan bahwa kebisingan, temperatur
tinggi, dan pencahayaan memiliki pengaruh terhadap performa kognitif manusia.

Penemuan-penemuan ini memperlihatkan bagaimana kondisi suatu lingkungan


bisa memberikan pengaruh yang buruk dan baik. Untuk mengetahui apakah suatu
lingkungan memberikan pengaruh buruk atau baik, diperlukan analisis tentang seberapa
berfungsinya suatu lingkungan. Untuk itu, diberlakukanlah sebuah sistem yang dikenal
sebagai post occupancy evaluation (POE).

Menurut Zimring & Reizenstein (1980), POE adalah pemeriksaan (examination)


terhadap tingkat efektivitas suatu lingkungan buatan bagi manusia yang menempatinya.
The British Council for Offices (BCO), sebuah lembaga riset lingkungan kerja,
menyatakan bahwa POE bertujuan untuk mengevaluasi tingkat keberhasilan sebuah
tempat kerja dalam menunjang kebutuhan penggunanya (Oseland dalam Shen & Shen,
2011). Dalam hal ini, POE dibutuhkan dalam perusahaan yang memiliki produktivitas
rendah karena, misalnya, bersuhu tinggi, seperti yang diilustrasikan dalam Niemela
dkk., (2002).

Bagaimanakah POE dilakukan? Barlex (2006) dalam tulisannya Guide to Post


Occupancy Evaluation, membagi langkah analisis POE menjadi tujuh tahap: identifikasi
strategi, penentuan pendekatan, instruksi singkat, perencanaan, pemberlakuan, pelaporan,
dan tindak lanjut. Setelah menentukan cara melakukan dan jenis pendekatan dalam
melakukan POE, tim evaluator (pelaku POE) kemudian membuat semacam ringkasan
yang berisi siapa-melakukan-apa dalam rancangan kegiatan POE. Selanjutnya, rancangan
POE tersebut dibawa ke meja rapat untuk ditentukan waktu kegiatan, bentuk asesmen,
dan sebagainya. Bentuk asesmen POE bisa berupa observasi, wawancara, focus group
Andhika Putra

0906520692

Psikologi Arsitektur
discussion, dan workshop (Barlex, 2006). POE yang sudah dilakukan kemudian dianalisis
dan ditindaklanjuti.

Tidak seperti namanya (post = setelah), POE tidak hanya harus dilakukan
setelah sebuah bangunan ditempati saja. Untuk mengetahui efektivitas suatu lingkungan
pada waktu-waktu tertentu, bisa juga dilakukan POE secara berkala. Analisis awal
sebelum suatu lingkungan dibangun juga biasa dilakukan. Tujuannya, antara lain, adalah
untuk menentukan dasar bagi POE yang akan dilakukan di masa yang akan datang.

Menurut Barlex (2006), POE memiliki manfaat yang dibaginya menjadi tiga
tingkat berdasarkan jangka waktu: jangka pendek, jangka menengah, dan jangka
panjang. Manfaat yang didapat dari POE dalam jangka pendek, antara lain, adalah bisa
diketahuinya masalah pada lingkungan, sehingga hal tersebut bisa segera diatasi. Selain
itu, dengan melakukan POE, pengelola lingkungan akan mampu merespon kebutuhan
pengguna lingkungan tersebut. Dalam jangka menengah, POE bermanfaat untuk
mengetahui fungsi-fungsi baru dari suatu lingkungan. Terakhir, dalam jangka panjang,
POE bisa digunakan sebagai referensi untuk melakukan peningkatan mutu lingkungan.

Referensi

Barlex, M., J. (2006). Guide to Post Occupancy Evaluation. London: HEFCE/AUDE.

Hygge, S., & Knez, I. (2001). Effects of noise, heat and indoor lighting on cognitive
performance and self-reported affect. Journal of Environm ental Psychology, 21, 291-
299.

Niemela, R., Hannulab, M., Rautioa, S., Reijulaa,K., & Railioc, J. (2002). The effect
of air temperature on labour productivity in call centresa case study. Energy and
Buildings, 34 (8), 759-764.

Shen, W., & Shen, Q. (2011). BIM-based user pre-occupancy evaluation method for
supporting the designer-client communication in design stage. Makalah.
Andhika Putra

0906520692

Psikologi Arsitektur
Zimring, C. M., & Reizenstein, J. E. (1980). Post-occupance evaluation: an overview.
Environment and Behavior, 12 (4), 429-450.

Anda mungkin juga menyukai