Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
(PLTU)
NAMA KELOMPOK
ARI NASANIUS
1215020044
MOCHAMAD HAFIZ
1215020055
RAMADHAN ARGO
1215020057
WINDAH K
1215020061
Secara sederhana, cara kerja PLTU sama dengan proses memasak air. Mula-mula air
ditampung dalam tempat memasak dan kemudian diberi panas dari sumbu api yang menyala
dibawahnya. Akibat pembakaran menimbulkan air terus mengalami kenaikan suhu sampai
pada batas titik didihnya. Karena pembakaran terus berlanjut maka air yang dimasak
melampaui titik didihnya sampai timbul uap panas. Uap ini lah yang digunakan untuk
memutar turbin dan generator yang nantinya akan menghasilkan energi listrik.
Pembangkit listrik tenaga uap menggunakan berbagai macam bahan bakar terutama batu bara
dan minyak bakar serta MFO untuk start up awal. Salah satu PLTU terbesar adalah PLTU
Paiton, Probolinggo, Jawa Timur.
Proses konversi energi pada PLTU berlangsung melalui 3 tahapan, yaitu :
Pertama, energi kimia dalam bahan bakar diubah menjadi energi panas dalam bentuk uap
bertekanan dan temperatur tinggi.
Kedua, energi panas (uap) diubah menjadi energi mekanik dalam bentuk putaran.
Ketiga, energi mekanik diubah menjadi energi listrik.
Proses 1-2: Fluida kerja (misalnya air) dipompa dari tekanan rendah menjadi tekanan
tinggi. Pada tahap ini fluida kerja berfase cair sehingga hanga membutuhkan energi yang
relatif kecil untuk proses pemompaan.
Proses 2-3: Air bertekanan tinggi memasuki boiler untuk dipanaskan. Di sini air berubah
fase menjadi uap jenuh. Proses ini berlangsung pada tekanan konstan.
Proses 3-4: Uap jenuh berekspansi pada turbin sehingga menghasilkan kerja berupa
putaran turbin. Proses ini menyebabkan penurunan temperature dan tekanan uap, sehingga
pada sudu turbin tingkat akhir kondensasi titik air mulai terjadi.
Proses 4-1: Uap basah memasuki kondensor dan didinginkan sehingga semua uap berubah
menjadi fase cair. Air dipompakan kembali (Proses 1-2)
Besarnya kerja dibutuhkan pompa, panas yang diberikan boiler, kerja yang dihasilkan
turbin dan panas yang dibuang pada kondensor dapat diperhitungkan dengan bantuan
table Enthalpy-entropy air-uap air.
BAB II
KOMPONEN PLTU
2. Turbin
Turbin adalah mesin penggerak, dimana
energi fluida kerja dipergunakan langsung
untuk memutar roda turbin . Jadi, berbeda
dengan yang terjadi pada mesin torak, pada
turbin tidak terdapat bagian mesin yang
bergerak translasi. Bagaian turbin yang
memutar dinamakan rotor dan roda turbin
sedangkan bagian turbin yang tidak
berputar dinamakan stator atau rumah
turbin, roda turbin terletak di dalam rumah
turbin dan roda turbin memutar poros daya
yang menggerakkan atau memutar bebannya (dalam hal ini generator). Siklus ideal dari
turbin uap yang sederhana digunakan siklus Rankine.
Turbin uap menghasilkan putaran karena aliran uap yang tetap masuk ke nozzle dan
ditekan dengan tekanan rendah. Uap tersebut masuk ke steam jet, disini kecepatan uap
dinaikkan, sebagian energi kinetik dari uap tersebut dikirim ke sudu-sudu turbin yang
mengakibatkan terdorong sudu-sudu turbin untuk berputar. Besar dan kecilnya beban
sangat berpengaruh sekali terhadap uap yang akan dihasilkan, bila beban cukup tinggi,
maka jumlah uap yang dibutuhkan juga besar dan sebaliknya. Pengaturan jumlah uap
yang masuk kedalam turbin ini dilakukan oleh kontrol valve yang bekerja 3 tingkatan.
3. Kondensor
Condensor merupakan salah satu
komponen utama dan PLTU yang
berfungsi menkondensasikan uap
keluar turbin menjadi air menjadi
pendingin air laut. Agar proses
kondensasi tersebut lebih efisien,
maka tekanan di condensor harus
rendah (divakumkan). Kevakuman
pada condensor didapatkan dengan
cara menghisap ruang condensor
dengan Steam Air Jet Ejector. Air
hasil kondensasian disebut air
kondensat (condensate water). Air
kondesat masih mengandung
sedikit O2. Air ditampung di
hotwall dan dialirakan kembali ke siklusnya. Udara dan gas-gas yang terkondensasi
dikeluarkan oleh Steam Air Jet Ejector. Hal ini dilakukan sebab ada kemungkinan ada
udara yang terbawa.
4. Generator
Generator merupakan satu komponen yang paling penting pada sebuah pabrik penghasil
listrik semacam PLTU. Energi panas dari uap air yang diproduksi oleh boiler diubah
menjadi energi mekanis berupa putaran poros pada turbin. Energi mekanis tersebut
selanjutnya akan diubah menjadi energi listrik oleh generator. Generator listrik
menggunakan prinsip dasar dari Hukum Faraday dimana apabila sebuah konduktor listrik
dilewatkan ke sebuah medan magnet, akan timbul tegangan listrik yang terinduksi pada
konduktor tersebut.
Komponen utama dari rotor sebuah generator adalah magnet. Magnet ini dapat berupa
magnet permanen maupun magnet yang dibangkitkan dengan menggunakan kumparan.
Pada generator yang menggunakan kumparan sebagai magnet buatan, maka dibutuhkan
arus listrik yang mengalir ke kumparan tersebut. Proses dari pembangkitan medan magnet
secara buatan pada generator inilah yang disebut dengan proses eksitasi.
1. Condensate Pump
Berfungsi untuk memompa kondensor untuk di proses low pressure heater
3. FD Fan
Berfungsi untuk mensupply udara guna proses
bahan bakar, mendorong flue gas dan ruang
bakar (burner). Biasanya digunakan sendiri
kebanyakan pembangkit uap ukuran besar dan
hampir semua pembangkit uap kelautan dan
ditempatkan pada lubang-lubang udara ke
pemanas awal udara sehingga keselurahan sistem
sampai lubang masuk ke cerobong berada pada
tekanan positif
4. Low Pressure Heater (LP Heater)
Berfungsi untuk memanskan air pengisi boiler yang lewat didalamnya
5. Dearator
Berfungsi untuk memanaskan pengisi air boiler dan untuk menghilangkan udara yang
terkandung didalam air
7. Superheater
Merupakan alat yang berfungsi untuk menaikan temperatur uap jenuh sampai menjadi
uap panas lanjut (superheat vapour). Uap panas lanjut bila digunakan untuk
melakukan kerja dengan jalan ekspansi di dalam turbin atau mesin uap tidak akan
mengembun, sehingga mengurangi kemungkinan timbulnya bahaya yang disebabkan
terjadinya pukulan balik atau back stroke yang diakibatkan mengembunnya uap
belum pada waktunya sehingga menimbulkan vakum di tempat yang tidak
semestinya di daerah ekspansi. Superheater ditempatkan pada daerah aliran gas asap
yang bertempratur tinggi.
TURBIN
A. PEMERIKSAAN UNTUK TURBIN BARU
2. INSTALASI TURBIN.
Turbin harus ditempatkan pada pondasi semen yang benar-benar datar pada
ketinggian yang sesuai, lebih tinggi dari sekitarnya (kira-kira 30 cm). Baut-baut harus
dikunci kedasar turbin dan dicor dengan semen sehingga keseluruhan turbin benar-benar
kuat dan datar.
Direkomendasikan jarak antara turbin dengan turbin ataupun dengan dinding minimal 1,5
m. Hal ini bertujuan untuk kemudahan operasi dan maintenance maupun reparasi.
Untuk menghidari setiap kerusakan pada sudu turbin, adalah perlu untuk membersihkan
setiap kotoran berupa air, beram-beram dan benda asing lainnya yang masih tersisa didalam
alat-alat yang mengasilkan uap (boiler) dari pipa initial, dan tindakan ini harus dilakukan
sebelum turbin dijalankan untuk pertama kalinya.
Jika diadakan overhaul ataupun pengelasan dibagian dalam dari peralatan yang
mengashilkan uap (boiler) dan pipa initial, pembersihan lebih lajut harus dilakukan.
Pastikan uap tidak diblown out diruang yang tertutup, tetapi harus diruang terbuka.
Hitung partikel impact yang terlihat untuk 1 cm2 di area yang mempunyai kepekatan
tertinggi.
Pipa dapat dikatakan bersih, jika kurang dari 2 partikel impact pada 1 cm 2dan tidak ada
kelihatan impact tersendiri. Partikel yang kelihatan tidak lebih dari 1 mm2, walaupun betul
turbin mempunyai saringan uap, tetapi tidak mempunyai saringan yang halus.
2. MENGHENTIKAN TURBIN
a. Paralelkan dengan genset, pindahkan beban ke genset dan tekan knob open ACB
pada turbin.
b. Tarik keluar Pilot Valve.
c. Putar ke kiri knob Load Limit, sehingga Load Limit Pointer (tanda segitiga hitam)
menunjuk ke angka 0 2.
d. Putar ke kiri Knop Speed Setting sampai habis.
e. Buka Keran Turbo Oil Pump (electric Oil Pump hidup secara Otomatis).
f. Tutup Keran Uap Bekas, Keran uap masuk dan buka keran pembersih uap (Drain
Valve).
g. Buka Keran Direct Steam Injection yang masuk ke BPV.
h. Apabila turbin sudah benar-benar berhenti, tutup Keran Turbo Oil Pump atau OFF
kan. Switch Electric Oil Pump, Low Oil Pressure Switch dan Emergency Switch
tetap pada posisi OFF.
i. Tutup keran Air Pendingin dan keran pembersih uap (Drain Valve).
HAL HAL YANG PENTING DIPERHATIKAN
o Apabila tenakan uap masuk turbin turun dan Hz juga turun, jangan menambah Hz
dengan jalan menambah putaran turbin, tetapi bukalah Keran Pemancar (Hand
Nozzle Valve) dan kalau terpaksa kurangi tekanan pada BPV.
o Jika pada waktu permulaan start ada gejala over speed (lebih dari 1000 rpm), segera
hentikan turbin, periksa posisi Load Limit Pointer, periksa Spidle Cone apakah
macet.
Menjalankan turbin dengan putaran dibawah maupun diatas putaran nominal (1500 rpm)
selain dapat merusak turbin juga dapat merusak AVR generator.
1. Governor
Check, cuci bila perlu
3. Kopling :
Check, ukur
o Generator
4. Check keausan, Pressure
o Pompa Minyak
5. Saringan Minyak :
Cuci, ganti bila perlu
6. o Elemen
o Spin on Type Ganti
7. Oil Cooler
Cuci, check kebocoran, ganti O
8. Saringan anin generator Ring
Kabel Instrument Turbin Check, bersihkan
Check, ganti
1. Perawatan / Overhaul
Adalah perawatan rutin ditambah dengan :
1. Roda Turbin
Check sudu-sudu & kondisi permukaan.
2. Pinion Shaft
Check toleransi.
3. Bearing
Check clearance, shim / ganti
4. Sistem governor
Overhaul dan check
Boiler
Boiler adalah suatu alat yang menghasilkan panas (kalor) dengan membakar bahan
bakar di dalamnya yang digunakan untuk mengubah phase air menjadi uap dan tekanan
yang memiliki kalor yang tinggi untuk memutar turbin, kebutuhan air heater, dan
kebutuhan proses pada POM dan manufactur lain.
Standar Operasi Prosedur Boiler:
1. Pendahuluan sebelum pemanasan
Penting dilakukan pemanasan/kontrol yang seksama terhadap semua peralatan pada boiler
untuk memastikan bahwa semuanya berada dalam kondisi siap pakai sebelum dilakukan
pemanasan :
a. Periksa dan pastikan semua valve pada boiler dalam posisi tertutup
b. Periksa semua visual terhadap semua fan, seperti casing, bearing, v-belt, baut
penahan dan lain-lain
c. Periksa level air pada glass penduga, cobakan gelas penduga, guna memastikan
bahwa level air sekitar setengah gelas penduga
d. Periksa perssure gauge, berfungsi baik/tidak
e. Kontrol air compressor, dan pastikan tekanannya lebih besar 8 barg
f. Inspeksi ruang bakar dan pastikan bahwa dapur bersih dan fibre bar dan dinding
batu secara umum siap pakai
g. Periksa dan pastikan blow down valve dalam posisi tertutup
h. Periksa tangki air umpan dan isi bila di perlukan
i. Tes alarm untuk level air tinggi dan level air rendah (level pertama dan kedua). Ini
dilakukan dengan memompakan air ke level yang tinggi kemudian buang menjadi
level pertama dan kedua, kembalikan lagi level air diboiler sekitar setengahnya
2. Pemanasan (Menaikkan Steam)
Waktu yang dibutuhkan untuk pemanasan boiler bervariasi diantara jenis/type boiler, jika
boiler di padamkan malam sebelumnya, lakukan hal seperti berikut:
a. Masukkan fibre dan sebarkan secara merata diatas fire grate, kemudian nyalakan
api
b. Hidupkan ID Fan, FD Fan, dan secondary Fan dengan damper yang setengah
tebuka
c. Jika memiliki sitem pendingin pendukung batang ruang bakar, buka water valve
atau jalankan pompa sirkulasi jika ada
d. Panaskan boiler secara berlahan untuk menaikkan steam ketekanan kerja, pastikan
bahwa level air di glass penduga tidak bertambah (terkontrol)
e. Lakukan blowdown pada heater dinding samping dan pastikan bahwa level air
tetap terjaga (jangan melakukan blowdown pada header dinding samping ketika
boiler operasi>
Cat : Ingatlah selalu bahwa slow firing yang merata akan memperpanjang umur boiler
anda dan berikan selalu waktu pemanasan yang lebih lama.
3. Menghubungkan Boiler ke pipa induk steam (Main Steam Pipe)
Saat menghubungkan boiler ke main steam pipe, perlu dibiasakan untuk melindungi
boiler, pipa-pipa dan steam turbin dari kerusakan :
a. Buka penuh semua steam trap bypass valve pada jalur main steam pipe dan steam
turbin
b. Buka sedikit boiler main stop valve untuk meratakan pemanasan pada main steam
pipa
c. Pada steam berhembus bebas keluar dari aliran bypass velve, segera tutup bypass
velve
d. Biarkan steam trap valve dalam posisi terbukan dan buka berlahan-lahan boiler
main stop valve sampai terbuka penuh
e. Ketika hendak menggabungkan boiler kedua atau ketiga pada main steam pipe,
pastikan bahwa boiler tersebut berada pada tekanan yang seimbang terhadap boiler
yang sebelumnya sudah stabil
f. Bypass valve pada main steam line dan steam turbin dibuka
g. Setelah beberapa menit, buka berlahan-lahan boiler main stop valve dan segera
tutup bypass velve
h. Biarkan semua steam trap velve dalam posisi terbuka
Air leakage test pada kondensor bisa dilakukan dengan berbagai cara, diantaranya yaitu
pengujian dengan gas tracer seperti dengan menggunakan gas helium atau halogen.
Selain itu juga bisa dilakukan air leakage
test secara ultrasonic ataupun secara
thermograph, selain itu tes leak dengan air
merupakan salah satu yang paling murah
dan banyak dilakukan. Perlu diketahui juga
bahwasanya pada PLTU biasanya memiliki
peralatan khusus untuk tes leak pada tube
baik itu kondensor maupun heat transfer
equipment lainnya. Metode maintenance ini
sudah banyak dikan pada berbagai pembangkit di Indonesia. Selain lebih praktis dan
efisien, metode checking air leakage juga termasuk dalam metode maintenance yang
tergolong murah dalam segi ekonomis. Saat ini banyak dikembangkan untuk menambah
daya bangkitan kondensor dan menaikkan efisieni termal dari sebuah PLTU
GENERATOR
1. Operasi Generator
Pertama-tama yang dilakukan operator pembangkit adalah sebagai berikut atau yang dikenal persiapan
sinkronisasi generator dengan grid.
1. Pastikan kecepatan putar generator sesuai dengan kecepatan nominalnya; misal 3000 rpm
2. Pastikan tegangan sistem (grid) dalam kondisi normal di nominalnya, misalnya tersedia di sistem 150 kV.
3. Lakukan penghidupan eksitasi; Operator akan menutup breaker eksitasi (excitation ON)
4. Perhatikan tegangan yang terbaca di terminal generator dan harus sesuai nominal, misal 11 kV
5. Jika tegangan, putaran dalam kondisi normal, maka Operator akan melakukan persiapan sinkronisasi.
Dalam operasi, pengaturan MW dan MVAR dilakukan dengan cara masing-masing. Untuk pengaturan MW,
maka yang dilakukan adalah pengaturan bukaan dari valve prime mover (governor) misalnya valve dari steam
untuk pembangkit tenaga uap, dan bukaan gas dari pembangkit tenaga gas dst. Untuk menghasilkan torsi yang
diinginkan. Torsi mekanik inilah yang akan dikonversi menjadi energi listrik oleh generator.
Sementara, pengaturan VAR atau tegangan terminal generator bisa dengan pengaturan nilai eksitasi dari AVR.
Namun ada perbedaan yang sering orang kebingungan dalam pengaturan antara nilai VAR yang dikirim dan
tegangan terminal generator, yakni antara pengaturan dari On-Load Tap Changer (OLTC) atau dari tegangan
dan arus eksitasi.
Untuk penambahan nilai VAR, bisa langsung dikompensasi dengan perubahan tap pada OLTC dengan mudah.
Sebenarnya dengan merubah tap Changer, hal ini mengubah perbandingan nilai impedansi trafo yang
mengakibatkan perubahan jumlah VAR yang dikirim. Jika VAR yang dikirim naik, maka eksitasinya bisa
berubah naik, namun tidak significant. Sedangkan, dalam penambahan/perubahan nilai tegangan terminal
generator, maka yang dilakukan adalah perubahan nilai eksitasi dari generator. Jika ingin menaikkan tegangan
terminal generator, maka kita harus menaikkan eksitasi. Tombol menaikkan/menurunkan eksitasi dalam panel
kontrol generator biasanya tertulis Excitation Raise (untuk menaikkan) dan Lower (untuk menurunkan).
a. Differential Relay: untuk melindungi generator dari gangguan akibat hubung singkat(short circuit) antar
fasa.
b. Stator Ground Fault Relay: untuk mendeteksi gangguan pentanahan/grounding pada generator
c. Loss of Field Relay: untuk mendeteksi kehilangan medan penguatan yang menyebabkan over heating pada
kumparan stator dan arus Eddy(fddy Current) pada kumparan rotor.
d. Voltage Balance Meter: untuk mendeteksi hilangnya tegangan dari trafo tegangan ke AVR dan relai.
e. Thermocouple: untuk memonitor temperatur pada bantalan(bearing) dan poros
2. Proteksi untuk gangguan dari luar generator
a. Negative Phase Sequence Relay: untuk melindungi generator dari arus lebih urutan fasa negative yang
disebabkan oleh beban yang tidak seimbang.
b. Out of Step Relay: untuk melindungi generator dari Power Swing akibat perubahan beban dari sistem
transmisi yang dapat menyebabkan operasi generator tidak sinkron.
c. Over excitation VIHz Relay: untuk melindungi generator dari kejenuhan inti yang dapat menyebabkan
kenaikan tegangan.
d. Under Frequency Relay: untuk menditeksi turunnya frekuensi akibat penurunan putaran generator yang
disebabkan oleh baban lebih.
e. Reverse Power Relay: untuk menditeksi adanya daya balik/aliran arus dari sistem jaringan yang akan
menyebabkan generator bekerja sebagai motor.
f. Arrester Selentium: untuk memotong tegangan lebih akibat sambaran petir.
a. Pemeriksaan temperatur kumparan stator, bearing, air pendingin, dsb yang dilakukan setiap hari.
b. Pemeriksaan kebocoran pendingin minyak dalam sebulan sekali(khusus generator dengan pendingin
hydrogen)
c. Pemeriksaan vibrasi sebulan sekali
d. Pemeriksaan tekanan hydrogen, seal oil pump.
e. Pemeriksaan rotating rectifier(Brushless Excitation)
http://belajar-pltu.blogspot.co.id/2011/05/komponen-komponen-pltu.html
http://artikel-teknologi.com/cara-menghitung-efisiensi-termal-siklus-rankine-sederhana/
http://www.pjbservices.com/id/layanan/operasi-dan-pemeliharaan/
https://nurulnuha1.wordpress.com/2009/06/11/pohon-kebisaan-operasi-pltu/
http://www.academia.edu/10154862/buku_pintar_parameter_dan_alasan_pada_PlTU
PEMELIHARAAN KOMPONEN GENERATOR DAN EKSITER
Dalam sistem eksitasi tanpa sikat, komponen-komponen yang perlu diperiksa meliputi:
Periksa dioda penyearah putar(rotating diode rectifier) dari kotoran atau bekas terjadi pemanasan
lebih dan kerusakan.
Periksa sekering dan diganti bila ada yang putus.
Cek baut-baut terminal.
Lakukan pengukuran tahanan isolasi
Periksa penghantar fleksibel dioda dari kerusakan dan kelonggaran
Bersihkan seluruh kumparan dari kotoran
http://belajar-pltu.blogspot.co.id/2011/05/komponen-komponen-pltu.html
http://artikel-teknologi.com/cara-menghitung-efisiensi-termal-siklus-rankine-sederhana/
http://www.pjbservices.com/id/layanan/operasi-dan-pemeliharaan/
https://nurulnuha1.wordpress.com/2009/06/11/pohon-kebisaan-operasi-pltu/
http://www.academia.edu/10154862/buku_pintar_parameter_dan_alasan_pada_PlTU