PENDAHULUAN
A. Latar belakang
(territorial) tertentu dengan sekelompok atau beberapa kelompok manusia yang ada di
setiap warga negara pasti pernah berurusan dengan negara, mulai dari urusan
kelahiran, kematian, pembuatan KTP, Kartu Keluarga, pernikahan dan yang lainnya.
Maka dalam kesempatan ini kami akan membahas tentang arti dan makna
negara, sifat negara, unsur-unsur pembentuk negara, tujuan dan fungsi negara,serta
B. Rumusan masalah
1
f. Bentuk-bentuk Negara?
C. Tujuan penulisan
D.Manfaat penulisan
Manfaat yang diperoleh dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
2
f. Kita dapat mengetahui bagaimana teori terbentuknya Negara.
3
BAB II
PEMBAHASAN
2. 1 PENGERTIAN NEGARA
Istilah negara merupakan terjemahan dari beberapa kata asing: state ( inggris),
staat (Belanda dan Jerman), atau etat ( Perancis). Secara terminologi, negara
memiliki cita-cita untuk bersatu, hidup di dalam suatu kawasan, dan mempunyai
pemerintahan yang berdaulat. Pengertian ini mengandung nilai konstitutif yang pada
galibnya dimiliki oleh suatu negara berdaulat: masyarakat (rakyat), wilayah, dan
utama yang ada di dalam suatu wilayah karena memiliki pemerintahan yang
berwenang dan mampu untuk turut campur dalam banyak hal dalam bidang
organisasi-organisasi lainnya.
masyarakat pada saat itu. Pada zaman yunani kuno para ahli filsafat negara
4
merumuskan negara dalam bulu politica yang disebut negara polis, yang saat itu
suatu warga negara yang ikut dalam permusyawaratan (ecclesia), oleh karena itu
yang dimilikinya,yaitu.
1. Sifat memaksa
secara sah yaitu dengan memberlakukan sanksi pada pelanggar hukum dengan tujuan
agar peraturan perundang-undangan yang telah dibuat dan berlaku dalam negara
2. Monopoli
5
2.3 FUNGSI DAN TUJUAN NEGARA
negara harus memiliki tujuan yang disepakati bersama. Tujuan sebuah negara dapat
Dalam tradisi barat, pemikiran tentang terbentuknya sebuah negara memiliki tujuan
tertentu sesuai model negara tersebut. Dalam konsep ajaran Plato, tujuan adanya negara
adalah untuk memajukan kesusilaan manusia, sebagai perseorangan (individu) dan sebagai
makhluk sosial. Berbeda dengan Plato, menurut ajaran dan konsep teokratis Thomas
Aquinas dan Agustinus, tujuan negara adalah untuk mencapai penghidupan dan kehidupan
aman dan tenteram dengan taat kepada dan di bawah pimpinan Tuhan. Pemimpin negara
kepadanya.v
Sementara itu, adapun cara pandang demokrrasi modern semenjak Rousseau, maka
tujuan bernegara ialah persamaan dan kebebasan. (Man are born free and equal). Gagasan
ini bahkan menjadi mitos di Eropa dengan nuansa penekanan yang berbeda-beda. Misalnya
hukum, sedangkan di Eropa Timur (menurut Eropa Barat) yang diutamakan persamaan
6
Adapun di dalam alinea keempat pembukaan UUD 1945 dirumuskan unsur-unsur
masyarakat adil dan makmur berdasarkan pancasila tersebutsecara dinamis dan tidak
keadilan sosial.2
Suatu negara harus memiliki tiga unsur penting, yaitu rakyat, wilayah, dan pemerintah.
Ketiga unsur ini oleh Mahfud M.D disebut sebagai unsur konstitutif. Tiga unsur ini perlu
ditunjang dengan unsur lainnya seperti adanya konstitusi dan pengakuan dunia
a. Rakyat
Rakyat dalam pengertian keberadaan suatu negara adalah sekumpulan manusia yang
tertentu.
b. Wilayah
wilayah adalah unsur negara yang harus terpenuhi karena tidak mungkin ada negara
tanpa ada batas-batas teritorial yang jelas. Secara umum, wilayah dalam sebuah
negara biasanya mencakup daratan, perairan ( samudra,laut, dan sungai), dan udara.
7
Dalam konsep negara modern masing-masing batas wilayah tersebut diatur dalam
c. Pemerintah
atau presidensial. Ketiga unsur ini dilengkapi dengan unsur negara lainnya,konstitusi.
Unsur pengakuan negara lain hanya bersifat menerangkan tentang adanya negarra.
Hal ini hanya bersifat deklaratif, bukan konstitutif, sehingga tidak bersifat mutlak.
Ada dua macam pengakuan suatu negara, yakni pengakuan secara de facto dan
pengakuan secara de jure. Pengakuan de facto ialah pengakuan atas fakta adanya
negara. Pengakuan ini di dasarkan adanya fakta bahwa suatu masyarakat politik telah
memenuhi tiga unsur utama negara (wilayah, rakyat, dan pemerintah yang berdaulat).
Adapun pengakuan de jure merupakan pengakuan akan sahnya suatu negara atas
keluarga bangsa sedunia. Hak dan kewajiban dimaksud adalah hak dan kewajiban
8
untuk bertindak dan diberlakukan sebagai suatu negara yang berdaulat penuh di antara
negara-negara lain.
Teori kontak sosial atau teori perjanjian masyarakat beranggapan bahwa negara
teori ini meletakkan negara untuk tidak berpotensial menjadi negara tirani, karena
lembaga negara. Penganut mazhab pemikiran ini antara lain Thomas Hobbes, John
Menurut Hobbes kehidupan manusia terpisah dalam dua zaman, yakni keadaan
selama belum ada negara, atau keadaan alamiah ( status naturalis, state of nature),
dan keadaan setelah ada negara. Bagi Hobbes keadaan alamiah sama sekali bukan
suatu keadaan sosial yang kaau, tanpa hukum, tanpa pemerintah, dan tanpa ikatan-
Berbeda dengan Hobbes yang melihat keadaan alamiah sebagai suatu keadaan yang
kacau, john Locke melihatnya sebagai suatu keadaan yang damai penuh komitmen
9
baik, saling menolong antara individu-individu di dalam sebuah kelompok
terjandiya kekacauan lantaran tidak adanya organisasi dan pimpinan yang dapat
mengatur kehidupan mereka. Di sini, unsur pimpinan atau negara menjadi sangat
penting demi menghindari konflik di antara warga negara merdasar pada alasan
Berbeda dengan Hobbes dan Locke, menurut Rousseau keberadaan suatu negara
bersandar pada perjanjian warga negara untuk mengikatkan diri dengan suatu
ditentukan oleh yang berdaulat dan merupakan wakil-wakil dari warga negara.
tidak lebih dari sebuah komisi atau pekerja yang melaksanakan mandat bersama
tersebut.
Teori ketuhanan dikenal juga dengan istilah doktrin teokratis. Teori ini dikemukakan
baik di Timur maupun di belahan dunia Barat. Doktrin ketuhanan ini memperoleh
bentuknya yang sempurna dalam tulisan-tulisan para sarjana eropa pada abad
pertengahan yang menggunakan teori ini untuk membenarkan kekuasaan mutlak para
raja.
10
Doktrin ini memiliki pandangan bahwa hak memerintah yang dimiliki para raja berasal
dari Tuhan. Mereka mendapat mandat Tuhan untuk bertakhta sebagai penguasa. Para
3. Teori Kekuatan
Secara sederhana teori ini dapat diartikan bahwa negara terbentuk karena adanya
dominasi negara kuat melalui penjajahan. Menurut teori ini, kekuasaan menjadi
penaklukan dan pendudukan oleh suatu kelompok (etnis) atas kelompok tertentu
dimulailah proses pembentukan suatu negara. Dengan kata lain, terbentuknya suatu
negara karena pertarungan kekuatan di mana sang pemenagn memiliki kekuatan untuk
Negara memiliki bentuk yang berbeda-beda. Secara umum, dalam konsep dan teori
modern, negara terbagi kedalam dua bentuk: negara kesatuan (unitarianisme)dan negara
serikat (federasi).
1. Negara Kesatuan
Negara kesatuan adalah bentuk suatu negara yang merdeka dan berdaulat, dengan
satu pemerintah pusat yang berkuasa dan mengatur seluruh daerah. Namun dalam
pelaksanaannya, negara kesatuan ini terbagi ke dalam dua macam sistem pemerintahan:
11
dipimpin oleh pemerintah pusat, sementara pemerintah daerah di bawahnya
pemerintahan presiden soeharto adalah salah satu contoh sistem pemerintahan model
ini.
sendiri. Sistem ini dikenal dengan istilah otonomi daerah atau swatantra. Sistem
pemerintahan negara Malaysia dan pemerintahan pasca orde baru di Indonesia dengan
2. Negara Serikat
Negara serikat atau federasi merupakan bentuk gabungan yang terdiri dari berbagai
negara bagian dari sebuah negara serikat. Pada mulanya negara-negara bagian tersebut
diri dengan negara serikat, dengan sendirinya negara tersebut melepaskan sebagian dari
Di samping dua bentuk ini, dan sisi pelaksana dan mekanisme pemilihannya. Bentuk
negara dapat di golongkan kedalam tiga kelompok: monarki, oligarki, dan demokrasi.
a. Monarki
Pemerintahan monarki adalah model pemerintahan yang dikepalai oleh seorang raja
atau ratu. Dalam praktiknya, monarki memiliki dua jenis: monarki absolut dan monarki
tangan satu orang raja atau ratu. Termasuk dalam kategori ini adalah Arrab Saudi.
12
pemerintahannya ( perdana mentri ) dibatasi oleh ketentuan-ketentuan konstitusi negara.
Praktik monarki konstitusional ini adalah yang paling banyak dipraktikkan di beberapa
negara seperti malaysia, Thailand, jepang dan Inggris. Dalam model monarki
b. Oligarki
c. Demokrasi
kedaulatan rakyat atau mendasarkan kekuasaannya pada pilihannya dan kehendak rakyat
a. Pengertian agama
Agama menurut etimologi berasal dari kata bahasa sanskerta dalam kitap
berasal dari bahasa sanskerta yang tersusun dari kata A berarti tidak dan gama
berarti pergi dalam bentuk harfiah yang terpadu perkataan agama berarti tidak pergi
tetap ditempat, langgeng, abadi, diwariskan secara terus menerus dari generasi ke
generasi.
Pada umumnya perkataan agama diartikan tidak kacau yang secara analitis di
uraikan dengan cara di memisahkan kata demi kata yaitu A berarti tidak dan
gama berarti kacau maksudnya orang yang memeluk suatu agama dan
13
mengamalkan ajaran-ajarannya dengan sungguh-sungguh hidupnya tidak akan
kacau.3n
Agama selalu diterima dan dialami secara subjektif. Oleh karena itu orang
pada agama yang di anutnya. Menurut Mukti Ali, mantan menteri agama
Indonesia menyatakan bahwa agama adalah percaya akan adanya tuhan yang esa.
Dan hukum-hukum yang di wahyukan kepada kepercayaan utusan-utusannya untuk
tuhan yang selalu hidup. Yakni kepada jiwa dan kehendak ilahi yang mengatur alam
pengetahuan rasional, juga tidak dari tindakan moral, akan tetapi agama berasal dari
dependence).4
kutinggalkan untuk kamu dua perkara tidaklah kamu akan tersesat selama-
lamanya, selama kamu masih berpegang kepada keduanya yaitu kitabullah dan
sunnah rasul5
14
Secara sosiologis menurut johnstone
group of people interprets and responds to what they feel is sacred and usually
position, of the hardnosed relativist and agnostiec (saya kira dengan jujur kita harus
mengakui masih sangat sulit mencari orang atau pakar-pakar yang mengkaji atau
dan agnostik.6
tuhannya.
mahluk individu dan makhluk sosial oleh karena itu sifat dasar kodrat manusia
tersebut merupakan sifat dasar negara pula sehingga negara sebagai manifestasi
kodrat manusia secara horizontal dalam hubungan manusia dengan manusia lain
6 Azyumardi Azra, Reposisi Hubungan Agama dan Negara (Jakarta: Kompas Meida Nusantara,2002)
hal 33
15
untuk mencapai tujuan bersama. Dengan demikian negara mempunyai sebab akibat
langsung dengan manusia karena manusia adalah pendiri negara itu sendiri.
Berdasarkan uraian diatas konsep hubungan negara dan agama sangat ditentukan
berikut di uraikan beberapa perbedaan konsep hubungan agama dan negara menurut
beberapa aliran atau paham antara lain sebagai berikut:
Dalam paham teokrasi hubungan agama dan negara digambarkan sebagai dua hal
yang tidak dapat dipisahkan, negara menyatu dengan agama karena pemerintahan
menurut paham ini dijalankan berdasarkan firman- firman Tuhan segala tata
kehidupan masyarakat bangasa dan negara dilakukan atas titah Tuhan dengan
demikian urusan kenegaraan atau politik dalam paham teokrasi juga diyakinkan
Sistem pemerintahan ini ada 2 yaitu teokrasi langsung dan tidak langsung. Sistem
pemerintahan teokrasi langsung adalah raja atau kepala negara memerintah sebagai
jelmaan Tuhan adanya negara didunia ini adalah atas kehendak Tuhan dan oleh
tidak langsung yang memerintah bukan tuhan sendiri melainkan raja atau kepala
negara yang memiliki otoritas atas nama Tuhan. Raja atau kepala negara
memerintah atas kehendak Tuhan dengan demikian dapat dikatakan bahwa negara
16
b. Hubungan agama dan negara menurut paham sekuler
negara sekuler tidak ada hubungan antara sistem kenegaraan dengan agama. Dalam
paham ini agama adalah urusan hubungan manusia dengan manusia lain atau urusan
dunia, sedangkan urusan agama adalah hubungan manusia dengan tuhan dua hal ini
memeluk agama apa saja yang mereka yakini tapi negara tidak ikut campur tangan
paham Atheis (tak bertuhan) yang dipelopori Karl marx menurutnya manusia
ditentukan oleh dirinya agama dalam hal ini dianggap suatu kesadaran diri bagi
agama adalah keluhan mahluk tertindas. Oleh karena itu agama harus ditekan dan
dilarang nilai yang tertinggi dalam negara adalah materi karena manusia sendiri
Tentang hubungan agama dan negara dalam islam adalah agama yang paripurna
yang mencakup segalagalanya termasuk masalah negara oleh karena itu agama tidak
17
dapat dipisahkan dari negara dan urusan negara adalah urusan agama serta
sebaliknya aliran kedua mengatakan bahwa islam tidak ada hubungannya dengan
menurut aliran ini Nabi Muhammad tidak mempunyai misi untuk mendirikan
negara.
termasuk bernegara.
merupakan suatu kesatuan yang tidak dapat dipasahkan keduanya merupakan dua
hubungan yang saling membutuhkan sebab tanpa agama akan terjadi kekacauan dan
Ibnu taimiyah (tokoh sunni salafi) berpendapat bahwa agama dan negara
benar benar berkelindahan tanpa tanpa kekuasaan negara yang bersifat memaksa
agama berada dalam bahaya sementara itu tanpa disiplin hukum wahyu pasti
bahwa agama dan negara adalah dua anak kembar agama adalah dasar dan
18
penguasa/kekuasaaan negara adalah penjaga segala sesuatu yang tidak memiliki
dasar akan hancur dan sesuatu yang tidak memeiliki penjaga akan sia-sia.
menyangkut kehidupan agama dan umat beragama dan juga political and social
repercussions yang bias muncul pada masa sekarang ini dalam masa masa transisi
mendatang maka jelas masih sangat sulit mencari format yang tepat dan accep table
bagi banyak pihak dalam reposisihubungan agama dan negara.
Akan tetapi agaknya satu hal sangat jelas bahwa akan sulit dibayangkan jika
reposisi itu dimaksudkan untuk menyisihkan begitu saja peran pemerintah dalam
dalam aspek administrasi keagamaan bukan aspek teologis masing masing agama
dan akan lebih sulit lagi jika reposisi itu dimaksudkan untuk memisahkan agama
mengubah Indonesia menjadi negara sekuler setidaknya sebagian besar umat islam
19
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
berikut:
1. Negara merupakan suatu organisasi di antara sekelompok atau beberapa kelompok
dengan mengakui adanaya suatu pemerintahan yang mengurus tata tertib dan
b. Memperluas kekuasaan
Ada empat macam teori mengenai suatu kedaulatan, yaitu teori kedaulatan Tuhan,
20
7. Hubungan antara Agama dan Negara
Tentang hubungan agama dan negara dalam islam adalah agama yang
paripurna yang mencakup segalagalanya termasuk masalah negara oleh karena itu
agama tidak dapat dipisahkan dari negara dan urusan negara adalah urusan agama
serta sebaliknya aliran kedua mengatakan bahwa islam tidak ada hubungannya
dengan negara karena islam tidak mengatur kehidupan bernegara atau pemerintahan
menurut aliran ini Nabi Muhammad tidak mempunyai misi untuk mendirikan negara.
Negara, serta keterkaitan antara Negara dan agama, sehingga pembaca atau
pemilu berlangsung, mengeluarkan aspirasi atau pendapat melalui forum yang ada
dan lain sebagainya.Bagi penulis di harapkan tidak hanya mampu menulis tetapi
dapat melaksanakan seperti apa yang ada di dalam makalah ini.Kami menyadari
sepenuhnya masih jauh dari kesempurnaan dan banyak terdapat kesalahan baik dari
segi penulisan atau pembahasan.Oleh karena itu kami mengharapkan adanya kritik
21
DAFTAR PUSTAKA
http://www.wikipedia.com
Kansil,Hukum Tata Negara Republik Indonesia,Jakarta,PT.rineka cipta,2003
Tim ICCE UIN, Demokrasi Hak Asasi Manusia dan Masyarakat
madani,Jakarta,2003
Budiyanto, Dasar-dasar ilmu tata negara untuk SMU. Jakarta, Erlangga,2000..
Tim ICCE UIN Demokrasi Hak Asasi Manusia dan Masyarakat Madani
Jakarta,2003
K. Sukardji, Agama-agama yang berkembang di dunia dan pemeluknya
Bandung:Angkasa,1993.
Jalaluddin Rakhmat, Psikologi Agama sebuah pengantar,Bandung: PT. MIizan
Pustaka, 2004.
Waqiatul Azra, Buku ajar civic education,Pamekasan, STAIN Pamekasan
Press,2006.
Azyumardi Azra, Reposisi Hubungan Agama dan Negara,Jakarta: Kompas Meida
Nusantara,2002.
22