Anda di halaman 1dari 10

SATUAN ACARA PENYULUHAN

Osteoarthritis (Radang Tulang Rawan Sendi)

Pokok Bahasan : Osteoartritis


Tema : Latihan Fisik pada Osteoartritis
Sasaran : Ny.N dan Keluarga
Hari/Tanggal : 19 September 2017
Jam : 10.00 WIB
Waktu : 50 menit
Tempat : Rumah Ny.N

A. LATAR BELAKANG

Osteoartritis lutut adalah gangguan muskuloskeletal yang paling umum terjadi


di masyarakat yang mempengaruhi 30-40% dari populasi pada usia 65 tahun. Satu
dari empat pasien berusia lebih dari 55 tahun telah mengeluh nyeri lutut, dan pada
usia 65 tahun, 30% laki-laki dan 40% wanita memiliki kelainan radiograpi lutut.
Sekitar 56,75 pasien di klinik rawat jalan Reumatologi Departemen, di RSCM
telah didiagnosa dengan salah satu varian OA. Pada pasien OA lutut, ada beberapa
perubahan, tidak hanya dalam jaringan intracapsular tetapi juga dalam
periarticular jaringan seperti ligamen, kapsul sendi, tendon, dan otot. Individu
dengan OA lutut juga dikenal dengan gangguan proprioseptif dibandingkan
dengan individu normal pada usia yang sama, dan berdasarkan histologi fitur
jaringan ligamen ada penurunan yang signifikandari mechanoreceptor. OA lutut
juga berhubungan dengan 50-60% pengurangan dalam kekuatan quadriceps yang
mungkin disebabkan oleh tidak digunakan atrofi dan inhibition artrogenic. (Tri
Juli Edi Tarigan,dkk,2009. The Degree of Radiographic Abnormalities and
Postural Instability in Patients with Knee Osteoarthritis, Acta Med Indones-
Indones J Intern Med. Vol 41 , Number 1,January 2009)
B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Setelah dilakukan penyuluhan selama 50 menit diharapkan Ny.A dapat
mengetahui tentang osteoarthritis, pencegahan dan cara mengatasinya di
rumah.
2. Tujuan Khusus
Setelah dilakukan penyuluhan, Ny.A mampu:
a. Ny.A dapat menyebutkan pengertian osteoartritis
b. Ny.A dapat menyebutkan penyebab osteoartritis
c. Ny.A dapat menyebutkan tanda dan gejala osteoartritis
d. Ny.A dapat menyebutkan cara pencegahan pada osteoartritis
e. Ny.A dapat menyebutkan dan mempraktekan cara latihan fisik dirumah

C. MATERI
Terlampir

D. METODE
1. Ceramah
2. Simulasi
3. Tanya jawab

E. MEDIA
1. Leaflet
2. Alat peraga (latihan fisik: matras atau kasur)

F. KEGIATAN PENYULUHAN

NO WAKTU KEGIATAN PENYULUH KEGIATAN PESERTA


1. 5 Menit Pembukaan :
1. Membuka kegiatan dengan Menjawab salam
mengucapkan salam
2. Memperkenalkan diri Mendengarkan
3. Menjelaskan tujuan dari penyuluhan Memperhatikan
4. Menyebutkan materi yang akan
diberikan Memperhatikan
2. 30 Menit Pelaksanaan :
1. Menjelaskan tentang : Memperhatikan
a. Pengertian Osteoartritis
b. Penyebab Osteoartritis
c. Manifistasi klinis Osteoartritis
d. Pencegahan Osteoartritis
2. Memberi kesempatan kepada peserta
untuk bertanya Bertanya dan menjawab
3. Menjelaskan dan mendemonstrasikan pertanyaan yang diajukan
latihan fisik pada osteoartritis
4. Memberi kesempatan kepada peserta Memperhatikan
untuk bertanya dan mempraktekan
perawatan osteoarthritis Bertanya dan
mendemonstrasikan
perawatan OA
3. 10 menit Evaluasi :
Menanyakan kepada peserta tentang
materi yang telah diberikan, dan Menjawab pertanyaan
reinforcement kepada pengunjung yang
dapat menjawab pertanyaan.
4. 5 menit Terminasi :
1. Mengucapkan terima kasih atas Mendengarkan
peran serta peserta.
2. Mengucapkan salam penutup Menjawab salam

G. EVALUASI
Metode evaluasi : Diskusi tanya jawab
Jenis pertanyaan : Lisan
LAMPIRAN MATERI
OSTEOARTRITIS

A. Definisi
Osteoartritis yang dikenal sebagai penyakit sendi degeneratif atau osteoartrosis
(sekalipun terdapat inflamasi ) merupakan kelainan sendi yang paling sering
ditemukan dan kerapkali menimbulkan ketidakmampuan (disabilitas). (Smeltzer
, C Suzanne, 2002 hal 1087)
Osteoartritis merupakan golongan rematik sebagai penyebab kecacatan yang
menduduki urutan pertama dan akan meningkat dengan meningkatnya usia,
penyakit ini jarang ditemui pada usia di bawah 46 tahun tetapi lebih sering
dijumpai pada usia di atas 60 tahun. Faktor umur dan jenis kelamin menunjukkan
adanya perbedaan frekuensi (Sunarto, 1994, Solomon, 1997).
Sedangkan menurut Harry Isbagio & A. Zainal Efendi (1995) osteoartritis
merupakan kelainan sendi non inflamasi yang mengenai sendi yang dapat
digerakkan, terutama sendi penumpu badan, dengan gambaran patologis yang
karakteristik berupa buruknya tulang rawan sendi serta terbentuknya tulang-
tulang baru pada sub kondrial dan tepi-tepi tulang yang membentuk sendi,
sebagai hasil akhir terjadi perubahan biokimia, metabolisme, fisiologis dan
patologis secara serentak pada jaringan hialin rawan, jaringan subkondrial dan
jaringan tulang yang membentuk persendian.( R. Boedhi Darmojo & Martono
Hadi ,1999).

B. Klasifikasi
Osteoartritis diklasifikasikan menjadi :
1. Tipe primer ( idiopatik) tanpa kejadian atau penyakit sebelumnya yang
berhubungan dengan osteoarthritis
2. Tipe sekunder seperti akibat trauma, infeksi dan pernah fraktur (Long, C
Barbara, 1996 hal 336)

C. Penyebab
Beberapa penyebab dan faktor predisposisi adalah sebagai berikut:
1. Umur
Perubahan fisis dan biokimia yang terjadi sejalan dengan bertambahnya umur
dengan penurunan jumlah kolagen dan kadar air, dan endapannya berbentuk
pigmen yang berwarna kuning.
2. Pengausan (wear and tear)
Pemakaian sendi yang berlebihan secara teoritis dapat merusak rawan sendi
melalui dua mekanisme yaitu pengikisan dan proses degenerasi karena bahan
yang harus dikandungnya.
3. Kegemukan
Faktor kegemukan akan menambah beban pada sendi penopang berat badan,
sebaliknya nyeri atau cacat yang disebabkan oleh osteoartritis mengakibatkan
seseorang menjadi tidak aktif dan dapat menambah kegemukan.
4. Trauma
Kegiatan fisik yang dapat menyebabkan osteoartritis adalah trauma yang
menimbulkan kerusakan pada integritas struktur dan biomekanik sendi
tersebut.
5. Keturunan
Heberden node merupakan salah satu bentuk osteoartritis yang biasanya
ditemukan pada pria yang kedua orang tuanya terkena osteoartritis,
sedangkan wanita, hanya salah satu dari orang tuanya yang terkena.
6. Akibat penyakit radang sendi lain
Infeksi (artritis rematord; infeksi akut, infeksi kronis) menimbulkan reaksi
peradangan dan pengeluaran enzim perusak matriks rawan sendi oleh
membran sinovial dan sel-sel radang.
7. Joint Mallignment
Pada akromegali karena pengaruh hormon pertumbuhan, maka rawan sendi
akan membal dan menyebabkan sendi menjadi tidak stabil/seimbang
sehingga mempercepat proses degenerasi.
8. Penyakit endokrin
Pada hipertiroidisme, terjadi produksi air dan garam-garam proteglikan yang
berlebihan pada seluruh jaringan penyokong sehingga merusak sifat fisik
rawan sendi, ligamen, tendo, sinovia, dan kulit. Pada diabetes melitus,
glukosa akan menyebabkan produksi proteaglikan menurun.
9. Deposit pada rawan sendi
Hemokromatosis, penyakit Wilson, akronotis, kalsium pirofosfat dapat
mengendapkan hemosiderin, tembaga polimer, asam hemogentisis, kristal
monosodium urat/pirofosfat dalam rawan sendi.

D. Gambaran Klinis
1. Rasa nyeri pada sendi
Merupakan gambaran primer pada osteoartritis, nyeri akan bertambah apabila
sedang melakukan sesuatu kegiatan fisik.
2. Kekakuan dan keterbatasan gerak
Biasanya akan berlangsung 15 30 menit dan timbul setelah istirahat atau
saat memulai kegiatan fisik.
3. Peradangan
Sinovitis sekunder, penurunan pH jaringan, pengumpulan cairan dalam ruang
sendi akan menimbulkan pembengkakan dan peregangan simpai sendi yang
semua ini akan menimbulkan rasa nyeri.
4. Mekanik
Nyeri biasanya akan lebih dirasakan setelah melakukan aktivitas lama dan
akan berkurang pada waktu istirahat. Mungkin ada hubungannya dengan
keadaan penyakit yang telah lanjut dimana rawan sendi telah rusak berat.
Nyeri biasanya berlokasi pada sendi yang terkena tetapi dapat menjalar,
misalnya pada osteoartritis coxae nyeri dapat dirasakan di lutut, bokong
sebelah lateril, dan tungkai atas. Nyeri dapat timbul pada waktu dingin, akan
tetapi hal ini belum dapat diketahui penyebabnya.
5. Pembengkakan Sendi
Pembengkakan sendi merupakan reaksi peradangan karena pengumpulan
cairan dalam ruang sendi biasanya teraba panas tanpa adanya pemerahan.
6. Deformitas
Disebabkan oleh distruksi lokal rawan sendi.
7. Gangguan Fungsi
Timbul akibat Ketidakserasian antara tulang pembentuk sendi

E. Penatalaksanaan
1. Tindakan preventif
a. Penurunan berat badan
b. Pencegahan cedera
c. Screening sendi paha
d. Pendekatan ergonomik untuk memodifikasi stres akibat kerja
e. Menghindari setiap faktor resiko osteoartritis, seperti mencegah obesitas /
kegemukan
f. Berdiri, berjalan, mengangkat barang harus pada posisi yang benar
g. Berhati-hati agar terhindar dari berbagai kecelakaan yang dapat
mengakibatkan sendi rusak
h. Berolah raga harus dengan cara yang benar, sesuai petunjuk
i. Olah raga yang tepat (termasuk peregangan dan penguatan) sebetulnya
dapat membantu mempertahankan kesehatan tulang rawan, meningkatkan
daya gerak sendi, dan kekuatan otot-otot di sekitarnya, sehingga otot
dapat menyerap benturan dengan lebih baik.
j. Dianjurkan pula untuk menggunakan kursi dengan sandaran keras, kasur
yang tidak terlalu lembek, dan tempat tidur yang dialas dengan papan.
k. Menjaga nutrisi agar selalu baik dan seimbang, agar pertumbuhan sendi
dan tulang rawan sempurna dan normal
l. Menjaga berat badan agar ideal
2. Farmakologi : obat NSAID bila nyeri muncul
Irigasi tidal ( pembasuhan debris dari rongga sendi), debridemen artroscopik,
3. Pembedahan; artroplasti
4. Terapi konservatif ; kompres hangat, mengistirahatkan sendi, latihan gerak
sendi.
Lampiran Materi

A. Pengertian
Mengompres dilakukan dengan handuk atau waslap yang dibasahi dengan air
hangat (30C). Usahakan perbedaan antara air kompres dengan suhu tubuh tidak
terlalu berbeda. Seka seluruh tubuh dengan air hangat, penurunan suhu tubuh
terjadi saat pertukaran udara melalui permukaan kulit. Gunakan pakaian atau
selimut tipis, pada bayi tidak boleh dibedong. Jangan mengompres dengan
alkohol karena toxic dan uapnya dapat terserap ke kulit ataupun paru-paru anak.
Kompres hangat adalah suatu prosedur menggunakan kain / handuk yang telah
di celupkan pada air hangat, yang ditempelkan pada bagian tubuh tertentu.
Tepid sponging adalah mandi sebagai terapi pada anak yang demam tinggi.
Cara mengompres dengan air hangat yang paling efektif, adalah memandikannya
dengan air hangat. "Minimal, itulah yang disebutkan di literatur asing," katanya.
Anak yang sakit, katanya, harus dimandikan, dicelup, atau dibilas dengan air
hangat. "Bukan sekadar melap tubuh atau kepala anak dengan handuk hangat.
Kalau perlu, anak yang sakit dimasukkan ke dalam bak mandi beri air hangat.
Cara ini terbukti sangat membantu untuk menurunkan panas badan anak."

B. Tujuan
Meningkatkan kontrol kehilangan panas tubuh melalui penguapan.

C. Manfaat
1. dapat memberikan rasa nyaman
2. menurunkan suhu tubuh yang demam
3. Dampak fisiologis dari kompres hangat adalah pelunakan jaringan fibrosa,
membuat otot tubuh lebih rileks, menurunkan atau menghilangkan rasa
nyeri, dan memperlancar pasokan aliran darah.

D. Alat dan bahan


1. Baskom mandi
2. Waslap
3. Air hangat suhu 37 C
4. Thermometer
5. Handuk pengering

E. Teknik
1. Beri tau klien, dan siapkan alat,klien dan lingkungan
2. Cuci tangan
3. Ukur suhu tubuh
4. Pertahankan selimut mandi di atas tubuh yang tidak dikompres
5. Periksa suhu air
6. Celup washlap ke dalam air hangat, letakkan di bawah ketiak dan lipatan paha
7. Secara perlahan tangan dan kaki dikompres selama 5 menit
8. Bila suhu belum turun lanjutkan usap kompres ke punggung dan bokong
selama 3-5 menit
9. Ganti air bila sudah tidak panas- bila suhu diatas 37 stop tindakan
10. Keringkan bagian tubuh dan selimuti dengan selimut tipis dan menyerap
keringat

F. Mekanisme tubuh terhadap kompres hangat dalam upaya menurunkan


suhu tubuh.
Pemberian kompres hangat pada daerah tubuh akan memberikan sinyal ke
hipothalamus melalui sumsum tulang belakang. Ketika reseptor yang peka
terhadap panas dihipotalamus dirangsang, sistem effektor mengeluarkan sinyal
yang memulai berkeringat dan vasodilatasi perifer. Perubahan ukuran pembuluh
darah diatur oleh pusat vasomotor pada medulla oblongata dari tangkai otak,
dibawah pengaruh hipotalamik bagian anterior sehingga terjadi vasodilatasi.
Terjadinya vasodilatasi ini menyebabkan pembuangan/kehilangan energi/panas
melalui kulit meningkat ( berkeringat ), diharapkan akan terjadi penurunan suhu
tubuh sehingga mencapai keadaan normal kembali.
DAFTAR PUSTAKA

Charlish, Anne. (1999). Jawaban-jawaban Alternatif untuk Arthritis dan Rematik.


Klaten. Citra Aji Bersama

Anda mungkin juga menyukai