Kata Pengantar
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberi taufik, hidayah, serta inayah-Nya
sehingga kita semua masih bisa beraktivitas sebagaimana seperti biasanya termasuk juga dengan penulis,
sehingga penulis dapat menyelesaikan pembuatan makalah PKN yang berjudul Persamaan Kedudukan
Warga Negara dalam Berbagai Kehidupan.
Dalam makalah ini, kelompok kami membahas tentang Warga Negara dan Pewarganegaraan.
Makalah ini disusun agar para pembaca bisa menambah wawasan serta memperluas ilmu pengetahuan yang
ada mengenai Warga Negara dan Pewarganegaraan.
Penulis juga tidak lupa mengucapkan banyak terima kasih pada teman-teman yang sudah
membantu dalam pembuatan makalah ini sehingga makalah ini, sehingga makalah ini dapat terselesaikan
dengan baik serta tepat pada waktunya.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar pada makalah ini. Oleh karena
itu penyusun meminta pembaca untuk memberikan saran serta kritik yang dapat membangun untuk dapat
memperbaiki tugas makalah selanjutnya. Dan semoga makalah ini bisa bermanfaat untuk para pembaca dan
memperluas wawasan mengenai Warga Negara dan Pewarganegaraan. Dan tidak lupa permohonan maaf
dari penulis apabila terdapat kekurangan dan kesalahan dalam bentuk apapun yang terdapat dalam makalah
ini.
Kelompok Andromeda
CopyrightAdromeda
ii
Daftar Isi
CopyrightAdromeda
1
BAB I : Isi
CopyrightAdromeda
2
c. Asas Kewarganegaraan
Pasal 26 ayat (3) Undang-Undang Dasar 1945 mengamanatkan agar hal-hal mengenai warga negara
dan penduduk diatur deangan undang-undang. Untuk memenuhi tuntutan masyarakat dan melaksanakan
amanat Undang-Undang Dasar 1945 tersebut., Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2006 memperhatikan
asas-asas kewarganegaraan umum atau universal, yaitu sasas ius sanguinis, ius soli, dan campuran.
Adapun asas yang dianut dalam Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2006 sebagai berikut.
1) Asas ius sanguinis (law of the blood) adalah asas yang menentukan kewarganegaraan seseorang
berdasarkan keturunan, bukan bukan berdasarkan negara tempat kelahiran.
2) Asas ius soil (law of the soil) secara terbatas adalah asas yang menentukan kewarganegaraan seseorang
berdasarkan negara tempat kelahiran yang diberlakukan terbatas bagi anak-anak sesuai dengan
ketentuan yang di atur dalam Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2006.
3) Asas kewarganegaraan tunggal adalah asal yang menentukan satu kewarganegaraan bagi setiap orang.
4) Asas kewarganegaraan ganda terbatas adalah asas yang menentukan kewarganegaraan ganda bagi
anak-anak sesuai dengan ketentuan yang di atur dalam undang-undang ini.
Selain asas-asas tersebut diatas, dalam menentukan kewarganegaraan di pergunakan dua stelsel
kewarganegaraan, yaitu stelsel aktif dan stelsel pasif. Menurut stelsel aktif, orang harus melakukan
tindakan-tindakan hukum tertentu secara aktif untuk menjadi warga negara. Menurut stelsel pasif, orang
dengan sendirinya dianggap menjadi warga negara tanpa melakukan sesuatu tindakan hukum tertentu.
Stelsel di bedakan antara hak opsi dan repudiasi. Hak opsi adalah hak untuk memilih sesuatu
kewarganegaraan (dalam stelsel aktif) dan hak repudiasi adalah hak untuk menolak suatu kewarganegaraan
(dalam stelsel pasif).
d. Permasalahan Kewarganegaraan
Dalam hubungan dengan penerapan asas ius sanguinis dan ius solis ada kemungkinan akan lahir
seseorang yang mempunyai dua kewarganegaraan (bipatide), tidak mempunyai kewarganegaraan sama
sekali (apatride), atau bahkan mempunyai lebih dari dua kewarganegaraan (multipatride). Berikut ini
uraian mengenai apatride, bipatride, dan multipatride.
CopyrightAdromeda
3
1) Apatride, yaitu seseorang yang tidak memiliki kewarganegaraan atau status kewarganegaraan.
2) Bipatride, yaitu seseorang yang mempunyai kewarganegaraan ganda atau rangkap.
3) Multipatride, yaitu seseorang yang memiliki lebih dari dua kewarganegaraan.
CopyrightAdromeda
4
3) Diajukan oleh perempuan atau laki-laki yang kehilangan kewarganegaraannya akibat ketentuan
sebagaimana dimaksud dalam pasal 26 ayat (1) dan ayat (2) sejak putusnya perkawinan.
4) Pada ayat (2) meneruskan permohonan tersebut kepada menteri dalam waktu paling lama 14 hari
setelah menerima permohonan.
Pasal 33
Persetujuan atau penolakan permohonan memperoleh kembali kewarganegaraan Republik
Indonesia diberika paling lambat 3 bulan oleh menteri atau pejabat terhitung sejak tanggal di terimanya
permohonan.
Pasal 34
Menteri mengumumkan nama orang yang memperoleh kembali kewarganegaraan Republik
Indonesia dalam berita negara Republik Indonesia.
Pasal 35
Ketentuan lebih lanjut mengenai persyaratan dan tata cara memperoleh kembali kewarganegaraan
Republik Indonesia diatur dalam peraturan pemerntah.
2. Kedudukan Pewarganegaraan di Indonesia
Pewarganegaraan adalah tata cara seseorang untuk mendapatkan status sebagai warga negara Indonesia
melalui permohonan.
a. Arti Pewarganegaraan
Dalam pasal 1 angka (3) Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2006 dijelaskan bahwa pewarganegaraan
adalah tata cara bagi prang asing untuk memperoleh kewarganegaraan Republik Indonesia melalui
permohonan. Dalam masalah pewarganegaraan (naturalisasi) terdapat dua macam cara, yaitu
naturalisasi aktif dan pasif.
1) Naturalisasi aktif, berarti seseorang yang di karenakan apatride dapat mengajukan permohonan
untuk menjadi warga negara dari salah satu negara tertentu.
2) Naturalisasi pasif, berarti seseorang tidak mau diwarganegarakan oleh suatu negara.
b. Syarat Permohonan Pewarganegaraan
Telah berusia delapan belas tahun atau sudah menikah.
Sehat jasmani dan rohani.
Mempunyai perkerjaan dan/atau berpenghasilan tetap.
Membayar uang pewarganegaraan ke kas negara.
Dapat berbahasa Indonesia serta mengakui dasar negara pancasila dan Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia paling singkat lima tahun berturut-turut atau paling singkat sepuluh
tahun tidak berturut-turut.
c. Cara Pengajuan Permohonan Pewarganegaraan
Pasal 10 Undang-Undang Nomor 12 Tanhn 2006 menjelaskan tenang alamat pengajuan
permohonan pewarganegaraan. Pasal 11 menjalaskan bahwa menteri meneruskan permohonan
pewarganegaraan di sertai pertimbangan kepada presiden.
Pasal 13 menjelaskan bahwa presiden bisa menolak atau mengabulkan pewarganegaraan.
Perngabulan permohonan pewarganegaraan di tetapkan dengan keputusan presiden.
Berdasarkan pasal-pasal yang telah di sebutkan dapat kita simpulkan bahwa prosedur
pewarganegaraan adalah permohonan pewarganegaraan diajukan di Indonesia oleh pemohon secara
tertulis dalam bahasa Indonesia di atas kertas bermatrai cukup kepada presiden melalui menteri.
Pasal 14 ayat (3) dan (4) Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2006, dalam hal permohonan tidak
dapat mengucapkan sumpah atau menyatakan janji setia pada waktu yang telah di tentuka sebagai
akibat kelalaian pejabat, pemohon dapat mengucapkan sumpah atau menyatakan janji setia di hadapan
pejabat lain yang di tunjuk menteri.
Setelah mengucapkan sumpah atau menyatakan janji setia, pemohon wajib menyerahkan dokumen
atau surat-surat keimigrasian atas namanya pada kantor imigrasi dalam waktu paling lambat empat
belas hari kerja terhitung sejak tanggal pengucapan sumpah atau peryataan janji setia.
CopyrightAdromeda
5
BAB II : Kesimpulan
1. Warga negara adalah mereka yang berdasarkan hukum merupakan anggota dari negara yang
bersangkutan. Pihak yang tidak termasuk warga negara di sebut orang asing (bukan warga negara).
2. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2006 tentang Kewarganegaraan Republik Indonesia disahkan oleh
Presiden Republik Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono di Jakarta pada tanggal 1 Agustus 2006 dan
diundangkan oleh Mentri Hukum dan Hak Asasi Manusia, waktu itu di pegang oleh Hamid Awaludin,
di Jakarta pada tanggal 1 Agustus 2006.
3. Dalam menentukan kewarganegaraan di pergunakan dua stelsel kewarganegaraan, yaitu stelsel aktif
dan stelsel pasif. Menurut stelsel aktif, orang harus melakukan tindakan-tindakan hukum tertentu secara
aktif untuk menjadi warga negara. Menurut stelsel pasif, orang dengan sendirinya dianggap menjadi
warga negara tanpa melakukan sesuatu tindakan hukum tertentu.
4. pewarganegaraan adalah permohonan pewarganegaraan diajukan di Indonesia oleh pemohon secara
tertulis dalam bahasa Indonesia di atas kertas bermatrai cukup kepada presiden melalui menteri.
5. Ada beberapa permohonan syarat pewarganegaraan yaitu sebagai berikut :
Telah berusia delapan belas tahun atau sudah menikah.
Sehat jasmani dan rohani.
Mempunyai perkerjaan dan/atau berpenghasilan tetap.
Membayar uang pewarganegaraan ke kas negara.
Dapat berbahasa Indonesia serta mengakui dasar negara pancasila dan Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia paling singkat lima tahun berturut-turut atau paling singkat sepuluh
tahun tidak berturut-turut.
Itulah beberapa kesimpulan yang dapat kami ambil dari persentasi ini, sekian dari kami mohon maaf bila
ada kata-kata yang salah dan akhir kata kami ucapkan terima kasih.
Wasalamualaikum Wr.Wb
CopyrightAdromeda
6
Daftar Pustaka
Buku PR Intan Pariwara Pendidikan Kewarganegaraan Kelas X Semester 2 oleh Amin Suprihatin,
Yudi Suparyanto, Khilya Faizia
http://hukum.unsrat.ac.id/uu/uu_kewarganegaraan_2006.htm
CopyrightAdromeda