Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
1
PEMBAHASAN
1. Hakikat Filsafat
Filsafat bersal dari dua kata yunani phlio dan sophia, yang mana phlio berarti berarti
cinta dan sophia berarti bijaksana. Dengan demikian philosophia berarti cinta kepada
kebijaksanaan.(Puad Farid Ismail dan Abdul Hamid Mutawalli 2003).
Objek filsafat bersifat universal dan mencakup segala sesuatu yang dialami manusia.
Selanjutnya Abdul Kadir Muhamad menjelaskan filsafat dengan melihat unsur-unsur
sebagai berikut :
2
2. Hakikat Agama
Agus M. harjana (2005) mengutip pengertian agama dari Ensiklopedi Indonesia karangan
Hasan Shandily.agama berasal dari bahasa sangsakerta : a berarti tidak , gam berarti pergi,
dan a besifat atau keadaan. Jadi istialah agama berarti : bersifat tidak pergi, tetap lestari,
kekal dan tidak berubah. Dengan demikian agama adalah pegangan atau pedoman bagi
manusia utuntuk mencapai hidup kekal.
Faud farid ismail dan Abdul Hamid Mutawalli (2003) menjelaskan bahwa agama adalah
satu bentuk ketetapan Ilahi yang mengarahkan mereka yang berakal dengan pilihan
mereka sendiri terhadap ketetapan Ilahi itu tersebut kepada kebaikan hidup didunia dan
kabahagian hidup di akhirat.
Abdul Kadir Muhammad (2006) memberikan dua rumusan agama, yaitu : (a) menyangkut
hubungan antara manusia dengan suatu kesukaan luar yang lain dan lebih dari pada yang
dialami oleh manusia, dan (b) apa yang disyariatakan Allah dengan perantara para nabi-
Nya, berupa perintah dan laranga-Nya serta petunjuk untuk kebaikan di dunia dan di
akhirat.
Dari beberapa definisi diatas, dapat dirinci rumusan agama berdasar unsur-unsur penting
sebagai berikut :
1. Hubungan manusia degan suatu yang tak terbatas, yang transcendental, yang Ilahi
(Tuhan Yang Maha Esa ).
2. Berisi pedoman dan tingka laku (dalam bentuk larangan dan perintah), nilai-nilai dan
norma-norma yang diwahyukan langsung oleh Ilahi melalui Nabi-nabi.
3. Untuk kebahagian hidup manusia di dunia dan hidup kekal di akhirat.
3
3. Hakekat Etika
Etika barasal dari kata yunani yaitu berasal dari kata ethos (bentuk tunggal) yang
berarti tempat tinggal, padang, rumput, kadang, kebiasaan, adat, watak, perasaan, sikap,
cara berpikir, bentuk jamaknya adalah ta etha, yang berarti adat istiadat. Dalam hal ini
kata etika sama dengan moral. Moral berasal dari kata latin: mos ( bentuk tunggal ), atau
mores ( bentuk jamak ) yang berarti adat istiadat, kebiasaan, kelakuan, watak, tabiat,
akhalk, cara hidup, (Kanter, 2001).
Untuk memperoleh pemahaman lebih lanjut mengenai etika , dibawah ini dikutip
beberapa pengertian etika:
1. Ada dua pengertian etika; sebagai praksis dan sebagai refleksi. Sebagai praksis etika
berarti nilai-nilai dan norma-norma moral baik yang diperaktikan atau justru tidak
diperaktekan, walaupun seharusnya diperaktikan. Tidak boleh dilakukan, pantas
dilakukan, dan sebagainya. Etika sebagai refleksi adalah pemikiran moral (Bartnes,
2001 ).
2. Etika secara etimologis dapat diartikan sebagai ilmu tentang apa yang dilakukan, atau
tentang adat istiadat yang berkenaan dengan hidup yang baik dan yang buruk (
kanter,2001).
3. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) terbitan Departemen Pendidikan
Dan Kebudayaan (1988), etika dirumuskan dalam pengertian sebagai berikut :
a. Ilmu tentang apa yang baik dan yang buruk, dan tentang hak dan kewajiban moral
(akhlak);
b. Kupulan asas atau nilai yang berkenan dengan akhlak;
c. Nilai mengenai benar dan salah yang dianut suatu golongan atau masyarakat.
Dari uraian diatas , dapat diketahui bahwa ternyata etika mempunyai banyak arti. Namun
demikian, setidaknya arti etika dapat dilihat dari dua hal berikut:
a. Etika sebagai peraksis; sama dengan moral atau moralitas yang berarti adat istiadat,
kebiasaan, nilai-nilai, dan norma-norma yang berlaku dalam kelompok atau
masyarakat.
b. Etika sebagai ilmu atau tata susila adalah pemikiran/penilaian moral. Etika sebagai
pemikiran moral bisa saja mencapai taraf ilmiah bila proses penalaran terhadap
moralitas tersebut bersifat kritis, metodis, dan sistematis
4
4. Hakikat Nilai
Untuk memahami pengertian nilai secara lebih mendalam, dibawah ini dikutip
beberapa definisi tentang nilai.
Doni Koesoema A. (2007) mendefinisikan nilai sebagai kualitas suatu hal yang
menjadikan hal itu dapat disukai, diinginkan, berguna, dan dihargai sehingga dapat
menjadi semacam objek bagi kepentingan tertentu. Nilai juga merupakan sesuatu yang
memberi makna dalam hidup, yang berikan titik tolak, isi, dan tujuan dalam hidup.
Faud Farid Ismail dan Abdul Hamid Mutawalli (2003) merumuskan nilai sebagai standar
atau ukuran (norma) yang kita gunakan untuk mengukur segala sesuatu. Ada nilai
materialis yang berkaitan dengan ukuran harta pada diri kita, ada nilai kesehatan yang
mengungkapkan tentang siknifikasi kesehatan dalam pandangan kita, ada nilai ideal yang
mengungkapkan kedudukan keadilan dan kesetiaan dalam hati kita, serta ada nilai
sosiologis yang menunjukan signifikasi kesuksesan dalam kehidupan praktis, dan nilai-
nilai yang lain.
Dari penjelasan tetang nilai tersebut, sebenarnya dapat disimpulakn tiga hal, yaitu:
a. Nilai selalu dikaitkan dengan sesuatu (benda, orang, hal).
b. Ada bermacam-macam (gugus) nilaiselain nilai uang (ekonomis) yang sudah cukup
dikenal.
c. Gugus-gugus nilai membentuk semacam heararki dari yang terendah sampai yang
tertinggi.
5
masyarakat dan dengan alam). Dapat dikatakan bahwa nilai ibadah menjadi sia-sia tanpa
dilandasi oleh nilai-nilai moral.
Akhirnya, tingkat kenyakinan dan kepasrahan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, tingkat
kualitas peribadatan, dan tingkat kualitas/ moral seseorang akan menentukan
gugus/herarki nilai kehidupan yang telah dicapai. Tujuan agama untuk merealisasikan
nilai tertinggi, yaitu hidup kekal diakhirat (agama hindu menyebut moksa, agama budha
menyebut nirwana). Dari sudut pandang semua agama, pencapain nilai-nilai kehidupan
duniawi (nilai-nilai yang lebih rendah) bukan merupakan tujuan akhir, tetapi hanya
merupakan tujuan sementara atau tujuan antara, dan hanya dianggap sebagai media atau
alat (means) untuk mendukung pencapain tujuan akhir (nilai tertinggi kehidupan).
6
7. Paradigma Manusia Utuh
Wahyuni Nafis melalui pemahamannya atas ajarn tradisional islam dan di inspirasi oleh
beberapa pemikiran Stephan R Covery ia menyebut tiga jenis kecerdasan dengan tiga
golongan etika : yang di jelaskan dalam tabel berikut :
Tabel 2.7.2. 1 Etika dan karakter
Golongan etika Karakter utama
1. Teo etika 9. Takwa (pasrah diri)
Saling ketergantungan 8. Ikhlas (tulus)
Masalah aku dengan tuhan 7. Tawakal (tahan uji)
2. Sosio etika 6. Silahturahmi (tali kasih)
Ketergantungan 5. Amanah (integritas)
Masalah aku dengan orang lain 4. Huznuzan (baik sangka)
3. Psiko etika 3. Twaduk
Kemandirian 2. Syukur
Masalah aku dengan aku 1. Sabar
7
Tabel 2.7.2. 2 Hubungan Kecerdasaan, Karakter, Sel Dan Etika
8
7. 3 Karakter Dan Paradigma Pribadi Utuh
Belum banyak ilmu pengetahuan dan teknologi yang mampu mengkaji ranah
spritual melalui pendekatan rasional / ilmiah. Ilmu psikologi mencoba memasuki ranah
kejiwaan, namun dalam perkembanganya ilmu ini justru membatasi kajianya hanya
pada lapisan pikiran (mental/emotional) dan tidak ada upaya untuk masuk lebih dalam
ke ranah roh (kesadaran spritual/transdental). Sementara ajaran agama yang seharusnya
dapat di jadikan panduan dan pengembangan /olahan batin, dalam perjalananya sering
kali pengajaranya lebih bersifat indoktrinasi, sekedar menjalankan praktik berbagai
ritul, serta kurang mengedepankan pendekatan melalui proses nalar, pengalaman, dan
pengalaman langsung melalui refleksi diri. Akibatnya, ajaran agama yang mulia itu
tiidak mampu memberikan pencerahan kepada umatnya.
Olah pikir (brainware management) adalah suatu konsep dan keterampilan untuk
mengatur gelombang otak manusia yang paling sesuai dengan aktifitasnya sehingga
mencapai hasil optimal (Sentanu, 2007) . gelombang otak dapat di golongkan ke dalam
empat golongaan sebagai berikut
9
Tabel 2.7.5. 1 Empat Kategori Gelombang Otak
Nama Ciri-ciri
Beta (14-100 Hz) Kognitif, analisis, logika, otak kiri,
konsentrasi, prasangka, pikiran sadar
aktif, cemas, was-was, khawatir dll
Alpha (8-13,9 Hz) Khusyuk, relaksasi, moditatif, focus-
alaretness, akses naluri bawah sadar,
ikhlas nyaman, tenang, dll
Theta (4-7,9 Hz) Sangat khusyuk, deep mediation ,
mimpi, intuisi, nurani bawah sadar,
ikhlas, kreatif dll
Delta (0,1-3,9 Hz) Tidur lelap, nurani bawah sadar
kolektif, tidak ada pikiran dan
perasaan, celluler regneratiaon, HGH.
Ketika pikiran berada dalam keadaan sadar berarti pikiran sedang berada dalam
gelombang beta. Dalam gelombang ini pikiran sangat aktif sehingga akan memaksa
otak untuk mengeluarkan hormon kortisol dan norepinephirin yang menyebabkan
timbulnya rasa cemas, khawatir, gelisah dan sejenisnya. Oleh karena itu, pikiran harus
selalu di latih untuk memasuki gelombang alpha Untuk membangun karakter positif,
seperti tenang, sabar, nyaman, ikhlas, bahagia dan sejenisnya.
10
Model yang di kembangkan untuk kembali pada paradigma tentang manusia secara
seutuhnya. Karakter positif hanya dapat di kembangkan melalui pengembangan hakikat
manusia secara utuh. Dalam pengembangan manusia secara utuh perlu di kembangkan
juga secara seimbang kecerdasan emosional dan spritual di samping kecerdasaan
intelektual dan kesehatan fisik.
Untuk mengatasi hal ini, perlu dikembangkan oaradigma hakikat manusia seutuhnya
dengan mengembangkan sikap dan perilaku hidup etis dalam arti luas, yaitu dengan
memadukan dan menyeimbangkan kualitas kesehatan fisik, pengetahuan intelektual (psiko
etika), kematangan emosional dan kerukunan social (sosio etika), dan kesadaran spiritual
(teo etika). Meditasi, zikir, retret, dan sejenisnya terbukti dapat melengkapi praktik
keagamaan guna meningkatkan kecerdasan emosional dan spiritual. Meditasi/zikir melatih
pikiran memasuki gelombang alpha.Transformasi karakter akan terjadi bila pikiran
memasuki gelombang yang sama dengan energy tak terbatas. Pelatihan dan praktik
meditasi,zikir dan retret akan mengembangkan lapisan emosional dan spiritual serta
melengkapi pengembangan melalui iptek dan kesehatan fisik yang diperoleh melalui olah
raga dan makanan sehat.
11