Anda di halaman 1dari 12

BAB II

PEMBAHASAN

I Pengertian

Obat yang Perlu Diwaspadai (High-Alert Medications) adalah sejumlah


obat-obatan yang memiliki risiko tinggi menyebabkan bahaya yang besar pada
pasien jika tidak digunakan secara tepat (drugs that bear a heightened risk of
causing significant patient harm when they are used in error (ISMP - Institute for
Safe Medication Practices).
Obat yang Perlu Diwaspadai (High-Alert Medications) merupakan obat yang
persentasinya tinggi dalam menyebabkan terjadinya kesalahan / error dan / atau
kejadian sentinel (sentinel event), obat yang berisiko tinggi menyebabkan dampak
yang tidak diinginkan (adverse outcome) termasuk obat-obat yang tampak mirip
(Nama Obat, Rupa dan Ucapan Mirip / NORUM, atau Look-Alike Sound-Alike /
LASA), termasuk pula elektrolit konsentrasi tinggi.
Jadi, obat yang perlu diwaspadai merupakan obat yang memerlukan
kewaspadaan tinggi, terdaftar dalam kategori obat berisiko tinggi, dapat
menyebabkan cedera serius pada pasien jika terjadi kesalahan dalam penggunaan.

II. Tujuan

1. Memberikan pedoman dalam manajemen dan pemberian obat yang perlu


diwaspadai (high-alert medications) sesuai standar pelayanan farmasi dan
keselamatan pasien rumah sakit.
2. Meningkatkan keselamatan pasien rumah sakit
3. Mencegah terjadinya sentinel event atau adverse outcome
4. Mencegah terjadinya kesalahan / error dalam pelayanan obat yang perlu
diwaspadai kepada pasien
5. Meningkatkan mutu pelayanan rumah sakit.

III. Daftar Obat yang Perlu Diwaspadai


Obat yang perlu diwaspadai dapat dibedakan menjadi :
1. Kelompok obat yang memiliki rupa mirip (Look-Alike)

2. Kelompok obat yang memiliki nama mirip (Sound-Alike)

3. Kelompok obat elektrolit konsentrasi tinggi

IV. Identifikasi area yang membutuhkan elektrolit konsentrat

Berdasarkan pelayanan medis yang diberikan kepada pasien maka unit yang
dinilai membutuhkan penempatan elektrolit konsentrasi tinggi di unit pelayanan
hanya berada di :

1. Intensive Care Unit (ICU)


a. Elektrolit konsentrat tidak boleh berada di ruang perawatan, kecuali di
ruang tersebut di atas, dengan syarat disimpan di tempat terpisah, akses
terbatas, jumlah terbatas dan diberi label yang jelas untuk menghindari
penggunaan yang tidak disengaja.

b. Peresepan, penyimpanan, penyiapan, pemberian elektrolit konsentrat di


ruangan tersebut sesuai dengan ketentuan yang berlaku tentang
manajemen obat yang perlu diwaspadai (high-alert medications).

V. Peresepan dan Instruksi Medis

Penulisan resep untuk obat yang termasuk kelompok obat yang perlu diwaspadai
(High-Alert Medications) harus sesuai dengan ketentuan penulisan resep yang
baku serta beberapa hal penting berikut :
1. Dokter memeriksa kelengkapan dan ketepatan resep : penulisan resep,
indikasi, ketepatan obat, dosis, rute pemberian
2. Penulisan obat yang termasuk kelompok obat LASA / NORUM harus
menggunakan huruf kapital semua serta mencantumkan dengan jelas dosis
dan satuan obat,
Contoh : IR 15 IU seharusnya dituliskan IR 15 International Unit
3. Instruksi lisan hendaknya dihindari, jika sangat terpaksa diperbolehkan dalam
keadaan emergensi yang diatur sesuai dengan pedoman komunikasi efektif
dengan tekhnik SBAR
4. Apoteker atau Asisten Apoteker yang menerima resep, harus melakukan
konfirmasi jika terdapat penulisan yang tidak sesuai (nama obat/sediaan,
satuan, dll)

Contoh 1 : R/ GLUCOPHAGE XR 500 no. XV harus jelas BEDA penulisannya


dengan R/ GLUCOPHAGE 500
Contoh 2 : R/ GLUCOPHAGE XR 850 no. XV harus jelas BEDA penulisannya
dengan R/ GLUCOPHAGE 850
Penulisan instruksi terapi oleh dokter dan perawat di rekam medis pasien (catatan
terintegrasi) juga sesuai dengan penulisan resep, yaitu :
1. Ditulis dengan huruf kapital
2. Satuan tertentu harus ditulis lengkap
3. Dosis dan rute pemberian harus ditulis jelas
4. Pemberian elektrolit konsentrat hendaknya memberikan penjelasan untuk
mengingatkan perawat tentang dosis dan cara pemberiannya
Satuan obat yang harus ditulis lengkap
Misalnya : IU HARUS DITULIS International Unit

VI. Penyimpanan

a. Lokasi Penyimpanan
Lokasi penyimpanan obat yang perlu diwaspadai berada di logistik farmasi dan
pelayanan farmasi, khusus untuk elektrolit konsentrasi tinggi terdapat juga di unit
pelayanan, yaitu ICU dan kamar bersalin (VK) dalam jumlah yang terbatas. Obat
disimpan sesuai dengan kriteria penyimpanan perbekalan farmasi, utamanya
dengan memperhatikan jenis sediaan obat (rak/kotak penyimpanan, lemari
pendingin), sistem FIFO dan FEFO serta ditempatkan sesuai ketentuan obat
High Alert.
b. Penyimpanan Elektrolit Konsentrasi Tinggi
1. Asisten apoteker (logistik farmasi / pelayanan farmasi) yang menerima obat
segera memisahkan obat yang termasuk kelompok obat yang High Alert
sesuai Daftar Obat High Alert RS MEKAR SARI BEKASI
2. Tempelkan stiker merah bertuliskan High Alert pada setiap kemasan obat
high alert
3. Berikan selotip merah pada sekeliling tempat penyimpanan obat high alert
yang terpisah dari obat lain
c. Penyimpanan obat LASA ( Look alike)

1. LASA (Look Alike Sound Alike) merupakan sebuah peringatan (warning)


untuk keselamatan pasien (patient safety) : obat-obatan yang bentuk / rupanya
mirip dan pengucapannya / namanya mirip TIDAK BOLEH diletakkan
berdekatan.
2. Walaupun terletak pada kelompok abjad yang sama harus diselingi dengan
minimal 2 (dua) obat dengan kategori LASA diantara atau ditengahnya.
3. Biasakan mengeja nama obat dengan kategori LASA saat memberi/menerima
instruksi

VII. Pemberian Label

Label untuk obat yang perlu diwaspadai dapat dibedakan menjadi dua jenis :

1. HIGH ALERT untuk elektrolit konsentrasi tinggi, jenis injeksi atau infuse
tertentu, mis. Heparin, Insulin, dll.
a. Penandaan obat High Alert dilakukan dengan stiker High Alert Double
Check pada obat.
2. LASA untuk obat-obat yang termasuk kelompok LASA / NORUM
b. Obat kategori Look Alike Sound Alike (LASA) diberikan penanda dengan
stiker LASA pada tempat penyimpanan obat.
c. Apabila obat dikemas dalam paket untuk kebutuhan pasien, maka
diberikan tanda LASA pada kemasan primer obat.

VIII. Penyiapan Obat High Alert


1. Apoteker/Asisten Apoteker memverifikasi resep obat high alert sesuai
pedoman Pelayanan Farmasi penanganan High Alert
2. Garis bawahi setiap obat high alert pada lembar resep dengan tinta merah.
3. Jika apoteker tidak ada di tempat, maka penanganan obat high alert dapat
didelegasikan pada asisten apoteker yang sudah ditentukan.
4. Dilakukan pemeriksaan kedua oleh petugas farmasi yang berbeda sebelum
obat diserahkan kepada perawat.
5. Petugas farmasi pertama dan kedua, membubuhkan tanda tangan dan nama
jelas di bagian belakang resep sebagai bukti telah dilakukan double check.
6. Obat diserahkan kepada perawat/pasien disertai dengan informasi yang
memadai dan menandatangani buku serah terima obat rawat inap

IX. Pemberian Obat perlu Diwaspadai


1. Penyiapan Obat yang Perlu Diwaspadai (High Alert) di Ruang
Perawatan
Penyiapan dan pemberian obat kepada pasien yang perlu diwaspadai
termasuk elektrolit konsentrasi tinggi harus memperhatikan kaidah berikut :
a. Setiap pemberian obat menerapkan PRINSIP 7 BENAR
b. Pemberian elektrolit pekat harus dengan pengenceran dan penggunaan
label khusus.
c. Pastikan pengenceran dan pencampuran obat dilakukan oleh orang yang
berkompeten.
d. Pisahkan atau beri jarak penyimpanan obat dengan kategori LASA
e. Tidak menyimpan obat kategori kewaspadaan tinggi di meja dekat
pasien tanpa pengawasan.
6. Biasakan mengeja nama obat dengan kategori obat LASA / NORUM
(Look Alike Sound Alike = Nama Obat RUpa Mirip), saat memberi /
menerima instruksi.
2. Cara Pengenceran Obat yang Perlu Diwaspadai (High Alert) di Ruang
Perawatan
a. KCl 7.46% injeksi (Konsentrasi sediaan yang ada adalah 1mEq = 1 mL)
harus diencerkan sebelum digunakan dengan perbandingan 1mL KCL :
10mL pelarut (WFI/NaCl 0.9%). Konsentrasi dalam larutan maksimum
adalah 10 mEQ/100mL. Pemberian KCl melalui perifer diberikan
secara perlahan-lahan dengan kecepatan infuse 10mEQ/Jam (atau
10mEqKCl dalam 100mL pelarut/jam) Pemberian obat KCL melalui
central line (vena sentral) konsentrasi maksimum adalah
20mEq/100mL, kecepatan infuse maksimum 20mEq KCl dalam
100mL pelarut/jam)
b. NaCl 3 % injeksi intravena diberikan melalui vena sentral dengan
kecepatan infuse tidak lebih dari 100mL/jam
c. Natrium Bicarbonat (Meylon vial 8.4%) injeksi, harus diencerkan
sebelum digunakan. Untuk penggunaan bolus, diencerkan dengan
perbandingan 1 mL Na. Bicarbonat : 1 mL pelarut WFI, untuk
pemberian bolus dengan kecepatan maksimum 10 mEq/Menit. Untuk
penggunaan infuse drip, diencerkan dengan perbandingan 0.5 mL Na.
Bicarbonat : 1 mL Dextrose 5%, pemberian drip infuse dilakukan
dengan kecepatan maksimum 1 mEq/kg BB/jam.
3. Cek 7 (Tujuh) Benar Obat Pasien

Setiap penyerahan obat kepada pasien dilakukan verifikasi 7 (tujuh) benar


untuk mencapai medication safety :

a. Benar obat
b. Benar waktu dan frekuensi pemberian
c. Benar dosis
d. Benar rute pemberian
e. Benar identitas pasien
Kebenaran nama pasien
Kebenaran nomor rekam medis pasien
Kebenaran umur/tanggal lahir pasien
Kebenaran alamat rumah pasien
Nama DPJP
f. Benar informasi
g. Benar dokumentasi
4. Pemberian Obat yang Perlu Diwaspadai (High-Alert) di Ruang
Perawatan

1. Sebelum perawat memberikan obat high alert kepada pasien maka


perawat lain harus melakukan pemeriksaan kembali (double check)
secara independen :
a. Kesesuaian antara obat dengan rekam medik/instruksi dokter.
b. Ketepatan perhitungan dosis obat.
c. Identitas pasien.
2. Obat high alert infus harus dipastikan :
a. Ketepatan kecepatan pompa infus (infuse pump).
b. Jika obat lebih dari satu, tempelkan label nama obat pada syringe
pump dan di setiap ujung jalur selang.
3. Obat high alert elektrolit konsentrasi tinggi harus diberikan sesuai
perhitungan standar yang telah baku, yang berlaku di semua ruang
perawatan.
4. Setiap kali pasien pindah ruang rawat, perawat pengantar menjelaskan
kepada perawat penerima pasien bahwa pasien mendapatkan obat high
alert, dan menyerahkan formulir pencatatan obat.
5. Dalam keadaan emergency yang dapat menyebabkan pelabelan dan
tindakan pencegahan terjadinya kesalahan obat high alert dapat
mengakibatkan tertundanya pemberian terapi dan memberikan dampak
yang buruk pada pasien, maka dokter dan perawat harus memastikan
terlebih dahulu keadaan klinis pasien yang membutuhkan terapi segera
(cito) sehingga double check dapat tidak dilakukan, namun sesaat
sebelum memberikan obat, perawat harus menyebutkan secara lantang
semua jenis obat yang diberikan kepada pasien sehingga diketahui dan
didokumentasikan dengan baik oleh perawat yang lainnya.

X. Hal-hal yang perlu diperhatikan


1. Setiap depo farmasi, ruang rawat, poliklinik harus memiliki daftar obat High
alert
2. Setiap tenaga kesehatan harus mengetahui penanganan khusus untuk obat
high alert
3. Prosedur peningkatan keamanan obat yang perlu diwaspadai dilakukan mulai
dari peresepan, penyimpanan, penyiapan di farmasi dan ruang perawatan dan
pemberian obat
4. Obat high alert disimpan ditempat terpisah, akses terbatas, diberi label High
alert
5. Pengecekan dengan 2 (dua) orang petugas yang berbeda untuk menjamin
kebenaran obat high alert yang digunakan
6. Tidak menyimpan obat kategori kewaspadaan tinggi di meja dekat pasien
tanpa pengawasan
Daftar SPO meningkatkan keamanan obat dengan kewaspadaan tinggi

MENINGKATKAN KEAMANAN OBAT DENGAN


KEWASPADAAN TINGGI
( HIGH ALERT MEDICATION

NO DOKUMEN NO REVISI HALAMAN


PETUNJUK TANGGAL TERBIT DISETUJUI OLEH
PELAKSANAAN
PENGERTIAN Obat dengan kewaspadaan tinggi High Alert adalah obat -obat
yang secara signifikan berisiko membahayakan pasien bila digunakan dengan salah
atau pengelolaan yang kurang TEPAT
TUJUAN 1. Mencegah kesalahan pemberian obat akibat nama obat yang
membingungkan (Look a like and sound alike drugs > LASA /
NORUM).
2. Mengurangi / menghilangkan kejadian kesalahan pemberian elektrolit
konsentrat.
3. Mengurang resiko medication error akibat obat-obat atau cairan lain
dalam kontainer yang tidak berlabel
4. Melakukan pemantauan dan pengumpulan data medication error
akibat penggunaan dan pengelolaan high alert medication
analisa data dan rencana tindak lanjut dari kecendrungan
kejadian.

KEBIJAKAN 1. Rumah sakit menyusun daftar obat yang bentukya mirip dan nama
kedengaran mirip LASA / NORUM, dan review minimal 1 tahun.
2. Menetapkan tindakan pencegahan akibat kesalahan karena
tertukar/ salah penempatan obat LASA / NORUM
3. Elektrolit konsentrat tidak distok / disimpan di ruang-ruang rawat
kecuali untuk kebutuhan klinik boleh di stok dalam jumlah terbatas di
area-area tertentu misalnya kamar operasi, dialysis unit, IGD,
ICU/ICCU, penyimpanan dan pemberian harus sesuai dengan
persyaratan.
4. Untuk memenuhi kebutuhan penggunaan elektrolit konsentrat
pasien - pasien di ruang-ruang rawat terutama potassium
chloride,disiapkan langsung oleh staf bagian farmasi dalam bentuk
sediaan yang sudah di dilusi
5. Obat dan cairan lain yang ditempatkan dalam kontainer harus diberi
label termasuk bila hanya ada 1 jenis obat yang sedang digunakan.
6. Buang obat atau cairan segera bila ditemukan tidak berlabel.
7. Khusus di kamar operasi atau ruang prosedur vial / ampul / wadah obat
atau cairan jangan dibuang sampai prosedur atau tindakan selesai
8. Laporkan setiap insiden medication error menggunakan format
laporan insiden yang baku sesuai kebijakan Rumah Sakit.

PROSEDUR 1. Penempatan dan penanganan LASA /NORUM

1.1 Semua obat yang masuk dalam daftar LASA / NORUM tidak
ditempatkan di area yang berdekatan. Tempat obat diberi label
khusus dengan huruf cetak, warna jelas dan label cetakan.

1.2 Berikan pencahayaan yang terang pada tempat obat.

1.3 Melakukan double cek oleh 2 orang petugas yang berbeda pada
setiap melakukan dispensing obat.

1.4 Melakukan pengecekan ulang pada kemasan dan label obat


dengan membandingkan label pada resep / catatan obat pasien.

1.5 Bubuhkan tanda tangan petugas yang menyiapkan dan saksi.

1.6 Memastikan benar pasien dengan dua cara identifikasi, benar obat,
benar dosis, benar waktu, dan benar route setiap kali akan
memberikan obat kepada pasien.

1.7 Khusus obat injeksi dan narkotik lakukan double cek bersama satu
orang perawat lainnya mulai sejak menyiapkan obat sampai
pemberian kepada pasien.

1.8 Tanda tangan perawat yang memberikan dan saksi pada catatan
pengobatan pasien.
2. Penyimpanan dan Pengelolaan elektrolit konsentrat

2.1 Resep elektrolit konsentrat (potassium chloride) dikirimkan ke


farmasi untuk disiapkan.

2.2 Petugas Farmasi menyiapkan elektrolit konsentrat (potassium


chloride) yang sudah dilarutkan dalam cairan infus dengan volume
sesuai resep dokter untuk sekali pakai.

2.3 Menerapkan teknik aseptik pada setiap menyiapkan cairan

2.4 Beri label nama obat, jumlah, kekuatan, dan waktu kadaluarsa

2.5 Potassium chloride dikirimkan segera ke ruangan untuk diberikan


kepada pasien yang membutuhkan.

2.6 Tidak direkomendasikan menyimpan potassium chloride yang


sudah dilarutkan.

2.7 Potassium chloride disiapkan hanya untuk sekali pakai.

3. Pelebelan obat dan kontainer

3.1 Segera beri label pada setiap obat atau cairan yang sudah disiapkan
dalam syringe atau kontainer, termasuk kontainer steril.

3.2 Label dituliskan nama obat, kekuatan obat, jumlah, tanggal


kadaluarsa, dan waktu kadaluarsa bila kadaluarsa terjadi dalam
waktu < 24 jam

3.3 Gunakan label cetakan dengan huruf dan warna yang jelas.

3.4 Label pada kontainer steril segera lepaskan / buang pada setiap
selesai suatu prosedur / tindakan

4. Pemantauan dan Pengumpulan data insiden medication error

4.1 Menentukan definisi kejadian medication error yang harus


dilaporkan dan menetapkan alat pemantauan harian.
4.2 Melakukan pengumpulan data insiden medication error harian .

4.3 Manghitung data insiden setiap akhir bulan dengan parameter


penghitungan : numerator x 100%

denominator

Numerator adalah total insiden dalam periode waktu tertentu

Denominator adalah total hari rawat pada periode waktu tertentu

UNIT TERKAIT Seluruh area keperawatan, Kamar Operasi, Ruang Prosedur, Rawat singkat,
Instalasi Farmasi, Rehabilitasi Medis, dan ruang pelayanan lainnya.

Anda mungkin juga menyukai