Anda di halaman 1dari 21

BAHAN ISOLATOR (PORSELIN, KACA, DAN

POLIMER)
MATAKULIAH MATERIAL ELEKTRO TEKNIK

SEMESTER GANJIL

Nama : RIFALDY ABDILLAH S


Nim : D41115006
Fakultas / Prodi : TEKNIK ELEKTRO

ELEKTRO B

Departemen Teknik Elektro

Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin

Mawang

2016

i
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan

karunianya kami dapat menyelesaikan makalah Material Elektro Teknik berkaitan dengan

bahan isolator yang diantaranya polimer, gelas/kaca, dan porselin ini tepat pada waktu yang

telah ditentukan. Yang akan digunakan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah

Material Elektro Teknik yang diberikan oleh Dosen yang bersangkutan

Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam

penulisan makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi siapa saja yang

membutuhkannya.

Namun makalah ini masih jauh dari kesempurnaan,segala kritik dan saran yang

membangun sangat kami harapkan untuk masa yang akan datang.

Gowa, Oktober 2016

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

COVER ............................................................................................................................. i

KATA PENGANTAR ...................................................................................................... ii

DAFTAR ISI .................................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................. 1

BAB II PEMBAHASAN

A. Isolator Porselin .................................................................................................... 2

B. Isolator Kaca ......................................................................................................... 7

C. Isolator Polimer ..................................................................................................... 13

KESIMPULAN ................................................................................................................. 17

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................... 18

iii
BAB 1. PENDAHULUAN

Isolator listrik adalah bahan yang tidak bisa atau sulit melakukan perpindahan muatan listrik.

Dalam bahan isolator valensi elektronnya terikat kuat pada atom-atomnya. Bahan-bahan ini

dipergunakan dalam alat-alat elektronika sebagai isolator, atau penghambat mengalirnya arus

listrik. Isolator berguna pula sebagai penopang beban atau pemisah antara konduktor tanpa

membuat adanya arus mengalir ke luar atau atara konduktor. Istilah ini juga dipergunakan

untuk menamai alat yang digunakan untuk menyangga kabel transmisi listrik pada tiang

listrik.

Bahan isolasi yang biasa dipergunakan pada isolator saluran udara yang dioperasikan pada

tegangan tinggi (di atas 1 kV) adalah bahan porselin, bahan gelas serta bahan polymer

(composite).

1
BAB II PEMBAHASAN

A. ISOLATOR PORSELIN

Porselin adalah bahan isolasi kelompok keramik yang sangat penting dan luas
penggunaannya. Istilah bahan-bahan keramik digunakan untuk semua bahan anorganik yang
dibakar pada pembakaran dengan suhu tinggi dan bahan asli berubah substansinya. Porselin
terbuat dari tanah liat china (China Clay) yang terdapat di alam dalam bentuk aluminium
silikat. Bahan tersebut dicampur kaolin fealspar dan Quarts. Kemudian campuran ini
dipanaskan dalam tungku yang suhunya dapat diatur. Bahan porselin dibakar sampai keras,
halus mengkilat dan bebas dari lubang-lubang.

Untuk mendapatkan sifat-sifat listrik dan sifat mekanis yang baik harus dipilih suhu
pemrosesan bahan isolasi yang sesuai, karena jika bahan isolasi diproses pada suhu yang agak
rendah, sifat mekanisnya baik, tapi bahan tetap berlubang. Sedangkan bila dipanaskan pada
suhu tinggi, lubang-lubangnya berkurang, tetapi bahan menjadi rapuh.

Isolator yang baik secara mekanis mempunyai kuat dielektrik kira-kira 60 kV/cm, kuat tekan
dan kuat tariknya msing-masing, 70.000Kg/cm2 dan 500Kg/cm2.Untuk pembuatan isolator
porselin diperlukan suhu berkisar antara 1300 derajat celsius hingga 1500 derajat Celcius
dalam jangka waktu 20 hingga 70 jam.

Proses pembuatan perangkat dari porselin secara garis besar yaitu, setelah tanah liat
dibersihkan dari kotoran-kotoran misalnya kerikil, kemudian dicampur dengan air hingga
homogen (tetapi tidak terlalu encer seperti bubur). Selanjutnya adalah tahap pembentukan,
yaitu dengan putaran, penekanan, cetakan, dan ekstrusi.

Selanjutnya setelah perangkat terbentuk, dikeringkan lalu diadakan pelapisan dengan gelas
(glazing) dan terakhir adalah tahap pembakaran. Perlu di ingat bahwa proses pembuatan
perangkat dari keramik sejak masih basah hingga selesai di bakar akan terjadi pengecilan
dimensi. Sedangkan pada proses pelapisan dengan gelas dan pembakaran menentukan sekali
kualitas produk. Pada pelapisan dengan gelas, kaca halus atau bahan dasar kaca atau
campuran keduanya dipanaskan hingga meleleh, kemudian digunakan melapisi perangkat

2
yang dikehendaki dengan cara mencelupkan benda atau permukaan yang diinginkankan
untuk dilapisi.

Dengan pelapisan gelas seperti ini digunakan untuk memperkuat dan sekaligus menghiasi
permukaan, akan menjadikan produk porselin makin sedikit kemampuannya menyerap air,
mudah dibersihkan, menghilangkan retak-retak yang ada di permukaan. Dengan pelapisan
gelas, arus bocor yang melalui permukaan isolator akan lebih kecil terutama pada keadaan
basah dan sekaligus dapat menaikkan tegangan terjadinya busur api (flashover). Seperti pada
penggunan kaca bersama-sama dengan logam koefisien termal antar pelapis dan yang dilapisi
harus sama. Jika gelas pelapisnya mempunyai lebih kecil daripada yang dilapiskan, akan
terjadi kompresi pada ketika suhu rendah. Sedangkan jika kaca pelapis mempunyai yang
lebih besar dari pada yang dilapisi pada waktu terkena suhu diatas normal, pelapisnya akan
retak (bentuk retaknya kecil memanjang) yang disebut crazing. Retak ini akan menurunkan
kekuatan mekanik benda.

Untuk pelapisan benda-benda porselin yang besar dapat dilakukan dengan menuangkan
bahan pelapis pada permukaannya. Selanjutnya setelah benda itu dilapis, dikeringkan dan
dilakukan pembakaran. Maksud dari pembakaran adalah untuk mendapatkan kekuatan
mekanik, kemampuan isolasi dan ketahanan terhadap air yang lebih tinggi. Selama
pembakaran, struktur kristal dari tanah liat (bahan dasar keramik) akan berubah, air yang
dikandung akan hilang. Selama pembakaran juga akan terjadi lubang-lubang kecil.

Untuk menutup lubang-lubang tersebut digunakan bahan yang disebut feldpar. Feldpar
selama pembakaran akan meleleh sehingga mengisi lubang-lubang kecil yang terjadi tersebut
sekaligus berfungsi sebagai bahan penguat. Untuk pembuatan isolator porselin diperlukan
suhu berkisar antara 13000 C hingga 15000 C dalam jangka waktu 20 hingga 70 jam.
Kenaikan suhu dari normal hingga suhu diatas adalah perlahan-lahan. Setelah mencapai suhu
yang diinginkan, pendinginannya dilakukan secara perlahan-lahan sebelum di keluarkan dari
oven. Untuk pembakaran atau pemanasan dalam oven dapat digunakan solar, gas, batu bara
atau listrik.

Cara pembakaran pada benda yang akan di buat (sebelumnya dikeringkan) diletakkan dalam
ruang bakar agar tidak berhubungan langsung dengan nyala api atau lilitan elemen pemanas

3
yang digunakan pemanas listrik. Hal ini untuk menghindari pemanasan yang tidak merata dan
pembentukan jelaga. Bagian-bagian dasar dari benda tidak perlu dilapis dengan gelas agar
tidak melekat dengan dasar ruang pembakaran jika sudah dingin. Ada dua macam oven untuk
pembakaran porselin, yaitu jenis pemanggang (kiln) dan jenis terowongan.

Pada oven jenis pemanggang, proses pembakaran dan pendinginan dilakukan secara serentak
untuk beberapa benda kerja. Untuk industri kecil, oven ini tepat digunakan.

Oven jenis kedua yaitu jenis terowongan pemanggangan. Dalam oven ini, benda yang
dipanaskan dilewatkan melalui oven secara perlahan-lahan. Panjang oven ini dapat mencapai
100 meter, terdiri dari tiga bagian proses yaitu : daerah pemanasan, daerah pemanggang dan
daerah pendinginan. Suhu tertinggi adalah di daerah tengah, yaitu daerah pemanggang dan
bagian pinggir lebih dingin. Dengan demikian selama perjalanan benda-benda kerja akan
terjadi pemanasan dan pendinginan secara bertahap dan perlahan-lahan. Karena pada oven
jenis terowongan ada bagian yang selalu begerak (untuk menempatkan benda kerja), maka
pemanasan terhadap benda kerja adalah terus menerus, demikian pula pengambilan bagi
benda kerja yang selesai dipanasi tidak perlu memadamkan oven. Pengecilan yang terjadi
selama proses pembuatan benda porselin dari keadaan basah hingga pembakaran adalah
sebesar 20%. Karena itu untuk pembuatan benda porselin pada waktu mentah harus lebih
besar dari ukuran akhir yang dikehendaki. Namun, pada prakteknya sulit didapat ukuran yang
presisi, karena hal ini dipengaruhi komposisi bahan dan kondisi pembakarannya. Umumnya
produk-produk porselin toleransi yang masih dapat ditolerir berkisar antara 2 hingga 5%.
Benda-benda porselin disarankan tidak disambung dengan menggunakan sekrup, tetapi untuk
menyambungnya menggunakan lem, semen atau diikat dengan logam.

Sifat-sifat porselin:

1. Massa jenisnya berkisar antara 2,3 hingga 2,5 g/cm3


2. Koefisien muai panjang 3.10-6 hingga 4,5.10-6 per derajt Celcius.
3. Kekuatan tekan 4000 hingga 6000 kg/cm2
4. Kekuatan tarik 300-500 kg/cm2 yang menggunakan pelapis . 200-300 kg/cm2 yang
tanpa pelapis.
5. Kekuatan tekuk 80 hingga100 kg/cm2. poerselin lebih regas daripada kaca.

4
6. Tegangan tembus berkisar antara 10 hingga 30 kV/mm
7. Resistivitas 10"11 hingga 10 pangkat 14 ohmcm.
8. Permitivitas berkisar antara 6 hingga 7
9. Sudut kerugian dielektrik akan naik jika suhu dinaikkan.

Kelebihan dan Kekurangan Porselin Beberapa kelebihan isolator porselin/keramik antara


lain:

1. Stabil, adanya ikatan ionik yang kuat antaratom yang menyusun keramik, seperti silikon
dan oksigen dalam silica dan silicates, membuat strukturnya sangat stabil dan biasanya
tidak mengalami degradasi karena pengaruh lingkungan. Ini berarti bahwa isolator
keramik tidak akan rusak oleh pengaruh UV, kelembaban, aktivitas elektrik, dsb.

2. Mempunyai kekuatan mekanik yang baik, merupakan ciri alami bahwa bahan keramik
mempunyai sifat mekanik yang kuat, sehingga pada pemakaian isolator porselin sebagai
terminal kabel, bushing, dan arrester surya tidak memerlukan material lain untuk
meyokongnya.

3. Harganya relatif murah, penyusun porselin seperti clay, feldspar dan quartz harganya
relatif murah dan persediaannya berlimpah.

4. Tahan lama, proses pembuatan porselin yang terdiri dari beberapa proses seperti
pencetakan dan pembakaran dalam mengurangi kadar air menyebabkan porselin
mempunyai sifat awet.

Namun, ada pula kekurangan dari isolator porselin/keramik yaitu:

1. Mudah pecah, isolator porselin rentan pecah pada saat dibawa maupun saat instalasi.
Vandalisme merupakan faktor utama yang menyebabkan isolator pecah.

2. Berat, salah satu sifat dari keramik adalah mempunyai massa yang berat. Oleh karenanya,
pada isolator porselin berukuran besar dan berat biasanya mahal karena biaya yang
dikeluarkan lebih besar untuk pengiriman dan instalasi.

5
3. Berlubang akibat pembuatan kurang sempurna, berdasarkan pengalaman isolator porselin
yang berlubang dapat meyebabkan terjadinya tegangan tembus internal (internal dielectric
breakdown).

4. Bentuk geometri kompleks, porselin mempunyai relatif mempunyai karakteristik jarak


rayap yang kecil, oleh karenanya untuk memperpanjang jarak rayap tidak dilakukan
dengan memperbesar diameter atau memperpanjang isolator melainkan mendesain
isolator dengan membuat shed-shed. Hal ini membuat bentuknya menjadi kompleks.

5. Mudah terpolusi, permukaan porselin bersifat hidrophilik, yang berarti bahwa permukaan
porselin mudah untuk menangkap air, sehingga pada kondisi lingkungan yang berpolusi
mudah untuk terbentuk lapisan konduktif di permukaannya. Hal ini yang dapat
menyebabkan kegagalan isolasi yaitu flashover.

Jenis isolator yang sering digunakan pada saluran transmisi adalah jenis porselin. Menurut
penggunaan dan konstruksinya, isolator diklasifikasikan menjadi :

a. Isolator jenis pasak dan line-post


Isolator jenis pasak dan line-post terbuat dari porselen, yang bagian bawahnya diberi
tutup (thimble atau cap) besi cor yang disemenkan pada porselen serta pasak baja
yang disekrupkan padanya. Karena jenis ini dipakai sendiri (tidak dalam gandengan)
serta kekuatan mekanisnya rendah, mereka tidak dibuat dalam ukuran ukuran yang
besar.

b. Isolator jenis batang panjang


Jenis batang panjang mempunyai sedikit bagian logam sehingga tidak mudah menjadi
rusak. Oleh karena rusuknya yang sederhana maka ia mudah tercuci oleh hujan,
sehingga jenis ini sesuai untuk tempat yang banyak dikotori oleh garam dan debu.

c. Isolator jenis gantung


Jenis gantung dikenal memliki 2 jenis yaitu clevis type dan ball-and-socket type, yang
masing masing terbuat dari porselen dengan tutup atau cap dari besi tempaan di satu

6
sisi dan pasak baja di sisi yang lain, yang keduanya direkatkan pada porselinnya
dengan semen. Ukuran yang dikenal adalah dengan piringan berdiameter 250mm,
180mm, 280mm, dan 320mm. Masing masing dengan gaya mekanis 12000 kg,
16500 kg, 6000 kg, 21000 kg, dan 30000 kg. Isolator gantung digandeng
gandengkan menurut kebutuhan isolasi karena tegangannya.

B. ISOLATOR KACA

Kaca adalah salah satu produk industri kimia yang paling akrab dengan kehidupan kita
sehari-hari. Namun tidak banyak yang kita ketahui mengenai kaca tersebut. Dipandang dari
segi fisika kaca merupakan zat cair yang sangat dingin. Disebut demikian karena struktur
partikel-partikel penyusunnya yang saling berjauhan seperti dalam zat cair namun dia sendiri
berwujud padat. Ini terjadi akibat proses pendinginan (cooling) yang sangat cepat, sehingga
partikel-partikel silika tidak sempat menyusun diri secara teratur. Dari segi kimia, kaca
adalah gabungan dari berbagai oksida anorganik yang tidak mudah menguap , yang
dihasilkan dari dekomposisi dan peleburan senyawa alkali dan alkali tanah, pasir serta
berbagai penyusun lainnya.

7
Kaca memiliki sifat-sifat yang khas dibanding dengan golongan keramik lainnya. Kekhasan
sifat-sifat kaca ini terutama dipengaruhi oleh keunikan silika (SiO2) dan proses
pembentukannya.

Proses Pembuatan Kaca Wujud silika awalnya adalah pasir, yaitu pasir silika. Kaca
merupakan substansi kimia yang serupa dengan kuarsa. Silika mempunyai titik lebur sekitar
2000 derajat celcius. Dua komponen penting dalam pembuatan kaca yang baik adalah
mencampurkan soda (sodium karbonat (Na2CO3)), atau potasy dengan kalium karbonat,
yang dapat menurunkan titik lebur kaca menjadi sekitar 1000 derajat celcius.

Bahan soda menjadikan kaca larut, sedangkan kapur (kalsium oksida, CaO) adalah bahan
yang menyebabkan kaca sukar larut. Silikon (IV) oksida ialah molekul kovalen raksasa. Oleh
karena itu, silikon (IV) oksida dapat digunakan untuk mengatasi setiap ikatan kovalen antara
atom dalam struktur raksasa. Maka, silikon (IV) oksida mempunyai titik lebur yang sangat
tinggi, yaitu 1710 derajat celcius. Pada silikon (IV) oksida, setiap atom silikon diikat secara
kovalen kepada 4 atom oksigen dalam bentuk tetrahedron dengan sudut antara ikatan 109.5.
Unit itu diulangi secara tidak terhingga dengan tiap atom oksigen terikat pada 2 atom silikon
untuk membentuk molekul kovalen raksasa seperti struktur berlian. Kaca merupakan bahan
yang terbentuk apabila bahan cair tidak berkristal disejukkan dengan cepat, dengan itu tidak
memberikan cukup massa untuk jaringan kristal bisa terbentuk. Terdapat dua macam kaca
silika, yaitu kaca silika bening dan kaca silika tidak bening, tetapi tembus cahaya
(translucent).

Kaca silika bening mempunyai sifat yang lebih baik daripada kaca silika tidak bening. Pada
kaca silika yang tidak bening terdapat gelembung-gelembung udara di dalamnya. Hal ini
dapat dimaklumi, karena proses pembuatan kaca silika bening lebih sulit daripada kaca silika
tidak bening. Jika kristal kuarsa dalam jumlah besar diperlukan, bisa digunakan pasir kuarsa
biasa (pasir kali). Massa jenis kaca kuarsa adalah 2,2 g/cm3.

Macam-Macam Kaca

Kebanyakan kaca silika yang digunakan di dalam keteknikan mempunyai berbagai substansi
yang ditambahkan ke SiO2, sehingga membuatnya lebih mudah direkayasa, tetapi titik

8
fusinya menjadi lebih rendah. Kaca-silika di dalam keteknikan diklasifikasikan menjadi tiga
kelompok, yaitu :

1. Kaca alkali tanpa oksida berat. Kaca ini mempunyai titik lebur yang agak rendah.
Pemakaiannya antara lain untuk botol dan kaca jendela.

2. Kaca alkali yang mengandung oksida berat. Kaca ini mempunyai sifat kelistrikan yang
tinggi dibandingkan dengan kaca alkali kelompok 1. Kaca flint ditambah dengan PbO atau
kaca crown ditambah dengan BaO digunakan sebagai kaca optik. Kaca khusus untuk bahan
dielektrik kapasitor adalah kaca flint yang disebut minos. Di antara kaca-kaca crown terdapat
jenis yang disebut pireks. Pireks mempunyai koefisien thermal 33. 10-7 per oC dan mampu
menahan perubahan suhu yang mendadak.

3. Kaca non alkali. Penggunaan kaca ini adalah sebagai kaca optik dan bahan isolasi listrik.
Beberapa jenis kaca dari kelompok ini mempunyai titik pelunakan yang sangat tinggi.

Pemanfaatan Kaca

Pemakaian kaca pada keteknikan antara lain :

1. Pembuatan bola lampu, tabung elektronik, penyangga filamen Titik pelunakan kaca ini
tidak terlalu tinggi, muai panjangnya hendaknya dibuat mendekati muai panjang logam
maupun paduannya yang disangga. Logam yang dimaksud adalah wolfram, molibdenum.

2. Untuk bahan dielektrik pada kapasitor Minos adalah salah satu jenis kaca permeabilitas
relatif tinggi yaitu 7,5, sudut kerugian dielektrik (tan ) kecil pada frekuensi 1MHz, suhu
20oC, tan = 0.0009 pada frekuensi 1MHz, suhu 200oC, tan = 0,0012. Kaca minos
mempunyai = 8,2 . 107 per oC. massa jenis 3,6 g/cm3.

3. Untuk membuat berbagai isolator Misalnya isolator penyangga, isolator antena, isolator
len, dan isolator bushing. Untuk penggunaan ini, selain sifat kelistrikan yang baik juga
dituntut mempunyai kekuatan mekanis yang tinggi, tahan terhadap perubahan suhu yang
mendadak, dan tahan terhadap pengaruh kimia. Jenis kaca yang digunakan untuk keperluan
ini antara lain kaca silika, pireks kalium-natrium.

9
4. Pelapisan logam Salah satu jenis kaca adalah enamel (bukan enamel vernis). Enamel dalam
hal ini dapat digunakan untuk pelapisan logam atau benda lain sejenisnya, misalnya dudukan
lampu, reflektor, barang-barang dekoratif yang tujuannya untuk mendapatkan permukaan
yang lebih bagus. Enamel juga dapat digunakan sebagai isolasi listrik, yaitu untuk melapisi
resistor tabung (kawat yang dililitkan pada tabung tersebut adalah resistor, antara lain :
nikrom, konstantan).

Dalam hal ini, enamel dileburkan dan kemudian tabung keramik yang sudah dililiti kawat
tersebut dicelupkan sehingga sela-sela di antara lilitan diisi enamel. Tujuannya di samping
untuk mengisolasi lilitan, juga melindungi lilitan terhadap uap, debu, dan oksidasi udara pada
suhu kerja yang tinggi. Enamel dipabrikasi dengan meleburkan komponen-komponennya
yang halus, kemudian dituangkan sedikit demi sedikit dalam keadaan meleleh ke dalam air
yang dingin hingga membentuk seperti bola, selanjutnya dihaluskan menjadi bubuk.
Pemakaian enamel untuk pelapisan dapat dilakukan dengan cara kering maupun basah. Pada
pelapisan kering, perangkat yang akan dilapisi dipanasi hingga suhu tertentu kemudian
dimasukkan ke dalam bubuk enamel.

Dengan demikian maka bubuk di sekelilingnya akan meleleh dan melapisi perangkat tersebut.
Proses ini diulang berkali-kali hingga diperoleh ketebalan lapisan yang diinginkan. Pada
pelapisan basah, mula-mula enamel diaduk dengan air sehingga menjadi bubur enamel yang
digunakan untuk melapisi perangkat yang dimaksud. Selanjutnya perangkat yang sudah
dilapis tersebut dikeringkan, lalu dipanaskan dengan oven sehingga enamel meleleh dan
dengan demikian melapisi perangkat. Untuk keperluan pelapisan ini, koefisien muai panjang
enamel harus diusahakan sama dengan muai panjang perangkat yang dilapisi. Komponen
elamen untuk pelapisan resistor tabung (kaca boron-timah hitam dengan mangan peroksida)
adalah sangat sederhana yaitu : 27% PbO, 70% H3BO3 dan 3% MnO2. Titik lebur enamel
600oC. Enamel akan hilang warnanya dan sebagian akan melarut jika direndam dalam air
dalam waktu yang lama. Untuk menambah ketahanan enamel terhadap air dan panas biasanya
ditambahkan pasir kuarsa. Sedangkan untuk menambahkan kemampuan lekatnya, enamel
yang digunakan untuk melapisi baja atau besi tulang, ditambah Ni dan Co.

10
Sifat-Sifat Kaca

1. Massa jenis kaca berkisar antara 2 hingga 8,1 g/cm3.

2. Kekuatan tekannya 6000 hingga 21000 kg/cm2.

3. Kekutan tariknya 1 hingga 300 kg/cm2. Karena kekuatan tariknya relatif kecil, maka kaca
adalah bahan yang regas. Walaupun kaca adalah substansi berongga, tetapi tidak mempunyai
titik leleh yang tegas, karena pelelehannya adalah perlahan-lahan ketika suhu pemanasan
dinaikkan.

4. Titik pelembekan kaca berkisar antara 500 hingga 1700 C. Makin sedikit kandungan SiO2
makin rendah titik pelembekan kaca. Demikian pula halnya dengan muai panjang (), makin
banyak kadar SiO2 yang dikandungnya akan makin kecil nya. 5. Muai panjang untuk kaca
berkisar antara 5,5. 10-7 hingga 150. 10-7 per derajat celcius.

Nilai dari angka muai panjang adalah sangat penting bagi suatu kaca dalam hubungannya
dengan kemampuan kaca menahan perubahan suhu. Piranti dari kaca yang dipanaskan atau
didinginkan secara tiba-tiba akan meregang. Hal ini disebabkan distribusi suhu yang tidak
merata pada lapisan luarnya dan keadaan tersebut menyebabkan piranti retak. Jika kekuatan
tarik piranti kaca lebih rendah dari kekuatan tekannya, maka pendinginan yang mendadak
pada permukaannya akan lebih memungkinkan terjadinya keretakan dibandingakan dengan
pemanasan yang tiba-tiba.

Kaca silika jenis Red-Hot akan lebih aman dalam hal pendinginan atau pemanasan tiba-tiba
karena kaca jenis ini mempunyai yang sangat rendah. Piranti kaca yang dindingnya tipis,
ketahanannya terhadap perubahan panas mendadak lebih baik dibandingkan dengan piranti
kaca yang dindingnya tebal. Hal ini karena dipengaruhi faktor kerataan pemuaian permukaan
kaca bagian luar dan dalam dinding piranti adalah tidak sama. Kaca yang digunakan untuk
suatu perangkat dan pada perangkat tersebut terdapat juga logam, misalnya : lampu pijar dan
tabung sinar katode, maka nilai nya harus disesuaikan, yaitu harus rendah karena selalu
bekerja pada suhu yang cukup tinggi. Dengan demikian, maka tidak terjadi keretakan di
bagian kacanya pada waktu perangkat tersebut digunakan. Kemampuan larut kaca terhadap
bahan lain akan bertambah sesuai dengan kenaikkan suhunya.

11
Kaca yang mempunyai kekuatan hidrolik rendah ketahanan permukaannya pada media yang
lembab adalah kecil. Kaca silika mempunyai ketahanan hidrolik paling tinggi. Kekuatan
hidrolik akan sangat berkurang jika kaca diberi alkali. Pada kenyataannya, kaca silika adalah
tidak peka terhadap asam kecuali asam fluorida.

Pada pabrikasi kaca, asam fluorida digunakan untuk membuat kaca embun. Pada umumnya
kaca tidak stabil terhadap pengaruh alkali. Sifat-sifat elektris dari kaca dipengaruhi oleh
komposisi dari kaca itu sendiri. Kaca yang digunakan untuk teknik listrik pada suhu normal
diperlukan syarat-syarat antara lain : resitifitas berkisar antara 108 hingga 1017 -cm,
permitivitas relatif r berkisar antara 3,8 hingga 16,2, kerugian sudut dielektriknya 0,003
hingga 0,01, tegangan break-down 25 hingga 50 kV/mm. Kaca silika mempunyai sifat
kelistrikan yang paling baik. Pada suhu kamar, besarnya resitivitas adalah 107 -cm, r 3,8
dan sudut dielektriknya pada 1 MHZ adalah 0,0003. Jika kaca silika ditambahkan natrium
atau kalium, maka resitivitasnya akan turun, sudut dielektriknya naik sedikit. Sering kali
oksida logam alkali ditambahkan pada pembuatan kaca dengan maksud agar sifat-sifat kaca
menjadi lebih baik. Oksida-oksida tersebut dimasukkan ke dalam kaca sebagai pemurnian
bahan-bahan mentah. Keberadaan natrium dalam kaca adalah lebih tidak menguntungkan dari
kalium. Karena ion Na adalah sangat kecil ukurannya dan sangat mudah bergerak di dalam
medan listrik. Itulah sebabnya mengapa Na dapat menambah konduktifitas kaca.

Kaca yang mengandung oksida-oksida dua logam alkali yang berbeda dimungkinkan
mempunyai sifat isolasi yang lebih tinggi dibandingkan jika kuantitas oksidanya hanya
mengandung 1 bagian dari kuantitas oksida dua logam (efek netralisasi atau polialkalin).
Kemampuan isolasi kaca juga dapat lebih baik jika ditambah PbO atau BaO.

Bahan gelas mempunyai kelebihan-kelebihan sebagai berikut:

1. Kuat dielektriknya tinggi, sekitar 140 kV/cm

2. Koefesien muainya rendah

3. Mudah didesain (karena kuat dielektrikanya tinggi)

4. Kuat tekannya lebih besar daripada porselin

12
5. Karena sifatnya yang tembus pandang, adanya keretakan, ketidakmurnian bahan, adanya
gelembung udara dan pecahnya isolator mudah diketahui

6. Bahan hampir merata (homogen)

Selain keuntungan-keuntungan yang dimilikinya, isolator gelas juga mempunyai kerugian


sebagai berikut:

1. Uap air mudah mengembun pada permukaannya.

Oleh karena itu debu dan kotoran akan mudah mengumpul pada permukaannya, kejadian ini
akan memudahkan mengalirnya arus bocor serta terjadinya flashover

2. Untuk dipergunakan pada sistem tegangan yang tinggi, gelas tidak dapat dicor dalam
bentuk yang tidak beraturan, karena pendinginan yang tidak teratur akan menimbulkan
tekanan dari dalam.

3. Mudah pecah, sama seperti bahan porselin, bahan gelas mempunyai sifat yang mudah
pecah pula. Vandalisme merupakan penyebab utama pecahnya isolator gelas (misal
ditembak).

C. ISOLATOR POLIMER

Polimer adalah merupakan substansi-substansi yang terdiri dari molekul makro yang panjang,
dibentuk dari molekul kecil (monomer) atau sekumpulan molekul yang merupakan unit yang
bersambungan. Sebuah monomer adalah substansi yang rendah berat molekulnya, yang mana
dapat bereaksi dengan baik mengikat bersama untuk menghasilkan polimer yang tinggi berat
molekulnya. Unit yang berulang-ulang mengikat di dalam rantai polimer dinamakan "unit
monomer", dan reaksi keseluruhannya menjadi polimer disebut polimerisasi.

Polimer juga dapat dibagi ke dalam thermoplastic dan thermosetting menurut sifat thermal
dan sifat kimia, Thermoplastic adalah material-material sintetik yang bersifat kaku dan kuat

13
pada temperatur normal, dan menjadi elastis pada temperatur yang lebih tinggi.
Thermosetting dapat disambung dan diputus juga larut dalam cairan organik tertentu pada
temperatur yang lebih tinggi. Bahan isolasi untuk secara komersial dapat diklasifikasikan
seperti pada table berikut,

Organik Inorganik Synthetic Polymers


Thermoplastic Thermosetting
Amber Keramik Perspex Resin Epoksi
Kertas Gelas Polyethylene Phenolics
Karet Fiber glass Polystyrene Urea formaldehyde
Kayu Enamel Polyvinyl chloride Crosslinked polyethylene

Resin Polyamid Elastomers


Polycarbonate

Bahan polimer telah dipakai selama kurang lebih 50 tahun dan mengalami perkembangan
pesat dibanding bahan lainnya. Menurut R. Hackam, pada tahun 1940 telah dipakai bisphenol
epoxy resin untuk isolator dalam, cycloaliphatic epoxy untuk isolator luar (1950).
Selanjutnya terjadi perkembangan pesat dalam pemakaian polimer untuk bahan isolator dan
dibuat untuk skala komersial. Ethylene Propylene Rubber (EPR) dibuat oleh Ceraver, Francis
(1975), Ohio Brass, USA (1976), Sedivar, USA (1977), dan Lapp, USA (1980). Silicone
Rubber (SIR) dibuat oleh Rosenthal, Jerman (1976) dan Reliable, USA (1983), serta
penggunaan cycloaliphatic epoxy pada jaringan transmisi di United Kingdom (1977).

Isolator komposit (composite insulator) telah digunakan di beberapa negara lebih dari tiga
dekade sebagai alternatif pengganti isolator porselin dan gelas. Isolator komposit
menunjukkan performansi yang bagus pada beberapa kondisi, terutama untuk daerah
berpolusi.

Beberapa kelebihan yang dimiliki oleh isolator polimer:

1. Ringan, kepadatan material polimer lebih rendah dibandingkan keramik maupun gelas, hal
ini menyebabkan isolator polimer ringan, sehingga mudah dalam penanganan maupun
instalasi.

14
2. Bentuk geometri sederhana, karena mempunyai karakteristik jarak rayap yang relatif besar
menyebabkan desain isolator polimer sederhana.

3. Tahan terhadap polusi, karena bahan polimer mempunyai sifat hidrophobik (menolak air)
yang baik. Sehingga air atau kotoran lainnya akan sukar menempel pada permukaannya
meskipun dioperasikan pada kondisi lingkungan yang berpolusi maka isolator polimer
mempunyai ketahanan tegangan lewat-denyar yang baik.

4. Waktu pembuatan lebih singkat dibandingkan dengan isolator porselin, namun tidak
mengurangi performansinya.

5. Tidak terdapat lubang karena pembuatan, karena sifat polimer yang berbeda dengan
porselin dalam hal pembuatannya. Sehingga memungkinkan tidak terjadinya tembus
internal.

Sedangkan kekurangan yang dimilki oleh isolator polimer adalah:

1. Penuaan/degradasi pada permukaannya (surface ageing), stress yang disebabkan antara lain
karena korona, radiasi UV atau zat kimia dapat menyebabkan reaksi kimia pada
permukaan polimer. Sehingga dapat merusak permukaan polimer (penuaan) yang dapat
menghilangkan sifat hidrofobiknya,

2. Mahal, bahan penyusun polimer lebih mahal dibandingkan dengan porselin maupun gelas.

3. Kekuatan mekaniknya kecil, isolasi polimer biasanya tidak mampu untuk menyokong
dirinya sendiri. Oleh karenanya dalam instalasi dibutuhkan peralatan lain seperti jacket
(oversheath) sebagai penyokongnya.

4. Kompabilitas material, produk polimer menpunyai interface lebih dari satu sumbu
bergantung pada fungsi dan desainnya. Apabila terdapat banyak interface menyebabkan
pengaruh penting pada perekatnya. Oleh karenya harus diketahui dengan jelas sebelum
menggunakan isolator polimer, sebab dapat menimbulkan korosi atau retakan apabila
formulasinya tidak sesuai.

15
16
KESIMPULAN

Porselin terbuat dari tanah liat china (china clay) yang terdapat di alam dalam bentuk
alumunium silikat. Bahan tersebut dicampur kaolin, felspar dan quarts. Kemudian
campuran ini dipanaskan dalam tungku yang suhunya dapat diatur. Bahan porselin
dibakar sampai keras, halus mengkilat dan bebas dari lubang-lubang.

Selain bahan porselin, bahan gelas juga banyak digunakan sebagai isolator pasangan
luar (outdoor insulator) atau isolator saluran udara (overhead insulator), karena bahan
gelas mempunyai kelebihan-kelebihan sebagai berikut: Kuat dielektriknya tinggi,
sekitar 140 kV/cm; Koefesien muainya rendah, Mudah didesain (karena kuat
dielektrikanya tinggi); Kuat tekannya lebih besar daripada porselin; Karena sifatnya
yang tembus pandang, adanya keretakan, ketidakmurnian bahan, adanya gelembung
udara dan pecahnya isolator mudah diketahui; Bahan hampir merata (homogen)

Polimer adalah merupakan substansi-substansi yang terdiri dari molekul makro yang
panjang, dibentuk dari molekul kecil (monomer) atau sekumpulan molekul yang
merupakan unit yang bersambungan

17
DAFTAR PUSTAKA

Azmi. 2013. Isolator. https://azmiboys.wordpress.com/2013/06/05/isolator/. Dikutip pada


taggal 24 Oktober 2016

Jefri, Piradipta. 2013. Polimer Sebagai Bahan Isolator.


http://piradipta.blogspot.co.id/2013/01/polimer-sebagai-bahan-isolator.html. Dikutip
pada taggal 24 Oktober 2016

Mahendra, Yandi. 2009. Kaca dan Porselin. http://yandi-sage.blogspot.co.id/2009/09/kaca-


dan-porselin.html. Dikutip pada taggal 24 Oktober 2016

Rasdu. 2012. Isolator Porselin. http://rasdu.blogspot.co.id/2012/01/isolator-porselin.html.


Dikutip pada taggal 24 Oktober 2016

18

Anda mungkin juga menyukai