Skripsi
Sarjana Ekonomi
A 211 07 625
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2012
42
43
Skripsi
Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan
Guna Memperoleh Gelar
Sarjana Ekonomi
ANGGRAENY RETNO H.
A 211 07 625
Dosen Pembimbing
Pembimbing I Pembimbing II
Prof. Dr. H. Cepi Pahlevi, SE.,M.Si Hj. Andi Ratna Sari Dewi, SE.,M.Si
NIP.196911131993031001 NIP. 197209212006042001
44
Disetujui
MOTTO
Jangan sedih bila sekarang masih dipandang sebelah mata, buktikan bahwa
anda layak mendapatkan kedua matanya #MarioTeguh.
Pohon menjadi besar justru dipupuk dengan kotoran yang bau, dan akan
mati perlahan justru kalau disiram dengan minyak wangi. Yakinlah, Anda
akan besar justru karena dipupuk dengan cairan, hambatan, kritikan bahkan
fitnahan. Dan Anda akan layu dan roboh justru karena sering dipuji dan
senantiasa didukung. Anda akan besar justru dengan masalah dan ujian
kesulitan. Kalau ingin ikan paus mancinglah di samudra bukan di lautan
dangkal.
Tiada cinta yang lebih indah dan abadi melainkan cinta kepada Allah swt.
Nikmat apapun yang kamu terima, maka itu dari Allah, dan bencana apa
saja yang menimpamu, maka itu karena (kesalahan) dirimu sendiri. [An-
Nisaa : 79]
Semoga aku tetap berendah hati ketika yang lain beranjak sombong.
PERSEMBAHAN
Bapak dan Ibu Pembimbing yang telah memberikan ilmunya dan sabar
dalam memberikan pengarahan kepada kami selama di Kampus
UNHAS.
Almamaterku
47
RINGKASAN
Terminal Petikemas Makassar. (dibimbing oleh Prof. Dr. H. Cepi Pahlevi, SE.,
M.Si dan Hj. Andi Ratna Sari Dewi , SE, M.Si) Jurusan Manajemen Fakultas
tertagih (bad debt). Metode analisis yang digunakan yaitu Analisis Receivable
Turn Over (RTO), Avarage Collection Period (ACP), Rasio Penagihan dan Rasio
Tunggakan.
optimal dan efektif dalam mengelolah dan mengendalikan piutang usahanya, hal
ini dilihat dari perhitungan ACP perusahaan yang hasilnya masih jauh dari standar
hari yang ditetapkan sebagai standar kredit perusahaan. Jika nilai ACP lebih kecil
atau sama dengan standar hari yang ditetapkan perusahaan, berarti pengendalian
ABSTRACT
accounts (bad debt). The method of analysis used the analysis of Receivable Turn
Over (RTO), avarage Collection Period (ACP), Ratio Ratio Billing and Arrears.
Based on the research results can be concluded that the PT. Indonesia harbors IV
effective in its accounts receivable manage and control, it is seen from the
calculation of ACP companies whose results are still far from the standards set
49
today as the company's credit standards. If the value of ACP is less than or equal
to the standard day of the company, means the control of accounts receivable can
KATA PENGANTAR
Makassar. Skripsi ini diajukan untuk memenuhi salah satu syarat dalam
Hasanuddin Makassar.
pihak yang telah banyak memberikan dukungan, bantuan, dan bimbingan serta
1. Kepada kedua Orang tua saya M. Asikin HP dan Puji lestari yang dengan
wiwin, Kiki, Ika) yang terus memberikan dukungan dan semangat kepada
penulis.
Ekonomi.
7. Bapak Dr. Muhammad Yunus Amar, SE., M.T selaku Ketua Jurusaan
Manajemen.
8. Bapak Prof. Dr. Nurdin Brasit, SE., M.Si selaku penaseha akademik
penulis.
10. Kepada Bapak dan Ibu pegawai PT. Pelabuhan Indonesia IV Cabang
Tamara, Dewi, Anwar, Papul, Dian, Ellink, Udin, Wahyu, Asty, Hicko)
Penulis menyadari bahwa isi dari skripsi ini masih jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu, saran dan kritik yang sifatnya membangun
sangat diharpakan oleh penulis demi bekal dalam menatap masa depan.
PENULIS
52
DAFTAR ISI
MOTTO.................................................................................................... iv
PERSEMBAHAN................................................................................... v
RINGKASAN.......................................................................................... vi
ABSTRAK............................................................................................... vii
BAB I PENDAHULUAN
Lampiran-lampiran
56
DAFTAR TABEL
Tabel 5.1 Piutang Usaha PT. Pelabuhan IV (Persero) Cab. TPM .......... 67
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
dengan semakin cepat, hal ini merupakan suatu dampak yaitu yang ditandai
untuk mengelola faktor-faktor produksi yang ada secara efektif dan efisien agar
tujuan suatu perusahaan tercapai. Dalam hal ini pula perusahaan juga dituntut
60
untuk mampu menentukan kinerja usaha yang baik, sehingga perusahaan akan
laporan ini dapat dipenuhi dengan adanya sistem yang memadai dalam rangka
pengelolaan kegiatannya.
perusahaan terus bertahan dan mampu menghasilkan laba. Oleh karena itu,
investasi pada aktiva lancar lainnya. Untuk itu harus dilakukan analisis tentang
kredit yang menimbulkan piutang sampai kembali menjadi kas. Sebab investasi
yang terlalu besar dalam piutang dapat menimbulkan lambatnya perputaran modal
volume penjualannya.
kemungkinan kerugian piutang (piutang tak tertagih) dan resiko yang akan timbul
lainnya. Oleh karena itu, sistem pengelolaan piutang harus dilakukan secara
efektif dan efisien. Sistem pengelolaan piutang yang efektif akan memengaruhi
atau jasa secara kredit. Dan sebaliknya, jika pengelolaan piutang tidak berjalan
piutang, maka akan menimbulkan resiko piutang tak tertagih (bad debt).
penerimaan yang tidak sepadan dengan kebutuhan dana akan memberatkan dalam
perusahaan.
pelabuhan yang merupakan simpul sistem pengangkutan laut dengan darat. Pada
masa kini, meskipun banyak orang yang memilih menggunakan pesawat terbang
sebagai sarana angkutan yang paling cepat. Tetapi, fungsi pelabuhan laut tidak
berkurang. Karena daya angkut kapal yang sangat besar yang merupakan daya
Tabel 1.1
KINERJA PIUTANG USAHA 5 (LIMA) TAHUNAN
TAHUN 2005 S/d 2009 (Dalam Jumlah Rupiah)
PT. PELABUHAN INDONESIA IV (PERSERO) CABANG TERMINAL
PETIKEMAS MAKASSAR
4. Pencairan / Pelunasan :
6. Saldo akhir piutang usaha (3-5) 3,563 11,646 5,004 6,570 3,863
Sumber : PT. Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Terminal Petikemas 2011
pemanduan, penundaan, dan air kapal. Pelayanan barang yang meliputi dermaga,
meliputi jasa penyediaan air, listrik, persewaan alat dan telepon. Pelayanan
Dalam suatu perusahaan, ada kalanya penjualan kredit lebih besar posisinya
daripada penjualan secara tunai dan memberikan kontribusi terbesar terhadap laba
dalam hal ini menjadi sangat penting bagi perusahaan yang bersangkutan.
64
Beberapa cara yang telah dilakukan untuk mencegah terjadinya piutang tak
konfirmasi yang baik dari pengguna jasa, dan lain-lain sebagainya. Akan tetapi,
masalah yang umum dihadapi adalah penagihan piutang yang telah jatuh tempo
Dari uraian latar belakang di atas, maka yang menjadi rumusan masalah
dalam penilitian ini adalah Apakah pengelolaan piutang dan sistem pengendalian
perusahaan.
1. Bagi Perusahaan
piutang dagang.
2. Bagi Peneliti
tentang hal-hal yang akan diuraikan pada setiap bab dari laporan ini. Sistematika
Bab I Pendahuluan
sejalan dengan tujuan yang ingin dicapai. Berisi tentang teori yang mencakup
Bab ini membahas tentang lokasi penelitian, jenis dan sumber data, metode
setiap bagian.
pelaksanaan pengelolaan piutang serta analisis efektivitas piutang dari tahun 2005
hingga tahun 2009 pada PT. Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Terminal
Petikemas Makassar.
BAB VI Penutup
BAB II
LANDASAN TEORI
67
mengurangi jumlah piutang tak tertagih ( Bad debt ) perusahaan sehingga dapat
Period), Rasio tunggakan, dan Rasio Penagihan. Hasil dari penelitian Musliha
beberapa alat analisis (1) Analisis 5c, Analisis Rasio Keuangan, Analisis
Horisontal dan Vertikal, analisis investasi piutang. (2) Analisis Deskripsi faktor-
faktor yang mempengaruhi besarnya piutang. (3) Analisis umur piutang (ACP)
COSO, unsur penentuan resiko, dan unsur aktivitas pengendalian kurang efektif,
terhadap stabilitas arus kas dan likuiditas perusahaan secara parsial maupun secara
bersamaan. Dari hasil pengolahan data menunjukkan bahwa secara parsial tidak
dengan kas dan antara Rasio Periode Penagihan Rata-rata (ACP) dengan kas.
Sedangkan antara Investasi Piutang (IP) dengan kas terdapat pengaruh secara
signifikan. Serta tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara ARTO dengan
likuiditas dan antara ACP dengan likuiditas sedangkan antara IP dengan likuiditas
pengelolaan piutang sehingga dapat mengurangi jumlah piutang tak tertagih (bad
debt). Ilham menggunakan beberapa rasio sebagai analisis yaitu receivable turn
over (RTO), Average Collection Period (ACP), Rasio Penagihan dan Rasio
69
(Tahun) Analisis
Makassar
PT.Unitex,Tbk. Deskripsi,
Analisis umur
Piutang (ACP)
informasi,komunikasi,serta
efektif.
pengaruh secara
IP dengan likuiditas
71
signifikan. Secara
bersamaan, hasil
pengolahan data
menunjukkan bahwa
PT.X.
Pelabuhan
Indonesia IV
(Persero) Cab.
Makassar
kredit dan jika diberikan berapa banyak atau berapa jumlah kredit yang akan
diberikan.
1. Kepercayaan
datang.
2. Waktu
datang.
3. Degree of Risk
Yaitu tingkat resiko akibat dari adanya jangka waktu yang memisahkan
datang.
4. Prestasi
Yaitu objek kredit yang tidak hanya dalam bentuk uang, tetapi juga
standar kredit yang akan diberikan tetapi juga penerapan standar kredit tersebut
Penjualan kredit ini ditempuh dengan harapan agar bisa memperoleh penjualan
yang lebih tinggi daripada menjual secara tunai, karena itu perusahaan
ada banyak biaya yang harus ditanggung. Pertama, ada kemungkinan piutang
tidak terbayar. Kedua, perusahaan akan memerlukan dana yang lebih besar, dan
semua dana mempunyai biaya. Karena itu perusahaan menanggung biaya dana
yang lebih besar. Oleh karena itu, tambahan manfaat harus lebih besar dari
antara lain :
2. Meningkatkan keuntungan.
langganan.
dilakukan secara tunai atau secara kredit. Memberikan kredit berarti melakukan
Namun, memiliki piutang menimbulkan biaya bagi perusahaan. Oleh karena itu,
analisis terhadap piutang penting karena dampaknya terhadap posisi aktiva dan
arus laba. Kedua dampak ini saling terkait. Pengalaman menunjukkan bahwa
Piutang dagang adalah tagihan kepada pihak lain ( kepada kreditur atau
Indonesia, 1999), piutang dipakai dalam yang arti sempit, yaitu hanya
wesel.
ke dalam dua golongan sesuai dengan jangka waktu yang diperlukan untuk
1. Piutang Lancar
dalam tempo jangka waktu satu tahun atau dalam periode siklus kegiatan
normal perusahaan.
bahwa piutang dapat diartikan perusahaan memiliki hak penagihan terhadap pihak
76
lain yang menjadi langganannya dan mengharapkan pembayaran dari mereka agar
Piutang sebagai salah satu unsur aktiva lancar dalam neraca memiliki
perputaran yang cepat dan kurang dari satu tahun. Oleh karena itu, banyak hal
maka makin besar pula jumlah investasi dalam piutang. Dengan makin
profitabilitasnya.
ketat antar lain tampak dari batas waktu pembayaran yang pendek atau
terlambat.
makin besar pula dana yang diinvestasikan ke dalam piutang. Selain itu,
dalam waktu selama cash discount period, maka dana yang tertanam
dalam piutang akan lebih cepat bebas, berarti makin kecilnya investasi
dalam piutang.
piutang yang muncul di perusahaan ditentukan oleh dua faktor. Pertama, adalah
kebijakan penjualan kredit dan jangka waktu pengumpulan piutang (jangka waktu
penagihan piutang).
sebagai berikut :
piutang.
79
1. File dokumen
2. Kartu piutang
3. Buku piutang
menunggak pembayarannya.
piutang.
80
tertentu akan dimasukkan sebagai biaya bad debt atau piutang ragu-ragu
piutang.
c. Biaya administrasi
Dengan adanya piutang maka diperlukan dana baik dari dalam maupun
pengumpulan piutangnya dapat dilihat dari jumlah kerugian piutang atau bad
debt expense, karena jumlah piutang yang dianggap sebagai kerugian tersebut
yang harus dilakukan oleh perusahaan bilamana langganan atau pembeli belum
1) Melalui surat
yang keras.
2) Melalui telepon
3) Kunjungan personal
pengumpulan piutang.
4) Tindakan yuridis
langsung.
setiap perkembangan yang terjadi baik dari jumlah atau kuantitasnya, waktu,
kebijakan piutang yang dapat digunakan sebagai pedoman bagi unit kerja yang
1. Biaya-biaya administrasi
berarti lebih banyak kredit yang diberikan dan tugas-tugas yang tidak
maka jumlah penjualan kredit yang diberikan akan semakin kecil dan
tugas-tugas itu pun akan semakin kecil dan tugas-tugas itu pun akan
4. Volume penjualan
menurun.
e. Membukukan piutang.
usianya masing-masing.
investasi.
ragu-ragu.
86
piutang.
Biaya modal
secara umum.
organisasi.
audit operasional.
usaha perusahaan.
d. Membangun hubungan kerja sama yang erat dengan pengguna jasa agar
kepelabuhan.
89
harta, kewajiban dan modal suatu perusahaan pada waktu tertentu serta memberi
informasi tentang hasil usaha perusahaan selama periode tertentu (suatu periode
perusahaan dan memberikan dasar, bersama dengan analisis bisnis dan ekonomi,
timbul dalam penyusunan laporan keuangan tersebut. Oleh karena itu, perlu
Laporan keuangan ialah neraca dan perhitungan laba rugi serta segala
adalah:
pada masa sekarang dan masa lalu, dengan tujuan utama untuk menentukan
estimasi dan prediksi mengenai kondisi keuangan dan kinerja perusahaan pada
masa yang akan datang tersebut (Fanny dan Baldric, 2009 :42 ). Analisa laporan
keuangan mencakup aplikasi alat dan teknik analisis laporan keuangan dan data
(Fanny dan Baldric, 2009:42). Dua jenis laporan keuangan (utama) yang
umumnya dibuat oleh setiap perusahaan adalah neraca dan laporan laba rugi.
kesehatan perusahaan. Alat yang sering dipakai adalah rasio atau indeks yang
Relationship) antara suatu jumlah tertentu dengan jumlah yang lain dengan
menggunakan alat analisa berupa rasio ini, yang dapat menjelaskan atau
Secara umum, menurut Suad Husnan (2004:69), rasio pada umumnya dapat
berikut :
Rasio ini mengukur berapa kali (dalam rata-rata) piutang itu terjadi.
piutang rata-rata sama dengan nol (0), berarti perusahaan sudah tidak
92
memiliki piutang lagi atau dengan kata lain, semua piutang sudah
tertagih.
Receveible Turn Over = .... (1)
Rasio ini berfungsi untuk mengetahui rata-rata hari yang diperlukan untuk
ditetapkan dari perhitungan ini akan dihubungkan dengan jumlah hari yang
ditetapkan sebagai standar kredit jika lebih kecil atau sama dengan, maka
3. Rasio tunggakan
Rasio ini digunakan untuk mengetahui berapa jumlah piutang yang telah
jatuh tempo dari sejumlah penjualan kredit yang dilakukan dari piutang
4. Rasio penagihan
yang dilakukan atau berapa besar piutang yang tak tertagih dari total
= 100% .... (5)
Laporan Keuangan
1. Piutang
Feed back
2. Pengelolaan Piutang
3. Pengendalian Piutang
94
Alat Analisis :
3. Rasio Tunggakan
4. Rasio Penagihan
Hasil Analisis
2.11 Hipotesis
BAB III
METODE PENELITIAN
Dalam penulisan laporan ini, jenis data yang digunakan sebagai berikut:
1. Data kualitatif
2. Data kuantitatif
1. Data Primer
2. Data Sekunder
seperti : neraca laporan laba rugi, dan lapran arus kas selama lima tahun
tujuan penelitian.
informasi yang diterima oleh penulis baik dalam bentuk lisan maupun tulisan,
bahwa metode analisis yang diterapkan dalam perusahaan sama dengan yang
digunakan oleh penulis. Beberapa Metode analisis yang dipakai penulis, antara
Rasio ini mengukur berapa kali (dalam rata-rata) piutang itu terjadi.
Rasio perputaran piutang adalah besarnya rasio total penjualan kredit terhadap
saldo piutang rata-rata selama periode tertentu. Apabila angka piutang rata-rata
sama dengan nol ( 0 ), berarti perusahaan sudah tidak memiliki piutang lagi atau
Receveible Turn Over = ..... (1)
Rasio ini berfungsi untuk mengetahui rata-rata hari yang diperlukan untuk
dari perhitungan ini akan dihubungkan dengan jumlah hari yang ditetapkan
sebagai standar kredit jika lebih kecil atau sama dengan, maka berarti
3. Rasio tunggakan
99
Rasio ini digunakan untuk mengetahui berapa jumlah piutang yang telah
jatuh tempo dari sejumlah penjualan kredit yang dilakukan dari piutang yang
belum tertagih.
4. Rasio penagihan
yang dilakukan atau berapa besar piutang yang tak tertagih dari total piutang
= 100% ..... (5)
Tabel 3.1
Sistem Serangkaian kebijakan Rasio perputaran piutang (Receivable turn over Rasio
manajemen dan
+
=
mengawasi aktivitas yang Rasio
100
2000:183)
=
Rasio
ditetapkan melalui
peraturan untuk
menunjang pencapaian
kinerja keuangan.
BAB IV
bahwa pelayanan jasa petikemas merupakan salah satu segmen usaha andalan
yang harus terus dikembangkan, hal ini sesuai dengan tuntutan dari perkembangan
dunia maritim global yang bergeser dari bentuk pelayanan secara general menjadi
Berdasarkan kondisi tersebut pada tahun awal tahun 1990 dengan dibantu
Pangkalan Hatta yang selama ini digunakan untuk kegiatan multipurpose dirubah
menjadi suatu terminal yang dilengkapi dengan fasilitas dan peralatan yang
era kepemimpinan Bpk. Ir. Sumardi yang dilantik menjadi Direktur Utama
Perum Pelabuhan IV pada tahun 1988. Pada masa itu penyusunan rencana
Indonesia IV (Persero), dimana Bpk. Drs. Prayitno masuk menggantikan Bpk. Ir.
tetap sama yaitu untuk menjadikan Pangkalan Hatta menjadi suatu terminal
petikemas modern.
pengadaan peralatan bongkar muat petikemas modern yang terdiri dari 2 (dua)
unit Container Crane, 5 (Lima) unit Transtainer dan 8 (Delapan) unit Head Truck
beserta Chassisnya.
103
pengoperasiannya oleh Presiden Republik Indonesia pada waktu itu yaitu Ibu
(dua) unit Container Crane, 3 (tiga) unit Transtainer dan 5 (Lima) unit Head Truck
Dinas Bongkar Muat Petikemas yang berada dibawah kendali dari Divisi usaha
Terminal pada saat awal pelayanan petikemas, berubah menjadi Divisi Pelayanan
pemegang saham.
(Persero).
3. Memberikan Pelayanan Jasa yang berkualitas, tepat waktu dengan tarif yang
layak.
dibidang :
berlabuhnya kapal.
penundaan kapal.
kelancaran angkutan.
hewan.
kepelabuhan.
perseroan.
sekarang masih menjadi salah satu pintu gerbang perhubungan laut khususnya di
usaha serta pengembangan pada masa yang akan datang. Hal ini akan memberikan
GENERAL MANAGER
TERMINAL PETIKEMAS
MANAGER
SISTEM INFORMASI
1. General Manager
tujuan Perseroan;
Direksi;
56
57
usaha.
anggaran;
pelayanan petikemas;
petikemas;
3. Manager Teknik
lingkungan;
59
4. Manager Keuangan
pelabuhan. Dalam hal ini fungsi Manager SDM dan Umum adalah :
laporan cabang;
61
pelabuhan;
penyajian data yang akurat dan tepat waktu serta peralatan computer dalam
keadaan siap operasi. Dalam hal ini fungsi Manager Informasi adalah :
informasi;
penyajian data secara sistematis, cepat dan akurat, baik dengan media
secara manual;
BAB V
pengendalian piutang usaha dan sebagai salah satu langkah untuk mengenal
usaha, yaitu :
63
dibayar.
c. Piutang adalah hutang pemakai jasa atau kewajiban pemakai jasa kepada
pengguna jasa.
e. Piutang Usaha tidak Lancar adalah piutang usaha yang berumur lebih
f. Piutang Usaha Macet adalah piutang usaha yang berumur lebih dari 1
pembayaran.
sesuai dengan standar yang telah ditetapkan, maka perusahaan perlu melakukan
perbaikan. Kegiatan ini untuk menjamin agar hasil sesuai dengan rencana,
penerimaan yang tidak sepadan dengan kebutuhan dana akan memberikan dalam
perusahaan.
usaha perseroan.
kepelabuhanan.
penagihan;
pengguna jasa;
penerimaan kas, dan Nota Tagihan yang belum dibayar lunas, dicatat
untuk pihak pengguna jasa dan Lembar II sebagai bukti arsip Perseroan
pembayaran.
67
3. Tanggal terima dalam surat pengantar tersebut ayat (2) Pasal ini menjadi
kalender sejak Nota Tagihan diterima oleh pengguna jasa. Tanggal jatuh
melalui:
terdapat cap, kas register atau cap lunas yang diparaf oleh petugas
pengguna jasa;
diterima atau dapat diproses lebih lanjut, harus dijawab kembali kepada
jasa, segmen usaha, buku besar dan kartu piutang per pengguna jasa, dan
a. Bukti piutang usaha berupa asli nota tagihan berikut lampirannya dan
asli bukti Surat Pengantar Nota Tagihan, disimpan oleh pegawai yang
bulan dan hasilnya dituangkan dalam Berita Acara Opname Asli Nota
5. Asli Nota Tagihan yang hilang akibat kelalaian, kesengajaan atau faktor
secara konsisten;
sebagai berikut :
3. Denda sebagaimana dimaksud ayat (1) Pasal ini, dihitung dari jumlah
tunggakan yang belum diselesaikan. Nota Tagihan denda dibuat pada saat
4. Dalam hal nota denda yang diterbitkan tidak dilunasi maka nota tersebut
berikutnya.
tempo dan tidak diterbitkan nota denda pada saat pelunasan hutang
yang berlaku.
1. Terhadap piutang usaha yang tidak diakui oleh pengguna jasa segera
1. Untuk menutup kerugian yang mungkin timbul akibat adanya piutang jasa
Cabang/UPK.
1. Piutang usaha yang tidak dapat diselesaikan oleh salah satu unit kerja
karena pengguna jasa tersebut tidak aktif lagi, melalui Kantor Pusat
Indonesia I,II,III.
Perusahaan
antara lain :
c. Rasio Tunggakan
d. Rasio Penagihan
74
Tabel 5.1
Piutang Usaha PT. Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Terminal Petikemas Makassar
Tahun 2005-2009
Tahun Saldo Awal Penjualan Kredit Total Piutang Piutang Tertagih Piutang Tertunggak
Sumber : PT. Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Terminal Petikemas Makassar, 2011
5.3.1 Receivable Turn Over (RTO)
Rasio ini mengukur berapa kali (dalam rata-rata) piutang yang terjadi pada
suatu periode tertentu. Periode perputaran piutang adalah periode terikatnya modal
Receveible Turn Over = ..... (1)
Adapun hasil perhitungan dari Receivable turn over adalah sebagai berikut :
a. Tahun 2005
121,139,334,278
= = 25,00
4.846.445.955
6.129.585.201 + 3.563.306.709
" = = 4.846.445.955
2
b. Tahun 2006
154.334.793.259
= = 20,29
7.604.756.264
3.563.306.709 + 11.646.205.819
" = = 7.604.756.264
2
c. Tahun 2007
130.000.269.783
= = 15,61
8.325.410.332
11.646.205.819 + 5.004.614.845
" = = 8.325.410.332
2
lxxv
lxxvi
d. Tahun 2008
54.610.618.910
= = 9,44
5.787.403.552
5.004.614.845 + 6.570.192.259
" = = 5.787.403.552
2
e. Tahun 2009
62.518.249.143
= = 11,98
5.216.993.715
6.570.192.259 + 3.863.795.170
" = = 5.216.993.715
2
Hasil perhitungan RTO diatas dapat dilihat pada tabel 5.2 berikut :
Tabel 5.2
Dari tabel diatas menunjukkan bahwa kinerja Receivable Turn Over (RTO)
mengalami fluktuasi dari tahun ke tahun. Hal ini ditunjukkan pada peningkatan RTO
lxxvi
lxxvii
yang terjadi pada tahun 2005 mengalami peningkatan sebesar 25,00 kali. Pada tahun
2006 terjadi penurunan RTO yaitu 20,29 kali atau turun sebesar 4,71 dari tahun
sebelumnya. Pada tahun berikutnya, yaitu 2007 kembali mengalami penurunan RTO
sebesar 15,61 atau turun sebesar 4,68 dan tahun 2008 menurun menjadi 9,44 kali atau
Pada tahun 2009 terjadi peningkatan sebesar 11,98 kali atau naik hingga 2,54.
Kinerja RTO perusahaan mencapai titik tertinggi yaitu pada tahun 2005 sebesar 25,00
kali dan sebaliknya RTO yang terendah pada tahun 2008 sebesar 9,44 atau turun 6,17.
Pada tahun 2008, kinerja RTO perusahaan mencapai titik terendah dalam lima
tahun terakhir. Kinerja RTO pada tahun 2008 sebesar 9,44 kali, terjadi penurunan
sebesar 6,18 kali dari tahun 2007 sebesar 15,61. Hal ini disebabkan karena tingkat
penjualan kredit yang sangat rendah yaitu sebesar Rp. 54.610.618.910,- yang diikuti
oleh rata-rata piutang yang tinggi yaitu sebesar Rp. 5.787.403.552.- sehingga
mengakibatkan tingkat RTO perusahaan sangat rendah. Pada tahun 2009, kinerja RTO
meningkat menjadi lebih baik dari tahun 2008 yaitu 11,98 kali atau meningkat 2,54 kali.
Hal ini disebabkan karena penjualan kredit perusahaan meningkat yaitu dari Rp
54.610.618.910,- pada tahun 2008 menjadi Rp. 82.518.249.143,- dan juga terjadi
penurunan total piutang Rp. 5.787.403.552,- pada tahun 2008 menjadi Rp.
semakin tinggi tingkat perputaran piutang suatu perusahaan, maka semakin baik
lxxvii
lxxviii
pengelolaan piutangnya, dan juga jika tingkat perputaran piutangnya tinggi berarti
Rasio ini berfungsi untuk mengetahui rata-rata hari yang diperlukan untuk
mengumpulkan piutang dan mengubahnya menjadi kas. Hasil yang ditetapkan dari
perhitungan ini akan dihubungkan dengan jumlah hari yang ditetapkan sebagai standar
kredit perusahaan.
a. Tahun 2005
365
= = 14,6
25,00
b. Tahun 2006
365
= = 17,99
20,29
c. Tahun 2007
365
= = 23,38
15,61
d. Tahun 2008
365
= = 38,68
9,44
e. Tahun 2009
lxxviii
lxxix
365
= = 30,46
11,98
Hasil perhitungan ACP diatas dapat dilihat pada tabel 5.3 berikut :
Tabel 5.3
Berdasarkan hasil yang diperoleh pada tabel diatas, perusahaan belum efektif
dalam mengelola piutang usahanya sesuai dengan standar dan batas waktu yang telah
tanggal jatuh tempo selambat-lambatnya 8 (delapan) hari kalender sejak nota tagihan
tingkat Receivable Turn Over (RTO) tahun bersangkutan. Semakin besar tingkat RTO
lxxix
lxxx
perusahaan, maka semakin baik pula nilai ACPnya. Tingkat Average Collection period
(ACP) perusahaan yang terbaik pada tahun 2005, yaitu sebesar 14 hari, dimana tingkat
perputaran piutangnya pun sangat tinggi. Sedangkan tingkat ACP perusahaan yang
terendah adalah pada tahun 2008, dimana tingkat ACPnya mencapai 38 hari, dimana
tingkat perputaran piutangnya pun sangat rendah yaitu 9,44 kali. Pada tahun berikutnya
yaitu tahun 2009, tingkat ACPnya menurun menjadi 30 hari. Ini menunjukkan kinerja
lebih besar daripada batas waktu yang telah ditetapkan perusahaan, berarti perusahaan
Rasio tunggakan ini digunakan untuk mengetahui berapa jumlah piutang yang
telah jatuh tempo dari sejumlah penjualan kredit yang dilakukan dari piutang yang
belum tertagih.
a. Tahun 2005
3.563.306.709
= 100 % = 2,80 %
127.268.919.479
lxxx
lxxxi
b. Tahun 2006
11.646.205.819
= 100 % = 7,38 %
157.898.099.968
c. Tahun 2007
5.004.614.845
= 100 % = 3,53 %
141.646.475.602
d. Tahun 2008
6.570.192.259
= 100 % = 11,02 %
59.615.233.755
e. Tahun 2009
3.863.795.170
= 100 % = 5,59 %
69.088.441.402
Hasil perhitungan Rasio Tunggakan diatas dapat dilihat pada tabel 5.4 berikut :
Tabel 5.4
lxxxi
lxxxii
fluktuasi dari tahun ke tahun. Pada tahun 2005 kinerja perusahaan membaik, dimana
rasio tunggakan mencapai titik terkecil, yaitu sebesar 2,8 %. Hal ini terjadi karena
pada tahun 2006 terjadi peningkatan rasio tunggakan menjadi 7,38 % atau naik
sebesar 4,58 %. Hal ini disebabkan jumalah piutang tertunggak yang sangat besar
yaitu Rp. 11.646.205.819,-. Pada tahun 2007, terjadi penurunan rasio tunggakan
menjadi sebesar 3,83 % atau menurun sebesar 3,85 % dari tahun sebelumnya. Hal ini
Pada tahun 2008, rasio tunggakan mencapai titik tertinggi yaitu sebesar 11,02
% atau meningkat sebesar 7,49 % dari tahun 2007. Hal ini disebabkan terjadinya
peningkatan piutang tertunggak dari Rp. 5.004.614.845,- pada tahun 2007 menjadi Rp.
6.570.192.259,- dan juga karena jumlah total piutang yang sangat rendah yaitu sebesar
lxxxii
lxxxiii
Rp. 59.615.233.755. Pada tahun 2009, rasio tunggakan mengalami penurunan yaitu
menjadi 5,59 % atau menurun sebesar 5,43 % dari tahun sebelumnya. Ini disebabkan
terjadi peningkatan pada total piutangnya yaitu sebesar Rp. 69.088.441.402,- dan
Rasio ini digunakan untuk mengetahui sejauh mana aktivitas penagihan yang
dilakukan atau berapa besar piutang yang tak tertagih dari total piutang yang dimiliki
= 100% .... (5)
a. Tahun 2005
123.705.612.770
= 100 % = 97,20 %
127.268.919.479
b. Tahun 2006
146.251.894.149
= 100 % = 92,62 %
157.898.099.968
c. Tahun 2007
136.641.860.757
= 100 % = 96,47 %
141.646.475.602
lxxxiii
lxxxiv
d. Tahun 2008
53.045.041.496
= 100 % = 88,98 %
59.615.233.755
e. Tahun 2009
65.224.646.232
= 100 % = 94,41 %
69.088.441.402
Hasil perhitungan Rasio Penagihan diatas dapat dilihat pada tabel 5.5 berikut :
Tabel 5.5
mengalami fluktuasi dari tahun ke tahun. Pada tahun 2005 kinerja perusahaan
mengalami peningkatan, dimana rasio penagihan mencapai titik tertinggi yaitu sebesar
127.268.919.479,- Namun pada tahun 2006, terjadi penurunan rasio tagihan dari 97,20
lxxxiv
lxxxv
% pada tahun 2005 menjadi 92,62 % atau naik turun 4,58 %. Hal ini disebabkan
sebesar 96,47 % dari tahun sebelumnya. Hal ini disebabkan karena perusahaan dapat
Pada tahun 2008, kinerja rasio penagihan mencapai titik terendah yaitu sebesar
88,98%. Hal ini disebabkan karena jumlah total piutang yang sangat rendah yaitu
peningkatan yaitu menjadi 94,41% atau meningkat sebesar 5,43 % dari tahun
sebelumnya. Ini disebabkan terjadi peningkatan pada total piutangnya yaitu sebesar
Rp. 69.088.441.402,- dan terjadi peningkatan pada bagian penagihan yaitu sebesar Rp.
65.224.646.232.-.
lxxxv
lxxxvi
BAB VI
6.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis dan uraian-uraian pada bab sebelumnya, maka penulis
2. Rasio Perputaran Piutang (RTO) pada tahun 2005 sangat meningkat yaitu
sebesar 25,00 kali, sedangkan nilai RTO yang terendah yaitu pada tahun 2008
sebesar 9,44 kali. Peningkatan RTO di tahun 2005 yang mencapai nilai tertinggi
terutama nilai pada tahun 2008 dimana, nilai Average Collection Periodnya
lambatnya 8 (delapan) hari kalender sejak nota tagihan diterima oleh pengguna
jasa.
berjalan secara efektif. Terutama pada kondisi tahun 2008 yang mencapai
lxxxvi
lxxxvii
11,02% pada rasio tunggakan dan 88,89% pada rasio penagihan. Jika bagian
administrasi atau penagihan mampu bekerja secara optimal sehingga hari rata-
6.2 Saran
jasa diberitahukan terlebih dahulu mengenai sanksi dan denda yang dikenakan
lxxxvii
lxxxviii
lxxxviii
lxxxix
DAFTAR PUSTAKA
lxxxix
xc
DAFTAR ONLINE
http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/14132/ho9rag_abstract.pdf
http://repository.usu..ac.id/bitstream/123456789/8953/1/10e00425.pdf
http://repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/26906/h10dha-abstract.pdf
xc