Anda di halaman 1dari 11

1.

PENGERTIAN AKUNTANSI ANGGARAN

Akuntansi anggaran adalah teknik akuntansi yang digunakan untuk mencatat setiap transaksi-
transaksi yang terjadi dan tedapat pada setiap anggaran mulai dari anggaran yang disyahkan,
dialokasikan, ataupun yang dilaksanakan sampai pada penutupan buku anggaran akhir tahun.
Pada setiap perusahaan, instansi, ataupun organisasi-organisasi lain yang menggunakan
dana/anggaran didalamnya teknik ini sangatlah penting digunakan untuk memanajemen
anggaran yang ada. Jika tidak dilakukan pembukuan yang tepat maka sangat besar kemungkinan
terjadinya over budget atau kelebihan dana yang tak terduga.

2. JENIS DANA SEKTOR PUBLIK


a. Dana Umum ( General Fund)
Dana umum adalah dana yang di paksa untuk membukukan transaksi transaksi
keuangan yang tidak dapat di tampung dalam dana khusus.

b dana pendapatan khusus (special revenue fund)


Dana pendapatan adalah dana yang di pakai untuk membukukan penerimaan
penerimaan khusus dari sumber tertentu untuk membiayai aktivitas tertentu yang di
tetapkan dalam undang-undang

3.PERBEDAAN AKUNTANSI KAS DAN AKUNTANSI AKTUAL


A. AKUNTANSI AKTUAL

Dalam buku Akuntansi Sector Public karangan Indra Bastian, akuntansi barbasis kas

dapat diartikan sebagai sistem akuntansi yang hanya mengakui arus kas masuk dan kas keluar.

Transaksi dicatat/diakui apabila menimbulkan perubahan atau berakibat pada kas, yaitu

menaikkan atau menurunkan kas. Dalam kasus ini, laporan keuangan tidak dapat dihasilkan

karena ketiadaan data tentang aktiva dan kewajiban. Dalam akuntansi berbasis kas, pendapatan

diakui ketika kas/uang telah diterima dan pengeluaran diakui ketika telah dilakukan pembayaran

kas.

Dalam Modul Akuntansi Sektor Publik oleh Nurul Hidayah, SE.AK.MSI. Akuntansi

arus kas dipraktekkan di berbagai organisasi sektor publik dan organisasi non profit, misalnya
rekening penerimaan dan pembayaran yang sederhana. Jenis informasi yang tidak diberikan

dalam laporan arus kas adalah modal dan pendapatan.

Dalam paper akuntansi pemerintahan karya Erichenko, akuntansi basis kas ini dapat

mengukur kinerja keuangan pemerintah yaitu untuk mengetahui perbedaan antara penerimaan

kas dan pengeluaran kas dalam suatu periode. Basis kas menyediakan informasi mengenai

sumber dana yang dihasilkan selama satu periode, penggunaan dana dan saldo kas pada tanggal

pelaporan. Model pelaporan keuangan dalam basis kas biasanya berbentuk Laporan Penerimaan

dan Pembayaran (Statement of Receipts and Payment) atau Laporan Arus Kas (Cash Flow

Statement).

Pada praktek akuntansi pemerintahan di Indonesia basis kas untuk Laporan Realisasi

Anggaran berarti bahwa pendapatan diakui pada saat kas diterima oleh Rekening Kas Umum

Negara/Daerah, dan belanja diakui pada saat kas dikeluarkan dari Rekening Kas Umum

Negara/Daerah. Secara rinci pengakuan item-item dalam laporan realisasi anggaran, sesuai

dengan Exposure Draft PSAP Pernyataan No. 2 tentang Laporan Realisasi Anggaran adalah

sebagai berikut:

1. Pendapatan diakui pada saat diterima pada Rekening Kas Umum Negara/Daerah atau entitas

pelaporan.

2. Belanja diakui pada saat terjadinya pengeluaran dari Rekening Kas Umum Negara/Daerah

atau entitas pelaporan. Khusus pengeluaran melalui pemegang kas pengakuannya terjadi pada

saat pertanggungjawaban atas pengeluaran tersebut disahkan oleh unityang mempunyai fungsi

perbendaharaan.
3. Dana Cadangan diakui pada saat pembentukan yaitu pada saat dilakukan penyisihan uang

untuk tujuan pencadangan dimaksud. Dana Cadangan berkurang pada saat terjadi pencairan

Dana Cadangan.

4. Penerimaan pembiayaan diakui pada saat diterima pada Rekening Kas Umum Negara/Daerah.

5. Pengeluaran pembiayaan diakui pada saat dikeluarkan dari Rekening Kas Umum

Negara/Daerah.

B.AKUNTANSI AKRUAL

Menurut SSAP 2, definisi konsep akuntansi akrual adalah :

penerimaan dan biaya bertambah atau dimasukkan tidak sebagai uang yang diterima atau

dibayarkan sesuai satu sama lain dapat dipertahankan atau dianggap benar, dan berkaitan dengan

rekening laba rugi selama periode bersangkutan

International Public Sector Accounting Standards (IPSAS). Menurut IPSAS, laporan keuangan

versi akrual secara umum sekurang-kurangnya terdiri dari:

1. Neraca (Statement of Financial Position);

2. Laporan Kinerja Keuangan (Statement of Financial Performance);

3. Lap. Perubahan dalam Aset Bersih/Ekuitas (Statement of Changes In Net Assets/Equity);

4. Laporan Arus Kas (Cash Flow Statement); dan

5. Catatan atas Kebijakan Akuntansi dan Catatan atas Laporan Keuangan (Accounting Policies and

Notes to The Financial Statements).

Berdasarkan paper akuntansi pemerintahan karya Erichenko Akuntansi berbasis akrual

berarti suatu basis akuntansi di mana transaksi ekonomi dan peristiwa-peristiwa lain diakui dan

dicatat dalam catatan akuntansi dan dilaporkan dalam periode laporan keuangan pada saat

terjadinya transaksi tersebut, bukan pada saat kas atau ekuivalen kas diterima atau dibayarkan.
Akuntansi akrual dianggap lebih baik daripada akuntansi kas. Akuntansi akrual diyakini

dapat menghasilkan laporan keuangan yang lebih dapat dipercaya, akurat, komprehensif, &

relevan untuk pengambilan keputusan ekonomi, sosial, & politik.

Pengaplikasian accrual basis dalam Akuntansi Sektor Publik adalah untuk menentukan cost

ofservices & chargingfor services, yaitu untuk mengetahui besarnya biaya yang dibutuhkan

untuk menghasilkan pelayanan publik serta penentuan harga pelayanan yang dibebankan kepada

publik.

Aplikasi accrual basis sektor swasta digunakan untuk proper matching cost againts revenue.

Perbedaan ini disebabkan karena pada sektor swasta lebih profit oriented, sedangkan sektor

publik pada public service oriented.

International Monetary Fund (IMF) sebagai lembaga kreditur menyusun Government

Finance Statistics (GFS) yang di dalamnya menyarankan kepada negara-negara debiturnya untuk

menerapkan akuntansi berbasis akrual dalam pembuatan laporan keuangan. Alasan penerapan

basis akrual ini karena saat pencatatan (recording) sesuai dengan saat terjadinya arus sumber

daya. Jadi basis akrual ini menyediakan estimasi yang tepat atas pengaruh kebijakan pemerintah

terhadap perekonomian secara makro. Selain itu basis akrual menyediakan informasi yang paling

komprehensif karena seluruh arus sumber daya dicatat, termasuk transaksi internal, in-kind

transaction, dan arus ekonomi lainnya.

International Public Sector Accounting Standards (IPSAS) Board (IFAC, 2003: halaman 7)

memberikan kesimpulan tentang beberapa keuntungan dari penerapan basis akrual dalam

akuntansi dan penyusunan laporan keuangan di sektor publik, yaitu:

Basis akrual dapat menunjukkan bagaimana pemerintah membiayai kegiatannya dan

memenuhi kebutuhan kasnya


Basis akrual memungkinkan pembaca laporan keuangan mengevaluasi kemampuan

pemerintah untuk membiayai aktivitas-aktivitasnya dan untuk memenuhi kewajiban dan

komitmen-komitmennya

Akuntansi berbasis akrual menunjukkan posisi keuangan/kekayaan pemerintah dan perubahan

atas posisi keuangan tersebut

Memberikan kesempatan kepada pemerintah untuk menunjukkan keberhasilan mengelola

sumber daya yang dimiliki

Berguna dalam melakukan evaluasi atas kinerja pemerintah melalui service cost, efisiensi, dan

pencapaian kinerja

Beberapa masalah aplikasi basis akrual dalam buku Akuntansi Sector Public karangan Indra

Bastian adalah:

Penentuan pos dan besaran transaksi yang dicatat dilakukan oleh individu yang mencatat

Relevansi akuntansi akrual menjadi terbatas ketika dikaitkan dengan nilai historis dan inflasi

Dalam perbadingan dengan basis kas,penyesuaian akrual membutuhkan prosedur administrasi

yang lebih rumit.

Peluang manipulasi akuntansi keuangan yang sulit dikendalikan.

Sesuai dengan Exposure Draft Standar Akuntansi Pemerintahan, basis akrual untuk neraca

berarti bahwa aktiva, kewajiban, dan ekuitas dana diakui dan dicatat pada saat terjadinya

transaksi, atau pada saat kejadian atau kondisi lingkungan berpengaruh pada keuangan

pemerintah, tanpa memperhatikan saat kas atau setara kas diterima atau dibayar.

Secara rinci pengakuan atas item-item yang ada dalam neraca dengan penerapan basis

akrual adalah :
1. Persediaan diakui pada saat potensi manfaat ekonomi masa depan diperoleh pemerintah dan

mempunyai nilai atau biaya yang dapat diukur dengan andal. Persediaan diakui pada saat

diterima atau hak kepemilikannya dan/atau kepenguasaannya berpindah.

2. Investasi, suatu pengeluaran kas atau aset dapat diakui sebagai investasi apabila memenuhi

salah satu kriteria:

a. Kemungkinan manfaat ekonomik dan manfaat sosial atau jasa pontensial di masa yang akan

datang atas suatu investasi tersebut dapat diperoleh pemerintah;

b. Nilai perolehan atau nilai wajar investasi dapat diukur secara memadai (reliable). Pengeluaran

untuk perolehan investasi jangka pendek diakui sebagai pengeluaran kas pemerintah dan tidak

dilaporkan sebagai belanja dalam laporan realisasi anggaran, sedangkan pengeluaran untuk

memperoleh investasi jangka panjang diakui sebagai pengeluaran pembiayaan.

3. Aktiva tetap, untuk dapat diakui sebagai aset tetap, suatu aset harus berwujud dan memenuhi

kriteria:

a. Mempunyai masa manfaat lebih dari 12 (dua belas) bulan;

b. Biaya perolehan aset dapat diukur secara andal;

c. Tidak dimaksudkan untuk dijual dalam operasi normal entitas; dan

d. Diperoleh atau dibangun dengan maksud untuk digunakan

4. Konstruksi Dalam Pengerjaan (KDP), suatu benda berwujud harus diakui sebagai KD jika:

a. besar kemungkinan bahwa manfaat ekonomi masa yang akan datang berkaitan dengan aset

tersebut akan diperoleh;

b. biaya perolehan tersebut dapat diukur secara andal; dan

c. aset tersebut masih dalam proses pengerjaan

KDP dipindahkan ke pos aset tetap yang bersangkutan jika kriteria berikut ini terpenuhi:
a.Konstruksi secara substansi telah selesai dikerjakan; dan

b. Dapat memberikan manfaat/jasa sesuai dengan tujuan perolehan.

5. Kewajiban, suatu kewajiban yang diakui jika besar kemungkinan bahwa pengeluaran sumber

daya ekonomi akan dilakukan atau telah dilakukan untuk menyelesaikan kewajiban yang ada

sampai saat ini, dan perubahan atas kewajiban tersebut mempunyai nilai penyelesaian yang dapat

diukur dengan andal.

Menurut kelompok kami Akuntansi berbasis Akrual adalah akuntansi yang proses

pencatatannya dilakukan pada saat transaksi terjadi atau sedang berlangsung bukan pada saat

bukti transaksi diterima.

Misalnya suatu biaya perjalanan dinas yang diterbitkan pada tanggal 5 Agustus 2009 dan

diterima oleh bendaharawan pada tanggal 7 Agustus 2009, maka oleh bendaharawan transaksi itu

dicatat pada tanggal 5 Agustus 2009 yaitu pada saat transaksi diterima

4. ALASAN SISTEM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH YANG LAMA

(MAKUDA) SUDAH TIDAK MEMENUHI KEBUTUHAN

Sistem yang lama (MAKUDA) dengan ciri-ciri, antara lain single entry (pembukuan

tunggal), incremental budgeting (penganggaran secara tradisional yakni rutin dan pembangunan)

dan pendekatan anggaran berimbang dinamis sudah tidak dapat lagi memenuhi kebutuhan

daerah, karena beberapa alasan :

a. Tidak mampu memberikan informasi mengenai kekayaan yang dimiliki oleh daerah, atau

dengan kata lain tidak dapat memberikan laporan neraca.

b. Tidak mampu memberikan informasi mengenai laporan aliran kas sehingga manajemen atau

publik tidak dapat mengetahui faktor apa saja yang menyebabkan adanya kenaikan kas daerah.
c. Sistem yang lama (MAKUDA) ini juga tidak dapat membantu daerah untuk menyusun laporan

pertanggungjawaban pelaksanaan APBD berbasis kinerja sesuai ketentuan PP 105/ 2000yaitu :

- Pasal 5 yang mewajibkan daerah membuat laporan pertanggungjawaban berbasis kinerja.

- Pasal 8 yang menyatakan bahwa APBD disusun dengan pendekatan kinerja, yaitu suatu sistem

anggaran yang mengutamakan upaya pencapaian hasil kerja (ouput). PP Nomor 108/2000

d. Tidak mampu memberikan informasi mengenai kekayaan yang dimiliki oleh daerah, atau

dengan kata lain tidak dapat memberikan laporan neraca.

Sistem akuntansi pemerintah harus dapat menyediakan informasi yang akuntabel dan

auditabel artinya dapat dipertanggungjawabkan dan diaudit)

Sistem akuntansi pemerintah harus mampu menyediakan informasi keuangan yang diperlukan

untuk penyusunan rencana/program dan evaluasi pelaksanaan secara fisik dan keuangan.

5.PERBEDAAN PRINSIP SISTEM LAMA DENGAN SISTEM AKUNTANSI DAERAH

(SAKD)

Dengan adanya reformasi atau pembaharuan di dalam sistem


perrtanggungjawaban keuangan daerah, sistem lama yang selama ini digunakan
oleh Pemda baik pemerintah propinsi maupun pemerintah kabupaten/kota yaitu
Manual Administrasi Keuangan Daerah (MAKUDA) yang diterapkan sejak 1981
4
sudah tidak dapat lagi mendukung kebutuhan Pemda untuk menghasilkan
laporan keuangan dalam bentuk neraca dan laporan arus kas sesuai PP
105/2000 pasal 38. Untuk dapat menghasilkan laporan keuangan tersebut
diperlukan suatu sistem akuntansi keuangan daerah yang didasarkan atas
standar akuntansi pemerintahan.
Namun perlu digarisbawahi, bahwa penerapan sistem akuntansi pemerintahan
dari suatu negara akan sangat bergantung kepada peraturan perundang-
undangan yang berlaku pada negara yang bersangkutan.
Ciri-ciri terpenting
atau persyaratan dari sistem akuntansi pemerintah (menurut United
Nations/PBB dalam
bukunya A manual for Government Accounting, dikutip
dari Buku Akuntansi Pemerintahan
yang disusun oleh Sonny Loho &
Sugiyanto
) , antara lain disebutkan bahwa:

Sistem akuntansi pemerintah harus dirancang sesuai dengan


konstitusi dan peraturan perundang-undangan yang berlaku pada
suatu negara.

Sistem akuntansi pemerintah harus dapat menyediakan informasi yang


akuntabel dan auditabel (artinya dapat dipertanggungjawabkan dan
diaudit)

Sistem akuntansi pemerintah harus mampu menyediakan informasi


keuangan yang diperlukan untuk penyusunan rencana/program dan
evaluasi pelaksanaan secara fisik dan keuangan.
Neraca dan laporan arus kas merupakan bentuk laporan yang baru bagi
pemerintah daerah dan untuk dapat menyusunnya diperlukan adanya suatu
standar akuntansi. Akan tetapi selama ini, pemerintah daerah belum memilikii
standar akuntansi, karena sistem akuntansi keuangan pemerintahan yang
diterapkan sejak bangsa ini merdeka 59 tahun yang lalu didasarkan atas UU
Perbendaharaan Indonesia atau ICW Staatblads 1928, yang memang tidak
diarahkan atau ditujukan untuk menghasilkan laporan neraca dan laporan arus
kas.
5
Sistem yang lama (MAKUDA) dengan ciri-ciri , antara lain single entry
(pembukuan tunggal), incremental budgeting ( penganggaran secara tradisional
yakni rutin dan pembangunan) dan pendekatan anggaran berimbang dinamis
sudah tidak dapat lagi memenuhi kebutuhan daerah, karena beberapa alasan :
a. Tidak mampu memberikan informasi mengenai kekayaan yang dimiliki
oleh daerah, atau dengan kata lain tidak dapat memberikan laporan
neraca.
b. Tidak mampu memberikan informasi mengenai laporan aliran kas
sehingga manajemen atau publik tidak dapat mengetahui faktor apa
saja yang menyebabkan adanya kenaikan atau penurunan kas daerah.
c. Sistem yang lama (MAKUDA) ini juga tidak dapat membantu daerah
untuk menyusun laporan pertanggungjawaban pelaksanaan APBD
berbasis kinerja sesuai ketentuan PP 105/2000, yaitu :

Pasal 5 yang mewajibkan daerah membuat laporan


pertanggungjawaban berbasis kinerja.

Pasal 8 yang menyatakan bahwa APBD disusun dengan


pendekatan kinerja, yaitu suatu sistem anggaran yang
mengutamakan upaya pencapaian hasil kerja (ouput). PP Nomor
108/2000
d. Tidak mampu memberikan informasi mengenai kekayaan yang dimiliki
oleh daerah, atau dengan kata lain tidak dapat memberikan laporan
neraca.
Adapun perbedaan prinsip-prinsip yang mendasar antara sistem yang
lama dengan sistem akuntansi keuangan daerah (SAKD) yang baru
sebagaimana yang dimaksudkan dalam PP Nomor 105/2000 tersebut di atas,
antara lain :
Sistem lama (MAKUDA 1981)
Sistem pencatatan single entry
(Pembukuan tunggal/tidak berpa-
sangaT)

Dual budget (rutin dan


pembangunan), dokumen anggaran
DIKDA dan DIPDA.
Unified budget (anggaran terpadu),
tidak mengenal lagi rutin dan
pembangunan (DIKDA dan DIPDA)
Incremental budget , didasarkan
pada jenis belanja dan lebih input

Sistem yg baru (PP.105/2000)


Sistem pencatatan Double entry,
untuk dapat menyusun neraca
diperlukan adanya sistem
pencatatan yang akurat (
approriate recording)
Performance budget (berbasis
kinerja), dan lebih output oriente
MAKALAH PRAKTIKUM
AKUNTANSI
LEMBAGA/PEMERINTAHAN

OLEH:

NURIN NIMATUS SIFA

XI-AK

Anda mungkin juga menyukai