Anda di halaman 1dari 14

ALJAZIRI

2.1. Pengantar Termodinamika Kimia

Di awal ketika kita mempelajari termodinamika sangatlah penting untuk mengerti pemahaman
termodinamik dari istilah yang dipergunakan. Istilah-istilah yang dipergunakan oleh J. A. Beattie
berikut telah memberikan ungkapan yang singkat dan jelas.

Sistem, Batas, Lingkungan. Suatu sistem termodinamik merupakan bagian dari alam semesta yang
sifat-sifatnya sedang diselidiki.

Sistem terletak pada suatu tempat tertentu dalam suatu ruang dengan batas yang memisahkannya
dari bagian alam semesta yang lain, lingkungan

Suatu sistem terisolasi ketika batasnya mencegah sembarang interaksi dengan lingkungannya.
Suatu sistem yang terisolasi tidak menghasilkan efek atau gangguan yang dapat dideteksi pada
lingkungannya.

Suatu sistem disebut terbuka jika massa dapat melewati batas, tertutup ketika tidak ada massa
yang melewati batas

Sifat-sifat dari suatu Sistem. Sifat dari sistem merupakan penampakan fisik yang dapat nampak
oleh indra, atau dapat diketahui dengan metode tertentu. Sifat terbagi menjadi dua: (1) tidak terukur,
ketika jenis zat tertentu menyusun suatu sistem dan keadaan agregasi dari bagian-bagiannya; dan (2)
terukur; seperti tekanan dan volume, yang mana dapat dinyatakan dalam suatu nilai numerik baik
dengan perbandingan langsung maupun tidak langsung dengan standar.

Keadaan dari Sistem. Suatu sistem merupakan keadaan tertentu dimana setiap sifatnya memiliki
nilai tertentu. Kita harus mengetahuinya baik melalui suatu studi eksperimental dari sistem tersebut
atau dari pengalaman dengan sistem yang serupa, sifat-sifat yang harus diperhatikan untuk
mendefinisikan suatu sistem adalah.

Perubahan Keadaan, Langkah, Siklus, Proses. Anggaplah suatu sistem mengalami perubahan
keadaan dari keadaan awal tertentu hingga suatu keadaan akhir tertentu.

Perubahan keadaan didefinisikan sepenuhnya ketika keadaan awal dan akhir ditentukan.

Langkah perubahan keadaan didefinisikan dengan menentukan keadaan awal, rangkaian keadaan
antara yang disusun oleh oleh sistem, dan keadaan akhir.

Proses merupakan metode operasi yang mempengaruhi oleh perubahan keadaan. Deskripsi
mengenai proses terdiri dari penyataan menganai hal-hal berikut ini: (1) batas; (2) perubahan keadaan;
langkah, efek yang dihasilkan oleh sistem pada setiap tahapan proses; dan (3) efek yang dihasilkan
pada lingkungan pada tiap langkah proses.

Anggaplah bahwa suatu sistem mengalami perubahan keadaan dan dikembalikan ke keadaan
awalnya. Langkah-langkah ini disebut sebagai sebuah siklus, dan proses yang terjadi disebut sebagai
proses siklik.

Variabel Keadaan, Suatu variabel keadaan merupakan variabel yang memiliki nilai tertentu ketika
suatu sistem ditetapkan.

2.2. Hukum Termodinamika ke Nol

Hukum kesetimbangan termal, hukum kenol termodinamik merupakan prinsip lain yang
penting. Pentingnya hukum ini pada konsep temperatur tidak disadari hingga bagian lain dari
termodinamik telah mencapai perkembangan di tingkat yang advance; sehingga dinamakan hukum
kenol.

Untuk menggambarkan hukum kenol kta membayangkan dua sampel gas. Kedua sampel berada pada
wadah terpisah dan masing-masing memiliki volume dan tekanan V1, p1 dan V2, p2. Pada permulaan
kedua sistem diisolasi satu sama lain dan keduanya sepenuhnya berada dalam kesetimbangan. Kedua
wadah ini dilengkapi dengan pengukur tekanan. (Gbr 6.1 a)

Kedua sistem dihubungkan melalui suatu dinding. Muncul dua buah kemungkinan: ketika
dihubungkan melalui dinding sistem dapat saling mempengaruhi atau tidak saling mempengaruhi.
Jika sistem tidak saling mempengaruhi, maka dinding merupakan dinding pengisolasi, atau dinding
adiabatik, akan tetapi dalam situasi seperti tekanan tidak dipengaruhi. Jika sistem saling
mempengaruhi satu sama lain dan tekanan pada keduanya berubah menjadi p1 dan p2 (Gbr 6.1 b).

Pada keadaan ini dinding merupakan dinding penghantar termal (thermal conducting wall); dan
sistem berada dalam kontak termal. Saat dimana kedua nilai tekanan sistem tetap, maka kedua sistem
berada dlam kesetimbangan termal.
Bayangkanlah tiga sistem A, B,dan C, disusun seperti pada Gbr 6.2(a). Sistem A dan B berada dalam
kontak termal, sementara sistem B mengalami kontak termal dengan sistem C. Sistem komposit ini
dibiarkan mencapai kesetimbangan termal, sehingga A berada dalam kesetimbangan temral dengan B
dan B berada dalam kesetimbangan termal dengan C. Sekarang kita memisahkan sistem A dan C
dengan B dan membiarkan keduanya kontak secara langsung satu sama lain (Gbr 6.2b). Kita
mengamati bahwa tidak ada perubahan baik pada A maupun C seiring dengan waktu. Sehingga dapat
dikatakan bahwa A dan B berada dalam kesetimbangan satu sama lain. Pengalaman ini merupakan
penyusun dari hukum kenol termodinamik: Dua sistem yang keduanya berada dalam kesetimbangan
termal dengan suatu sistem ketiga berada dalam kesetimbangan termal satu sama lainnya.

Konsep mengenai temperatur dapat dinyatakan sebagai berikut: (1) Sistem yang berada dalam
kesetimbnagan termal satu sama lainnya memiliki temperatur yang sama; dan (2) sistem yang tidak
berada dalam kesetimbangan termal satu sama lain memiliki temperatur yang berbeda.

2.8 Sifat ekstensif dan itensif

CARI MATERI/PENGERTIAN DARI SIFAT EKEKSTENSIF DAN INTENSIF DI


INTERNET BARU BUAT PPT nya
MELLYCHA

2.3 Kerja Dan Kalor


Konsep mengenai kerja dan kalor merupakan dasar yang sangat penting dalam termodinamik dan
definisinya harus dapat dipahami secara keseluruhan; penggunaan istilah kalor dan kerja yang
dipergunakan dalam termodinamik sedikit berbeda dengan yang dipergunakan dalam kehidupan
sehari-hari maupun dalam bidang ilmu yang lain. Pengertian kedua istilah ini kembali akan diberikan
oleh J. A. Beattie

Kerja. Dalam termodinamik kerja didefinisikan sebagai sembarang kuantitas yang mengalir
melewati batas dari suatu sistem selama perubahan keadaan sistem tersebut dan sepenuhnya
dapat diubah menjadi peningkatan dari berat di lingkungannya.

Beberapa hal harus diperhatikan dalam pengertian kerja ini.

1. Kerja hanya terjadi di batas sistem.


2. Kerja hanya terjadi selama terjadi perubahan keadaan.
3. Kerja diwujudkan dengan suatu efek pada lingkungannya.
4. Kuantitas kerja sama dengan mgh, dimana m merupakan massa yang dipindahkan, g merupakan
percepatan gravitasi, h merupakan ketinggian yang dicapai oleh berat.
5. Kerja merupakan suatu jumlah aljabar, akan positif jika massa diangkat (h bernilai +), dimana hal
ini kita sebut kerja telah dihasilkan diskeliling; nilainya akan negatif jika jika massa diturunkan (h
bernilai -), dalam hal ini kerja kita anggap mengalir dari lingkungan.
Kalor. Kita menjelaskan pencapaian kesetimbangan termal dari dua sistem dengan menyatakan
bahwa suatu kuantitas kalor Q telah mengalir dari sistem dengan temperatur yang lebih tinggi ke
sistem dengan temperatur yang lebih rendah.

Dalam termodinamik kalor didefinisikan sebagai suatu kuantitas yang mengalir melewati
batasan dari suatu sistem selama perubahan keadaannya dengan jalan perbedaan temperatur
antara sistem dan lingkungannya dan mengalir dari titik dengan temperatur yang lebih tinggi
ke titik yang temperaturnya lebih rendah.

Beberapa hal yang harus diingat.

1. kalor hanya terjadi di batas sistem.


2. kalor hanya terjadi selama ada perubahan pada keadaan.
3. kalor dimanifestasikan dengan efek pada lingkungannya.
4. Kuantitas dari massa berbanding lurus dengan massa air dilingkungannya yang dinaikkan
temperaturnya pada suatu tekanan tertentu.
5. kalor merupakan suatu jumlah aljabar, bernilai positif jika massa air dilingkungannya didinginkan
dan sebaliknya bernilai negatif jika massa air dilingkungannya menghangat.

Dalam definisi pekerjaan dan panas ini, sangat penting bahwa penghakiman mengenai apakah
aliran panas atau arus kerja telah terjadi dalam transformasi didasarkan pada pengamatan efek yang
dihasilkan di sekitarnya, bukan pada apa yang terjadi di dalam sistem. Contoh berikut menjelaskan hal
ini, juga perbedaan antara pekerjaan dan panas. Perhatikan sebuah sistem yang terdiri dari 10 g air
cair yang terkandung dalam gelas pembuka terbuka di bawah tekanan konstan 1 atm. Awalnya air
berada pada suhu 25 C, sehingga kita menggambarkan keadaan awal dengan p = 1 atm, t = 25 C.
Sistem sekarang terbenam, katakanlah, 100 g air pada suhu tinggi, 90 C. Sistem ini dijaga kontak
dengan 100 g air ini sampai suhu 100 g telah turun sampai 89 C, kemudian sistem dihilangkan.
Kami mengatakan bahwa 100 unit panas telah mengalir dari sekitarnya, karena 100 g air di sekitarnya
turun 1 C pada suhu. Keadaan akhir sistem digambarkan oleh p = 1 atm, t = 35 C. Sekarang
perhatikan sistem yang sama, 10 g air, p = 1 atm, t = 25 C, dan rendam dayung pengaduk yang
digerakkan oleh massa yang jatuh (Gambar 7.1).

Dengan mengatur massa massa jatuh dengan benar dan tinggi yang melaluinya, percobaan dapat
diatur sehingga setelah massa turun satu kali, suhu sistem naik sampai 35 C. Maka keadaan akhir
adalah p = 1 atm, t = 35 C. Dalam percobaan ini perubahan keadaan sistem sama persis dengan
percobaan sebelumnya. Tidak ada aliran panas, tapi ada aliran kerja. Massa lebih rendah di sekitarnya.
Jika kita berpaling dari eksperimen sementara perubahan keadaan telah dilakukan, namun telah
mengamati sistem sebelum dan sesudah perubahan keadaan, kita tidak dapat menyimpulkan apa pun
tentang aliran panas atau arus kerja yang terlibat. Kita bisa menyimpulkan hanya bahwa suhu sistem
lebih tinggi dari sebelumnya; Seperti yang akan kita lihat nanti, ini menyiratkan bahwa energi sistem
meningkat. Di sisi lain, jika kita mengamati sekeliling sebelum dan sesudahnya, kita akan
menemukan badan air dan / atau massa yang lebih dingin di ketinggian yang lebih rendah. Dari
pengamatan di sekitar ini, kita dapat segera menyimpulkan jumlah panas dan pekerjaan yang mengalir
dalam transformasi. * Harus jelas bahwa fakta bahwa sistem lebih panas, yaitu memiliki tempera yang
lebih tinggi, setelah beberapa transformasi tidak berarti bahwa ia memiliki lebih banyak "panas"; Itu
bisa sama baiknya memiliki lebih banyak "pekerjaan". Sistem tidak memiliki "panas" atau
"pekerjaan"; Penggunaan istilah ini harus dihindari dengan segala cara. Penggunaan ini
mencerminkan kebingungan antara konsep panas dan suhu. Percobaan pada Gambar 7.1 adalah
eksperimen klasik Joule tentang "suhu ekuivalen mekanis." Eksperimen ini bersama dengan Rumford
sebelumnya berperan penting dalam menghancurkan teori kalor panas dan menetapkan bahwa "panas"
setara dalam arti tertentu terhadap energi mekanik biasa. Bahkan saat ini eksperimen ini digambarkan
dengan kata-kata "pekerjaan diubah menjadi 'panas'." Dalam definisi kata modern, tidak ada "panas"
yang terlibat dalam percobaan Joule. Saat ini pengamatan Joule digambarkan dengan mengatakan
bahwa penghancuran pekerjaan di sekitarnya menghasilkan peningkatan tempera keistimewaan
sistem. Atau, kurang kaku, bekerja di sekitarnya diubah menjadi energi panas sistem. Dua percobaan,
perendaman sistem di air panas dan memutar dayung di sistem yang sama, melibatkan perubahan
keadaan tapi panas dan efek kerja yang berbeda. Jumlah panas dan kerja yang mengalir bergantung
pada proses dan karena itu pada jalur yang menghubungkan keadaan awal dan akhir. Panas dan kerja
disebut pathfunctions.

2.4 KERJA EKSPANSI


Jika suatu sistem menyesuaikan volumenya dengan suatu tekanan yang berlawanan, suatu
akibat dari kerja dihasilkan pada lingkungannya. Kerja ekspansi ini terjadi hampir pada semua
keadaan pada kehidupan sehari-hari. Sistemnya merupakan sekumpulan gas yang ditampung dalam
suatu silinder yang ditutup dengan suatu piston D. Piston tersebut diasumsikan tidak memiliki massa
dan tidak mengalami gesekan. Silinder tersebut dimasukkan kedalam suatu termostat sehingga
suhunya konstan selama terjadi perubahan keadaan. Terkecuali dibuat suatu pernyataan khusus yang
berkebalikan, dianggap tidak ada tekanan udara yang menekan piston ke bawah.

Pada keadaan awal piston D ditahan oleh serangkaian penahan S oleh tekanan dari gas. Suatu
penahan kedua S dipakai untuk menahan piston setelah rangkaian pertama ditarik. Keadaan awal dari
sistem digambarkan dengan T, p1,V1. Ketika menempatkan sejumlah kecil massa M pada piston;
massa ini haruslah cukup kecil sehingga ketika penahan S ditarik, piston akan naik dan disorong
melawan penahan S. Keadaan akhir dari sistem adalah T, p2,V2. Batasnya merupakan dinding bagian
dalam dari silinder dan piston; dimana perubahan batas meningkatkan volume menjadi lebih besar V2.
Kerja dihasilkan dalam perubahan ini, karena massa M disekelilingnya, telah diangkat vertikal ke atas
sejauh h melawan gaya gravitasi Mg. Jumlah kerja yang dihasilkan adalah

W =Mgh. (7.1)
Jika luas dari piston adalah A, tekanan kearah bawah yang memberikan aksi pada piston adalah Mg/A
= Pop, tekanan yang melawan gerakan dari piston (op=opposite, lawan). Oleh karenanya Mg = PopA.
Mempergunakan nilai ini pada pers 7.1 kita peroleh,

W = PopAh.

Nilai Ah dapat didapatkan dari pertambahan volume sebagai akibat perubahan keadaan, dimana Ah =
V2 V 1 , dan kita mendapatkan

W = Pop(V2 V1). (7.2)

Kerja yang dihasilkan pada perubahan keadaan dalam pers (7.2), digambarkan pada luas wilayah yang
diarsir dalam diagram p V pada gambar 7.2(c). Kurva putus-putus merupakan isoterm dari gas
dimana ditunjukkan nilai awal dan akhirnya. Terbukti bahwa M dapat bernilai dari nol hingga batas
atas tertentu dan masih memungkinkan piston untuk naik hingga penahan S. Hal ini sesuai dengan pop
yang dapat memiliki nilai antara 0 pop p2, dan oleh karenanya jumlah kerja yang dihasilkan dapat
bernilai nol hingga beberapa nilai yang lebih tinggi. Kerja merupakan fungsi dari langkah. Haruslah
diingat bahwa pop merupakan suatu perkiraan dan tidak berhubungan dengan tekanan dari sistem.

Oleh karena itu tanda dari W ditentukan oleh oleh tanda dari V, karena pop = mg/A selalu bernilai
positif. Pada ekspansi, V = + dan W = +; massa naik. Pada kompresi, V=-, W = -; massa
turun.
HERI
2.4.1 Ekspansi Dua Tahap
Persamaan 7.2 hanya berlaku jika nilai pop tetap selama perubahan keadaan. Jika ekspansi
terjadi dalam dua tahap maka persaman akan berubah menjadi penjumlahan dari total kerja yang
dihasilkan untuk kedua tahap:

W = Wtahap 1 + Wtahap2 = pop(V V1) + pop(V V2)

Jumlah kerja yang ditunjukan dengan daerah yang diarsir pada gambar 7.3 untuk p = p2.

Perbandingan dari gambar 7.2 (c) dan gambar 7.3 menujukkan bahwa kerja yang dihasilkan
oleh ekspansi dengan dua tahap menghasilkan kerja lebih banyak dibandingkan dengan ekspansi satu
tahap.

2.4.2 Ekspansi Multi Tahap


Suatu ekspansi multi tahap menghasilkan penjumlahan dari sejumlah kecil kerja yang
dihasilkan pada setiap tahapan. Jika Pop konstan dan volume meningkat dengan jumlah kecil dV,
kemudian jumlah kerja dW diberikan oleh

dW = PopdV (7.3)

Jumlah keseluruhan kerja yang dihasilkan untuk ekspansi dari V1 hingga V2 merupakan integral dari

2 V2
W dW PopdV (7.4)
1 V1

yang merupakan ungkapan umum untuk ekspansi dari sembarang sistem. Jika Pop diketahui sebagai
fungsi dari volume, integralnya dapat dicari dengan mempergunakan cara biasa.
perhatikanlah bahwa diferensial dW tidak berintegrasi dengan cara yang biasa. Integral dari suatu
diferensial biasa dx antar limit menghasilkan suatu perbedaan tertentu, x,

x2
x1
dx x2 x1 x,

akan tetapi integral dari dW merupakan penjumlahan dari sejumlah kecil kerja yang dihasilkan oleh
setiap elemen dari rangkaian tersebut,

2
1
dW W

dimana W merupakan jumlah total kerja yang dihasilkan. Diferensial dW merupakan diferensial tidak
eksak dan diferensial dx merupakan diferensial eksak.

2.5 KERJA KOMPRESI


Kerja yang dipergunakan pada kompresi diperhitungkan mempergunakan persamaan yang
sama dengan yang dipergunakan untuk memperhitungkan kerja yang dihasilkan oleh ekspansi.
Volume akhir pada kompresi lebih kecil dari volume awal, sehingga setiap tahapan V bernilai
negatif; sehingga kerja yang dipergunakan bernilai negatif.

Kompresi satu tahap dapat digambarkan sebagai berikut, suatu sistem yang sama seperti
sebelumnya, dipertahankan pada suhu konstan T, akan tetapi keadaan awalnya merupakan keadaan
terekspansi T,p2,V2, sementara keadaan akhirnya merupakan keadaan terekspansi T,p1,V1.

Kerja yang dipergunakan dalam kompresi satu tahap akan jauh lebih besar jika dibandingkan
dengan kerja yang dihasilkan dalam ekspansi satu tahap (Gbr. 7.2c).

2.6 KERJA MAKSIMUM DAN MINIMUM


Pada ekspansi dua tahap lebih banyak kerja dihasilkan dibandingkan dengan ekspansi satu
tahap. Hal ini cukup beralasan karena ekspansi dilakukan dalam banyak tahapan mempergunakan
massa yang besar pada awalnya dan membuatnya semakin kecil ketika ekspansi terlaksana, bahkan
lebih banyak kerja dapat dihasilkan. Hal ini merupakan sebuah kebenaran, akan tetapi terdapat
pembatasan untuk hal ini. Massa yang dipergunakan tidaklah terlalu besar sehingga dapat menekan
sistem disamping dapat membiarkannya untuk berekspansi. Dengan berekspansi melalui sejumlah
besar tahapan akan dihasilkan rangkaian tahapan yang terus menerus kerja yang dihasilkan dapat
ditingkatkan hingga suatu nilai maksimum tertentu. Sama halnya kerja yang dipakai dalam kompresi
dua tahap kurang dari yang yang dipergunakan dalam kompresi satu tahap. Dalam suatu kompresi
banyak tahap dipergunakan kerja yang lebih sedikit lagi.

Kerja ekspansi diberikan oleh


Vf
W Pop dV
Vi

Agar integral menghasilkan suatu nilai maksimum, maka Pop haruslah memiliki nilai terbesar yang
mungkin untuk setiap tahapan dari proses. Akan tetapi jika gas berekspansi, Pop harus kurang dari
tekanan gas p. Oleh karenanya untuk menghasilkan kerja maksimum, kita menyesuaikan tekanan
lawan menjadi Pop = p dp, suatu nilai yang lebih kecil dari tekanan gas. Kemudian

Vf Vf
Wm ( p dp)dV ( pdV dpdV ) ,
Vi Vi

dimana Vi dan Vf merupakan volume awal dan volume akhir. Pernyataan kedua dalam integral adalah
suatu bentuk yang lebih besar dari pertama yang mempunyai limit nol. Oleh karenanya untuk kerja
maksimum pada ekspansi

Vf
Wm pdV . (7.5)
Vi

Sama halnya ketika kita mencari kerja minimum yang diperlukan untuk kompresi dengan menetapkan
nilai Pop untuk setiap tahapan sedikit lebih kecil dari tekanan dari gas; Pop = p+ dp. Ungkapan
ini sebelumnya menghasilkan pers. (7.5) yang tentunya merupakan bentuk umum dan tidak dibatasi
untuk gas.

Untuk gas ideal, jumlah maksimum kerja yang dihasilkan pada ekspansi atau yang dipakai untuk
kompresi sama dengan daerah yang diarsir pada daerah dibawah isoterm pada Gbr. 7.6. Untuk gas
ideal kerja maksimum atau minimum pada suatu perubahan keadaan isotermal dapat dengan mudah
dievaluasi, karena p = nRT/V. Menggunakan nilai tekanan ini untuk pers. (7.5), kita mendapatkan

Vi nRT Vi dV V
Wmax, min dV nRT nRT ln f .
Vf V Vf V Vi
Pada kondisi yang digambarkan, n dan T akan bernilai konstan selama perubahan sehingga dapat
dikeluarkan dari tanda integral. Ingatlah bahwa pada ekspansi Vf > Vi, sehingga rasio logaritmanya
positif; pada kompresi Vf < Vi, rasionya lebih kecil dari satu sehingga logaritmanya negatif. Dengan
cara inilah tanda dari W berubah dengan sendirinya.
LINGGO

2.7 PERUBAHAN REVERSIBEL DAN IREVERSIBEL


Bayangkanlah suatu sistem yang sama dengan sistem sebelumnya; sejumlah gas yang berada di dalam
silinder pada temperatur konstan T. Kita mengekspansi gas dari keadaan T, p1,V1 ke keadaan T, p2,V2
dan kemudian kita mengkompresi gas ke keadaan asalnya. Gas telah dikenakan suatu perubahan siklik
yang mengembalikannya ke keadaan awalnya. Anggaplah bahwa kita melakukan siklus ini dengan
dua proses yang berbeda dan memperhitungkan efek langlah Wcy untuk setiap proses.

Proses 1. Ekspansi satu tahap dengan Pop = p2; kemudian ekspansi satu tahap dengan pop = p1.

Kerja yang dihasilkan dalam ekspansi oleh karenanya dengan pers (7.4),

Wexp p 2 (V2 V1 ) ,

sedangkan kerja yang dihasilkan pada kompresi adalah

Wcomp p1 (V1 V2 ) .

Efek jaringan pada siklus ini merupakan penjumlahan dari keduanya:

Wcy p 2 (V2 V1 ) p1 (V1 V2 ) ( p 2 p1 )(V2 V1 ) .

Karena V1 V2 bernilai positif, dan p2 p1 bernilai negatif, maka Wcy bernilai negatif. Jaring kerja
telah dipergunakan dalam proses ini. Sistem telah dikembalikan ke keadaan semula, akan tetapi tidak
dengan lingkungannya; massa menjadi lebih kecil dilingkungannya setelah siklus.

Proses 2. Pembatasan ekspansi banyak tahap dengan Pop = p; kemudian membatasi kompresi multi
tahap dengan Pop = p.

Dengan pers. (7.5), kerja yang dihasilkan pada ekspansi adalah

V2
Wexp pdV ,
V1

sementara kerja yang dihasilkan pada kompresi adalah, dengan pers. (7.5),

V1
Wcomp pdV .
V2

Efek langkah kerja pada siklus adalah


V2 V1 V2 V2
Wcy pdV pdV pdV pdV 0 ,
V1 V2 V1 V1

Jika perubahan dilakukan dengan metode kedua, sistem dikembalikan ke keadaan semula, dan
demikian juga dengan lingkungannya dikembalikan ke keadaan semula, karena tidak dihasilkan efek
kerja jaringan.

Bayangkan sistem mengalami perubahan keadaan melalui serangkaian keadaan intermediet tertentu
dan kemudian dikembalikan dengan melalui rangkaian keadaan yang sama dengan urutan yang
berkebalikan. Kemudian jika lingkungan juga dikembalikan ke keadaan semula, perubahan dalam
kedua arah reversibel. Proses yang demikian disebut proses reversibel. Jika lingkungan tidak
dikembalikan ke keadaan semula setelah siklus, perubahan dan prosesnya ireversibel.

Kita tidak dapat melakukan suatu perubahan secara reversibel. Suatu rentang waktu yang tidak tentu
diperlukan jika peningkatan volume pada setiap tahap sangat kecil. Proses reversibel karenanya
bukanlah merupakan proses yang sebenarnya, akan tetapi suatu proses ideal. Proses yang sebenarnya
selalu merupakan proses yang ireversibel

2.9 PROPERTIES OF THE ENERGY

For a specified change in state, the increase in energy I1U of the system depends only on the
initial and final states of the system and not upon the path connecting those states. Both Q and W
depend upon the path, but their difference Q - W = I1U is independent of the path. This is equivalent
to the statement that r;lQ and r;lW are inexact differentials, while dU is an exact differential. The
energy is an extensive state property of the system; under the same conditions of T and p, 10 mol of
the substance composing the system has ten times the energy of 1 mol. The energy per mole is an
intensive state property of the system. Energy is conserved in all transformations. A perpetual motion
machine of the first kind is a machine that by its action creates energy by some transformation of a
system. The first law of thermodynamics asserts that it is impossible to construct such a machine; not
that people have not tried! No one has ever succeeded, but there have been some famous frauds in this
field.

ARTINYA SETELAH DITRANSLATE INI ( Tolong perbaiki hasil terjemahnya


soalnya belum bener semua terjemahannya )

2.9 Sifat-sifat Energi

Untuk perubahan status yang ditentukan, peningkatan energi I1U sistem hanya bergantung
pada keadaan awal dan akhir sistem dan tidak pada jalur yang menghubungkan bagian tersebut. Baik
Q dan W bergantung pada jalan, namun perbedaannya Q - W = I1U tidak bergantung pada jalan. Ini
sama dengan pernyataan bahwa r; lQ dan r; lW adalah perbedaan yang tidak nyata, sementara dU
adalah diferensial yang tepat. Energi adalah milik negara yang luas dari sistem; Dengan kondisi yang
sama dari T dan p, 10 mol zat yang menyusun sistem memiliki energi sepuluh kali lipat dari 1 mol.
Energi per mol adalah sifat yang intensif dari sistem. Energi dilestarikan dalam semua transformasi.
Mesin gerak abadi jenis pertama adalah mesin yang oleh akarnya menciptakan energi dengan
beberapa transformasi sistem. Hukum pertama termodinamika menegaskan bahwa tidak mungkin
membangun mesin semacam itu; Bukan berarti orang belum mencobanya! Tidak ada yang pernah
berhasil, tapi ada beberapa kecurangan terkenal di bidang ini.

2.10 MATHEMATICAL INTERLUDE; EXACT AND INEXACT DIFFERENTIALS

An exact differential integrates to a finite difference, Ii dU = U2 - U1, which is inde- pendent


of the path of integration. An inexact differential integrates to a total quantity, Ii r;lQ = Q, which
depends on the path of integration. The cyclic integral of an exact differential is zero for any cycle,
Eq. C7.7). The cyclic integral of an inexact differential is usually not zero. Note that the symbolism
I1Q and I1W is meaningless. If I1W meant anything, it would mean W2 - JVi; but the system in either
the initial state or the final state does not have any work W1 or W2, nor does it have any heat Q1 or
Q2. Work and heat appear during a change in state; they are not properties of the state, but properties
of the path.

Energy and the First law of Thermodynamics Properties of the state of a system, such as T, p,
V, U, have differentials that are exact. Differentials of properties of the path, such as Q and W, are
inexact.

ARTINYA SETELAH DITRANSLATE INI ( Tolong perbaiki hasil terjemahnya


soalnya belum bener semua terjemahannya

2.10 Selingan Matematika; Diferensial yang tepat dan Tidak Tepat

Perbedaan yang tepat berintegrasi dengan perbedaan yang terbatas, Ii dU = U2 - U1, yang
bergantung pada jalur integrasi. Perbedaan yang tidak pasti menyatu dengan jumlah total, Ii r; lQ =
Q, yang bergantung pada jalur integrasi. Inti siklik dari diferensial yang tepat adalah nol untuk setiap
siklus, Persamaan. C7.7). Inti siklik dari diferensial yang tidak pasti biasanya tidak nol. Perhatikan
bahwa simbolisme I1Q dan I1W tidak ada artinya. Jika I1W berarti apa-apa, itu berarti W2 - JVi;
Tetapi sistem di negara bagian atau negara akhir tidak memiliki pekerjaan W1 atau W2, dan juga
tidak memiliki panas Q1 atau Q2. Pekerjaan dan panas muncul saat terjadi perubahan keadaan;
Mereka bukan sifat negara, tapi sifat jalannya. Energi dan Hukum Pertama Termodinamika Sifat
keadaan sistem, seperti T, p, V, U, memiliki perbedaan yang tepat. Perbedaan sifat dari jalur, seperti
Q dan W, tidak tepat.

Anda mungkin juga menyukai