Anda di halaman 1dari 47

MAKALAH

ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS III REMAJA PUTRI DI KOST


PURI ARTHA SONY DAN SIS, CATUR TUNGGAL, DEPOK, SLEMAN,
YOGYAKARTA

Pembimbing;
Ns. Rizky Erwanto, M. Kep., Sp.Kep, Kom.

Oleh;

1. Lenny Julita Simanullang 13130167


2. Hadni 13130124
3. Fendika 11130082
4. Obby 13130018
5. Mona 13130080
6. G Mang 131301
7. Amanda 131301
8. Iin 131301

PRODI S1 KEPERAWATAN
FAKULTAS KESEHATAN
UNIVERSITAS RESPATI
YOGYAKARTA
2017
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan
Asuhan Keperawatan Komunita III. Dalam ASKEP ini kami akan membahas
tentang PHBS Rumah Sehat dari mulai definisi, indicator, manfaat dari PHBS
dan syarat-syarat Rumah Sehat.

Kami menyadari bahwa pembuatan makalah ini mungkin masih banyak


memiliki kekurangan. Oleh karena itu, kelompok sangat mengharapkan kritik dan
saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan makalah ini.

Yoyakarta, 02 Mei 2017

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .....................................................................................


DAFTAR ISI ....................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN..................................................................

A. Latar Belakang...................................................................
B. Rumusan Masalah..............................................................
C. Tujuan................................................................................
D. Manfaat..

BAB II TINJAUAN TEORI................................................................

BAB III ASUHAN KEPERAWATAN.................................................

BAB IV PENUTUP .............................................................................

BAB V DAFTAR PUSTAKA.............................................................


BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Hidup sehat merupakan suatu hal yang seharusnya memang diterapkan


oleh setiap orang, mengingat manfaat kesehatan yang sangat penting bagi setiap
manusia, mulai dari konsentrasi dalam bekerja dan beraktivitas dalam kehidupan
sehari-hari tentu memerlukan kesahatan, baik kesehatan pribadi maupun
kesehatan bersama untuk mencapai keharmonisan dalam menjalin hubungan baik
dengan sesame individu lainnya. Menciptakan hidup sehat sebenarnya sangatlah
mudah serta murah, dibandingkan biaya yang harus kita keluarkan untuk
pengobatan apabila mengalami gangguan kesehatan. Akan tetapi yang
kebanyakan yang terjadi sudah mengidap penyakit baru mengobati sehingga akan
membuat kerugian tersendiri bagi yang mengalaminya. Perkembangan program
pembinaan prilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) di Indonesia dimulai sejak
tahun 1996 oleh Depertemen Kesehatan, namun saat ini di galang oleh kementrian
kesehatan, bahkan sekarang. Menteri Kesehatan Republik Indonesia telah
membuat Pedoman Pembinaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat yang tertuang
dalam Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor:
2269/MENKES/PER/XI/2011 yang mengatur upaya peningkatan perilaku hidup
bersih dan sehat atau disingkat PHBS di seluruh Indonesia dengan mengacu
kepada pola manajemen PHBS, mulai dari tahap pengkajian, perencanaan, dan
pelaksanaan serta pemantauan dan penilaian. Upaya tersebut dilakukan untuk
memberdayakan masyarakat dalam memelihara, meningkatkan dan melindungi
kesehatannya sehingga masyarakat sadar, mau, dan mampu secara mandiri ikut
aktif dalam meningkatkan status kesehatannya. Pemberdayaan masyarakat harus
dimulai dari rumah tangga atau keluarga, karena rumah tangga yang sehat
merupakan asset atau modal pembangunan di masa depan yang perlu dijaga,
ditingkatkan dan dilindungi kesehatannya. Beberapa anggota rumah tangga
mempunyai masa rawan terkena penyakit menular dan penyakit tidak menular,
oleh karena itu untuk mencegah penyakit tersebut, anggota rumah tangga perlu
diberdayakan untuk melaksanakan PHBS (Depkes, 2013). Program PHBS ini
merupakan program nasional, yang dibuat untuk seluruh wilayah di Indonesia.
Dengan demikian, program-program yang terdapat dalam program PHBS tidak
membuat perbedaan indikator penilaian untuk wilayah atau kawasan tertentu,
seperti wilayah pantai, wilayah desa atau wilayah kota. Dengan demikian dalam
pelaksanaan program PHBS di seluruh kawasan Indonesia juga menggunakan 10
indikator PHBS yang harus diperaktikan dalam rumah sehat karena dianggap
mewakili atau dapat mencerminkan keseluruhan perliku hidup bersih dan sehat,
indikator tersebut adalah indikator PHBS Di Rumah Kost
1. Menggunakan air bersih
2. Menggunakan jamban
3. Membuang sampah pada tempatnya
4. Tidak merokok di tempat umum
5. Tidak meludah sembarangan
6. Memberantas jentik nyamuk
Rumah merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia, disamping kebutuhan
sandang dan pangan. Rumah berfungsi pula sebagai tempat tinggal serta
digunakan untuk berlindung dari gangguan iklim dan makhluk hidup lainnya.
Rumah sehat dan nyaman merupakan sumber inspirasi penghuninya untuk
berkarya sehingga dapat meningkatkan produktivitasnya (Depkes RI, 2002).
Depkes RI di tahun 2006 melaporkan bahwa, kondisi rumah yang
memenuhi syarat sehat untuk tingkat Nasional hanya 43,89%. Kondisi
pembuangan limbah yang memenuhi syarat sebanyak 62,11%, kondisi jamban
yang memenuhi syarat 46,54%. Kesehatan perumahan dan lingkungan
permukiman adalah kondisi fisik, kimia dan biologi di dalam rumah sehingga
memungkinkan penghuni mendapatkan derajat kesehatan yang optimal.
Persyaratan kesehatan perumahan dan lingkungan permukiman adalah ketentuan
teknis kesehatan yang wajib dipenuhi dalam rangka melindungi penghuni dan
masyarakat yang bermukim di perumahan atau masyarakat sekitar dari bahaya
atau gangguan kesehatan. Persyaratan kesehatan perumahan sangat diperlukan
karena pembangunan perumahan berpengaruh sangat besar terhadap peningkatan
derajat kesehatan individu, keluarga dan masyarakat (Sanropie, 1992). Untuk
memperoleh rumah yang sehat ditentukan oleh tersedianya sarana sanitasi
perumahan. Rumah juga merupakan salah satu bangunan tempat tinggal yang
harus memenuhi kriteria kenyamanan, keamanan, dan kesehatan guna mendukung
penghuninyaa agar dapat bekerja dengan produktif. Sementara rumah yang tidak
memenuhi syarat kesehatan akan terkait erat dengan penyakit berbasis lingkungan
(Arifin, 2009).
Berdasarkan Profil Kesehatan Indonesia (2012) diketahui bahwa
pencapaian rumah sehat di Indonesia sebesar 68,69%, lebih tinggi jika
dibandingkan dengan target nasional yang ditetapkan sebesar 60%. Pencapaian
rumah sehat tertingg terdapat di Provinsi Nusa Tenggara Barat sebesar 98,99%,
Maluku sebesar 96,54% dan Bali sebesar 85,11%. Capaian rumah sehat terendah
terdapat di Sulawesi Tenggara sebesar 18,35%, Kalimantan Tengah sebesar
35,1% dan Kalimantan Selatan sebesar 43%. Sementara berdasarkan profil
kesehatan Provinsi Riau (2011), pada tahun 2005 persentase rumah sehat sebesar
72% menurun ditahun 2007, tetapi mengalami kenaikan menjadi 70,57% ditahun
2008 dan meningkat lagi menjadi 73,73% ditahun 2009 tetapi menurun lagi
ditahun 2010 menjadi 71,3%. Sementara persentase rumah sehat di kota Dumai
tahun 2011 sebesar 78,0%. Rumah yang tidak sehat merupakan salah satu faktor
penyebab ISPA dan penyakit kulit lainnya. Menurut beberapa penelitian
menunjukkan bahwa kondisi perumahan tidak sehat mempunyai hubungan
terhadap kejadian penyakit. Dalam hal ini para mhasiswa/i mengamati salah satu
kost putri di daerah catur unggal, dimana lingkungan luarnya bersih namun bagian
dalam kamarnya banayk jamur pada bagian luar dan lembab, lalu untuk ventilasi
sendiri bagi kamar yg ber AC tidak ada jendela kamar sebanayk 12 kamar,
sedangkan yang tidak ber AC ada ventilasi atau jendela kamar namun menghadap
ke dalam ruangan. Dari hasil wawancara dengan beberapa penghuni kost
dikatakan bahwa mereka jarang membuka jendela bagi yang tidak ber ac di
karenakan tidak nyaman ada lalu lalang orang lewat, bagi yang ber AC merasa
pengap dikarenakan tidak ada jendela untuk masuknya sinar matahari. Penjaga
kost juga mengatakan memang keadaan kostnya tidak langsung tersorot matahari
jadi di bagian tengah gelap dan pengap. Sehingga para mahasiswa/i akan
melakukan penyuluhan terkait PHBS Rumah Sehat.
B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dibuat, rumusan masalah dalam

makalah ini adalah Apakah penting PHBS Rumah Sehat bagi anak kost?

C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Meningkatnya PHBS Rumah Sehat anak kost di Puri Artha Sonny and
Sis di Depok, Sleman, Yogyakarta.
2. Tujuan Khusus
a. Meningkatnya pengetahuan, kemauan dan kemampuan anggota rumah
kost untuk melaksanakan PHBS Rumah Sehat.
b. Berperan aktif dalam gerakan PHBS di lingkungan kost (Kamar
masing-masing).
D. Manfaat
1. Anak kost mampu mengupayakan lingkungan bersih dan sehat.
2. Anak kost mampu mencegah dan menanggulangi masalah-masalah
kesehatan.
3. Anak kost mampu memanfaatkan pelayanan kesehatan yang ada.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teori
1. PHBS
a. Pengertian

Perilaku Hidup Sehat dan Sehat (PHBS) adalah sekumpulan perilaku yang
dipraktekkan atas dasar kesadaran sebagai hasil pembelajaran, yang menjadikan
seseorang, keluarga, kelompok atau masyarakat mampu menolong dirinya sendiri
(mandiri) dibidang kesehatan dan berperan aktif dalam mewujudkan kesehatan
masyarakat. dengan demikian PHBS mencakup beratus-ratus bahkan beribu-ribu
perilaku yang harus dipraktekkan dalam rangka mencapai derajat kesehatan
masyarakat yang setinggi-tingginya. Dibidang pencegahan dan penanggulangan
penyakit serta penyehatan lingkungan harus dipraktekkan perilaku mencuci
tangan dengan sabun, pengelolahan air minum dan makanan yang memenuhi
syarat, menggukan air bersih, menggunakan jamban sehat, pengelolahan limbah
cair yang memenuhi syarat, memberantas jentik nyamuk, tidak merokok di dalam
ruangan dan lain-lain (Depkes, 2011).
2. Manfaat
Setiap orang yang melaksanakan PHBS maka akan meningkat kesehatannya dan
tidak mudah sakit. Rumah sehat dapat meningkatkan produktivitas kerja setiap
individu. Dengan meningkatnya kesehatan individu, maka biaya yang tadinya
dialokasikan untuk kesehatan dapat dialihkan untuk biaya investasi seperti biaya
pendidikan dan usaha lain yang dapat meningkatkan kesejahteraan anggota rumah
tangga. Salah satu indikator menilai keberhasilan Pemerintah Daerah
Kabupaten/Kota di bidang kesehatan adalah pelaksanaan PHBS. PHBS juga
bermanfaat untuk meningkatkan citra pemerintah daerah dalam bidang kesehatan,
sehingga dapat menjadi percontohan rumah tangga sehat bagi daerah lain.
3. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) Rumah Sehat
PHBS rumah sehat adalah upaya untuk memeberdayakan setiap orang agar tahu,
mau dan mampu mempraktikkan perilaku hidup bersih dan sehat serta berperan
aktif dalam gerakan kesehatan di lingkungan. PHBS rumah sehat adalah
melakukan;
2. Bagi Masyarakat
a. Masyarakat mampu mengupayakan lingkungan sehat
b. Masyarakat mampu mencegah dan menanggulangi masalah-masalah
kesehatan
c. Masyarakat memanfaatkan pelayanan kesehatan yang ada.
2. Rumah Sehat
a. penegrtian
Rumah adalah tempat untuk tinggal yang dibutuhkan oleh setiap manusia
dimanapun dia berada. Rumah adalah struktur fisik terdiri dari ruangan, halaman
dan area sekitarnya yang dipakai sebagai tempat tinggal dan sarana pembinaan
keluarga (UU RI No. 4 Tahun1992). Rumah adalah struktur fisik atau bangunan
untuk tempat berlindung, dimana lingkungan berguna untuk kesehatan jasmani
dan rohani serta keadaan sosialnya baik untuk kesehatan keluarga dan individu
(KomisiWHO MengenaiKesehatandanLingkungan, 2001). Sebagai tempat untuk
melepaskan lelah, tempat bergaul membina rasa kekeluargaan diantara anggota
keluarga, tempat berlindung dan menyimpan barang berharga, merupakan status
sosial. Rumah sehat adalah bangunan rumah tinggal yang memenuhi syarat
kesehatan, yaitu rumah yang memiliki:
(1) Jamban yang sehat,
(2) Sarana air bersih,
(3) Tempat pembuangan sampah
(4) Sarana pembuangan air limbah,
(5) Ventilasi rumah yang baik,
(6) Kepadatan hunian rumah yang
(7) Sesuailantai rumah yang tidak terbuat dari tanah
Untuk tempat tinggal harus memenuhi syarat kesehatan sehingga penghuninya
tetap sehat Perumahan yang sehat tidak lepas dari ketersediaan prasarana dan
sarana yang terkait, seperti:
(1) Penyediaan air bersih
(2) Sanitasi pembuangan sampah
(3) Transportasi
(4) Tersedianya pelayanan sosial (Krieger and Higgins, 2002).

Didasarkan pada pedoman teknis penilaian rumah sehat Direktorat Jenderal


Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Depkes RI tahun 2007.
Pedoman teknis ini disusun berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan RI
Nomor:829/Menkes/SK/VII/1999 tentang persyaratan Kesehatan Perumahan.
Rumah sehat menurut Winslow yaitu, harus memenuhi kebutuhan fisiologis,
harus memenuhi kebutuhan psikologis, harus dapat menghindarkan dari
kecelakaan, harus dapat menghindarkan terjadinya penyakit.
Syarat-Syarat Rumah Sehat
1. Lantai
Saat ini, ada berbagai jenis lantai rumah. Lantai rumah dari semen atau ubin,
kermik, atau cukup tanah biasa yang dipadatkan. Syarat yang penting disini
adalah tidak berdebu pada musim kemarau dan tidak becek pada musim hujan.
Lantai yang basah dan berdebu merupakan sarang penyakit.
2. Atap
Atap genteng adalah umum dipakai baik di daerah perkotaan maupun di pedesaan.
Di samping atap genteng adalah cocok untuk daerah tropis juga dapat terjangkau
oleh masyarakat dan bahkan masyarakat dapat membuatnya sendiri. Namun
demikian banyak masyarakat pedesaan yang tidak mampu untuk itu maka atap
daun rumbai atau daun kelapa pun dapat dipertahankan. Atap seng maupun asbes
tidak cocok untuk rumah pedesaan, disamping mahal juga menimbulkan suhu
panas di dalam rumah.
3. Ventilasi
Ventilasi rumah mempunyai banyak fungsi. Fungsi pertama adalah untuk menjaga
agar aliran udara di dalam rumah tersebut tetap segar. Hal ini berarti
keseimbangan O2 yang diperlukan oleh penghuni rumah tersebut tetap terjaga.
Kurangnya ventilasi akan menyebabkan kurangnya O2 di dalam rumah yang
berarti kadar CO2 yang bersifat racun bagi penghuninya menjadi meningkat. Di
samping itu tidak cukupnya ventilasi akan menyebabkan kelembaban udara di
dalam ruangan naik karena terjadi proses penguapan cairan dari kulit dan
penyerapan. Kelembaban akan merupakan media yang baik untuk bakteri-bakteri
patogen (bakteri-bakteri penyebab penyakit). Fungsi kedua daripada ventilasi
adalah membebaskan udara ruangan dari bakteri-bakteri terutama bakteri patogen
karena disitu selalu terjadi aliran udara yang terus-menerus. Bakteri yang terbawa
oleh udara akan selalu mengalir. Fungsi lainnya adalah untuk menjaga agar
ruangan rumah selalu tetap di dalam kelembaban (humidity) yang optimum. Ada
2 macam ventilasi, yakni :
1) Ventilasi alamiah,di mana aliran udara di dalam ruangan tersebut terjadi
secara alamiah melalui jendela, pintu, lubang angin, lubang-lubang pada
dinding dan sebagainya. Di pihak lain ventilasi alamiah ini tidak
menguntungkan karena juga merupakan jalan masuknya nyamuk dan
serangga lainnya ke dalam rumah. Untuk itu harus ada usaha-usaha lain
untuk melindungi kita dari gigitan-gigitan nyamuk tersebut.
2) Ventilasi buatan, yaitu dengan mempergunakan alat-alat khusus untuk
mengalirkan udara terebut, misalnya kipas angin dan mesin pengisap
udara. Tetapi jelas alat ini tidak cocok dengan kondisi rumah di pedesaan.
Perlu diperhatikan disini bahwa sistem pembuatan ventilasi harus dijaga
agar udara tidak berhenti atau berbalik lagi, harus mengalir. Artinya di
dalam ruangan rumah harus ada jalan masuk dan keluarnya udara.
4. Cahaya
Rumah yang sehat memerlukan cahaya yang cukup, tidak kurang dan tidak terlalu
banyak. Kurangnya cahaya yang masuk ke dalam ruangan rumah, terutama
cahaya matahari disamping kurang nyaman, juga merupakan media atau tempat
yang baik untuk hidup dan berkembangnya bibit-bibit penyakit. Sebaliknya terlalu
banyak cahaya di dalam rumah akan menyebabkan silau dan akhirnya dapat
merusakkan mata. Cahaya dapat dibedakan menjadi 2, yakni:
1) Cahaya alamiah, yakni matahari. Cahaya ini sangat penting karena dapat
membunuh bakteri-bakteri patogen didalam rumah, misalnya baksil TBC.
Oleh karena itu, rumah yang sehat harus mempunyai jalan masuk cahaya
yang cukup. Seyogyanya jalan masuk cahaya (jendela) luasnya sekurang-
kurangnya 15-20 % dari luas lantai yang terdapat dalam ruangan rumah.
Sinar matahari dapat langsung masuk melalui jendela ke dalam ruangan,
tidak terhalang oleh bangunan lain. Lokasi penempatan jendela pun harus
diperhatikan dan diusahakan agar sinar matahari lama menyinari lantai
(bukan menyinari dinding). Jalan masuknya cahaya alamiah juga
diusahakan dengan genteng kaca.
2) Cahaya buatan yaitu menggunakan sumber cahaya yang bukan alamiah,
seperti lampu minyak tanah, listrik, api dan sebagainya.
5. Luas Bangunan Rumah
Luas lantai bangunan rumah sehat harus cukup untuk penghuni di dalamnya,
artinya luas lantai bangunan tersebut harus disesuaikan dengan jumlah
penghuninya. Luas bangunan yang tidak sebanding dengan jumlah penghuninya
akan menyebabkan perjubelan (overcrowded). Hal ini berdampak kurang baik
terhadap kesehaan penghuninya, sebab disamping menyebabkan kurangnya
konsumsi O2 juga bila salah satu anggota keluarga terkena penyakit infeksi, akan
mudah menular kepada anggota keluarga yang lain.
6. Fasilitas
Fasilitas-fasilitas di dalam Rumah Sehat sebagai berikut:
1) Penyediaan air bersih yang cukup,
2) Pembuangan tinja,
3) Pembuangan air limbah (air bekas),
4) Pembuangan sampah,
5) Fasilitas dapur,
6) Ruang berkumpul keluarga,
7) Untuk rumah di pedesaan lebih cocok adanya serambi (serambi muka atau
belakang).
Di samping fasilitas-fasilitas tersebut, ada fasilitas lain yang perlu diadakan
tersendiri untuk rumah pedesaan adalah kandang ternak. Oleh karena ternak
adalah merupakan bagian hidup para petani, maka kadang-kadang ternak tersebut
ditaruh di dalam rumah. Hal ini tidak sehat karena ternak kadang-kadang
merupakan sumber penyakit pula. Maka sebaiknya, demi kesehatan, ternak harus
terpisah dari rumah tinggal atau dibuatkan kandang tersendiri.
Berikut adalah 7 kriteria rumah sehat :
1. Kering
Rumah dikondisikan dengan membangun sistem bangunan yang dikonstruksi
dengan lingkungan dalam ruangan yang terkontrol. Bisa dilakukan dengan
menjaga agar sistem saluran air, saluran pembuangan terjaga dengan baik.Begitu
pun masalah perembesan dan kebocoran rumah, hendaknya diatur agar tidak
terjadi.
2. Bersih
Sistem bangunan yang dimiliki memungkinkan agar rumah bebas kotoran, debu,
asap serta kontaminan lainnya. Rumah yang berada di dekat jalan raya jelas
berbeda penangannya dengan rumah yang ada di kompleks persawahan.
3. Aman
Rumah hendaknya dibangun dengan bentuk, fungsi, dan peralatan yang aman bagi
penghuni. Konsep ergonomisdi setiap piranti hendaknya juga dipikirkan dengan
matang. Sisi keamanan adalah faktor yang penting, demi menghindari terjadinya
kecelakaan di dalam maupun di sekitar rumah.
4. Bebas Kontaminasi
Gunakan cat rumah dan produk-produk bangunan yang aman dan tidak
mengganggu kesehatan. Jauhi penggunaan formaldehida untuk meminimalisir
kontaminasi anggota keluarga.
5. Memiliki Ventilasi
Ventilasi berfungsi untuk memperlancar pertukaran udara segar. Standardnya
harus ada di setiap ruangan.
6. Bebas dari hewan pengganggu
Penghuni hendaknya menjaga agar setiap sudut rumah bebas dari hewan
pengganggu seperti tikus, kecoa, cicak, dll. Hewan-hewan ini selalu berusaha
untuk mencari makanan dan sarang di dalam rumah sehingga anda harus benar-
benar ekstra bekerja keras untuk mengenyahkannya.
7. Terawat
Rumah yang sehat adalah rumah yang setiap elemennya terawat dan terpelihara
dengan baik. Para penghuni rumah hendaknya mengatur jadwal khusus untuk
saling berbagi tugas melakukan tugas ini demi kepentingan bersama.
Kelompok Komponen Rumah yang dijadikan dasar penilaian rumah sehat
Menggunakan Indikatorkomponen:
1) Langit-langit
2) Dinding
3) Lantai
4) Jendela
a. Jendela kamar tidur
b. Jendela ruangan
5) Ventilasi
6) Lubang asap dapur
7) Pencahayaan
8) Kandang
9) Pemanfaatan Pekarangan
10) Kepadatan penghuni.
Indikator Sarana Sanitasi meliputi:
1) Sarana air bersih
2) Jamban
3) Sarana pembuangan air limbah
4) Sarana pembuangan sampah
Perilaku penghuni rumah dinilai dengan indicator penilaian yang
meliputi:
1) Kebiasaan mencuci tangan
2) Keberadaan vector tikus
3) Keberadaan jentik
BAB III

PENGKAJIAN

PENGKAJIAN KOMUNITAS III REMAJA PUTRI KOST PURI ARTHA


SONY DAN SIS, CATUR TUNGGAL, DEPOK, SLEMAN, YOGYAKARTA
(PHBS Rumah Sehat)

1.1 PENGKAJIAN
a. Data Inti
1) Geografis
Kost Puri Artha Sonny and Sis ini terletak di jalan Perumnas,
Caturtunggal, Depok, Sleman, Yogyakarta. Brsebelahan dengan
kampus Universitas Veteran Yogyakarta.
2) Demografi
Kost Puri Artha sendiri terdiri dari 16 putri dan 1 laki-laki penjaga
kost dan rumah pemilik kost. Ke 16 remaja putri penghuni kost
tersebut berasal dari Padang, Aceh, Jambi, Banjar, Singkawang,
Sampit, Magelang, Prambanan, Rembang, Madiun, Bekasi. Suku yang
ada dalam kost tersebut yaitu Jawa 9 orang, Dayak 3 orang, Batak 3
orang, Pandang 31 orang. Mereka juga memiliki latar belakang
pendidikan yang berbeda-beda jurusan akuntansi 4 orang, perawat 1
orang, kedokteran 1 orang, Hubungan Internasiona 3 orang, Hukum 1,
Pendidikan guru SD 2 orang, Menejemen 1 orang, Teknik Kimia 2
orang.
3) Statistik Vital
Ada beberapa remaja putri ini memiliki masalah terkait kesehatan
diantaranya ada yang memiliki darah rendah (anemia) 1 orang, asma 1
orang, sakit mata sebelah kiri 1 orang, dan alergi debu/bulu 1 orang.

4) Kepercayaan

Pada kost ini terdapat berbagai macam kepercayaan (agama)


diantarnya Islam 11 orang, Kristen 2 oarng, Khatolik 3 orang.
b. Data SubSistem
1. Lingkungan Fisik Kost
a) Kost
Kost Puri Artha Sonny dan Sis ini memiliki taman yang bersih
namun jauh dari kost letaknya ada di depan Rumah ibu kost kira-
kira 10 meter. Untuk hewan peliharaan di kost ini dilarang
memelihara hewan atau memasukkan hewan kedalam kamar.
b) Tipe Rumah
Kost ini tepe rumahnya pemanen, lantainya keramik. Untuk luas
bagunan dan rumahnya memenuhi syarat dan jarak antar rumag
terpisah. Jendela terdapat di rung tamu bawah dan atas saja.
c) Kamar
Tipe kamar disini permanan, lantainya keramik, 1 kamar bisa lebih
dari 1 orang. Jendela hanya terdapat di kamar yang non AC dan
letaknya pun menghadap kedalam rumah, namun kamar ber Ac
hanya ada 3 ventilasi kecil diatas pintu. Sehingga untuk
penerangan pun tidak terlalu tersinari matahari hanya tersinari oleh
cahaya buatan yaitu dari lampu. Untuk luas kamarnya apabila
penghuni 1 kamar lebih dari satu oaring tidak memnuhi syarat,
namun apabila 1 kamar 1 orang memenuhi syarat.
d) Sumber Air
Kost ini menggunakan air PAM, namun rata-rata penghuni kost
minum air yang tidak dimasak (Galon). Sumber air madi
menggunakan PAM, kamar madi dalam kamar menggunakan
shower sehingga tidak ada jentik nyamuk. Penampungan air
menggumakan tendon tertutup, rata-rata penghuni kost melaundry
cuciannya. Kondisi airnya apabila baru pertama di alirkan berbau
dan berwarna kuning, dan berbau karatan tapi lama-lama airnya
bersih kembali, khususnya di dapur.
e) Pembuangan Sampah
(1) Tempat Pembuangan Sampah
(a) Tempat sampah karet
(b) Tempat sampah plastik
(c) Tempat sampah semen
(2) Jenis Sampah
(a) Organik
(b) Anorganik
(c) Basah
(d) Kering
(3) Pengolahan sampah :
(a) Di daur ulang
(b) Dibakar
(c) Ditimbun
(4) Penampungan sampah sementara :
(a) Ada
(b) Tidak ada
(5) Bila ada, keadaannya :
(a) Terbuka
(b) Tertutup
(6) Jarak tempat sampah dengan kamar
(a) Dekat (< 5 m)
(b) Jauh (> 5 m)
f) Pembuangan Limbah
(1) Kebiasaan putri BAB & BAK :
(a) Jamban/WC
(b) Sungai
(c) Sembarangan
(2) Jenis jamban yang digunakan :
(a) Duduk
(b) Jongkok
(3) Pembuangan air limbah :
(a) Resapan
(b) Got
(c) Sungai
(d) Laut
(e) Sembarangan
(4) Kondisi saluran pembuangan:
(a) Lancar
(b) Tersumbat/tergenang
c. Data Persepsi
Menerut para penghuni kost mereka tahu mengenai kesehata atau
kebersihan melalui internet (medsos/googling) mereka juga terkadang.
Rata-rata dari mereka apabila mengalami kesakitan selalu periksa ke
klinik tidak kepuskesmas ataupun ke rumah sakit karena letak kost ini
dekat dengan klinik, para penghuni kost juga tidak semuanya memiliki
BPJS ada 4 orang yang tidak memiliki kartu BPJS sisanya mereka
memiliki namun itu BPJS dari asal daerah mereka masing-masing,
sehingga utnuk pengurusannya mereka kerepotan bila ingin
menggunakannya. Lalu mereka juga mengatakan kesehatan dan
kebersihan kamar sangat penting, tetapi untuk membersihkan kamar
mereka agak malas, walaupun di hari sabtu dan minggu mereka libur
kuliah namun mereka lebih memilih pergi dengan teman-temannya
dindingkan harus bersih-bersih karena repot dan capek. Mereka juga
tahu mengenai msuknya udara kedalam kamar supayta tidak pengap
dan tidak sumpek dengan cara membuka jendela namun terkadang
mereka tidak mau membukanya karena takut dilihat orang yang
laulalang, dan bagi yang ber AC tidak nyaman apabila pintunya terlalu
sering dibuka. Sehingga bagi yang ber AC mereka lebih memilih
memakai ACnya non-stop, apabila mereka menginap ditemannya
mereka baru mematikkannya. Namun utuk yang tidak ada AC mereka
menggunakan kipas angin.
ANALISA DATA
No. Data Problem

1. Ds : Ketidakefektifan pemeliharaan
- Penghuni kost mengatakan jarang kesehatan
membersihkan kamar jarang buka
jendela sebanyak 3 orang.
- Penhuni kost mengatakan satu bulan
terakhir rata rata terkena sakit demam
3 orang, flu 3 orang, diare 1 orang, 2
orang alergi makanan laut, sakit mata
1 orang dan mereka lebih memilih
pergi ke apotik membeli obat dari pada
kedokter ataupun ke RS karena selain
biaya mahal juga lama menunggu
antriaanya
Do :
1. Kamar Jamuran dan dinding lembap
2. Sumpek dan Pengap
PRIORITAS MASALAH
No Diagnosa Tingkat Perubahan Peningkatan Prioritas Jumlah
. Keperawatan pentingnya positif bagi kualitas masalah dari
Komunitas masalah anak kost jika hidup jika 1 sampai 6:
untuk masalah diselesaikan
1=kurang
diselesaikan: diselesaikan: :
penting
1=rendah 0=tidak ada 0=tidak ada
6=sangat
2=sedang 1=rendah 1=rendah penting

3=tinggi 2=sedang 2=sedang

3=tinggi 3=tinggi

1. Ketidakefekti 2=sedang 2=sedang 2=sedang Sangat 6


fan penting
pemeliharaan
kesehatan
pada Remaja
di kost puri
artha

1.2 PRIORITAS DIAGNOSA


1. Ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan pada Remaja Putri di Kost Puri
Artha and Sis.
1.3 RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

No DIAGNOSA
NOC NIC
. KEPERWATAN

1. Domain IV : 1. Prevensi Primer


Pengetahuan a. Pendidikan
dan Perilaku Kesehatan 5510
kesehatan - Identifikasi
Kelas R : faktor internal
Orientasi dan eksterrnal
Kesehatan yang dapat
1705 Orientasi meningkatakan
kesehatan atau mengurangi
tentang PHBS motivasi dalam
Rumah Sehat berprilaku sehat.
Ketidakefektifan meningkat dari - Tentukan
pemeliharaan kesehatan pada skala 2 (Lemah) pengetahuan
2
Remaja Putri di Kost Puri menjadi 3 kesehatan dan
Artha and Sis. (sedang), gaya hidup
dengan indicator prilaku saat ini
sebagai berikut: pada individu,
i. Fokus pada keluarga, atau
menjaga kelompok
prilaku sasaran.
kesehatan - Letakkan iklan
ii. Persepsi yang menarik di
bahwa tempat strategis
perilaku untuk
kesehatan mendapatkan
relevan perhatian
dengan audents yang
kesehatan menjadi sasaran.
seseorang. - Tekankan
iii. Harapan manfaat
bahawa kesehatan positif
individu yang langsung
bertanggung atau jangka
jawab untuk pendek yang bisa
pilihan yang diterima oleh
brhubungan perilaku gaya
dngan hidup positif
kesehatann daripada efek
2. Domain IV negative.
Pengetahuan b. Dukungan kelompok
dan Perilaku 5430
Kesehatan - Tentukan tempat
Kelas Q : pertemuan yang
Perilaku cocok bagi
Promosi kelompok.
Kesehatan - Ciptakan suasana
1602 Perilaku yamg
Promosi menyenagkn.
Kesehatan - Susun kursi
meningkat secara melingkar
dari skala 3 agar suasana
(kadang- lebih cair.
kadang) - Identifikasi
menjadi 4 topik2 yang
(sering), mungkin muncul
dengan dalam kelompok.
indicator - Monitor
sebagai keaktifan setiap
berikut : anggota
i. Memperta kelompok.
hankan 1. Manajemen Lingkungan
tidur yang kesehtan komunits 6484
adekuat
- Inisiasi skrining
ii. Melakukan
resiko kesehatan
perilaku
dari lingkungan.
kesehatan
- Monitor satus
secara
resiko kesehatan
rutin.
yang sudah di
iii.
ketahui.
Mendunku
- Berpartisipasi
ng
dalam tim
kebijakan
multidisiplin
public
untuk
yang sehat.
mengidentifikasi
3. Domain IV :
ancaman
Pengetahuan
terhadap
dan Perilaku
Kesehatan
Kelas R :
Kepercayaan
Mengenai
Kesehatan:
kontrol Yang
diterima 1702
Kepercayaan
Mengenai
Kesehatan:
kontrol Yang
diterima
meningkat
dari skala 2
(lemah)
menjadi skala
3 (sedang),
dengan
indicator :
i. Menerima
tanggung
jawab
terkait
dengan
keputusan
kesehatan
ii. Keyakinan
bahwa
keputusan
sendiri
mengontro
l hasil
kesehatan
4. Keyakinan
bahwa tindakan
sendiri
mengontrol hasil
kesehatan.
5. Domain IV :
Pengetahuan
dan Perilaku
kesehatan
Kelas S :
Pengetahuan
Gaya Hidup
Sehat
1855
Pengetahuan
Gaya Hidup
Sehat tentang
PHBS Rumah
Sehat
meningkat dari
skala 2
(Pengetahuan
terbatas)
menjadi 3
(Pengetahuan
sedang), dengan
indicator
sebagai berikut:
iv. Pentingnya
air untuk
hidrasi yang
memadai
v. Strategi
untuk
membatasi
penggunaan
perangkat
elektronik.
vi. Faktor
personal yang
mempengaru
hi perilaku
kesehatan.
vii. Fakto
r lingkungan
yng
mempengaru
hi perilaku
kesehatan
6. Domain IV
Pengetahuan
dan Perilaku
Kesehatan
Kelas S:
Pengetahuan
Perilaku
Kesehatan
1805
Pengetahuan
Perilaku
Kesehatan
meningkat
dari skala 2
(Pengetahuan
terbatas)
menjadi 43
(Pengetahuan
sedang),
dengan
indicator
sebagai
berikut :
iv. Strategi
untuk
menghinda
ri paparan
bahaya
lingkungan
v. Layanan
peningkata
n
kesehtaan
vi. Layanan
perlindung
an
kesehatan
1.4 IMPLEMENTASI

NO KEGIATAN TUJUAN SASARAN INDIKATOR HASIL MEDIA PELAKSANAAN


1. Observasi pola Setelah 1. anak kost Diikuti oleh 30% sasaran Wawancara Mahasiswa
kebiasaan hidup dilakukan 2.penjaga kost (prtanyaan tidak respati
sehari hari observasi terstruktur)
diharapkan
teridentifikasi
pola kebiasaan
hidup sehari-hari
kost putri puri
artha
2. Pendidikan Meningkatkan 1. anak kost 1. Dihadiri oleh 30% sasaran Leaflet Mahasiswa
kesehatan phbs pengetahuan 2.penjaga 2. 45% remaja memahami respati
Rumah Sehat tentang phbs kost masalah PHBS dengan
pada kost putri menjawab pertanyaan tentang
puri artha PHBS
3. Peningkatan pengetahuan
tentang PHBS sebesar 40%
3. Sosialisasi Meningkatkan Anak kost dan 1. Dihadiri oleh 30% sasaran Leaflet Mahasiwa respati

28
tentang tentang penjaga kost 2. 45% remaja memahami Leaflet
Pencegahan pentingnya phbs sosialisasi tentang peningkatan
PHBS Rumah PHBS
Sehat FGD 3. Peningkatan pengetahuan
tentang phbs sebesar 50%

29
1.5 EVALUASI
A. Kriteria keberhasilan kegiatan
1. Aspek yang di pantau
Input: jumlah tenaga pelaksana, ketersediaan dana, metode
pemantauan yang digunakan dan kesinambungan pelaksanaan
Proses: Kehadiran Remaja Putri Kost Puri Artha Sony Dan Sis, Catur
Tunggal, Depok, Sleman, Yogyakarta terkait penyuluhan PHBS
Rumah Sehat
Output: meningkatkan pengetahuan PHBS Rumah Sehat dan
lingkungan bersih
2. Pelaksanaan pemantauan
Pemantauan dapat dilakukan oleh mahasiswa dan penjaga kost.
3. Waktu pemantauan
Waktu pemantauan dapat dilakukan tergantung dari kegiatan yang
dilakukan.
4. Evaluasi hasil pemantauan
Hasil pemantauan di bahas oleh tim untuk menentukan langkah-
langkah penyempurnaan kegiatan menentukan, apakah ada perubahan
pengetahuan pada PHBS terkait Rumah Sehat di remaja putri Kost Puri
Artha Sony Dan Sis, Catur Tunggal, Depok, Sleman, Yogyakarta dan
menentukan tindak lanjut kegiatan.
5. Indicator keberhasilan
Menurunnya keluhan terkait kamar yang penagp, sumpek, lembap, dan
jamuran sehingga rumah/kamar nyaman untuk ditinggali.
B. Kriteria evaluasi
1. Kriteria evaluasi proses
a. Penjaga kost dan mahasiswa/I dapat melaksanakan kegiatan sesuai
dengan perencanaan
b. Penjaga kost dan mahasiswa mampu memberikan pendidikan
kesehatan terkait masalah perawatan Rumah Sehat
c. Mahasiswa merencanakan untuk brain stroming kepada remaja
putri agar mampu mengungkapkan pendapatnya yang di alaminya
kepada kita
d. Mahasiswa dan remaja putri Kost Puri Artha Sony Dan Sis, Catur
Tunggal, Depok, Sleman, Yogyakarta berencana untuk bekerja
bakti supaya lingkungan kost terhindar dari penyakit dan menjadi
rumah kost yang bersih dan sehat
e. Masyarakat dan remaja putri Kost Puri Artha Sony Dan Sis, Catur
Tunggal, Depok, Sleman, Yogyakarta dapat menghadiri semua
kegiatan yang telah di rencanakan
f. remaja putri Kost Puri Artha Sony Dan Sis, Catur Tunggal, Depok,
Sleman, Yogyakarta antusias dalam mengikuti implementasi
mahasiswa keperawatan
g. Remaja mampu melakukan perawatan Rumah Sehat
h. Media yang digunakan dalam kegiatan mampu memberikan
pemahaman kepada remaja putri Kost Puri Artha Sony Dan Sis,
Catur Tunggal, Depok, Sleman, Yogyakarta.
i. Instrument evaluasi yang digunakan mampu menilai keberhasilan
kegiatan implementasi
j. Kegiatan terlaksana secara sistematis dan sesuai dengan tujuan
2. Kriteria Evaluasi Hasil
a. Kegiatan skrining pola kebiasaan hidup sehari hari warga pondok
pesantren
1) Dihadiri oleh 45% sasaran anak remaja
2) 45% warga pesantren masih belum sepenuhnya menerapkan
pola hidup bersih dan sehat
3) 15% warga pesantren belum menerapkan sama sekali perilaku
hidup bersih dan sehat.
b. Kegiatan pemberian pendidikan kesehatan khususnya pada remaja
tentang PHBS Rumah Sehat
1) Dihadiri oleh 45% sasaran
2) 50% remaja memahami pentingnya Rumah Sehat dengan
menjawab pertanyaan tentang PHBS Rumah Sehat
3) Peningkatan pengetahuan tentang DBD sebesar 35%
4) Kegiatan dengan cara memberikan penyuluhan sebelum
diberikan penyuluhan pera penghuni kost dibagikan leaflet
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Rumah tidak hanya berfungsi sebagai tempat beristrahat dan berlindung,


tetapi juga sebagai sarana untuk memperbaiki kesehatan. Oleh sebab itu
Winslow mensyaratkan rumah yang memenuhi syarat-syarat kesehatan, yaitu
harus: (1) memenuhi kebutuhan fisiologis, (2) memenuhi kebutuhan
psikologis, (3) dapat menghindarkan dari kecelakaan, dan (4) dapat
menghindarkan terjadinya penyakit.Rumah yang memenuhi syarat kesehatan
disebut rumah sehat. Rumah sehat tidak harus mahal dan mewah, tetapi
yang disebut rumah sehat adalah rumah yang memenuhi syarat-syarat
kesehatan. Oleh karena itu, rumah yang sederhana jika memenuhi syarat-
syarat kesehatan juga dapat dikatakan sebagai rumah sehat. Dalam hal ini untuk
kost puri artha sonny and sis sendiri belum termasuk hunian rumah sehat,
dikarenaka memeng para penghuninya tidak terlalu ambil pusing mengenai
kebersihan kamar masing=masing, sehingga kami menegakkan diang nosa
perilaku cenderung beresiko dan ketidakefektifan menejemen kesehatan.

B. Saran

1. Bagi Penghuni Kost

Diharapkan bagi penghuni kost untuk aktif dalam mencari informasi tentang
Rumah Sehat dari media cetak, media elektronik maupun petugas kesehatan.

2. Bagi Pemateri

Bagi pematerii selanjutnya diharapkan dapat mengembangkan aspek-aspek


pada aspek-aspek lebih luas lagi untuk menyempurnakan materi yang
disampaikan.
BAB V

DAFTAR PUSTAKA

KEPMENKES RI. No 829/MenKes/SK/VII/1989

Anik, Maryunani. 2013. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat. DKI Jakarta: CV. Trans
Info Media.

Blum, Hendrik L. 1974. Planning for Health, Development and


Aplication of Social Changes Theory. New York: Human Sciences Press.

Notoadmojo. 2003. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta

Depkes RI Rencana Pembangunan Kesehatan Menuju Indonesia Sehat 2010.


Jakarta: Depkes RI.

Profil Kesehatan Indonesia 2010. Jakarta: Kementrian Kesehatan Republik


Indonesia.

Depkes RI. 2011. Pusat Promosi Kesehatan Pencapaian PHBS.


LAMPIRAN
Lemari1
Lemari2
Pintu
Dapur
Washtafel
Bagian atas lemari es
Kamar ber-AC
Ruang Atas
Kamar Bawah
Kamar non-AC

Anda mungkin juga menyukai