Anda di halaman 1dari 43

51

BAB IV

TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

4.1. Tujuan dan Sasaran


4.1.1. Tujuan
Tujuan organisasi merupakan penjabaran atau implementasi
dari pernyataan misi , tujuan dan sasaran RPJMD Kabupaten Malang
yang mempunyai makna :

1) Merupakan hasil akhir yang akan dicapai atau dihasilkan dalam


jangka waktu sampai tahun berakhir renstra.
2) Menggambarkan arah strategis organisasi dan perbaikan-
perbaikan yang ingin diciptakan sesuai tugas pokok dan fungsi
organisasi.
3) Meletakkan kerangka prioritas untuk memfokuskan arah sasaran
dan strategi organisasi berupa kebijakan, program operasional
dan kegiatan pokok organisasi selama kurun waktu renstra.

Adapun Tujuan Rencana Strategis (Renstra) Dinas Kesehatan


Kabupaten Malang ialah untuk mendukung Misi Nomor 3 Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Malang
dengan Tujuan Nomor 1 yaitu Meningkatkan daya saing
daerah dengan Sasaran Nomor 1 Yaitu Meningkatnya
kualitas pendidikan, kesehatan, daya beli serta pemerataan
pendapatan dengan Indikator Sasaran Nomor 1 Yaitu : Indeks
pembangunan manusia

Berdasarkan arahan arti dan makna penetapan tujuan


organisasi tersebut maka Dinas Kesehatan dalam mewujudkan Misi
Kabupaten Malang menetapkan tujuan guna meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat Kabupaten Malang sampai dengan tahun
2021, sebagai berikut:
4.1.1.1. Meningkatkan kualitas manajeman dan kualitas pelayanan
kesehatan Masyarakat
4.1.1.2. Meningkatkan kualitas Industri Rumah Tangga Pangan
(IRTP)
52

4.1.1.3. Meningkatkan Kesehatan Ibu dan Anak serta meningkatkan


kemampuan Puskesmas dalam tanggap darurat
penanggulangan bencana
4.1.1.4. Meningkatkan Gizi Masyarakat khususnya ibu dan anak.
4.1.1.5. Menurunkan angka kesakitan dan kematian penyakit
menular sesuai dengan target kasus masing-masing.
4.1.1.6. Meningkatnya pencegahan penyakit menular akibat
lingkungan
4.1.1.7. Meningkatkan akses pelayanan kesehatan masyarakat
miskin (maskin)
4.1.1.8. Pemenuhan ketersediaan obat indikator di sarana
pelayanan kesehatan dasar 90% .
4.1.1.9. Meningkatkan kemandirian masyarakat dalam mengatasi
permasalahan kesehatan di desa
4.1.1.10. Meningkatnya pengawasan obat dan makanan minuman
dari bahan berbahaya.

Untuk terselenggaranya pembangunan kesehatan di


Kabupaten Malang secara berhasil guna dan berdaya guna dalam
rangka mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tinggi
tersebut melalui :

1) Meningkatkan Jangkauan pelayanan kesehatan ke masyarakat


dan masyarakat ke pelayanan kesehatan.
2) Meningkatkan upaya pencegahan dan pemberantasan penyakit
menular.
3) Meningkatkan pelayanan kesehatan rujukan
4) Meningkatkan Sistem Kewaspadaan Dini Bidang Kesehatan
5) Meningkatkan upaya promotif dan preventif untuk
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.
6) Meningkatkan pengembangan sumber daya kesehatan
7) Meningkatkan manajemen dan sistem informasi kesehatan.

Pembangunan kesehatan yang berhasil-guna dan berdaya-


guna dapat dicapai melalui pembinaan, pengembangan, dan
pelaksanaan, serta pemantapan fungsi-fungsi administrasi
kesehatan yang didukung oleh sistem informasi kesehatan, ilmu
pengetahuan dan teknologi kesehatan, serta hukum kesehatan.
53

Fungsi-fungsi administrasi kesehatan tersebut, terdiri dari


perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian, serta
pertanggungjawaban penyelenggaraan pembangunan kesehatan.

4.1.2. Sasaran
Sasaran adalah merupakan penjabaran dari tujuan organisasi
dan menggambarkan hal-hal yang ingin dicapai melalui tindakan
tindakan yang akan dilakukan secara operasional. Oleh karenanya
rumusan sasaran yang ditetapkan diharapkan dapat memberikan fokus
pada penyusunan program operasional dan kegiatan pokok organisasi
yang bersifat spesifik, terinci, dapat diukur dan dapat dicapai.
Sasaran organisasi yang ditetapkan pada dasarnya merupakan
bagian dari proses perencanaan strategis dengan focus utama berupa
tindakan pengalokasian sumberdaya organisasi kedalam strategi
organisasi. Oleh karenanya penetapan sasaran harus memenuhi criteria
specific, measurable, agresive but attainable, result oriented dan time
bond. Guna memenuhi kriteria tersebut maka penetapan sasaran harus
disertai dengan penetapan indikator sasaran, yakni keterangan, gejala
atau penanda yang dapat digunakan untuk mengetahui tingkat
keberhasilan upaya pencapaian sasaran atau dengan kata lain disebut
sebagai tolok ukur keberhasilan pencapaian sasaran.
Untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan dan berdasar
makna sasaran diatas maka Dinas Kesehatan menetapkan sasaran
sejumlah sepuluh sasaran dengan indicator sasaran sebanyak 29 (Dua
puluh Sembilan ) sebagai berikut :

4.1.3. Tujuan 1 yaitu Meningkatkan kualitas manajeman dan kualitas


pelayanan kesehatan Masyarakat dengan Sasaran Meningkatnya
manajemen dan kualitas pelayanan kesehatan, yang terdiri dari
empat indicator sasaran :
1.1. Indek kepuasan masyarakat terhadap pelayanan kesehatan di
Puskesmas.
1.2. % Dokumen perencanaan dan pelaporan yang benar
1.3. % penurunan temuan adm perkantoran dan keuangan
1.4. % Puskesmas BLUD sesuai standar (BLUD Penuh )
54

2. Tujuan 2 yaitu Meningkatkan kualitas Industri Rumah Tangga


Pangan (IRTP) dengan Sasaran Meningkatnya Industri Rumah
Tangga Pangan (IRTP) yang bermutu (bersetifikat) yang terdiri dari
satu indicator sasaran .
2.1. Persentase IRTP yang bersertifikat
3. Tujuan 3 yaitu Meningkatkan Kesehatan Ibu dan Anak serta
meningkatkan kemampuan Puskesmas dalam tanggap darurat
penanggulangan bencana dengan Sasaran Menurunnya angka
kematian ibu per 100.000 KH dan bayi per 1000 KH dan
Meningkatnya kemampuan Puskesmas dalam tanggap darurat
penanggulangan bencana, yang terdiri dari empat indicator
sasaran :
3.1. Angka kematian ibu (AKI)
3.2. Angka Kematian Bayi (AKB)
3.3. Cakupan pelayanan kesehatan rujukan dan bencana
3.4. Cakupan Puskesmas akriditasi dengan nilai baik
4. Tujuan 4 yaitu Meningkatkan Gizi Masyarakat khususnya ibu dan
anak dengan Sasaran Menurunkan angka Balita Gizi Kurang dan
Gizi Buruk turun menjadi kurang dari 15%., yang terdiri dari dua
indicator sasaran :
4.1. Prvalensi Balita Gizi Kurang
4.2. Prevalensi Balita Gizi Buruk
4.3. Prevalensi Balita Stunting
5. Tujuan 5 yaitu Menurunkan angka kesakitan dan kematian penyakit
menular dan tidak menular sesuai dengan target kasus masing-
masing. dengan Sasaran Menurunnya kesakitan dan kematian
akibat penyakit menukar, yang terdiri dari lima indicator sasaran :
5.1. Pengendalian kematian kasus diare akibat kolera.
5.2. Pengendalian kasus penderita HIV/AIDS dibawah 0,5%
5.3. Pengendalian kematian kasus Demam Berdarah (DBD) dibawah
CFR (< 2,54)
5.4. Pengendalian kematian kasus Acud Flacceid Paralise (AFP) karena
polio
5.5. Penanganan Kejadian Luar Biasa ( KLB) desa/kelurahan < 24 jam
5.6. Rumus Jumlah kematian TB karena sebab apapun di bagi jumlah
penduduk kali 100.000 penduduk
55

5.7. Jumlah Puskesmas yang melaksanakan pengendalian Penyakit


Tidak Menular (PTM) secara terpadu di bagi jumlah Puskesmas
kali 100%
6. Tujuan 6 yaitu Meningkatkan pencegahan penyakit menular akibat
lingkungan dengan Sasaran Meningkatnya kesehatan lingkungan
pemukiman, yang terdiri dari tiga indicator sasaran.
6.1. Cakupan Lokasi ODF
6.2. Cakupan masyarakat pedesaan memakai air bersih memenuhi
syarat
6.3. Cakupan masyarakat perkotaan memakai air bersih memenuhi
syarat
7. Tujuan 7 yaitu Meningkatkan akses pelayanan kesehatan
masyarakat miskin (maskin) dengan Sasaran Meningkatnya
pelayanan kesehatan bagi masyarakat miskin (Maskin), yang terdiri
dari dua indicator sasaran.
7.1. Cakupan pelayanan kesehatan bagi masyarakat miskin
(Maskin)
7.2. Cakupan pelayanan kesehatan rujukan pasien masyarakat
miskin
8. Tujuan 8 yaitu Pemenuhan ketersediaan obat indikator di sarana
pelayanan kesehatan dasar 90% . dengan Sasaran Tersedianya
Obat Pelayanan Kesehatan dasar minimal 90 %, yang terdiri dari
dua indicator sasaran:
8.1. Persentase stok obat minimal
8.2. Cakupan pelayanan kefarmasian di puskesmas perawatan.
9. Tujuan 9 yaitu Meningkatkan kemandirian masyarakat dalam
mengatasi permasalahan kesehatan di desa dengan Sasaran
Meningkatnya desa yang mandiri dalam mengatasi permasalahan
kesehatan, yang terdiri dari satu indicator sasaran:
9.1. Persentase desa siaga aktif Puri
10. Tujuan 10 yaitu Meningkatkan pengawasan obat dan makanan
minuman dari bahan berbahaya dengan Sasaran Meningkatnya
pengawasan obat , makanan minuman dan obat tradisional, yang
terdiri dari dua indicator sasaran:
10.1. Persentase penurunan obat dan maknan yang berbahaya
10.2. Meningkatnya penggunaan obat tradisional di Puskesmas
56

Berdasarkan Peraturan Bupati Malang Nomor 30 Tahun 2015


tentang Indikator Kinerja Utama di Lingkungan Pemerintah Kabupaten
Malang, maka telah ditetapkan pula Indikator Kinerja Utama (IKU) Dinas
Kesehatan Kabupaten Malang yang mana IKU tersebut merupakan
Indikator yang dianggap Utama dari indicator indicator yang ada.
Adapun IKU Dinas Kesehatan tahun 2015 terdiri dari 7 Kinerja Utama
dengan indicator kinerja utama sebanyak 12 indikator, untuk lebih
jelasnya dapat digambarkan sebagai berikut :
56

INDIKATOR KINERJA UTAMA


(IKU)
DINAS KESEHATAN KABUPATEN MALANG

Tujuan 1 : Meningkatkan kualitas manajeman dan kualitas pelayanan kesehatan Masyarakat

INDIKATOR KINERJA PENANGGUNG


KINERJA UTAMA FORMULA / PENJELASAN SUMBER DATA
UTAMA JAWAB
1 2 3 4 5 6

1 Meningkatnya Indeks kepuasan Total nilai persepsi per unsur Hasil survey Sekretariat
kualitas manajemen masyarakat terhadap x nilai penimbang x 25 indeks kepuasan
dan kualitas pelayanan kesehatan di Total unsur yang terisi masyarakat
pelayanan puskesmas terhadap
kesehatan. pelayanan
kesehatan di
puskesmas dan
jaringannya

Tujuan 2 : Meningkatkan kualitas Industri Rumah Tangga Pangan (IRTP).

INDIKATOR KINERJA PENANGGUNG


KINERJA UTAMA FORMULA / PENJELASAN SUMBER DATA
UTAMA JAWAB

1 Meningkatnya Industri Prosentase Industri Rumah Jumlah sertifikat IRTP yang Laporan tahunan Bidang
Rumah Tangga Tangga Pangan (IRTP) dikeluarkan seksi Sumber Daya
Pangan (IRTP) yang yang bersertifikat X 100% pengawasan
bermutu (bersetifikat)
Kesehatan
Jumlah IRTP yang mendaftar dalam 1 makanan dan
tahun minuman dinkes
57

Tujuan 3. Meningkatkan Kesehatan Ibu dan Anak serta meningkatkan kemampuan Puskesmas dalam tanggap darurat penanggulangan bencana

INDIKATOR KINERJA PENANGGUNG


KINERJA UTAMA FORMULA / PENJELASAN SUMBER DATA
UTAMA JAWAB
1 2 3 4 5 6
1 Angka kematian ibu 1. Angka Kematian Ibu (AKI) Jumlah kematian ibu hamil, melahirkan Laporan SP2TP Bidang
per 100.000 KH dan dan nifas X 100.000 (Sistem Kesehatan
bayi per 1000 KH KH pencatatan dan Masyarakat
pelaporan
Jumlah kelahiran hidup terpadu
Puskesmas)

2. Angka Kematian Bayi sda sda


(AKB) Jumlah kematian bayi

X 1000 KH
kelahiran hidup

Tujuan 4. : Meningkatkan Gizi Masyarakat khususnya ibu dan anak.

INDIKATOR KINERJA PENANGGUNG


KINERJA UTAMA FORMULA / PENJELASAN SUMBER DATA
UTAMA JAWAB

2. Menurunnya Hasil survey Sda


Prevalensi Balita Gizi Angka balita gizi buruk Jumlah balita gizi buruk yang Pemantauan
Kurang dan Gizi Buruk ditemukan status gizi
turun menjadi kurang (PSG).
X 100%
dari 15%.
Jumlah balita
58

Tujuan 5 : Menurunkan angka kesakitan dan kematian penyakit menular dan tidak menular sesuai dengan target kasus masing-masing.

INDIKATOR KINERJA PENANGGUNG


KINERJA UTAMA FORMULA / PENJELASAN SUMBER DATA
UTAMA JAWAB

3 Menurunnya 1. Pengendalian kematian Laporan SP2TP Bidang


kesakitan dan kasus Acud Flacceid Jumlah kematian kasus AFP pada anak usia (Sistem Pencegahan
kematian akibat Paralise (AFP) karena <15 tahun karena Polio dalam satu tahun pencatatan dan dan
penyakit menular dan polio pelaporan Pengendalian
tidak menular . Jumlah penderita AFP yang ditemukan usia X100 % terpadu Penyakit
< 15 tahun dalam satu tahun . Puskesmas)

Penjelasan :
Penderita AFP : adalah setiap kelemahan atau kelumpuhan yang
bersifat flacceid yang terjadi secara acut pada anak usia kurang
dari 15 tahun dan bukan karena ruda paksa

2. Pengendalian kematian Jumlah kematian kasus diare karena kolera


kasus diare akibat kolera dalam satu tahun sda sda

Jumlah kasus diare dalam satu tahun


X 100%.
.
59

3. Pengendalian kematian kasus Jumlah Kematian kasus DBD dalam satu tahun Bidang
X 100%
Demam Berdarah (DBD) Pencegahan
dibawah CFR ( < 2,54 ) sda dan
Jumlah penderita DBD yang ditemukan dalam Pengendalian
waktu satu tahun Penyakit

Penjelasan :
CFR ( Case Fatality Rate ) adalah Incident rate
(angka kejadian ) yaitu Kematian DBD dibagi
jumlah kasus DBD dengan target < 2,54

4. Pengendalian kasus Jumlah kasus HIV yang


penderita HIV/AIDS ditemukan yang masih hidup
dibawah 0,5% X100% sda sda

Jumlah penduduk

5. Penanganan Kejadian Luar Penanganan KLB di desa/kelurahan <24 jam


Biasa ( KLB) dalam periode tertentu
desa/kelurahan < 24 jam
X 100% sda sda

Jumlah KLB di desa/kelurahan pada periode


yang sama
60

Tujuan 7 : Meningkatkan akses pelayanan kesehatan masyarakat miskin (maskin)

INDIKATOR KINERJA PENANGGUNG


KINERJA UTAMA FORMULA / PENJELASAN SUMBER DATA
UTAMA JAWAB

Meningkatnya Laporan SP2TP Bidang


4 Pelayanan kesehatan Meningkatnya pelayanan Prosentase Maskin yang terlayani pada (Sistem Pelayanan
bagi masyarakat miskin kesehatan masyarakat tahun berjalan di kurangi prosentase pencatatan dan Kesehatan
(Maskin) miskin Maskin yang terlayani tahun lalu pelaporan
(Maskin) terpadu
Penjelasan : Puskesmas)
Prosentase Maskin terlayani : adalah
Jumlah Maskin yang dilayani dibagi jumlah
Maskin kali 100%.
Makin yang dilayani adalah Maskin sehat
maupun sakit pada layanan Upaya
Kesehatan Perorangan (UKP) maupun
pada Upaya Kesehatan Masyarakat
(UKM)
61

Tujuan 9 : Meningkatkan kemandirian masyarakat dalam mengatasi permasalahan kesehatan di desa.

INDIKATOR KINERJA PENANGGUNG


KINERJA UTAMA FORMULA / PENJELASAN SUMBER DATA
UTAMA JAWAB
1 2 3 4 5 6

1 Meningkatnya Desa Cakupan desa siaga aktif Jumlah Desa Siaga yang Laporan SP2TP Bidang
yang mandiri dalam Purnama Mandiri Aktif Purnama Mandiri (Sistem Kesehatan
X 100%
mengatasi pencatatan dan Masyarakat
permasalahan Jumlah desa siaga yang ada pelaporan
kesehatan terpadu
Desa Siaga adalah desa yang penduduknya memiliki Puskesmas)
kesiapan sumber daya dan kemampuan untuk mencegah
dan mengatasi masalah-masalah kesehatan, bencana dan
kegawatdaruratan kesehatan, secara mandiri.

Desa Siaga Aktif adalah desa yang mempunyai Pos


Kesehatan Desa (Poskesdes) yang telah berfungsi dan
berada pada tahap tumbuh, kembang dan paripurna.
62

Indikator Kinerja Utama (IKU) Dinas Kesehatan Kabupaten Malang


tersebut terdiri dari tujuh sasaran yang dapat dijelaskan sebagai berikut :

Sasaran 1. : Peningkatan Kualitas pelayanan kesehatan dasar terdiri dari


satu indikator, yaitu Indek kepuasan masyarakat terhadap pelayanan
kesehatan di Puskesmas.. Pada IKU sasaran ini untuk mendukung
tercapainya Tujuan yaitu Meningkatkan kuantitas pelayanan kesehatan.
Serta untuk mencapai misi Meningkatkan kualitas manajemen dan
Sumber Daya Kesehatan yang merata dan berkeadilan di masyarakat
Kabupaten Malang
Sasaran 2. : Meningkatnya Industri Rumah Tangga Pangan (IRTP) yang
bermutu (bersetifikat) terdiri dari satu indikator, yaitu Prosentase IRTP
yang bersertifikat. Pada IKU sasaran ini untuk mendukung tercapainya
Tujuan yaitu Meningkatkan kuantitas pelayanan kesehatan. Serta untuk
mencapai misi Meningkatkan kualitas manajemen dan Sumber Daya
Kesehatan yang merata dan berkeadilan di masyarakat Kabupaten
Malang
Sasaran 3 : Meningkatnya kesehatan ibu dan anak, terdiri dari dua
indikator yaitu : 1) Menurunnya angka kematian ibu dan 2) Menurunya
angka kematian bayi. Pada IKU sasaran kedua ini untuk mendukung
tercapainya Tujuan yaitu : Meningkatkan Indeks Pembangunan Kesehatan
Masyarakat (IPKM). Serta untuk mencapai Misi kedua yaitu
Meningkatkan keterjangkauan akses pelayanan kesehatan di Kabupaten
Malang yang berkualitas dan berkeadilan
Sasaran 5 : Meningkatnya gizi masyarakat khususnya ibu dan anak, terdiri
dari satu indikator yaitu Menurunnya angka balita gizi buruk. Pada IKU ke
tiga ini untuk mendukung tercapinya Tujuan yaitu : Menurunkan angka
Balita Gizi Kurang dari 0,88% menjadi 0,2% dan Gizi Buruk turun menjadi
kurang dari 2,0%. Serta untuk mencapai Misi kedua yaitu Meningkatkan
keterjangkauan akses pelayanan kesehatan di Kabupaten Malang yang
berkualitas dan berkeadilan
Sasaran 6 : Pengendalian dan penurunan kasus penyakit menular, terdiri
dari lima indikator yaitu 1) Pengendalian kematian kasus Acud Flacceid
Paralise (AFP) karena polio. 2) Pengendalian kematian kasus diare akibat
kolera.3) Pengendalian kematian kasus Demam Berdarah (DBD) dibawah
CFR ( < 2,54 ), 4). Pengendalian kasus penderita HIV/AIDS dibawah
63

0,5%, 5). Penanganan Kejadian Luar Biasa ( KLB) desa/kelurahan < 24


jam. Pada IKU ini untuk mendukung tercapainya Tujuan nomor enam
yaitu Menurunkan angka kesakitan dan kematian penyakit menular sesuai
dengan target kasus masing-masing. Serta untuk mencapai Misi kedua
yaitu Meningkatkan keterjangkauan akses pelayanan kesehatan di
Kabupaten Malang yang berkualitas dan berkeadilan.

Sasaran 7 : Meningkatnya Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan


Masyarakat, terdiri dari satu indikator yaitu Cakupan desa siaga aktif.
Pada IKU keempat ini untuk mendukung tercapainya Tujuan nomor
Sembilan yaitu Meningkatkan kemandirian masyarakat dalam mengatasi
permasalahan kesehatan di desa, Serta untuk mencapai Misi ketiga yaitu
Meningkatkan kemandirian masyarakat Kabupaten Malang dibidang
Kesehatan melalui pemberdayaan masyarakat, swasta dan kerjasama
lintas sector.

Untuk lebih jelasnya bias dilahat pada tabel 4.1.


64

TABEL : 4.1. DI EXEL.(1)


65

LANJUTAN TABEL : 4.1. DI EXEL.(2)


66

LANJUTAN TABEL : 4.1. DI EXEL. (3)


67

LANJUTAN TABEL : 4.1. DI EXEL. (4)


68

4.3. Strategi dan Kebijakan

Kebijakan pembangunan kesehatan di Kabupaten Malang


diarahkan untuk meningkatkan jangkauan akses kemudahan dan
kualitas pelayanan kesehatan pada masyarakat yang berkeadilan dan
mandiri dimaksudkan untuk mengurangi kesenjangan pelayanan
kesehatan, status kesehatan dan gizi masyarakat antar wilayah, ras,
gender dan status sosial/ekonomi.

Strategi pencapaian tujuan dan sasaran adalah merupakan


strategi organisasi yang berisi rencana menyeluruh dan terpadu
mengenai upaya-upaya yang akan dilaksanakan secara operasional
dengan memperhatikan ketersediaan sumberdaya organisasi. Sebagai
satu cara untuk mewujudkan tujuan dan sasaran organisasi, maka
strategi yang ditetapkan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Malang
adalah sebagai berikut :

a. Peningkatan Jangkauan dan Mutu Upaya Pelayanan


Kesehatan.

Peningkatan Mutu Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM)


yang dipadukan secara serasi dan seimbang dengan
peningkatan Mutu Upaya Kesehatan Perorangan (UKP). Di
samping itu upaya kesehatan bagi penduduk miskin,
penanggulangan bencana dan kejadian luar biasa (KLB)
Penyakit, penanggulangan masalah gizi pada balita dan ibu,
serta pencegahan dan pemberantasan penyakit menular yang
mempunyai komitmen regional dan global mendapat
pengutamaan, dan penanganan secara kewilayahan, tanpa
mengabaikan kerjasama yang sinergis dengan pemerintah di
tingkat kecamatan dan desa melalui kerjasama lintas sektor,
dan masyarakat termasuk swasta. Unit Pelaksana Teknis Dinas
Kesehatan (UPTD) khususnya Puskesmas, harus mampu
memberikan pelayanan dasar yang bermutu yang diperlukan
oleh masyarakat.
69

b. Penggalangan Kemitraan Lintas Sektor

Untuk mengoptimalkan pencapaian tujuan pembangunan


kesehatan di Kabupaten Malang, diperlukan kerja sama lintas sektor yang
mantap. Demikian pula optimalisasi pembangunan berwawasan
kesehatan yang mendukung tercapainya tujuan pembangunan
kesehatan, menuntut adanya penggalangan kemitraan lintas sektor dan
segenap potensi daerah. Kebijakan dan pelaksanaan pembangunan
sektor lain perlu memperhatikan dampak dan mendukung keberhasilan
pembangunan kesehatan.

Untuk itu upaya sosialisasi masalah-masalah dan upaya


pembangunan kesehatan kepada sektor lain perlu dilakukan secara
intensif dan berkesinambungan. Kerja sama lintas sektor harus dilakukan
sejak perencanaan dan penganggaran, pelaksanaan dan pengendalian,
sampai pada pengawasan dan penilaiannya.

c. Peningkatan Pemberdayaan Masyarakat dan Swasta


Dalam era reformasi, masyarakat dan swasta harus
didorong agar dapat berperan aktif dalam pembangunan
kesehatan, dimulai sejak penyusunan berbagai kebijakan
pembangunan kesehatan. Pemberdayaan masyarakat dilakukan
dengan mendorong masyarakat dan swasta agar mampu secara
mandiri menjamin terpenuhinya kebutuhan kesehatan dan
kesinambungan pelayanan kesehatan.
Dalam pemberdayaan masyarakat perlu terus
dikembangkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) serta
Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat (UKBM), dalam rangka
mewujudkan Desa Siaga menuju Desa Sehat. Pengembangan
Desa Siaga harus melibatkan Lembaga Swadaya Masyarakat
(LSM) utamanya PKK, organisasi keagamaan, dan sektor
swasta. Keberhasilan Desa Siaga ditandai oleh antara lain
berkembangnya perilaku hidup bersih dan sehat, serta
dikembangkan dan beroperasinya UKBM yang mampu
memberikan pelayanan promotif, preventif, kuratif, keluarga
berencana, perawatan kehamilan dan pertolongan persalinan,
gizi, dan penanganan kedaruratan kesehatan.
70

d. Peningkatan Pengembangan Sumberdaya Kesehatan

Agar pembangunan kesehatan di Kabupaten Malang dapat


terselenggara secara berhasil-guna dan berdaya-guna,
diperlukan sumberdaya manusia kesehatan yang bermutu serta
berakhlak baik. Dalam pengembangan sumberdaya manusia
kesehatan, Dinas Kesehatan melaksanakan perencanaan
kebutuhan sumberdaya manusia kesehatan dalam lingkup
Kabupaten Malang, dan dilakukan melalui perencanaan
kebutuhan tenaga kesehatan yang mendasarkan pada
pendekatan beban fungsi dan standar kebutuhan minimal
kebutuhan tenaga kesehatan menurut jenisnya di tiap unit
pelayanan secara terintegrasi, dan terpadu, serta
pendayagunaannya yang adil dan merata.

Pengembangan sumberdaya manusia kesehatan


dilakukan melalui pemantapan kerja sama lintas sektor dan
peran aktif masyarakat dan swasta. Pengembangan
sumberdaya manusia kesehatan juga diarahkan agar
mempunyai daya saing yang kuat dalam menghadapi globalisasi
yang merupakan tantangan sekaligus peluang pembangunan
kesehatan di Kabupaten Malang.

e. Pengembangan Upaya dan Pembiayaan Kesehatan


Khususnya Masyarakat Miskin

Di bidang penganggaran dan pembiayaan pembangunan


kesehatan, maka guna menjamin ketersediaan sumberdaya
pembiayaan kesehatan, Dinas Kesehatan Kabupaten Malang
akan melakukan advokasi dan sosialisasi kepada para
penyandang dana, baik pemerintah maupun masyarakat
termasuk swasta, dalam upaya menggalang sumber-sumber
pembiayaan kesehatan, sehingga dapat tersedia pembiayaan
kesehatan dalam jumlah yang mencukupi dan teralokasikan
secara adil serta dapat dimanfaatkan secara efektif, efisien, dan
akuntabel. Anggaran Dinas Kesehatan Kabupaten Malang
bersumber APBD (DAU), APBD I, APBN, dan Bantuan Luar
Negeri (BLN). Anggaran ini di samping dipergunakan untuk
71

pembinaan dan pengembangan pembangunan kesehatan, juga


diarahkan untuk pelayanan kesehatan bagi penduduk miskin,
membantu dalam penanggulangan bencana dan kejadian luar
biasa (KLB) penyakit, peningkatan surveilans dan
penanggulangan penyakit menular dan gangguan gizi.

Di bidang logistik kesehatan, untuk menjamin


sumberdaya obat dan perbekalan kesehatan, dilaksanakan
perencanaan dan pengadaan dalam penyediaan dan distribusi
obat dan perbekalan kesehatan, sehingga akan tersedia obat
dan perbekalan kesehatan yang aman, bermutu dan
bermanfaat, serta terjangkau oleh segenap lapisan masyarakat.
Dinas Kesehatan mengupayakan pula menjamin tersedianya
buffer stock obat sangat essensial, dan kebutuhan obat untuk
penanggulangan bencana, serta obat program pemberantasan
penyakit menular dan perbaikan gizi. Tersedianya Obat
Pelayanan Kesehatan dasar minimal 90 %
72

BAB V
RENCANA PROGRAM, KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA DAN
PENDANAAN INDIKATIF

5.1. Program dan Kegiatan

Dalam rangka mewujudkan sasaran organisasi dengan


indikator sasaran sebagai tolok ukur keberhasilannya, maka Dinas
Kesehatan Kabupaten Malang menetapkan program operasional
organisasi sebagai berikut :

1. Program Upaya Kesehatan Masyarakat


- Peningkatan Kesehatan Masyarakat
- Peningkatan Pelayanan dan Penanggulangan Masalah Kesehatan
- Penyediaan biaya operasional dan pemeliharaan
- Penyelenggaraan penyehatan lingkungan
- Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan
- Pelayanan Kefarmasian dan Alat Kesehatan
- Peningkatan pengelolaan alat kesehatan di puskesmas
- Pelayanan kesehatan penduduk miskin di Puskesmas dan
jaringannya
- Peningkatan Kesehatan Masayarakat (Bantuan Provinsi)
- Penyelenggaraan Biaya Operasional Kesehatan (BOK)
- Penyelenggaraan Jampersal (DAK)

2. Program Obat dan Perbekalan Kesehatan.

- Pengadaaan Obat dan Perbekalan Kesehatan (DAU)


- Peningkatan Mutu Penggunaan Obat dan Perbekalan Kesehatan
- Peningkatan Pelayanan kefarmasian
- Pengadaaan Obat dan Perbekalan Kesehatan (DAK)
- Pengadaaan Obat dan Perbekalan Kesehatan (Pendamping
DAK))

3. Program Pengawasan Obat dan Makanan

- Peningkatan Pemberdayaan Konsumen/Masyarakat di Bidang


Obat dan Makanan
- Peningkatan Pengawasan Keamanan Pangan dan Bahan
Berbahaya
- Pengawasan terhadap sarana distribusi kosmetika dan PKRT
- Pembinaan terhadap masyarakat tentang keamanan kosmetika
dan PKRT
73

- Pengawasan terhadap sarana distributor perbekalan kesehatan


dan alkes
- Pembinaan terhadap masyarakat tentang produk perbekalan
kesehatan yang aman

4. Program Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat

- Pengembangan Media Promosi dan Informasi Sadar Hidup


Sehat.
- Penyuluhan Masyarakat Pola Hidup Sehat
- Peningkatan Pendidikan Tenaga Penyuluh Kesehatan
- Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan

5. Program Perbaikan Gizi Masyarakat

- Pemberian Tambahan Makanan dan Vitamin


- Peanggulangan Kurang Energi Protein (KEP), Anemia Gizi Besi,
Gangguan Akibat Kurang Yodium (GAKY), Kurang Vitamin A dan
Kekurangan Zat Gizi Mikro Lainnya

6. Program Pengembangan Lingkungan Sehat


- Pengkajian Pengembangan Lingkungan Sehat
- Penyuluhan Menciptakan Lingkungan Sehat
- Penyehatan Lingkungan
- Laboratorium Kesehatan Daerah
7. Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Menular
- Penyemprotan/Fogging Sarang Nyamuk
- Pengadaan Alat Fogging dan Bahan-Bahan Fogging
- Pelayanan Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Menular
- Pencegahan Penularan Penyakit Endemik/Epidemik
- Peningkatan Imunisasi
- Peningkatan Surveillance Epideminologi dan Penaggulangan
Wabah
- Pencegahan Penyakit Tidak Menular
8. Program Standarisasi Pelayanan Kesehatan
- Penyusunan Standar Pelayanan Kesehatan
- Evaluasi dan Pengembangan Standar Pelayanan Kesahtan
- Pembangunan dan Pemutakhiran Data Dasar Standar Pelayanan
Kesehatan
9. Program Pengadaan, Peningkatan dan Perbaikan Sarana dan
Prasarana Puskesmas/Puskesmas Pembantu dan
Jaringannya
- Pembangunan Puskesmas
- Pembangunan Puskesmas Pembantu
- Pengadaaan Puskesmas Keliling
- Pengadaaan Sarana dan Prasarana Puskesmas
- Pengadaaan Sarana dan Prasarana Puskesmas Pembantu
- Peningkatan Puskesmas Menjadi Puskesmas Rawat Inap
74

- Peningkatan Puskesmas Pembantu Menjadi Puskesmas


- Pemeliharaan Rutin/Berkala Sarana dan Prasarana Puskesmas
- Pemeliharaan Rutin/Berkala Sarana dan Prasarana Puskesmas
Pembantu
- Pemeliharaan Rutin/Berkala Sarana dan Prasarana Puskesmas
Keliling
- Rehabilitasi Sedang/Berat Puskesmas Pembantu
- Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan

10. Program Pengawasan dan Pengendalian Kesehatan


Makanan

- Pengawasan Keamanan dan Kesehatan Makanan Hasil Industri


- Pengawasan dan Pengendalian Keamanan dan Kesehatan
Makanan Hasil Produksi Rumah Tangga
- Pengawasan dan Pengendalian Keamanan dan Kesehatan
Makanan Restaurant
- Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan

11. Program Pembinaan Lingkungan Sosial


- Penyediaan / pemeliharaan sarana pelayanan kesehatan bagi
masyarakat yang terkena penyakit akibat dampak konsumsi
rokok dan penyakit lainnya

12. Program Pengembangan Obat Asli Indonesia

- Pengembangan Kesehatan Tradisional

13. Program Administrasi Perkantoran


- Penyediaan jasa surat menyurat
- Penyediaan jasa komunikasi, sumber daya air dan listrik
- Penyediaan jasa administrasi keuangan
- Penyediaan kebersihan kantor
- Penyediaan alat tulis kantor
- Penyediaan barang cetakan dan penggandaan
- Penyediaan komponen instalasi listrik/penerangan bangunan
kantor
- Penyediaan bahan bacaan dan peraturan perundangan
- Penyediaan makanan dan minuman
- Rapat-rapat koordinasi dan konsultasi keluar daerah
- Rapat-Rapat Kordinasi dan Konsultasi Ke Dalam Daerah
75

14. Program peningkatan sarana dan prasarana aparatur

- Pemeliharaan rutin/berkala gedung kantor


- Pemeliharaan rutin/berkala kendaraan dinas/operasional
- Pemeliharaan rutin/berkala peralatan gedung kantor

15. Program peningkatan kapasitas sumber daya aparatur

- Pendidikan dan pelatihan formal

- Sosialisasi Peraturan Perundang-Undangan

- Bimbingan Teknis Implementasi Peraturan Perundang-


Undangan

- Pengembangan Sumber daya Aparatur

16. Program peningkatan pengembangan sistem pelaporan


capaian kinerja dan Keuangan

- Penyusunan laporan capaian kinerja dan ikhtisar realisasi


kinerja SKPD
- Penyusunan laporan keuangan semesteran
- Penyusunan laporan keuangan akhir tahun
17. Program Pelayanan Kesehatan Masyarakat.
- Kegiatan Pelayanan Promer
- Pelayanan kalibrasi alat kesehatan
- Pelayanan Kesehatan Rujukan

18. Peningkatan Pelayanan (Puskesmas BLUD)


- Kegiatan Pendukung Pelayanan BLUD Puskesmas
19. Program Pelayanan Kesehatan Penduduk Miskin
- Jaminan Kesehatan Masyarakat Miskin
20. Program Pelayanan JKN Kapitasi pada FKTP
- Pelayanan JKN kapitasi FKTP Puskesmas

5.2. Indikator Kinerja dan Pendanaan Indikatif

Rencana indikator kinerja dan pendanaan indikatif selama 5


(lima) Tahun mendatang diharapkan dapat mampu meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat di kabupaten Malang tahun 2016 - 2021, adapun
rencana kinerja dan pendanaan indikatif sebagai berikut :
76

TABEL. 5.1. DI EXEL (1)


77

TABEL. 5.1. DI EXEL (2)


78

TABEL. 5.1. DI EXEL (3)


79

TABEL. 5.1. DI EXEL (4)


80

TABEL. 5.1. DI EXEL (5)


81

TABEL. 5.1. DI EXEL (6)


82

TABEL. 5.1. DI EXEL (7)


83

TABEL. 5.1. DI EXEL (8)


84

LANJUTAN TABEL. 5.1. DI EXEL (9)


85

LANJUTAN TABEL. 5.1. DI EXEL (10)


86

LANJUTAN TABEL. 5.1. DI EXEL (11)


87

BAB VI
INDIKATOR KINERJA DINAS KESEHATAN KABUPATEN MALANG YANG
MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD KABUPATEN MALANG

Dalam pelaksanaan program pembangunan kesehatan Dinas


Kesehatan Kabupaten Malang mengacu pada RPJMD Kabupaten Malang
pada Misi 3 : Melakukan percepatan pembangunan di bidang
pendidikan, kesehatan, dan ekonomi guna meningkatan Indeks
Pembangunan Manusia, dengan Tujuan 1 (satu) : Meningkatkan
daya saing dan Sasaran adalah sasaran 1(satu) yaitu : Meningkatnya
kualitas pendidikan, kesehatan, daya beli serta pemerataan
pendapatan dengan Indikator sasaran nomor 1 (satu) yaitu : Indek
Pembangunan Manusia, Untuk mendukung tercapaianya tujuan dan
sasaran bidang kesehatan pada RPJMD Kabupaten Malang tersebut, telah
ditetapkan Indikator Kinerja Tujuan dan Indikator Kinerja Sasaran pada
Renstra Dinas Kesehatan Kabupaten Malang , sebagaimana terlampir pada
tabel 6.1 .
88

TABEL. 6.1. (1)


89

LANJUTAN TABEL. 6.1 (2)


90

LANJUTAN TABEL. 6.1 (3)


91

BAB VII
PENUTUP

Rencana Strategis Dinas Kesehatan Kabupaten Malang Tahun


2016-2021 ini didasarkan pada hasil diskusi pada Rapat Kerja Dinas
Kesehatan Kabupaten Malang Tahun 2016 dengan melakukan analisis
bersama yang merupakan upaya stratejik dalam menghadapi situasi yang
cepat berubah untuk menyesuaikan manajemen Dinas Kesehatan yang
acceptable.

Setiap program dan kegiatan disusun sesuai dengan hasil analisis


lingkungan dengan mempertimbangkan keterlibatan unsur masyarakat,
swasta, dan pemerintah sehingga secara bersama-sama dapat
merumuskan, merencanakan, melaksanakan dan mensukseskan tujuan
pembangunan kesehatan di Kabupaten Malang yaitu meningkatkan
derajat kesehatan masyarakat.
Program dan kegiatan dilaksanakan secara rutin dan terus
menerus, dengan memprioritaskan pelayanan yang dibutuhkan
masyarakat melalui standar pelayanan minimal dengan pengembangan
inovasi-inovasi unggulan dari masing-masing program atau masing-
masing puskesmas ataupun pelaksana program dan kegiatan itu sendiri.

Pelaksanaan evaluasi dilaksanakan secara berkala bulanan,


tribulanan, semester dan tahunan atau tergantung situasi keadaan saat
itu. Hasil evaluasi dipakai sebagai dasar untuk menentukan kebijakan dan
langkah-langkah selanjutnya.

Demikianlah Rencana Strategis Dinas Kesehatan Kabupaten


Malang ini disusun sebagai arah dan pedoman bagi petugas kesehatan
dalam merencanakan, melaksanakan pengembangan program yang
tertuang dalam Rencana Kerja tahunan,
92

sehingga setiap program dan kegiatan disetiap unit kegiatan dapat


dipertanggung jawabkan dalam pelaksanaannya.

Demikian untuk dilaksanakan.

Malang , 8 November 2016.

KEPALA DINAS KESEHATAN


KABUPATEN MALANG

H. ABDURRACHMAN.

Anda mungkin juga menyukai