Anda di halaman 1dari 112

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kesehatan lingkungan merupakan faktor penting dalam kehidupan sosial
kemasyarakatan, bahkan merupakan salah satu unsur penentu atau determinan
dalam kesejahteraan penduduk. Di mana lingkungan yang sehat sangat dibutuhkan
bukan hanya untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, tetapi juga untuk
kenyamanan hidup dan meningkatkan efisiensi kerja dan belajar.
Tujuan praktik dasar-dasar kesehatn lingkungan antara lain :
1. Identifikasi dan deteksi masalah pengambilan sampel air secara
bakteriologis.
2. Identifikasi dan deteksi masalah pertumbuhan nyamuk,jenis-jenis
nyamuk,penyakit yang ada pada nyamuk.
3. Identifikasi dan deteksi pengamatan tempat pengolahan dan penjualan
makanan dan minuman serta pengambilan sampel makanan yang
benar.
4. Identifikasi dan deteksi masalah pengambilan sampel air secara kimia
(DO).
5. Identifikasi dan deteksi masalah kesehatan lingkungan di
perkantoran/industri.
6. Identifikasi dan survei masalah SPL (Kartu Rumah).

B. Pengertian Kesehatan, Lingkungan, Sanitarian


Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial
yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial, dan
ekonomis Pemeliharaan kesehatan adalah upaya penaggulangan, dan
pencegahan gangguan kesehatan yang memerlukan pemeriksaan,
pengobatan dan/atau perawatan termasuk kehamilan, dan persalinan
Pendidikan kesehatan adalah proses membantu sesorang, dengan bertindak
secara sendiri-sendiri ataupun secara kolektif, untuk membuat keputusan

1
berdasarkan pengetahuan mengenai hal-hal yang memengaruhi kesehatan
pribadinya, dan orang lain. Definisi yang sederhana menurut menurut
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) tahun 1948 menyebutkan bahwa
pengertian kesehatan adalah sebagai suatu keadaan fisik, mental, dan
sosial kesejahteraan dan bukan hanya ketiadaan penyakit atau kelemahan.
Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada di sekitar manusia
serta mempengaruhi kehidupan manusia baik secara langsung maupun
tidak langsung. Lingkungan dibedakan menjadi dua; lingkungan biotik dan
lingkungan abiotik. Lingkungan biotik adalah lingkungan yang hidup,
misalnya tanah, pepohonan, dan para tetangga. Sementara lingkungan
abiotik mencakup benda-benda tidak hidup seperti rumah, gedung, dan
tiang listrik.Lingkungan merupakan semua aspek kondisi eksternal
biologis, dimana organisme hidup dan ilmu-ilmu lingkunga menjadi studi
aspek lingkungan organisme itu. Definisi mengenai lingkungan hidup
tidak hanya datang dari para ahli, tetapi definisi tersebut dituangkan pula
dalam undang-undang, yaitu Undang-Undang Nomor 32 tahun 2009
tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup. Di dalam
undang-undang ini, lingkungan hidup diartikan sebagai kesatuan, dan
mahluk hidup termasuk di dalamnya manusia dan kesejahteraan manusia
serta mahluk hidup lainnya.

Sanitarian adalah tenaga profesional yang bekerja dalam bidang


sanitasi dan kesehatan lingkungan dengan latar belakang pendidikan yang
beragam dan yang telah mengikuti pendidikan atau pelatihan khusus di
bidang sanitasi dan kesehatan lingkungan.

Sanitarian adalah tenaga sanitasi. Sinonim Sanitarian : Kontrolir


Kesehatan, Penilik Kesehatan, Penilik Hygiene, Pembantu Penilik
Hygiene, Tenaga HS (Hygiene Sanitasi), Mantri Hygiene, Mantri Kakus,
Ahli Kesehatan Lingkungan (termasuk : Ahli Pratama, Ahli Madya, Ahli
dan Spesialist).

2
Sanitarian adalah salah satu jenis tenaga kesehatan masyarakat (PP
No.32 Tahun 1996, tentang Tenaga Kesehatan)
Sanitarian adalah Pegawai Negeri Sipil yang diberi tugas, tanggung
jawab, wewenang dan hak secara penuh oleh pejabat yang berwenang
untuk melakukan kegiatan pengamatan, pengawasan dan pemberdayaan
masyarakat dalam rangka perbaikan kualitas kesehatan lingkungan untuk
dapat memelihara, melindungi dan meningkatkan cara-cara hidup bersih
dan sehat (SK MEMPAN No.:19/KEP/M.PAN/11/2000 tanggal 30
November 2000).
Sanitarian adalah orang yang mahir dalam sanitasi dan kesehatan
masyarakat. Sanitarian berasal dari kata sanus yang berarti baik, atau
sanitas yang berarti kesehatan (John H.Dirckx, MD. Kamus Ringkas
Kedokteran, STEDMAN, EGC 2001).Dan masih banyak lagi pengertian
sanitarian dari berbagai sumber. Sanitarian adalah tenaga sanitasi. fungsi
Sanitarian, antara lain :

1. Mempersiapkan pelaksanaan kegiatan kesehatan lingkungan


2. Melakukan pengamatan kesehatan lingkungan
3. Melakukan pengawasan kesehatan lingkungan
4. Melakukan pemberdayaan masyarakat dalam meningkatkan kualitas
kesehatan lingkungan
5. Membuat karya tulis atau karya ilmiah di bidang kesehatan
lingkungan.
6. Menerjemahkan/menyadur buku dan bahan lainnya dibidang kesehatan
lingkungan
7. Membimbing sanitarian di bawah jenjang jabatannya
8. Membuat buku pedoman/petunjuk pelaksanaan/petunjuk teknis di
bidang kesehatan lingkungan
9. Mengembangkan teknologi tepat guna di bidang kesehatan lingungan
10. Mengajar atau melatih yang berkaitan dengan bidang kesehatan
lingkungan

3
11. Mengikuti seminar/lokakarya di bidang kesehatan
lingkungan/kesehatan
12. Menjadi anggota organisasi profesi bidang kesehatan lingkungan
13. Menjadi anggota tim penilai jabatan fungsional sanitarian
14. Melaksanakan kegiatan lintas program dan lintas sektoral

Kontribusi lingkungan dalam mewujudkan derajat kesehatan


merupakan hal yang essensial di samping masalah perilaku masyarakat,
pelayanan kesehatan dan faktor keturunan. Lingkungan memberikan
kontribusi terbesar terhadap timbulnya masalah kesehatan masyarakat.
Pengertian Kesehatan Lingkungan merupakan upaya perlindungan,
pengelolaan, dan modifikasi lingkungan yang diarahkan menuju
keseimbangan ekologi pada tingkat kesejahteraan manusia yang semakin
meningkat.

C. Rumusan Masalah
1. Bagaimana teknik pengambilan sampel air secara bakteriologis?
2. Bagaimana identifikasi jentik nyamuk pada vector & binatang
penggangu?
3. Bagaimana syarat terpenuhinya kesehatan dalam makanan dan
makanan yang terkandung di dalamnya serta pengambilan sampel yang
benar?
4. Bagaimana teknik pengambilan sampel air secara kimia (disolve
oxygen)?
5. Bagaimana kondisi lingkungan kerja di perpustakaan Prodi Kesehatan
Lingkungan Kampus Magetan?
6. Bagaimana Survei Penyehatan Lingkungan dengan kartu rumah di
daerah Purwodadi,Barat, Magetan?

4
D. Tujuan Praktikum
1. Mengidentifikasi pengambilan sampel air secara bakteriologis.
2. Mengidentifikas jentik nyamuk pada vektor dan binatang penganggu.
3. Mengidentifikasi syarat terpenuhinya kesehatan dalam makanan dan
makanan yang terkandung di dalamnya serta pengambilan sampel yang
benar.
4. Mengidentifikas teknik pengambilan sampel air secara kimia (disolve
oxygen).
5. Mengidentifikasi kondisi lingkungan kerja di perpustakaan Prodi
Kesehatan Lingkungan Kampus Magetan.
6. Mengidentifikasi Survei Penyehatan Lingkungan dengan kartu rumah
di daerah Purwodadi,Barat, Magetan.

E. Waktu Pelaksanaan
No Hari / Tanggal Waktu Uraian
1. Senin, 09-11-2015 08.00-10.00 Pengarahan Teknik Praktik
10.00-10.15 Diskusi Lokasi Pengawasan
Vektor diPermukaan
10.15-11.00 Mengurus Surat
11.00-11.30 Mencari Referensi Alat dan
Bahan
11.30-12.30 Ishoma
12.30-13.30 Mengurus Bon Alat
13.30-16.00 Mencari Referensi Teori
2. Selasa,10-11-2015 07.30-07.40 Persiapan Praktik
07.40-10.00 Praktik Pengawasan Limbah
Cair
10.00-10.15 Pengambilan dan Persiapan
Praktik mamin
10.15-12.00 Praktik Mamin

5
No Hari / Tanggal Waktu Uraian
12.00-12.30 Ishoma
12.30-16.00 Praktik Penyediaan Air Kran
3 Rabu,11-11-2015 07.00-07.45 Berangkat ke Desa
Purwodadi , Barat
07.45-11.00 Praktik di Desa Purwodadi
11.45-12.30 Tiba Kampus dan Ishoma
12.30-14.00 Praktik Vektor dan
Pemukiman
14.00-16.00 Penyusunan Laporan
4. Kamis,12-11-2015 09.30-11.30 Praktik Penyehatan
Lingkungan di Perpustakaan
11.30-12.30 Penyusunan dan meneliti
Laporan
12.30-13.30 Refisi Pak Karno
13.30-16.00 Perbaikan Penyusunan
Laporan
5. Jumat,13-11-2015 07.30-Selesai Penyerahan Laporan Dasar-
Dasar Kesehatan Lingkungan

6
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. Penyediaan Air (Pengambilan Sampel Secara Bakteriologis)


Air adalah senyawa kimia tunggal yang molekul terdiri dari dua atom
hidrogen yang terikat pada satu atom oksigen. Rumus kimia dari senyawa ini
adalah H 2 O. Menimbang bahwa atom hidrogen beratnya hanya sekitar satu-
enam belas sebanyak atom oksigen, sebagian besar berat dalam air adalah karena
oksigen: 88,8 persen dari berat adalah oksigen dan 11,2 persen adalah hidrogen.
Persentase ini tetap sama dari molekul air tunggal untuk sebuah danau penuh
molekul air.
Air bersih merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia yang dibutuhkan
secara berkelanjutan. Penggunaan air bersih sangat penting untuk komsumsi
rumah tangga,kebutuhan industri dan tempat umum. Karena pentingnya
kebutuhan akan air bersih, maka adalah hal yang wajar jika sektor air bersih
mendapatkan prioritas penanganan utama karena menyangkut kehidupan orang
banyak. Penanganan akan pemenuhan kebutuhan air bersih dapat dilakukan
dengan berbagai cara, disesuaikan dengan sarana dan prasarana yang ada. Di
daerah perkotaan, sistem penyediaan air bersih dilakukan dengan sistem perpipaan
dan non perpipaan. Sistem perpipaan dikelola oleh Perusahaan Daerah Air Minum
(PDAM) dan sistem non perpipaan dikelola oleh masyarakat baik secara individu
maupun kelompok.Kebutuhan air bersih merupakan kebutuhan yang tidak terbatas
dan berkelanjutan. Sedang kebutuhan akan penyediaan dan pelayanan air bersih
dari waktu ke waktu semakin meningkat yang terkadang tidak diimbangi oleh
kemampuan pelayanan.Peningkatan kebutuhan ini disebabkan oleh peningkatan
jumlah penduduk, peningkatan derajat kehidupan warga serta perkembangan
kota/kawasan pelayanan ataupun hal-hal yang berhubungan dengan peningkatan
kondisi sosial ekonomi warga.
Untuk konsumsi air minum menurut departement kesehatan, syarat-syarat air
minum adalah tidak berasa, tidak berbau, tidak berwarna dan tidak mengandung
logam berat. Walaupun air dari sumber alam dapat diminum oleh manusia,

7
terdapat risiko bahwa air ini telah tercemar oleh bakteri (misalnya escherichia
coli) atau zat berbahaya. Walaupun baktri dapat dibunuh dengan memasak air
hingga 100oC, banyak zat berbahaya, terutama logam, tidak dapat dihilangkan
dengan cara ini.
Standar air minum di Indonesia mengikuti standar WHO (World Health
Organization) yang dalam beberapa hal disesuaikan dengan kondisi di Indonesia.
Pada tahun 2002, Departemen Kesehatan RI telah menetapkan kriteria kualitas air
secara mikrobiologis, melalui Keputusan Menteri Kesehatan No. 907 tahun 2002
bahwa air minum tidak diperbolehkan mengandung bakteri Coliform dan E.coli
Macam macam sampel air :
1. Sampel air kran
2. Sampel sumur gali
3. Sampel sungai
4. Sample kolam renang
5. Sample mata air / sumber
6. Sample danau / rawa rawa
7. Sampel limbah

1. Sumber Air bersih ada 3 yaitu :


a. Sungai
Rata-rata lebih dari 40.000 kilometer kubik air segar diperoleh dari
sungai-sungai di dunia. Ketersediaan ini (sepadan dengan lebih dari 7.000
meter kubik untuk tiap orang) sepintas terlihat cukup untuk menjamin
ketersediaan yang cukup bagi penduduk, tetapi kenyataannya air tersebut
seringkali tersedia di tempat-tempat yang tidak tepat

b. Curah hujan
Dalam pemanfaatan hujan sebagai sumber dari air bersih, individu
perorangan/ berkelompok/ pemerintah biasanya membangun bendungan dan
tandon air yang mahal untuk menyimpan air bersih disaat bulan-bulan musim
kemarau dan untuk menekan kerusakan musibah banjir.

8
c. Air permukaan dan air bawah tanah
Sumber-sumber air bersih ini biasanya tergantung akibat penggunaan dan
penyalahgunaan sumber air sehingga terjadi pencemaran air. Sampel air yang
diambil harus dalam keadaan steril. Hal ini dimaksudkan agar air yang
diambil mengandung bakteri yang murni berasal dari air tersebut, sehingga
diperlukan teknik- teknik pengambilan air sampel yang benar. Selang waktu
untuk pemeriksaaan bakteriologis minimal 1 jam dari pengambilan harus
sudah dilakukan pemeriksaan. Namun dapat dipertahankan lebih lama lagi
asal disimpan dalam lemari pendingin kurang lebih 30 jam.
2. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam Pengambilan sampel
Bakteriologis
Dalam pengambilan air yang digunakan untuk pemeriksaan bakteriologis
berbeda dengan keperluan untuk pemeriksaan fisika dan kimia, terutama
mengenai sterilisasi, yaitu :
a. Botol untuk tempat contoh air harus bersih dan steril. Sterilisasi dilakukan
pada suhu 180o C selama 20 menit dalam oven atau sesuai dengan tabel
suhu dan waktu sterilisasi pada oven.
b. Botol harus mempunyai mulut lebar dan mempunyai tutup yang masuk
kedalam leher dengan diberi kertas pelindung yang dikaitkan pada
sekeliling botol sebelum disterilkan.Volume botol yang digunakan
minimal 150 ml dan diisi dengan air paling sedikit 100 ml, sehingga masih
ada sisa ruangan diatas contoh air untuk mencampur contoh air sebelum
diperiksa.
c. Untuk pemeriksaan air yang telah diolah seperti air PDAM harus dipakai
botol kain yang diberi natrium thio sulfat untuk menetralisasi sisa chlor.
Tutup botol dan kertas pelindung diambil sebagai satu kesatuan dan
dipegang antara jari-jari tangan.
d. Untuk pengambilan dipegang di bagian bawah botol, diisi dengan contoh
air,
dan secepatnya ditutup kembali.
e. Pengambilan harus dilakukan secara aseptis.

9
3. Syarat-syarat air minum
Dijelaskan bahwa agar air minum tidak dapat menyebabkan penyakit,
maka air tersebut hendaknya diusahakan memenuhi persyaratan-persyaratan
kesehatan, setidak-tidaknya diusahakan mendekati persyaratan tersebut. Air
yang sehat harus memenuhi persyaratan sebagai berikut :
a. Syarat fisik
Persyaratan fisik untuk air minum yang sehat adalah bening (tidak
berwarna), tidak berasa, suhu di bawa suhu udara di luarnya.
b. Syarat bakteriologis
Air untuk keperluar minum yang sehat, air harus bebas dari segala bakteri,
terutama dari bakteri patogen. Cara unutuk mengetahui apakah air
minum terkontaminasi oleh bakteri patogen, adalah dengan memeriksa
sampel air, bila dari pemeriksaan air tersebut terdapat kurang dari 4 bakteri
E.coli maka air tersebut sudah memenuhi syarat kesehatan.
c. Syarat kimia
Air minum yang sehat harus mengandung zat-zat tertentu dalam
jumlah yang tertentu pula. Kekurangan atau kelebihan salah satu zat
kimia dalam air, maka akan menyebabkan gangguan fisiologis pada
manusia.
Air secara bakteriologis dapat dibagi menjadi beberapa golongan
berdasarkan jumlah bakteri Coliform yang terkandung di dalam100cc sampel
air/MPN.
Golongan-golongan air ini antara lain:
a. Air tanpa pengotoran ; mata air (artesis) bebas dari kontaminasi bakteri
Coliform dan patogen atau zat kimia beracun.
b. Air yang sudah mengalami proses desinfeksi ; MPN <50/100 cc.
c. Air dengan penjernihan lengkap ; MPN <5000/100 cc.
d. Air dengan penjernihan tidak lengkap ; MPN >5000/100cc.
e. Air dengan penjernihan khusus (water purification) ; MPN>250.000/100
cc

10
Dalam pasal 2, air pada sumber air menurut kegunaan/peruntukannya
digolongkan menjadi :
a. Golongan A, yaitu air yang dapat digunakan sebagai air minum
secara langsung tanpa pengolahan terlebih dahulu.
b. Golongan B, yaitu air yang dapat dipergunakan sebagai air baku
untuk diolah sebagai air minum dan keperluan rumah tangga.
c. Golongan C, yaitu air yang dapat dipergunakan untuk keperluan perikanan
dan peternakan.
d. Golongan D, yaitu air yang dapat dipergunakan untuk keperluan pertanian,
dan dapat dimanfaatkan untuk usaha perkotaan, industri, dan listrik negara.

B. Pengawasan Limbah Cair (Pengambilan Air Untuk Pemeriksaan DO)


Limbah cair adalah limbah yang berwujud cair. Limbah cair terlarut dalam air,
selalu berpindah, dan tidak pernah diam. Contoh limbah cair adalah air bekas
mencuci.
Berdasarkan Peraturan Daerah Propinsi Jawa Tengah Nomor 10 tahun 2004
tentang baku mutu air limbah, yang dimaksud dengan limbah cair adalah sisa dari
suatu hasil usaha dan atau kegiatan yang berwujud cair yang dibuang ke
lingkungan dan diduga dapat menurunkan kualitas lingkungan.
Menurut Sugiharto (1987) air limbah (waste water) adalah kotoran dari
masyarakat, rumah tangga dan juga yang berasal dari industri, air tanah, air
permukaan, serta buangan lainnya.
Begitu pula dengan Metcalf & Eddy (2003), mendefinisikan limbah
berdasarkan titik sumbernya sebagai kombinasi cairan hasil buangan rumah
tangga (permukiman),instansi perusahaaan, pertokoan, dan industri dengan air
tanah, air permukaan, dan air hujan.
Menurut Peraturan Pemerintah RI No. 82 tahun 2001 tentang pengelolaan
kualitas air dan pengendalian pencemaran air menjelaskan pengertian dari limbah
yaitu sisa dari suatu hasil usaha dan atau kegiatan yang berwujud cair. Pengertian
limbah cair lainnya adalah sisa hasil buangan proses produksi atau aktivitas

11
domestik yang berupa cairan. Limbah cair dapat berupa air beserta bahan-bahan
buangan lain yang tercampur (tersuspensi) maupun terlarut dalam air.

1. Sumber-sumber limbah cair


a. Kegiatan rumah tangga
Limbah rumah tangga berasal adalah hasil samping kegiatan yang terjadi
di dalam rumah tangga, pasar, perkantoran, rumah makan, penginapan, dan
sebagainya.
b. Kegiatan industri
Limbah cair dari kegiatan industri adalah hasil buangan industri. Contoh:
air sisa cucian daging, buah, atau sayur dari industri pengolahan makanan dan
dari sisa pewarnaan kain/bahan dari industri tekstil.
c. Kegiatan rumah sakit dan aktivitas yang bergerak di bidang kesehatan
Rumah sakit menimbulkan berbagai buangan dan sebagian dari limbah
tersebut merupakan limbah yang berbahaya. Sumber air limbah rumah sakit
dibagi atas tiga jenis yaitu :
1) Air Limbah Infeksius
Air limbah yang berhubungan dengan tindakan medis seperti
pemeriksaan mikrobiologis dari poliklinik, perawatan penyakit menular,
dll.
2) Air Limbah Domestik
Air limbah yang tidak berhubungan dengan tindakan medis yaitu
berupa air limbah kamar mandi, dapur, dll.
3) Air Limbah Kimia
Air limbah yang dihasilkan dari penggunaan bahan kimia dalam
tindakan medis, Laboratorium, sterilisasi, riset, dll (Ginting, 2008).
Menurut Adisasmito (2007) dalam buku Sistem Manajemen Lingkungan
Rumah Sakit, Limbah cair rumah sakit terdiri dari limbah cair infeksius dan
non infeksius berasal dari kegiatan.

12
Pelayanan CK (Mandi, Cuci, Kakus) pasien berupa limbah cair dalam kamar
mandi dan pencucian peralatan yang digunakan.
1) Laboratorium klinis, berupa air limbah dari pencucian peralatan
laboratorium dan sejenisnya.
2) Pengobatan/ perawatan klinis, terutama berasal dari kegiatan pencucian
ginjal dan pencucian peralatan.
3) Ruang operasi.
d. Kegiatan pertanian, peternakan
Limbah cair industri pertanian sangat banyak karena air digunakan untuk :
1) Membersihkan bahan pangan dan peralatan pengolahan.
2) Menghanyutkan bahan-bahan yang tidak dikehendaki (kotoran).
Limbah cair yang berasal dari industri pertanian banyak mengandung
bahan-bahan organik (karbohidrat, lemak dan protein) karena itu mudah
sekali busuk dengan menimbulkan masalah polusi udara (bau) dan polusi
air.
Limbah peternakan yang dihasilkan oleh aktivitas peternakan seperti
feces, urin, sisa pakan, serta air dari pembersihan ternak dan kandang
menimbulkan pencemaran yang memicu protes dari warga sekitar. Baik
berupa bau tidak enak yang menyengat, sampaikeluhan gatal-gatal ketika
mandi di sungai yang tercemar limbah peternakan.
e. Kegiatan pertambangan
Pengelolaan limbah cair seperti Pit wastewater, mine tailing dam biasa
dilakukan melalui settling pond. Sebuah settling pond adalah kolam yang
digunakan untuk mengendapkan Lumpur & sisa asam yg lolos dr proses
netralisasi AMD. Terkadang yang lebih berbahaya adalah limbah dari
tambang mineral yang banyak mengandun logam berat. Terurainya garam
yang ada di tanah (saline waste).
f. Kegiatan transportasi
Adalah limbah yang berasal dari kegiatan transportasi. Misalnya: Gas
karbon monoksida (CO) timbul akibat dari proses pembakaran yang tidak
sempurna yang dapat terjadi pada mesin kendaraan, seperti mobil, sepeda

13
motor, mesin dan industri, kereta api, dan lain-lain. Jika gas CO terhirup
seseorang dalam jumlah yang banyak dapat menyebabkan keracunan yang
ditandai dengan badan lemas dan apabila berlanjut lama dapat menyebabkan
kematian.

2. Limbah cair dapat diklasifikasikan dalam empat kelompok


diantaranya yaitu:
a. Limbah cair domestik (domestic wastewater), yaitu limbah cair hasil
buangan dari perumahan (rumah tangga), bangunan, perdagangan dan
perkantoran. Contohnya yaitu: air sabun, air detergen sisa cucian, dan air
tinja.
b. Limbah cair industri (industrial wastewater), yaitu limbah cair hasil
buangan industri. Contohnya yaitu: sisa pewarnaan kain/bahan dari
industri tekstil, air dari industri pengolahan makanan, sisa cucian daging,
buah, atau sayur.
c. Air hujan (storm water), yaitu limbah cair yang berasal dari aliran air
hujan di atas permukaan tanah. Aliran air hujan dipermukaan tanah dapat
melewati dan membawa partikel-partikel buangan padat atau cair
sehingga dapat disebut limbah cair.
Limbah cair bersumber dari pabrik banyak menggunakan air dalam sistem
prosesnya. Selain itu, ada juga bahan baku mengandung air sehingga dalam proses
pengolahannya air harus dibuang. Air yang masuk dalam proses pengolahan
kemudian dibuang misalnya ketika dipergunakan untuk mencuci suatu bahan
sebelum diproses lebih lanjut. Air dicampur dengan bahan kimia tertentu
kemudian diproses, kemudian dibuang. Semua jenis perlakuan ini menimbulkan
buangan air.
Limbah cair yang tidak ditangani atau diolah dengan baik dapat menimbulkan
dampak yang besar bagi pencemaran lingkungan serta dapat menjadi sumber
penyakit bagi masyarakat. Industri primer pengolahan hasil hutan merupakan
salah satu penyumbang limbah cair yang berbahaya bagi lingkungan. Bagi
industri-industri besar, seperti industri pulp dan kertas, teknologi pengolahan

14
limbah cair yang dihasilkannya mungkin sudah memadai, namun tidak demikian
bagi industri kecil atau sedang. Selain itu, limbah cair domestik biasanya tidak
terlalu diperhatikan. Sebagai contoh, limbah air deterjen sisa cucian apabila
dibiarkan dalam jangka panjang akan menjadi sumber pencemaran lingkungan
dan menjadi sumber penyakit bagi masyarakat.
Teknologi pengolahan air limbah adalah kunci dalam memelihara kelestarian
lingkungan. Apapun macam teknologi pengolahan air limbah domestik maupun
industri yang dibangun harus dapat dioperasikan dan dipelihara oleh masyarakat
setempat. Teknologi pengolahan yang dipilih harus sesuai dengan kemampuan
teknologi masyarakat yang bersangkutan. Pengolahan limbah cair dapat
dikelompokkan menjadi tiga yaitu : pengolahan secara biologi, pengolahan secara
fisika, dan pengolahan secara kimia.
Pengelolaan limbah cair dalam proses produksi dimaksudkan untuk
meminimalkan limbah yang terjadi, volume limbah dengan konsentrasi dan
toksisitas yang minimal. Sedangkan pengelolaan limbah cair setelah proses
produksi dimaksudkan untuk menghilangkan atau menurunkan kadar bahan
pencemar yang terkandung didalamnya sehingga limbah cair tersebut memenuhi
syarat untuk dapat dibuang.

3. Cara penanganan limbah cair


a. Penyaringan
Limbah cair bisa di saring / difiltrsi unt memisahkan partikel tersusensi
dari air.
b. Flotasi
Flotasi merupakan proses penanganan limbah dengan cara membuang dan
memisahkan partikel yang mengapung diatas permukaan air.
c. Absorbsi/ penyerapan
Proses absorbsi ini dilakukan dengan menggunakan karbon sehngga
partikel yang tidak dibutuhkn bisa terserap dan terpisah dari air.

15
d. Pengendapan
Pengendapan diakukan dengan tujan supaya bahan yangtidak mudah larut
bisa terpisah dari air. Proses ini dilakukan dengan cara menambahkan
elektrolit.

KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

NOMOR 907/MENKES/SK/VII/2002

TENTANG

SYARAT-SYARAT DAN PENGAWASAN KUALITAS AIR MINUM

MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA,

Menimbang : a. bahwa dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan masyarakat,


perlu dilaksanakan berbagai upaya kesehatan termasuk pengawasan
kualitas air minum yang dikonsumsi oleh masyarakat;

b. bahwa agar air minum yang dikonsumsi masyarakat tidak


menimbulkan gangguan kesehatan perlu menetapkan persyaratan
kesehatan kualitas air minum;

c. bahwa sehubungan dengan huruf a dan b tersebut diatas, perlu


ditetapkan Keputusan Menteri Kesehatan tentang Syarat-syarat dan
Pengawasan Kualitas Air Minum;

Mengingat : 1. UndangUndang Nomor 4 Tahun 1984 tentang Wabah Penyakit


Menular (Lembaran Negara Tahun 1984 Nomor 20, Tambahan
Lembaran Negara Nomor 3273);

16
2. Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1992 tentang Perumahan dan
Permukiman (Lembaran Negara Tahun 1992 Nomor 23, Tambahan
Lembaran Negara Nomor 3469);

3. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan


(Lembaran Negara Tahun 1992 Nomor 100, Tambahan Lembaran
Negara Nomor 3495);

4. Undang Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan


Konsumen (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 42, Tambahan
Lembaran Negara Nomor 3821);

5. Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan


Daerah (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 60, Tambahan
Lembaran Negara Nomor 3839);

6. Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 1982 Tentang Tata


Pengaturan Air (Lembaran Negara Tahun 1982 Nomor 37,
Tambahan Lembaran Negara Nomor 3225);

7. Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1999 tentang Analisis


Mengenai Dampak Lingkungan Hidup (Lembaran Negara Tahun
1999 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3838);

8. Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan


Pemerintah dan Pemerintah Propinsi sebagai Daerah Otonom

17
(Lembaran Negara Tahun 2000 Nomor 54, Tambahan Lembaran
Negara Nomor 3952);

9. Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2001 tentang Pembinaan


dan Pengawasan atas Penyelenggaraan Pemerintah Daerah
(Lembaran Negara Tahun 2001 Nomor 41, Tambahan Lembaran
Negara Nomor 4190)

10. Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan


Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air (Lembaran
Negara Tahun 2001 Nomor 153, Tambahan Lembaran Negara
Nomor 4161)

11. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor


1277/Menkes/SK/XI/2001 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Departemen Kesehatan.

MEMUTUSKAN :

: KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK


Menetapkan
INDONESIA TENTANG SYARAT-SYARAT DAN
PENGAWASAN KUALITAS AIR MINUM.

18
BAB I
KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Keputusan ini yang dimaksud dengan :

1. Air Minum adalah air yang melalui proses pengolahan atau tanpa proses
pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung di minum.

2. Sampel Air adalah air yang diambil sebagai contoh yang digunakan untuk
keperluan pemeriksaan laboratorium.

3. Pengelola Penyediaan Air Minum adalah Badan Usaha yang mengelola air
minum untuk keperluan masyarakat.

4. Dinas Kesehatan adalah Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota.

BAB II

RUANG LINGKUP DAN PERSYARATAN

Pasal 2

(1) Jenis air minum meliputi :


a. Air yang didistribusikan melalui pipa untuk keperluan rumah tangga;
b. Air yang didistribusikan melalui tangki air;
c. Air kemasan;
d. Air yang digunakan untuk bahan makanan dan minuman
yang disajikan kepada masyarakat;
harus memenuhi syarat kualitas air minum.

(2) Persyaratan kualitas air minum sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
meliputi persyaratan bakteriologis, kimiawi, radioaktifitas dan fisik.

19
(3) Persyaratan kualitas air minum sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
tercantum dalam Lampiran I Keputusan ini.

BAB III
PEMBINAAN DAN PENGAWASAN

Pasal 3

Menteri Kesehatan melakukan pembinaan teknis terhadap segala kegiatan yang


berhubungan dengan penyelenggaraan persyaratan kualitas air minum.

Pasal 4

(1) Pengawasan kualitas air minum dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan


Kabupaten/Kota melalui kegiatan:
a. Inspeksi sanitasi dan pengambilan sampel air termasuk air pada sumber
air baku, proses produksi, jaringan distribusi, dan air minum isi ulang dan
air minum dalam kemasan.
b. Pemeriksaan kualitas air dilakukan di tempat/di lapangan dan atau di
laboratorium.
c. Analisis hasil pemeriksaan laboratorium dan pengamatan lapangan.
d. Memberi rekomendasi untuk mengatasi masalah yang ditemui dari hasil
kegiatan a, b, c yang ditujukan kepada pengelola penyediaan air minum.
e. Tindak lanjut upaya penanggulangan/perbaikan dilakukan oleh
pengelola penyediaan air minum.
f. Penyuluhan kepada masyarakat .
(2) Hasil pengawasan sebagaimana dimaksud ayat (1) wajib dilaporkan secara
berkala oleh Kepala Dinas kepada Bupati/Wali Kota.
(3) Tata cara penyelenggaraan pengawasan sebagaimana dimaksud dalam ayat
(1) dan ayat (2) sebagaimana tercantum pada Lampiran II Keputusan ini.

20
Pasal 5
(1) Dalam pelaksanaan pengawasan kualitas air minum, Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota dapat menentukan kualitas air yang akan diperiksa, sesuai
dengan kebutuhan dan kondisi daerah tangkapan air, instalasi
pengolahan air dan jaringan perpipaan.
(2) Pemilihan parameter sebagaimana di pada ayat (1) dilakukan setelah
pemeriksaan kondisi awal kualitas air minum dengan mengacu pada
Lampiran II Keputusan ini.

Pasal 6
Pemeriksaan sampel air minum dilaksanakan di laboratorium pemeriksaan
kualitas air yang ditunjuk oleh Pemerintah Kabupaten/Kota.

Pasal 7
(1) Dalam keadaan khusus/darurat dibawah pengawasan Pemerintah
Kabupaten/Kota, apabila terjadi penyimpangan dari syarat-syarat kualitas air
minum yang ditetapkan dibolehkan sepanjang tidak membahayakan
kesehatan.
(2) Keadaan khusus/darurat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) yaitu suatu
kondisi yang tidak seperti keadaan biasanya, dimana telah terjadi sesuatu
diluar keadaan normal misalnya banjir, gempa bumi, kekeringan dan
sejenisnya.

Pasal 8
Pemerintah Kabupaten/Kota dalam melakukan pengawasan dapat mengikut
sertakan instansi terkait, asosiasi pengelola air minum, lembaga swadaya
masyarakat dan organisasi profesi yang terkait.

21
Pasal 9
(1) Pengelola penyediaan air minum harus :
a) menjamin air minum yang diproduksinya memenuhi syarat
kesehatan, dengan melaksanakan pemeriksaan secara berkala terhadap
kualitas air yang diproduksi mulai dari :
- Pemeriksaan instalasi pengolahan air;
- Pemeriksaan pada jaringan pipa distribusi;
- Pemeriksaan pada pipa sambungan ke konsumen;
- Pemeriksaan pada proses isi ulang dan kemasan.
b. Melakukan pengamanan terhadap sumber air baku yang dikelolanya dari
segala bentuk pencemaran berdasarkan peraturan peruandangan yang
berlaku.
(2) Kegiatan pengawasan oleh pengelola sebagaimana di maksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai pedoman sebagaimana terlampir dalam Lampiran III
Keputusan ini.

BAB IV
PEMBIAYAAN
Pasal 10
Pembiayaan pemeriksaan sampel air minum sebagaimana dimaksudkan dalam
keputusan ini dibebankan kepada pihak pengelola air minum, pemerintah maupun
swasta dan masyarakat, sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang
berlaku

BAB V

SANKSI

Pasal 11

Setiap Pengelola Penyediaan Air Minum yang melakukan perbuatan yang


bertentangan dengan ketentuan-ketentuan dalam keputusan ini yang dapat

22
mengakibatkan gangguan kesehatan masyarakat dan merugikan kepentingan
umum dapat dikenakan sanksi administratif dan/atau sanksi pidana berdasarkan
peraturan yang berlaku.

BAB VI

KETENTUAN PERALIHAN

Pasal 12

Semua Pengelola Penyediaan Air Minum yang telah ada harus menyesuaikan
dengan ketentuan yang diatur dalam keputusan ini selambat-lambatnya dalam
waktu 2 (dua) tahun setelah ditetapkannya Keputusan ini.

Pasal 13

Ketentuan pelaksanaan Keputusan Menteri Kesehatan ini, ditetapkan lebih lanjut


dengan Peraturan Daerah.

BAB VII

KETENTUAN PENUTUP

Pasal 14
Dengan ditetapkannya keputusan ini, maka Peraturan Menteri Kesehatan Nomor
416/MENKES/Per/IX/1990 tentang Syarat-syarat dan Pengawasan Kualitas Air,
sepanjang menyangkut air minum dinyatakan tidak berlaku lagi.

Pasal 15

Keputusan ini berlaku sejak ditetapkan.

23
Ditetapkan di J A K A R T A
Pada Tanggal 29 Juli 2002

MENTERI KESEHATAN
Dr. ACHMAD SUJUDI

C. Penyehatan Makanan dan minuman


Makanan dan minuman merupakan sumber energi bagi manusia. Akan
tetapi makanan dan minuman juga dapat menjadi media penyebaran penyakit.
Dengan demikian, penanganan makanan harus mendapat perhatian yang cukup.
Untuk itu, produksi dan peredaran makanan di Indonesia telah diatur dalam
Peraturan Menteri Kesehatan No. 329/MenKes/XII/1976. Bab II Pasal 2 yang
menyebutkan bahwa makanan yang diproduksi dan diedarkan di wilayah
Indonesia harus memenuhi syarat-syarat keselamatan, kesehatan, standar mutu,
atau persyaratan yang ditetapkan oleh Menteri untuk tiap jenis makanan.
Makanan dan minuman yang higienis dapat diketahui melalui bahan yang
digunakan, tempat pembuatan dan proses pengelolahannya. Makanan dan
minuman yang tidak higienis dapat menyebabkan keracunan akibat
terkontaminasi.
Kontaminasi yang terjadi pada makanan dan mimunan dapat menyebabkan
berubahnya makanan tersebut menjadi media bagi suatu penyakit. Penyakit yang
ditimbulkan oleh makanan yang terkontaminasi disebut penyakit bawaan
makanan (food-borne diseases).
Departemen Kesehatan mengelompokkan penyakit bawaan makanan
menjadi lima kelompok, yaitu: yang disebabkan oleh virus, bakteri, amoeba atau
protozoa dan parasit.
Penyakit bawaan makanan pada umumnya menimbulkan gangguan pada
saluran pencernaan, dengan rasa nyeri di bagian perut, mencret, dan kadang-

24
kadang disertai dengan muntah. Statistik penyakit food borne disease yang ada
di berbagai negara industri saat ini menunjukkan bahwa 60% dari kasus yang
ada disebabkan oleh buruknya teknik penanganan makanan, dan terkontaminasi
pada saat disajikan di Tempat Pengelolaan Makanan (TPM). Kebersihan
penjamah makanan (seseorang yang mengelola makanan) atau higienis
penjamah makanan merupakan kunci keberhasilan dalam pengolahan makanan
yang aman dan sehat.
Makanan yang dikonsumsi hendaknya memenuhi kriteria bahwa makanan
tersebut layak untuk dimakan dan tidak menimbulkan penyakit, diantaranya :
1. Berada dalam derajat kematangan yang dikehendaki
2. Bebas dari pencemaran di setiap tahap produksi dan penanganan
selanjutnya.
3. Bebas dari perubahan fisik, kimia yang tidak dikehendaki, sebagai akibat
dari pengaruh enzym, aktifitas mikroba, hewan pengerat, serangga, parasit
dan kerusakan-kerusakan karena tekanan, pemasakan dan pengeringan.

1. Definisi Foodborne Disease


Foodborne disease adalah suatu penyakit yang merupakan hasil dari
pencernaan dan penyerapan makanan yang mengandung mikroba
(mikroorganisme) oleh tubuh manusia. Mikroorganisme tersebut dapat
menimbulkan penyakit baik dari makanan yang berasal dari hewan yang
terinfeksi ataupun dari tumbuhan yang terkontaminasi. Makanan yang
terkontaminasi selama proses atau pengolahan dapat berperan sebagai media
penularan juga.
Penularan foodborne disease oleh makanan dapat bersifat infeksi, yang
berarti bahwa suatu penyakit disebabkan oleh adanya mikroorganisme yang
hidup, biasanya berkembangbiak pada tempat terjadinya peradangan.

2. Faktor Penyebab Foodborne Disease


Faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya kasus foodborne disease
antara lain: industrialisasi, urbanisasi, perubahan populasi dan gaya hidup,

25
pariwisata dan proses pengolahan, pencemaran lingkungan dan kurangnya
pengetahuan pada penjamah makanan dan konsumen tentang usage food
handling (penangan makanan).

3. Peranan Mikroba dalam Foodborne Disease


. Mikroorganisme atau mikroba adalah organisme yang berukuran sangat
kecil sehingga untuk mengamatinya diperlukan mikroskop. Mikroba
digolongkan menjadi yaitu: a. Jasad prokariotik yaitu bakteri dan ganggang
biru (Divisio Monera), b. Jasad eukariotik uniseluler yaitu algae sel tunggal,
khamir dan protozoa (Divisio Protista), dan c. Jasad eukariotik multiseluler
dan multinukleat yaitu Divisio Fungi, Divisio Plantae, dan Divisio Animalia.
Berbagai jenis mikroba pathogen dapat mencemari makanan yang
akan menimbulkan penyakit. Penyakit karena patogen pada makanan dapat
digolongkan menjadi dua kelompok, yaitu infeksi dan intoksikasi
(keracunan). Infeksi adalah penyakit patogen dapat menginfeksi korbannya
melalui pangan yang dikonsumsi. Dalam hal ini diakibatkan masuknya
mikroba patogen ke dalam tubuh melalui makanan yang telah tercemar
mikroba. Intoksikasi merupakan keracunan pangan yang disebabkan oleh
produk toksik patogen (baik itu toksin maupun metabolit toksin). Mikroba
tumbuh pada makanan dan memproduksi toksin, jika makanan tertelan, maka
toksin tersebut yang menyebabkan gejala bukan patogennya.
Adapun mikroba tersebut antara lain bakteri, virus, dan jamur. Pola
penyebarannya yaitu:
a. Bakteri yaitu melalui daging hewan mentah, seafood (makanan laut)
seperti kerang-kerangan mentah.
b. Virus yaitu melalui udara yaitu melalui seperti kontak langsung dengan
orang yang terinfeksi atau melalui konsumsi makanan dan minuman yang
telah terkontaminasi
c. Jamur yaitu melalui makanan yang berasal dari tumbuhan seperti
sayuran, kacang-kacangan yang tidak diolah secara maksimal.

26
1) Clostridium
Clostridium botulinum merupakan bakteri gram positif, berbentuk
batang, membentuk spora, dan bersifat anaerob obligat serta mampu
menghasilkan neurotoksin yang dapat menyebabkan penyakit. Bakteri ini
banyak terdapat di tanah dan mungkin mencemari hasil pertanian
maupun peternakan. Penyakit ini terjadi karena
memakan toksin botulinum yang terdapat dalam makanan yang
diawetkan dengan cara kurang sempurna, seperti yang dijumpai dalam
makanan kaleng. Tetapi botulisme juga dapat disebabkan karena
kontaminasi luka yang akan menghasilkan toksin yang tumbuh pada
jaringan mati. Ada tujuh tipe Clostridium botulinum yang dikenali karena
perbedaan antigenik di antara toksin yang dihasilkannya yaitu tipe A, B,
C, D, E, F, dan G. Yang menyebabkan penyakit pada manusia adalah tipe
A, B, E, dan tipe F. Tipe C dan D menyebabkan penyakit pada burung
dan mamalia, sedangkan tipe G belum diketahui dapat menyebabkan
penyakit atau tidak.
a) Sifat patogenitas Clostridium
Toksin botulinum yang dihasilkan oleh Clostridium adalah racun
yang paling ampuh. Sebagai contoh dosis letal (mematikan) bagi
toksin tipe A pada tikus diperkirakan 0,000000033 mg. Ini berarti 1
gram toksin dapat membunuh 33 milyar tikus. Racun ini menyerang
urat syaraf, menyebabkan kelumpuhan pada faring dan diafragma.
Cara kerja toksin ini adalah dengan menghambat pembebasan
asetilkolin oleh serabut syaraf ketika impuls syaraf lewat di
sepanjang syaraf tepi.
2) Staphylococcus
Keracunan makanan yang umum terjadi karena termakannya toksin
yang dihasilkan oleh beberapa tipe
Staphylococcus yang tumbuh pada makanan yang tercemar.
Salah satu contoh spesiesnya adalah Staphylococcus aureus yaitu
merupakan bakteri berbentuk bulat (coccus), yang bila

27
diamati dibawah mikroskop tampak berpasangan, membentuk rantai
pendek, atau membentuk kelompok yang tampak seperti tandan buah
anggur. Organisme ini gram-positif. Beberapa strain dapat menghasilkan
racun protein yang sangat tahan panas, yang dapat
menyebabkan penyakit pada manusia. Staphylococcus biasanya terdapat
diberbagai bagian tubuh manusia, seperti hidung, tenggorokan, dan kulit,
sehingga mudah memasuki makanan. Organisme ini dapat berasal dari
orang-orang yang menangani pangan yang merupakan penular atau
penderita infeksi patogenik (membentuk nanah). Keracunan makanan
oleh Staphylococcus disebut sebagai staphylococcal.
a) Sifat patogenitas Staphylococcus
Enterotoksin yang dihasilkan Staphylococcus bersifat tahan
panas, tidak berubah meskipun dididihkan selama 30 menit.
Makanan yang telah tercemar jika dibiarkan dalam suhu kamar
selama delapan sampai
sepuluh jam dapat menghasilkan toksin dalam jumlah yang mem
adai yang dapat mengakibatkan keracunan makanan. Sekalipun
makanan ini kemudian disimpan di dalam lemari es selama berbulan-
bulan, toksinnya tidak akan musnah. Meskipun memasak
kembali makanan tersebut juga tidak akan mengurangi kandungan
toksin tersebut. Sampai saat ini tidak ada antibiotik yang dapat
digunakan untuk mengobati keracunan makanan oleh Staphylococcus.
b) Gejala keracunan makanan oleh Staphylococcus
Gejala keracunan Staphylococcus akan segera terlihat setelah
mengkonsumsi makanan yang telah tercemar. Jumlah
enterotoksin yang termakan akan menentukan waktu timbulnya
gejala serta parah atau tidaknya infeksi tersebut. Biasanya
gejala akan timbul sekitar 2 sampai 6
jam setelah makan makanan tercemar tersebut. Gejala yang paling
umum adalah mual, muntah, retching (seperti muntah tetapi tidak
mengeluarkan apa pun), kram perut, dan rasa lemas. Beberapa

28
orang mungkin tidak selalu menunjukkan semua gejala penyakit ini.
Dalam kasus-kasus yang lebih parah, dapat terjadi sakit kepala, kram
otot, dan perubahan yang nyata pada tekanan darah serta denyut
nadi. Kehilangan cairan dan elektrolit dapat menyebabkan kelemahan
dan tekanan darah yang rendah (syok).
Gejala biasanya berlangsung selama kurang dari 12 jam.
Keracunan makanan ini dapat disembuhkan, proses penyembuhan
biasanya memerlukan waktu dua hari, namun, tidak menutup
kemungkinan penyembuhan secara total pada kasus-kasus
yang parah memerlukan waktu tiga hari atau kadang-kadang lebih,
namun kadang-kadang dapat berakibat fatal, terutama bila terjadi pada
anak-anak, orang tua dan orang dengan kondisi lemah karena sakit
menahun.
c) Pencegahan Keracunan Makanan oleh Staphylococcus
Pencegahan secara total mungkin tidak dapat dilakukan, namun
makanan yang dimasak, dipanaskan, dan disimpan dengan benar
umumnya aman dikonsumsi. Resiko
paling besar adalah kontaminasi silang, yaitu apabila makanan
yang sudah dimasak bersentuhan dengan
bahan mentah atau peralatan yang terkontaminasi (misalnya alas
pemotong). Penanganan dan penyimpanan makanan yang tidak benar
menyebabkan bakteri berkembang biak dan menghasilkan racun.

4. Virus-virus yang sering terlibat dalam foodborne disease adalah sebagai


berikut:
a. Rotavirus
Rotavirus adalah virus yang menyebabkan gastroenteritis.
Gastroenteritis viral adalah infeksi usus yang disebabkan berbagai macam
virus. Gastroenteritis virus sangat menular dan merupakan penyakit yang
paling umum. Hal ini menyebabkan jutaan kasus diare setiap tahun.
Siapapun bisa mendapatkan Gastroenteritis virus dan kebanyakan orang

29
sembuh tanpa komplikasi. Namun, Gastroenteritis virus bisa serius ketika
orang tidak bisa minum cukup cairan untuk menggantikan apa yang hilang
melalui muntah dan diare terutama bayi, anak-anak, dan orang tua dengan
sistem kekebalan tubuh lemah
b. Norovirus
Norovirus merupakan virus yang berasal dari golongan Norwalk virus.
Merupakan virus utama penyebab penyakit perut. Termasuk salah satu
jenis virus yang belum diketahui dengan pasti. Penyebab penyakit perut
dan penyakit berbahaya lainnya yang menyangkut pencernaan. Merupakan
virus dari family calciviridae. Virus ini memiliki RNA tunggal yang tidak
terbelit. Virus ini menginjeksi dari manusia ke manusia lainnya. Gejala
penyakitnya sering terlihat pada penderita diare. Sering kali dijumpai
dalam air yang tidak bersih, kerang-kerangan, es, telur, salad, dan berbagai
makanan kontaminan lainnya. Masa inkubasinya berkisar 1-2 hari.
c. Virus Hepatitis
Virus dalam air kemasan botol terutama dalam botol plastik berbahan
PET (Poly Ethylene Terphalate), kebanyakan merupakan jenis virus yang
menjadi penyebab hepatitis. Golongan yang termasuk virus ini adalah
sebagai berikut:
1) Reo virus: menginfeksi intestines, paru-paru, ginjal, hati
2) Rotavirus: memiliki 11 segmen dari untaian ganda RNA, panjangnya
berkisar 70 nm, bentuk tubuh berulik dengan axis tengah dan radiasi
terbuka. Merupakan penyebab diare dengan resiko kematian yang
sangat mengancam khususnya untuk bayi dan anak-anak seperti yang
telah dijelaskan tadi.

5. Inaktivasi Virus dalam Bahan Pangan


Virus adalah mikroorganisme yang tidak tahan pemanasan dan
ketahanannya sebanding dengan sel vegetatif bakteri. Ketahanan virus dalam
makanan lebih tinggi jika makanan disimpan pada suhu refrigerasi maupun
pembekuan. Meskipun demikian tidak ada virus yang tahan untuk rentang

30
waktu yang lama jika disimpan pada suhu ruang atau suhu yang lebih rendah.
Inaktivasi virus dapat dilakukan dengan pemanasan, pengeringan maupun
pemberian radiasi elektromagnetik. Pemanasan pada suhu 55oC selama 30
menit dilaporkan dapat membunuh berbagai jenis virus dalam susu. Meskipun
demikian, ada laporan yang bertentangan yang menunjukkan bahwa virus
hepatitis A, Norwalk-like serta virus mulut dan kuku dapat bertahan pada
suhu dan waktu tersebut.

6. Penanggulangan
Penanggulangan untuk penyakit bawaan makanan(Foodborne Diseases)
antara lain :
a. Diagnosa infeksi melalui pemeriksaan laboratorium guna menentukan
jenis organisme penyebabnya.
b. Perawatan penyembuhan terhadap penyakit bawaan makanan. Jenis
perawatan disesuaikan dengan jenis penyakit bawaan makanan yang
diderita, dan bergantung dari gejala yang dirasakan.

D. Pengendalian Vektor & Binatang Pengganggu


Beberapa penyakit menular bisa ditularkan melalui : air, udara, tanah,
makanan dan minuman, dan binatang sebagai vektor. Binatang sebagai vektor
penyakit antara lain :
1. Tikus
Tikus adalah binatang yang termasuk dalam ordo rodentia, sub ordo
Myormorpha, family muridae. family muridae ini merupakan family yang
dominan dari ordo rodentia karena mempunyai daya reproduksi yang tinggi,
pemakan segala macam makanan (omnivorous) dan mudah beradaptasi
dengan lingkungan yang diciptakan manusia. jenis tikus yang sering
ditemukan dihabitat rumah dan ladang adalah jenis rattus dan mus.

31
a. Jenis-jenis Tikus
1) Tikus Rumah (Rattus tanezumi)
Tikus ini mempunyai panjang ujung kepala sampai ujung ekor 220-
370 mm, ekor 101-180 mm, kaki belakang 20-39 mm, ukuran telinga
13-23 mm, sedangkan rumus mamae 2+3=10. Warna rambut badan atas
coklat tua dan rambut badan bawah (perut) coklat tua kelabu. Yang
terrnasuk dalam jenis tikus rumah (rattus rattus) yaitu tikus atap (roof
rat), tikus kapal (ship rat), dan black rat. Jika dilihat dari jarak
kedekatan hubungan antara aktifitas tikus dengan manusia, tikus rumah
merupakan jenis domestik, yaitu aktifitas dilakukan di dalam rumah
manusia atau disebut juga tikus komensal (comensal rodent) atau
synanthropic.
2) Tikus Got (Rattus norvegicus)
Tikus got ini mempunyai panjang ujung kepala sampai ekor 300-
400 mm, panjang ekornya 170-230 mm, kaki belakang 42-47 mm,
telinga 18-22 mm dan mempunyai rumus mamae 3+3=12. Warna
rambut bagian atas coklat kelabu, rambut bagian perut kelabu. Tikus ini
banyak dijumpai diseluruh air/roil/got di daerah kota dan pasar.
3) Tikus Ladang (Rattus exulans)
Tikus ladang mempunyai panjang ujung kepala sampai ekor 139-
365 mm, panjang ekor 108-147 mm, kaki belakang 24-35 mm dan
ukuran telinga 11-28 mm dan mempunyai rumus mamae 2+2=8. Warna
rambut badan atas coklat kelabu rambut bagian perut putih kelabu. Jenis
tikus ini banyak terdapat di semak-semak dan kebun/ladang sayur-
sayuran dan pinggiran hutan dan kadang-kadang masuk ke rumah.
b. Perkembangbiakan
Tikus berkembang biak dengan sangat cepat, tikus menjadi dewasa
dalam arti dapat kawin mulai umur 3 bulan, masa bunting tikus betina
sangat singkat, kira-kira 3 minggu. Jumlah anak yang dihasilkan setiap
kelahiran berkisar antara 4 12 ekor (rata-rata 6 ekor) tergantung dari

32
jenis dan keadaan makanan di lapangan. Dan setelah 2-3 hari setelah
melahirkan tikus-tikus tersebut sudah siap kawin lagi.
c. Tanda-tanda Keberadaan Tikus
Untuk mengetahui ada tidaknya tikus pada suatu tempat dan
mencegah kemungkinan bahaya dari makanan yang tercemar oleh tikus
adalah sebagai berikut :
1) Droping
Adanya kotoran tikus yang ditemukan di tempat/ruangan yang
diperiksa. Tinja tikus mudah dikenal dari bentuk dan warna yang khas,
tanpa disertai bau yang mencolok, tinja tikus yang masih baru lebih
terang dan mengkilap serta lebih lembut (agak lunak), makin lama
maka tinja akan semakin keras.
2) Run ways
Jalan yang biasa dilalui tikus dari waktu ke waktu disuatu tempat
disebut run ways. Tikus mempunyai kebiasaan melalui jalan yang
sama, bila melalui lubang diantara eternit rumah, maka jalan yang
dilaluinya lambat laun menjadi hitam.
3) Grawing
Grawing merupakan bekas gigitan yang dapat ditemukan, tikus
dalam aktivitasnya akan melakukan gigitan baik untuk makan maupun
membuat jalan misalnya lubang dinding.
d. Penyakit yang Disebabkan Oleh Tikus
Tikus berperan sebagai tuan rumah perantara untuk beberpa jenis
penyakit yang dikenal Rodent Borne Disease. Penyakit-penyakit yang
tergolong Rodent Borne Disease adalah :
1) Pes atau sampar atau plague atau la peste merupakan penyakit
zoonosis yang timbul pada hewan pengerat dan dapat ditularkan
pada manusia. Penyakit tikus ini menular dan dapat mewabah.
Gejalanya antara lain adalah demam tinggi tanpa sebab, timbulnya
bubo pada femoral, inguinal dan ketiak juga sesak dan batuk.

33
2) Salmonellisis yang merupakan penyaklit yang disebabkan bakteri
salmonella yang dapat menginfeksi hewan dan juga manusia.
Gejalanya antara lain adalah gastroenteritis, diare, mual, muntah
dan juga demam yang diikuti oleh dehidrasi.
3) Leptospirosis merupakan infeksi akut disebabkan oleh bakteri
leptospira yang menyerang mamalia. Ini dapat menyerang
siapapun yang memiliki kontak dengan berbagai benda maupun
hewan lain yang mengalami infeksi leptospirosis. Gejalanya antara
lain adalah sakit kepala, bercak merah di kulit, gejala demam dan
juga nyeri otot.
4) Murine typhus adalah penyakit yang disebabkan oleh Rickettsian
typhi atau R. mooseri yang dapat dotuarkan melalui gigitan pinjal
tikus. Gejalanya antara lain adalah kedinginan, sakit kepala,
demam, prostration dan nyeri di seluruh tubuh. Ada juga bintil-
bintil merah yang timbul di hari kelima hingga keenam.
5) Rabies merupakan penyakit yang menyerang sistem saraf pusat dan
memiliki gejala khas yaitu penderita jadi takut terhadap air dan
karena inilah rabies juga sering disebut hidrofobia. Tikus
menyebarkan penyakit ini melalui gigitan. Gejala awal dari rabies
tidaklah jelas, umumnya pasien merasa gelisah dan tidak nyaman.
Gejala lanjut yang dapat diidentifikasi antara lain adalah rasa gatal
di area sekitar luka, panas dan juga nyeri yang lalu bisa saja diikuti
dengan sakit kepala, kesulitan menelan, demam dan juga kejang..
6) Rat-Bit Fever
Rat-Bit Fever atau demam gigitan tikus disebabkan oleh gigitan
tikus dan biasanya dialami anak-anak di bawah 12 tahun dan
penyakit ini memiliki mas inkubasi selama 1 hingga 22 hari. Gejala
yang ditimbulkan antara lain adalah sakit kepala, muntah,
kedinginan dan demam. Bakteri di dalam gigitan tikus merupakan
penyebab dari penyakit tikus ini.

34
e. Pengendalian Tikus
1) Pengendalian Non Kimiawi
a) Sanitasi dan Higienis Lingkungan
Tikus akan berkembang biak dan hidup dengan baik pada
situasi dimana mereka dengan mudah mendapatkan makanan, air,
tempat berlindung dan tempat tinggal yang tidak terganggu.
Beberapa hal yang dapat dilakukan untuk meminimalisasi
gangguan tikus :
(1) Minimalisasi tempat bersarang/harborages antara lain : eliminasi
rumput / semak belukar
(2) Meletakkan sampah dalam garbage/tempat sampah yang
memiliki konstruksiyang rapat
(3) Meniadakan sumber air yang dapat mengundang tikus, karena
tikus membutuhkan minum setiap hari
b) Pencegahan secara fisik dan mekanis
Secara fisik dilakukan dengan eksklusi atau struktur kedap
tikus untuk mencegah tikus dapat masuk ke dalam bangunan antara
lain dengan menutup semua akses keluar-masuk tikus (celah,
lubang) pada bangunan, mengeliminasi sarang atau tempat
persembunyian tikus serta memangkas ranting pohon yang
menjulur kebagunan, tidak membuat taman terlalu dekat dengan
struktur bangunan.
c) Perangkap
Perangkap Lem Tahapan Pemasangan:
(1) Gunakan kertas berperekat yang tersimpan dalam kotak seng
untuk lokasi kerja yang terdapat pengolahan makanan, sediaan
farmasi atau area sensitif lainnya.
(2) Tempatkan pada lokasi tertentu dekat dinding atau tanda lalu-
lintas tikus banyak terdapat masing-masing berjarak 10 25
meter dengan lubang pintu sejajar dengan dinding.

35
(3) Tempelkan sticker petunjuk dan kartu cek list di atas
perangkap lem.
(4) Lakukan pencatatan jumlah tikus yang tertangkap untuk setiap
periode.
2) Pengendalian Kimiawi
Pengendalian secara kimiawi dilakukan semata-mata atas
pertimbangan bahwa pengendalian secara mekanis tidak memberikan
hasil yang optimal atau tidak memberikan hasil yang sesuai dengan
harapan pelanggan dan atau untuk aplikasi di luar bangunan.
Pengendalian secara kimiawi tidak digunakan pada lokasi yang
terdapat aktifitas pengolahan/produksi makanan / farmasi/ area sensitif
lainnya. Penempatan racun pada industri makanan hanya dilakukan di
luar ruangan yang tidak berhubungan dengan produksi dan dilakukan
untuk jangka waktu terbatas dan dibawah pengawasan yang ketat.
Pengendalian dengan cara kimiawi dilakukan dengan menggunakan
umpan yang mengandung rodentisida (racun tikus).
f. Alat-alat untuk aplikasi rodentisida.
1) Tamper Resistant
Merupakan tempat racun padat yang yang dapat melindungi dari
pengaruh lingkungan antara lain hujan.
a) Kotak umpan ber-kunci (Tamper Resistant) dipergunakan untuk
pengumpanan di dalam ruangan umum dan ruangan terbuka.
b) Tempatkan sticker petunjuk dan kartu cek list di atas setiap Kotak
umpan berkunci
c) Penempatan Tamper Resistant diletakkan jauh dari jangkauan
anak-anak
d) Setiap tempat racun umpan harus diberi nomor seri/pengenal/No.
penempatan untuk memudahkan monitoring dan pencatatan.
2) Racun Minuman
Racun minuman merupakan pilihan terbaik dalam pengendalian
tikus ,jika ketersediaan makanan di lokasi pemasangan banyak.

36
Aplikasi racun minuman dapat dilakukan bersamaan dengan
umpan racikan dengan hasil yang lebih baik. WARNING. Hati-hati
dalam aplikasi racun minuman, karena sifat racun minuman yang
mudah menguap sehingga dapat menyebabkan kontaminasi.
g. Penanganan Bangkai
Pasca Pengendalian Tikus, kumpulkan tikus yang terperangkap / mati,
musnahkan dengan cara membakar dan dikubur dengan kedalaman
sekurang-kurangnya 50 cm, begitu pula dengan setiap bahan sisa atau
sisa pembungkus umpan racun.
h. Peralatan Keselamatan Dan Pakaian Kerja
Dalam melaksanakan aktivitas pengendalian tikus, kelengkapan
keselamatan kerja yang harus dipenuhi meliputi :
1) Sarung tangan karet apabila berhubungan dengan rodentisida, bangkai
tikus.
2) Masker penutup hidung dan mulut apabila berhubungan dengan
bangkai tikus
3) Helmet apabila bekerja di area kolong bangunan atau daerah
berbahaya atau bila ditentukan oleh pemilik/penanggung jawab lokasi
4) Sepatu safety dan safety glass dan tanda pengenal lainnya bila
ditentukan oleh pemilik/penanggungjawab lokasi
5) Pakaian kerja yang dipergunakan khusus melakukan pekerjaan.
6) Pakai Tanda Pengenal Perusahaan yang masih berlaku

2. Nyamuk
Menurut Soeroto Atmosoedjono, analisis bakteriologi lulusan Eijkman
Institute, yang telah bergelut meneliti nyamuk lebih dari 60 tahun. Nyamuk
mengisap darah orang atau binatang untuk kelangsungan hidupnya. Selain
untuk makan, bagi yang betina juga untuk dapat memproduksi telur. Oleh
karena itu nyamuk betina mencari makan dengan cara menggigit, sementara
nyamuk pejantan bisa mendapatkan zat-zat makanan dari alam, semisal dari
sari-sari bunga.

37
a. Jenis-jenis Nyamuk :
1) Nyamuk Aedes aegypti

Aedes aegypti merupakan jenis nyamuk yang dapat membawa


virus dengue penyebab penyakit demam berdarah.Selain dengue, A.
aegypti juga merupakan pembawa virus demam kuning (yellow fever)
dan chikungunya. Penyebaran jenis ini sangat luas, meliputi hampir
semua daerah tropis di seluruh dunia. Sebagai pembawa virus dengue,
A. aegypti merupakan pembawa utama (primary vector) dan bersama
Aedes albopictus menciptakan siklus persebaran dengue di desa dan
kota. Mengingat keganasan penyakit demam berdarah, masyarakat
harus mampu mengenali dan mengetahui cara-cara mengendalikan
jenis ini untuk membantu mengurangi persebaran penyakit demam
berdarah.
a) Ciri-ciri jentik Aedes Aegypti
(1) Bentuk siphon besar dan pendek yang terdapat pada abdomen
terakhir
(2) Bentuk comb seperti sisir
(3) Pada bagian thoraks terdapat stroot spine
b) Ciri-ciri nyamuk Aedes aegypti
(1) Bentuk tubuh kecil dan dibagian abdomen terdapat bintik-bintik
serta berwarna hitam.
(2) Tidak membentuk sudut 90
(3) Penyebaran penyakitnya yaitu pagi atau sore

38
(4) Hidup di air bersih serta ditempat-tempat lain yaitu kaleng-
kaleng bekas yang bisa menampung air hujan
(5) Penularan penyakit dengan cara membagi diri.
(6) Menyebabkan penyakit Demam Berdarah
c) Siklus hidup nyamuk Aedes aegypti
(1) Telur
Telur nyamuk Aedes aegypti. memiliki dinding bergaris-garis
dan membentuk bangunan seperti kasa. Telur berwarna hitam
dan diletakkan satu persatu pada dinding perindukan. Panjang
telur 1 mm dengan bentuk bulat oval atau memanjang, apabila
dillihat dengan mikroskop bentuk seperti cerutu. Telur dapat
bertahan berbulan-bulan pada suhu - 2oC sampai 42oC dalam
keadaan kering. Telur ini akan menetas jika kelembaban terlalu
rendah dalam waktu 4 atau 5 hari . Gambar telur nyamuk Aedes
aegypti. dapat dilihat pada gambar berikut ini

Gambar Telur Nyamuk Aedes aegypti.


(2) Larva
Perkembangan larva tergantung pada suhu, kepadatan
populasi, dan ketersediaan makanan. Larva berkembang pada
suhu 28oC sekitar 10 hari, pada suhu air antara 30 - 40oC larva
akan berkembang menjadi pupa dalam waktu 5 - 7 hari. Larva
lebih menyukai air bersih, akan tetapi tetap dapat hidup dalam air
yang keruh baik bersifat asam atau basa .
Larva beristirahat di air membentuk sudut dengan permukaan
dan menggantung hampir tegak lurus. Larva akan berenang

39
menuju dasar tempat atau wadah apabila tersentuh dengan
gerakan jungkir balik. Larva mengambil oksigen di udara dengan
berenang menuju permukaan dan menempelkan siphonnya diatas
permukaan air. Larva Aedes aegypti. memiliki empat tahapan
perkembangan yang disebut instar meliputi : instar I, II, III dan
IV, dimana setiap pergantian instar ditandai dengan pergantian
kulit yang disebut ekdisis. Larva instar IV mempunyai ciri siphon
pendek, sangat gelap dan kontras dengan warna tubuhnya.
Gerakan larva instar IV lebih lincah dan sensitif terhadap
rangsangan cahaya. Dalam keadaan normal (cukup makan dan
suhu air 25 27oC) perkembangan larva instar ini sekitar 6-8 hari
Gambar larva Aedes aegypti. dapat dilihat pada Gambar dibawah
ini

Gambar Larva nyamuk A. aegypti


(3) Pupa
Pupa Aedes aegypti. berbentuk bengkok dengan kepala besar
sehingga menyerupai tanda koma, memiliki siphon pada thorak
untuk bernafas . Pupa nyamuk Aedes aegypti. bersifat aquatik dan
tidak seperti kebanyakan pupa serangga lain yaitu sangat aktif dan
seringkali disebut akrobat (tumbler). Pupa Aedes aegypti. tidak
makan tetapi masih memerlukan oksigen untuk bernafas melalui
sepasang struktur seperti terompet yang kecil pada thorak . Pupa
pada tahap akhir akan membungkus tubuh larva dan mengalami
metamorfosis menjadi nyamuk Aedes aegypti. dewasa .

40
Gambar Pupa Nyamuk Aedes aegypti.
(4) Imago (nyamuk dewasa)
Pupa membutuhkan waktu 1 3 hari sampai beberapa
minggu untuk menjadi nyamuk dewasa. Nyamuk jantan menetas
terlebih dahulu dari pada nyamuk betina. Nyamuk betina setelah
dewasa membutuhkan darah untuk dapat mengalami kopulasi.
Dalam meneruskan keturunannya, nyamuk Aedes aegypti.
betina hanya kawin satu kali semumur hidupnya. Biasanya
perkawinan terjadi 24 28 hari dari saat nyamuk dewasa. Siklus
secara nyamuk Aedes aegypti dalam dilihat pada gambar dibawah
ini

41
d) Cara Penularan
Nyamuk jenis aedes aegypti merupakan penyebab utama dari
penyakit demam berdarah.Nyamuk jenis ini banyak dikatakan
memiliki kebiasaan hidup yang sangat berbeda dengan nyamuk pada
umumnya, karena nyamuk jenis ini mulai aktif dari pagi hingga sore
hari. Nyamuk aedes aegypi betina dewasa kerap kali menjadi
tersangka utama dalam penularan penyakit demam berdarah, karena
nyamuk bertina dewasa perlu darah untuk bertahan hidup dan
berkengbang biak, sedangkan nyamuk jantan dewasa tidak
menghisap darah tetapi memakan nectair (sari bunga) dari tumbuhan.
Penyakit demam berdarah terjadi apabila nyamuk aedes aegypti
menggigit manusia yang telah terjangkit penyakit Demam Berdarah,
jamuk jenis ini membawa virus dari manusia yang tekah terjangkit
penyakit Demam Berdarah ke manusia lainnya dengan cara
menggigit dan menghisap darahnya.
e) Pencegahan
Program yang sering dikampanyekan di Indonesia adalah 3M,
yaitu menguras, menutup, dan mengubur.
(1) Menguras bak mandi, untuk memastikan tidak adanya larva
nyamuk yang berkembang di dalam air dan tidak ada telur yang
melekat pada dinding bak mandi.
(2) Menutup tempat penampungan air sehingga tidak ada nyamuk
yang memiliki akses ke tempat itu untuk bertelur.
(3) Mengubur barang bekas sehingga tidak dapat menampung air
hujan dan dijadikan tempat nyamuk bertelur.
Beberapa cara alternatif pernah dicoba untuk mengendalikan
vektor dengue ini, antara lain mengintroduksi musuh alamiahnya
yaitu larva nyamuk Toxorhyncites sp. Predator larva Aedes sp. ini
ternyata kurang efektif dalam mengurangi penyebaran virus dengue.
Penggunaan insektisida yang berlebihan tidak dianjurkan,
karena sifatnya yang tidak spesifik sehingga akan membunuh

42
berbagai jenis serangga lain yang bermanfaat secara ekologis.
Penggunaan insektisida juga akhirnya memunculkan masalah
resistensi serangga sehingga mempersulit penanganan di kemudian
hari.
f) Pengobatan
Banyak orang yang sembuh dari penyakit ini dalam jangka waktu
2 minggu. Tindakan pengobatan yang umum dilakukan pada pasien
demam berdarah yang tidak terlalu parah adalah pemberian cairan
tubuh (lewat minuman atau elektrolit) untuk mencegah dehidrasi
akibat demam dan muntah, konsumsi obat yang mengandung
acetaminofen (misalnya tilenol) untuk mengurangi nyeri dan
menurunkan demam serta banyak istirahat. Aspirin dan obat anti
peradangan nonsteroidal seperti ibuprofen dan sodium naproxen
justru dapat meningkatkan risiko pendarahan. Bagi pasien dengan
demam berdarah yang lebih parah, akan sangat disarankan untuk
menjalani rawat inap di rumah sakit, pemberian infus dan elektrolit
untuk mengganti cairan tubuh, serta transfusi darah akibat
pendarahan yang terjadi.

2) Nyamuk Anopheles

Gambar nyamuk anopheles posisi tubuh menungging

Anopheles (nyamuk malaria) merupakan salah satu genus


nyamuk. Terdapat 400 spesies nyamuk Anopheles, namun hanya 30-
40 menyebarkan malaria (contoh, merupakan "vektor") secara alami.

43
Anopheles gambiae adalah paling terkenal akibat peranannya sebagai
penyebar parasit malaria (contoh.Plasmodium falciparum) dalam
kawasan endemik di Afrika, sedangkan Anopheles sundaicus adalah
penyebar malaria di Asia. Anopheles juga merupakan vektor bagi
cacing jantung anjing Dirofilaria immitis.
Sering orang mengenalnya sebagai salah satu jenis nyamuk yang
menyebabkan Penyakit Malaria. "nyamuk malaria banyak terdapat di
rawa-rawa, saluran-saluran air, dan permukaan air yang terekspos
sinar matahari. Ia bertelur di permukaan air." nyamuk ini hinggap
dengan posisi menukik atau membentuk sudut.Sering hinggap di
dinding rumah atau kandang.Warnanya bermacam-macam, ada yang
hitam, ada pula yang kakinya berbercak-bercak putih.Waktu
menggigit biasanya dilakukan malam hari.Banyak jenis nyamuk
anopheles yang bisa menyebabkan penyakit malaria.Ada anopheles
maculatus dan anopheles balabacensis yang banyak terdapat di
perbukitan, seperti di Bukit Manoreh, Yogyakarta.Biasanya nyamuk
ini bertelur di mata air, di air rembesan, atau di sungai yang tak deras
airnya, seperti di antara bebatuan sungai.Ada lagi anopheles aconitus
yang banyak hidup di daerah pesawahan atau saluran-saluran air yang
ada rumputnya.Selain yang sudah disebutkan, masih banyak lagi jenis
anopheles lainnya.Menurut Soeroto ada sekitar 70 jenis nyamuk
ini.Penyakit malaria yang ditimbulkan pun jenisnya bermacam-
macam, tergantung jenis parasitnya.Semisal, ada malaria falsiparum,
vivak, ovale, dan malariae.Selain itu, nyamuk anopheles bisa juga
menyebabkan penyakit kaki gajah.
a) Ciri-ciri nyamuk anopheles
(1) Bentuk tubuh kecil dan pendek
(2) Antara palpi dan proboscis sama panjang
(3) Menyebabkan penyakit malaria
(4) Pada saat hinggap membentu sudut 90
(5) Warna tubunya coklat kehitam

44
(6) Bentuk sayap simetris
(7) Berkembang biak di air kotor atau tumpukan sampah
b) Siklus hidup nyamuk anopheles
Nyamuk Anopheles mempunyai siklus hidup , yang termasuk
dalam metamorfosa sempurna. Yang berarti dalam siklus hidupnya
terdapat stage/fase pupa. Lama siklus hidup dipengaruhi kondisi
lingkungan, misal : suhu, adanya zat kimia/biologisdi tempat hidup.
Siklus hidup nyamuk Anopheles secara umum adalah:
(1) Telur

Gambar telur nyamuk Anopheles

Setiap bertelur setiap nyamuk dewasa mampu menghasilkan 50-


200 buah telur.Telur langsung diletakkan di air dan terpisah (tidak
bergabung menjadi satu).Telur ini menetas dalam 2-3 hari (pada
daerah beriklim dingin bisa menetas dalam 2-3 minggu).
(2) Larva

Gambar larva nyamuk Anopheles terlihat mendatar di permukaan air

45
Larva terbagi dalam 4 instar, dan salah satu ciri khas yang
membedakan dengan larva nyamuk yang lain adalah posisi larva
saat istirahat adalah sejajar di dengan permukaan perairan, karena
mereka tidak mempunyai siphon (alat bantu pernafasan). Lama
hidup kurang lebih 7 hari, dan hidup dengan memakan
algae,bakteri dan mikroorganisme lainnya yang terdapat
dipermukaan.
(3) Pupa (kepompong)

Gambar pupa nyamuk Anopheles

Bentuk fase pupa adalah seperti koma, dan setelah beberapa hari
pada bagian dorsal terbelah sebagai tempat keluar nyamuk
dewasa.
(4) Dewasa

Gambar nyamuk Anopheles

46
Nyamuk dewasa mempunyai proboscis yang berfungsi untuk
menghisap darah atau makanan lainnya (misal, nektar atau cairan
lainnya sebagai sumber gula).Nyamuk jantan bisa hidup sampai
dengan seminggu, sedangkan nyamuk betina bisa mencapai
sebulan. Perkawinan terjadi setelah beberapa hari setelah telur
menetas dan kebanyakan perkawinan terjadi disekitar rawa
(breeding place). Untuk membantu pematangan telur, nyamuk
menghisap darah, dan beristirahat sebelum bertelur. Salah satu
ciri khas dari nyamuk anopheles adalah pada saat istirahat posisi
tubuh menungging.
c) Cara Penularan
Penularan parasit plasmodium kepada manusia adalah melalui
nyamuk anopheles betina. Ketika nyamuk menggigit seseorang yang
terinfeksi malaria, nyamuk tersebut menyedot parasit yang disebut
gametocytes. Parasit tersebut menyelesaikan siklus pertumbuhannya
di dalam tubuh nyamuk dan kemudian merambat ke kelenjar ludah
nyamuk. Pada saat menggigit anda, nyamuk ini menyuntikan parasit
ke aliran darah anda. Menuju hati kemudian melipatgandakan
diri.Bentuk penularan lain yang dapat terjadi dapat berupa penularan
dari wanita hamil ke janin. Malaria juga dapat menular melalui
transfusi darah.
d) Pencegahan
(1) Menghindari gigitan nyamuk dengan memakai baju tertutup
(2) Menggunakan krim anti nyamuk
(3) Memasang kelambu anti nyamuk
(4) Jika Anda akan bepergian ke tempat di mana banyak nyamuk
malaria mengancam, konsultasikan dulu dengan dokter
(5) Jangan keluar rumah setelah senja
(6) Menyemprotkan obat nyamuk di kamar tidur dan isi rumah

47
e) Pengobatan
Ada tiga faktor yang harus diperhatikan dalam pengobatan
malaria yaitu : jenis plasmodium yang menginfeksi, keadaan klinis
pasien (usia dan kehamilan) dan jenis obat yang cocok untuk
plasmodium penginfeksi. Jenis obat tergantung dari daerah geografis
tempat plasmodium tersebut hidup. Hal tersebut disebabkan adanya
plasmodium yang sudah resisten terhadap beberapa obat pada daerah
daerah tertentu.
Malaria ringan dapat diberikan obat oral. Sedangkan malaria berat
yang mempunyai gejala klinis perdarahan harus di observasi di rumah
sakit dengan pengobatan intra vena.

3) Nyamuk Culex sp

a) Ciri-ciri jentik nyamuk Culex


(1) Bentuk siphon langsing dan kecil yang terdapat pada abdomen
terakhir.
(2) Bentuk comb tidak beraturan.
(3) Jentik nyamuk culex membentuk sudut di tumbuhan air
(menggantung).
b) Ciri-ciri nyamuk Culex
(1) Palpi lebih pendek dari pada probocis.
(2) Bentuk sayap simetris.

48
(3) Berkembang biak di tempat kotor atau di rawa-rawa.
(4) Penularan penyakit dengan cara membesarkan tubuhnya.
(5) Menyebabkan penyakit filariasis
(6) Warna tubuhnya coklat kehitaman
c) Siklus hidup nyamuk Culex
(1) Stadium telur
Telur nyamuk Culex Sp. diletakkan saling berlekatan di atas
permukaan air sehingga berbentuk rakit (raft). Warna telur yang
baru diletakkan adalah putih, kemudian warnanya berubah
menadi hitam setelah 1-2 jam. Telur nyamuk Culex Sp.
berbentuk menyerupai peluru senapan. Spesies-spesies nyamuk
Culex Sp. berkembang biak ditempat yang berbeda-beda, sebagai
contoh, nyamuk Culex quinquefasciatus bertelur di air comberan
yang kotor dan keruh, nyamuk Culex annulirostris bertelur di air
sawah, daerah pantai dan rawa berair payau, nyamuk Culex
bitaeniorrhynchus bertelur di air yang mengandung lumut dalam
air tawar dan atau air payau . Gambar telur nyamuk Culex Sp.
dapat dilihat di gambar dibawah ini.

Gambar Telur Nyamuk Culex Sp.

49
(2) Stadium larva
Stadium larva terbagi menjadi empat tingkatan
perkembangan (instar) yang terjadi selama 6-8 hari. Instar ke-1
terjadi selama 1-2 hari, instar ke-2 terjadi selama 1-2 hari, instar
ke-3 terjadi selama 1-2 hari dan instar ke-4 terjadi selama 1-3 hari
. Untuk memenuhi kebutuhannya, larva mencari makan di tempat
perindukkannya. Larva nyamuk Culex Sp. membutuhkan waktu
6-8 hari hingga menjadi pupa . Gambar larva nyamuk Culex Sp.
dapat dilihat di gambar dibawah ini.

Gambar Larva nyamuk Culex Sp.


Ciri-ciri Larva Culex Sp. adalah sebagai berikut :
1) Pada segmen yang terakhir terdapat corong udara.
2) Tidak ada rambut-rambut berbentuk kipas (Palmatus hairs)
pada segmen abdomen.
3) Terdapat pectin pada corong udara.
4) Pada corong (siphon) terdapat sepasang rambut serta jumbai.
Larva nyamuk Culex Sp. memiliki 4 tingkatan perkembangan
(instar), sesuai dengan pertumbuhannya yaitu :
(a) Larva instar ke-1: ukurannya 1-2 mm, belum terlihat jelas
bentuk dari duri-duri (spinae) pada dada dan corong
pernapasan pada siphon.
(b) Larva instar ke-2: ukurannya 2,53,5 mm, corong kepala
mulai menghitam, tetapi duriduri masih belum terlihat jelas,.

50
(c) Larva instar ke-3: ukurannya 4-5 mm, duri-duri dada mulai
terlihat jelas dan corong pernapasan terlihat berwarna coklat
kehitaman.
(d) Larva instar ke-4: ukurannya 5-6 mm dengan warna kepala
terlihat gelap.

(3) Stadium pupa (kepompong)


Pupa jantan lebih cepat menetas menjadi nyamuk daripada
pupa betina. Pupa tidak memerlukan makanan, tetapi memerlukan
oksigen yang diambil melalui tabung pernapasan. Tabung
pernapasannya berbentuk sempit dan panjang. Gambar pupa
nyamuk Culex Sp. dapat dilihat pada gambar dibawah ini

Gambar Pupa nyamuk Culex Sp.

(4) Stadium nyamuk dewasa


Biasanya, nyamuk jantan tidak pergi jauh dari tempat
perindukannya karena menunggu nyamuk betina untuk
berkopulasi. Nyamuk betina akan mencari darah untuk
pembentukkan telurnya . Nyamuk Culex Sp. betina memiliki
palpi yang lebih pendek daripada probosisnya, sedangkan nyamuk
Culex Sp. jantan memiliki palpi yang lebih panjang daripada
probosisnya. Sayap nyamuk Culex Sp. berbentuk sempit dan

51
panjang. Nyamuk Culex Sp. biasanya mencari darah pada malam
hari. Gambar nyamuk Culex Sp. dan siklus hidupnya dapat dilihat
dari gambar di bawah ini.

Gambar Siklus Hidup Nyamuk Culex Sp.

d) Cara Penularan
Nyamuk betina menghisap darah untuk proses pematangan telur,
berbeda dengan nyamuk jantan. Nyamuk jantan tidak memerlukan
darah tetapi hanya menghisap sari bunga. Setiap nyamuk mempunyai
waktu menggigit, kesukaan menggigit, tempat beristirahat dan
berkembang biak yang berbeda-beda satu dengan yang lain.
e) Pencegahan
(1) Pencegahan secara mekanik
Cara ini dapat di lakukan dengan mengubur kaleng-kaleng atau
tempat-tempat sejenis yang dapat menampung air hujan
danmembersihkan lingkungan yang berpotensial di jadikan sebagai
sarang nyamuk Culex sp misalnya got dan potongan bambu.
Pengendalian mekanis lain yang dapat dilakukan adalah pemasangan
kelambu dan pemasangan perangkap nyamuk baik menggunakan
cahaya lampu dan raket pemukul.

52
(2) Pencegahan secara biologi
Intervensi yang di dasarkan pada pengenalan organisme
pemangsa, parasit, pesaing untuk menurunkan jumlah Culex sp. Ikan
pemangsa larva misalnya ikan kepala timah, gambusia ikan mujaer
dan nila di bak dan tempat yang tidak bisa ditembus sinar matahari
misalnya tumbuhan bakau sehingga larva itu dapat di makan oleh
ikan tersebut dan merupakan dua organisme yang paling sering di
gunakan. Keuntungan dari tindakan pengendalian secara biologis
mencakup tidak adanya kontaminasi kimiawi terhadap
lingkungan.Selain dengan penggunaan organisme pemangsa dan
pemakan larva nyamuk pengendalian dapat di lakukan dengan
pembersihan tanaman air dan rawa-rawa yang merupakan tempat
perindukan nyamuk, menimbun, mengeringkan atau mengalirkan
genangan air sebagai tempat perindukan nyamuk dan membersihkan
semak-semak di sekitar rumah dan dengan adanya ternak seperti
sapi, kerbau dan babi dapat mengurangi jumlah gigitan nyamuk pada
manusia apabila kandang ternak di letakkan jauh dari rumah.
(3) Pencegahan secara kimia.
Penggunaan insektisida secara tidak tepat untuk pencegahan
dan pengendalian infeksi dengue harus dihindarkan. Selama periode
sedikit atau tidak ada aktifitas virus dengue, tindakan reduksi sumber
larva secara rutin, pada lingkungan dapat dipadukan dengan
penggunaan larvasida dalam wadah yang tidak dapat dibuang,
ditutup, diisi atau ditangani dengan cara lain.
f) Pengobatan
Biasanya kalau banyak ditemukan penderita yang didalam
darahnya ditemukan microfilaria dari nama filariasis elepantiasis (kaki
gajah) akan dilakukan pengobatan missal dengan DEC ( Di Ethyl
Carbamazine ). Pengobatan massal sering menimbulkan masalah, bila
beberapa orang tidak tahan dengan pengobatan Single Dose yang
diberikan hingga terjadi efek samping yang tidak kita inginkan.

53
4) Nyamuk Mansonia

Gambar nyamuk Mansonia

a) Ciri-ciri jentik nyamuk Mansonia


(1) Bentuk siphon seperti tanduk
(2) Jentik nyamuk mansonia menempel pada akar tumbuhan air.
(3) Pada bagian toraks terdapat stoot spine.
b) Ciri-ciri nyamuk Mansonia
(1) Pada saat hinggap tidak membentuk sudut 90
(2) Bentuk tubuh besar dan panjang
(3) Bentuk sayap asimetris.
(4) Menyebabkan penyakit filariasis
(5) Penularan penyakit dengan cara membesarkan tubuhnya
c) Siklus Hidup nyamuk Mansonia
(1) Telur diletakan saling berdekatan membentuk rakit dibawah
permukaan daun tanaman air.

54
Gambar Telur Nyampuk Mansonia
Ciri-ciri
1) Dark brown / blackish / cylindrical
2) Berada dibawah permukaan daun/tumbuhan
3) Berbentuk spindle, menirus di hujung
4) Berbentuk spine bagi memudahkan ia melekat pada
tumbuhan
5) Tersusun dalam bentuk rosette
(2) Larva
Larva memiliki kait (saw) untuk mengambil O2 pentil
pernapasan

Gambar Larva Nyamuk Mansonia Menggantung di Permukaan Air


Ciri-ciri
1) Mempunyai sifon yang pendek
2) Sifon bentuk kon yang tajam, bergerigi di hujung

3) Tiada gigi pekten


4) Sepasang comb teeth
(3) Pupa
Pupa terompet runcing keras dan kuat untuk menusuk akar
tanaman

55
Gambar Pupa Nyamuk Mansonia
Ciri-ciri
(a) Mempunyai trumpet yang panjang dan bergerigi
(b) Dewasa ada rambut (bristel) di depan spirakel femur hind
dengan 3-5 gelang yang teratur urat-urat sayap dilengkapi
dengan scale sayap yang luas, asimetris gelap terang.
(4) Nyamuk dewasa

Gambar Nyamuk Dewasa

Ciri-ciri
(a) Memberikan dusty appearance
(b) Sayap kaki dan badan dilitupi susunan warna gelap
d) Cara Penularan
Melalui nyamuk yang menghisap darah seseorang yang telah
tertular sebelumnya. Darah yang terinfeksi dan mengandung larva

56
dan akan ditularkan ke orang lain pada saat nyamuk yang terinfeksi
menggigit atau menghisap darah orang tersebut.
e) Pencegahan
(1) Jika tempat peternakan ikan yang sudah tidak terawat, harus
ditutup menggunakan tenda/terpal, untuk memastikan tidak
adanya larva nyamuk yang berkembang di dalam air dan
telurnya melengket pada tanaman di daerah peternakan ikan.
(2) Menggunakan lotion anti nyamuk atau membawa raket nyamuk
sebelum beraktivitas di malam hari.
(3) Jika rumah yang berada di lingkungan endemik tersebut,
lakukan 3M (Menguras,Mengubur,Membakar) dan memasang
kawat kasa disekitar ventilasi jendela dan penggunaan bubuk
abate di wilayah genangan air.
f) Pengobatan
Mengonsumsi berbagai ramuan ataupun makanan yang banyak
mengandung vitamin A, C, E dan zat besi untuk memberikan sistem
imunitas tubuh yang lebih tinggi dan dapat memperbanyak konsumsi
buah dan sayur sehingga kebutuhan nutrisi anda dapat terpenuhi.

3. Kecoa
Kecoa adalah hewan nocturnal (hewan yang aktif pada malam hari)
sehingga sulit terdeteks ioleh manusia dan berkembang dengan cepat.Bahkan
secara cepat kecoa membagi koloni mereka dan berpisah untuk mencari
habitat baru.Pertahun seekor kecoa betina dapat menghasilkan Octheca dan
satu kapsulv telur kecoa dapat menampung 38 42 telur kecoa. Kecoa juga
termasuk jenis serangga pengganggu karena kebiasaan hidup mereka di
tempat kotor, serta dapat mengeluarkan cairan berbau.
Tempat hidup Kecoa didapati di dalam rumah, restoran, hotel, rumah
sakit, gudang, kantor, perpustakaan, dan banyak sekali tempat lainnya.
Mereka hidup sangat berdekatan dengan manusia. Keberadaan kecoa di
sekitar kita sangat tidak kita inginkan karena dapat menimbulkan dampak

57
gangguan estetika, rasa takut, member kesan kotor, juga bertindak sebagai
penyebaran penyakit, karena kecoa lebih menyukai tempat-tempat yang
lembab, gelap, kotor. Dari kebiasaan hidup di tempat kotor itulah kecoa
dapat membawa kuman penyakit yang menempel pada tubuhnya yang dibawa
dari tempat yang kotor akan tertinggal atau menempel di tempat kotor yang
dihinggapinya.
a. Penyakit-penyakit yang disebabkan oleh kecoa
1) Tifus
Tifus atau typhoid fever adalah suatu penyakit infeksi bacterial akut
yang disebabkan oleh kuman Salmonella typhi. Di Indonesia penderita
tifus atau disebut juga demam tifoid cukup banyak, nyaris tersebar di
mana-mana, ditemukan hamper sepanjang tahun, dan paling sering
diderita oleh anak berumur 5 sampai 9 tahun. Penyakit ini dihantarkan
oleh kecoa melalui makanan yang dihinggapinya, buruknya lingkungan
dan kurangnya rasa peduli akan kebersihan akan membuat penyakit ini
sulit untuk di deteksi.
a) Cara mencegah penyakit tifus :
(1) Istirahat cukup
(2) Makan teratur
(3) Minum banyak air putih
(4) Cuci tangan teratur dengan sabun dan air hangat untuk
mengurangi risiko penyebaran infeksi
b) Cara pengobatan penyakit tifus :
Sampel darah, tinja, dan urin Anda akan diperiksa di
laboratorium untuk menentukan jenis antibiotik yang tepat
diberikan. Antibiotik di rumah sakit akan diberikan dalam bentuk
suntikan. Jika diperlukan, cairan dan nutrisi juga akan disuntikkan
kedalam pembuluh darah melalui infuse .Infus diberikan karena
perawatan tifus yang dilakukan di rumah sakit umumnya diiringi
muntah terus-menerus, diare parah, serta perut kembung.Pada
sebagian kecil kasus, operasi mungkin diperlukan jika terjadi

58
komplikasi yang membahayakan nyawa seperti pendarahan dalam
atau rusaknya system pencernaan.
2) Diare
Diare (atau dalam bahasa kasar disebut menceret) (BM = diarea;
Inggris = diarrhea) adalah sebuah penyakit di mana penderita
mengalami rangsangan buang air besar yang terus-menerus dan tinja
atau feses yang masih memiliki kandungan air berlebihan. Di Dunia
ke-3, diare adalah penyebab kematian paling umum kematian balita,
dan juga membunuh lebih dari 1,5 juta orang per tahun.
3) Tuberkulosa (TBC)
Tuberkulosis atau TB (singkatan yang sekarang ditinggalkan
adalah TBC) adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri
Mycobacterium tuberculosis. Penyakit ini paling sering menyerang
paru-paru walaupun pada seperti gakasus menyerang organ tubuh lain
dan ditularkan orang ke orang. Ini juga salah satu penyakit tertua yang
diketahui menyerang manusia. Jika diterapi dengan benar tuberculosis
yang disebabkan oleh kompleks Mycobacterium tuberculosis, yang
peka terhadap obat, praktis dapat disembuhkan. Tanpa terapi tuber
kulosa akan mengakibatkan kematian dalam lima tahun pertama pada
lebih dari setengah kasus.
4) Kolera
Kolera (juga disebut Asiatic cholera) adalah penyakit menular di
saluran pencernaan yang disebabkan oleh bakterium Vibrio cholerae.
Bakteri ini biasanya masuk kedalam tubuh melalui air minum yang
terkontaminasi oleh sanitasi yang tidak benar atau dengan memakan
ikan yang tidak dimasak benar, terutama kerang. Gejalanya termasuk
diare, perut keram, mual, muntah, dandehidrasi. Kematian biasanya
disebabkan oleh dehidrasi. Kalau dibiarkan tak terawatt kolera
memiliki tingkat kematian tinggi. Perawatan biasanya dengan
rehidrasiagresif regimen biasanya diantar secara intravenous, yang
berlanjut sampai diare berhenti.

59
5) Hepatitis
Hepatitis adalah peradangan pada hati karena toxin (racun), seperti
kimia atau obat ataupun agen penyebab infeksi. Hepatitis yang
berlangsung kurang dari 6 bulan disebut hepatitis akut, hepatitis
yang berlangsung lebih dari 6 bulan disebut hepatitis kronis.
6) Asma
Kecoa pun sangat berbahaya bagi penderita asma disebabkan oleh
kotoran dari kecoa dapat menyebabkan dan memperparah penyakit
asma.Terdapat tiga jenis species utama yang umum dijumpai, yaitu :
a) Kecoa Amerika (Periplanetta americana), panjang +/- 3,8 cm,
warna coklat kemerahan, (yang paling paling sering dijumpai di
dapur atau di lemari anda).
b) Kecoa Jerman (Blatella germanica), panjang +/- 1,5 cm.
c) Kecoa Asia (Blatta orientalis), panjang +/- 3cm, warna lebih
hitam.
Rumah atau bangunan, paling sering menjadi sarang kecoa
amerika dan kecoa jerman. Kecoa amerika menyukai tempat lembab
dan hangat.Septic tank atau saluran air kerap menjadi rumahnya.
Sedangkan kecoa jerman lebih suka berada di tempat yang lembab,
gelap, dan banyak makanan.
b. Masalah yang ditimbulkan oleh kehadiran kecoa di rumah kita, antara
lain:
1) Vector pembawa penyakit seperti : diare, keracunan makanan akibat
bakteri Staphylococcus sp., system pernafasan, dll. Kecoa
merupakan vector dari organisme Entamorbahestolyca yang sering
menimbulkan masalah pada pencernaan manusia.
2) Dapat menjadi pemicu serangan penyakit asma.
3) Menimbulkan atau meninggalkan bau yang menyengat.

60
c. Ada beberapa cara alami untuk mengusir kecoa ini :
1) Siapkan sabun batangan, potong kecil-kecil.Masukkan kedalam
mangkuk berisi air. Kemudian letakkan mangkuk tersebut di tempat-
tempat lembab yang biasa di lalui kecoa.
2) Timun/lemon.Potong-potonglah timun atau lemon tersebut dan
letakkan di tempat-tempat yang sering dilalui kecoa.
d. Berikut tips untuk mengatasi masalah kecoa:
1) Jaga sanitasi rumah.
2) Simpan makanan dalam wadah tertutup rapat agar tak menjadi
santapan kecoa.
3) Segera bersihkan makanan yang tercecer.

4. Lalat
Lalat merupakan salah satu insekta (serangga) yang termasuk ordo
diphtera, mempunyai sepasang sayap berbentuk membran. Lalat juga
merupakan species yang berperan dalam masalah kesehatan masyarakat,
yaitu sebagai vektor penularan penyakit saluran pencernaan seperti: kolera,
typhus, disentri (Ummi Kalsum Makmur, 14120100010).
a. Morfologi Lalat
Pada umumnya berukuran kecil,sedang sampai berukuran besar,
mempunyai sepasang sayap di bagian depan dan sepasang halter sebagai alat
keseimbangan di bagian belakang,bermata majemuk dan sepasang antena
yang seringkali pendek terdiri atas tiga ruas.
1) Genus Musca
Genus musca adalah spesies yang sering terdapat di sekitar rumah
dan di dalam rumah,tanda-tanda dari lalat rumah (Musca domestica)
tubuh berwarna coklat dan kehitam-hitaman, pada thorax terdapat 4
garis hitam dan 1 garis hitam medial pada abdomen punggung, vein ke
empat dari sayap berbentuk sudut, antena mempunyai 3 segmen, mata
terpisah, methamorphosenya sempurna serta tubuh lalat jantan lebih

61
kecil dari tubuh lalat betina. Lalat rumah, Musca domestica, hidup
disekitar tempat kediaman manusia di seluruh dunia.
2) Sandfly (Lalat Pasir)
Lalat pasir ialah vektor penyakit leishmaniasis, demam papataci dan
bartonellosisi.Demam papataci atau demam phlebotomus, penyakit
yang disebabkan oleh virus banyak terdapat di daerah Mediterania dan
Asia Selatan, terutama ditularkan oleh P. papatsii, yang menjadi infektif
setelah masa perkembangan virus selama 7-10 hari.
3) Tsetse Flies (Lalat Tsetse)
Lalat tsetse adalah vektor penting penyakit trypanosomiasis pada
manusia dan hewan peliharaan. Paling sedikit ada tujuh species sebagai
vektor infeksi trypanosoma pada hewan peliharaan, species
Trypanosoma rhodesiense yang menjadi penyebab trypanosomiasis,
adalah Glossina morsitans, G. swynnertoni, dan G. Pallidipes.
b. Siklus Hidup
Lalat berkembangbiak dengan metamorfhosis sempurna yaitu mulai
dari telur, larva, pupa dan dewasa. Lalat berkembang biak dengan bertelur,
berwarna putih dengan ukuran lebih kurang 1 mm panjangnya. Setiap kali
bertelur akan menghasilkan 120130 telur dan menetas dalam waktu 816
jam .Pada suhu rendah telur ini tidak akan menetas (dibawah 12 13 C).
Telur yang menetas akan menjadi larva berwarna putih kekuningan,
panjang 12-13 mm. Akhir dari phase larva ini berpindah tempat dari yang
banyak makan ke tempat yang dingin guna mengeringkan tubuhnya,
Setelah itu berubah menjadi kepompong yang berwarna coklat tua,
panjangnya sama dengan larva dan tidak bergerak. Phase ini berlangsung
pada musim panas 3-7 hari pada temperatur 3035 C, Kemudian akan
keluar lalat muda dan sudah dapat terbang antara 450900 meter, Siklus
hidup dari telur hingga menjadi lalat dewasa 6-20 hari Lalat dewasa
panjangnya lebih kurang inci, dan mempunyai 4 garis yang agak gelap
hitam dipunggungnya.

62
Beberapa hari kemudian sudah siap untuk berproduksi, pada kondisi
normal lalat dewasa betina dapat bertelur sampai 5 (lima) kali. Umur lalat
pada umumnya sekitar 2-3 minggu, tetapi pada kondisi yang lebih sejuk
biasa sampai 3 (tiga) bulan Lalat tidak kuat terbang menantang arah angin,
tetapi sebaliknya lalat akan terbang jauh mencapai 1 kilometer.
c. Bionomik Lalat
Bionomik lalat adalah kebiasaan segala sesuatu yang dilakukan lalat
selama hidupnya. Bionomik lalat terdiri dari :
d. Tempat Perindukan
Tempat yang disenangi adalah tempat yang basah seperti sampah
basah, kotoran binatang, tumbuh-tumbuhan busuk, kotoran yang
menumpuk secara kumulatif (dikandang).
1) Kotoran Hewan
Tempat perindukan lalat rumah yang paling utama adalah pada
kotoran hewan yang lembab dan masih baru (normal nya lebih kurang
satu minggu).
2) Sampah dan sisa makanan dari hasil olahan
Lalat suka hinggap juga berkembang baik pada sampah, sisa makanan,
buah-buahan yang ada didalam rumah maupun dipasar.
3) Kotoran Organik
Kotoran organik seperti kotoran hewan, kotoran manusia. Sampah dan
makanan ikan adalah merupakan tempat yang cocok untuk
berkembang biaknya lalat.
4) Air Kotor
Lalat Rumah berkembang biak pada pemukaan air kotor yang terbuka.
e. Penyakit yang disebabkan oleh vektor Lalat
Lalat merupakan vector dalam penyebaran penyakit pada manusia,
penularan penyakitnya dapat secara mekanik, yaitu penularan dari
penderita ke orang lain atau dari suatu bahan tercemar (makanan,
minuman, dan air) ke orang sehat dengan perantara menempelnya bagian
tubuh lalat misalnya lewat prombosis, tungkai, kaki dan badan lalat.

63
Berbagai penyakit yang ditularkan oleh lalat antara lain virus, bakteri,
protozoa dan telur cacing yang menempelpada tubuh lalat dan ini
tergantung dari spesiesnya. Lalat Musca domestica dapat membawa telur
cacing (Oxyrus vermicularis, Tricuris trichiura, Cacing tambang, dan
Ascaris lumbricoides), protozoa (Entamoeba histolytica, Giardia lamlia,
dan Balantidium coli), bakteri usus (Salmonella, Shigella dan Eschericia
coli), Virus polio, Treponema pertenue (penyebab frambusia), dan
Mycobacteriumtuberculosis.
f. Cara Pengendalian Vektor Lalat dapat dilakukan sebagai berikut:
1) Perbaikan Hygiene dan sanitasi lingkungan
Perbaikan Hygiene dan sanitasi lingkungan merupakan langkah awal
yang sangat penting dalam usaha menganggulangi berkembangnya
populasi lalat, baik dalam lingkungan peternakan maupun pemukiman.
Selain murah dan sederhana juga efektif serta tidak menimbulkan efek-
efek samping yang membahayakan lingkungan.
2) Sampah basah dan sampah organik
Pengumpulan, pengangkutan dan pembuangan sampah yang dikelola
dengan baik dapat menghilangkan media perindukan lalat. Bila sistem
pengumpulan dan pengangkutan sampah dari rumah tidak ada, sampah
dapat dibakar atau dibuang ke lubang sampah, dengan catatan bahwa
setiap minggu sampah yang dibuang ke lubang sampah harus ditutup
dengan tanah. Dalam cuaca panas, larva lalat ditempat sampah dapat
menjadi pupa hanya dalam waktu 3 4 hari.
Membersihkan sisa-sisa sampah yang ada di dasar tong sampah
merupakan hal yang penting karena lalat masih dapat berkembang biak
pada tempat tersebut. Pembuangan sampah akhir pada TPA yang terbuka
perlu dilakukan dengan pemadatan sampah terlebih dahulu dan ditutup
setiap hari dengan tanah setebal 15 - 30 cm. Hal ini bertujuan untuk
penghilangan tempat perkembang biakan lalat. Lokasi tempat
pembuangan akhir sampah adalah harus berjarak beberapa kilometer dari
rumah penduduk.

64
3) Mencegah kontak antara lalat dengan kotoran yang mengandung
kuman penyakit.
a) Cara untuk mencegah kontak antara lalat dan kotoran yang
mengandung kuman, dapat dilakukan dengan:
(1) Membuat konstruksi jamban yang memenuhi syarat, sehingga
lalat tidak bisa kontak dengan kotoran.
(2) Mencegah lalat kontak dengan orang yang sakit, tinja, kotoran
bayi, dan penderita sakit mata.
(3) Mencegah agar lalat tidak masuk ke tempat sampah
pemotongan hewan dan bangkai binatang.

E. Masalah Kesehatan Lingkungan di Lingkungan Perkantoran/ Industri


Gangguan kesehatan bisa menimpa semua orang yang bekerja baik di
lapangan maupun di perkantoran oleh sebab itu pemerintah membuat Peraturan
Perundang-undangan (Peruu) tentang kesehatan lingkungan kerja industri dan
perkantoran yaitu KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK
INDONESIA NOMOR 1405/MENKES/SK/XI/2002. Dengan adanya
Peraturan Perundang-undangan tersebut diharapkan meminimalisir kecelakaan
kerja di industri maupun perkantoran. Dan diharapkan dengan lingkungan
perkantoran yang sesuai dengan persyaratan yang ada, maka gangguan
kesehatan bagi para pekerja yang setiap hari bekerja di lingkungan tersebut
bisa dicegah.
Persyaratan kesehatan yang berhubungan dengan lingkungan kerja
perkantoran dan industri meliputi : persyaratan air, udara, limbah,
pencahayaan, kebisingan, getaran, radiasi, vektor penyakit,
perrsyaratan kesehatan lokasi, ruang dan bangunan, toilet dan instalasi.

F. Kesehatan Lingkungan Pemukiman


Pemukiman merupakan bagian dari lingkungan hidup yang terdapat
dimasyarakat, tempat berinteraksi antar masyarakat yang berlangsung terus
menerus di dalam pemukiman, oleh sebab itu kesehatan lingkungan

65
pemukiman harus baik jika menginginkan kesehatan masyarakat yang baik jika
di dalam pemukiman masyarakat tersebut ada yang terkena penyakit menular
maka dengan cepat penyakit itu akan menyebar.
Permukiman adalah bagian dari lingkungan hidup di luar kawasan lindung
baik yang berupa kawasan perkotaan maupun pedesaan yang berfungsi sebagai
hunian dan tempat kegiatan yang mendukung peri kehidupan dan penghidupan.
Pemukiman adalah suatu struktur fisik dimana orang menggunakannya
untuk tempat berlindung, termasuk juga semua fasilitas dan pelayanan yang
diperlukan, perlengkapan yang berguna untuk kesehatan jasmani dan rokhani
serta keadaan sosialnya, baik untuk keluarga maupun individu.
1. Lingkungan Perumahan, lihat UU No.1tahun 2011 tentang Perumahan dan
Kawasan Pemukiman.
2. Hubungan Pemukiman dan Keshatan
Kondisi - kondisi ekonomi, sosial, pendidikan, tradisi / kebiasaan, suku,
geografi dan kondisi lokal sangat terkait dengan pemukiman / perumahan. Ada
beberapa faktor yang mempengaruhi atau yang dapat menentukan
kualitas lingkungan perumahan / pemukiman antara lain;
Fasilitas pelayanan, perlengkapan, peralatan yang dapat menunjang
terselenggaranya keadaan fisik, kesehatan mental, kesejahteraan sosial bagi
individu dan keluarganya (Haryoto Kusnoputranto).
Penyehatan lingkungan tempat pemukiman adalah segala upaya untuk
meningkatkan dan memelihara kesehatan tempat pemukiman beserta
lingkungannya dan pengaruhnya terhadap manusia.

66
BAB III
MATERI PRAKTIK DAN METODE

A. Pengambilan Sampel Secara Bakteriologis


1. Alat dan Bahan
a. Botol steril volume kurang lebih 250 ml
b. Pinset/krustang
c. Lampu Spritus
d. Alkohol 70 %
e. Kapas dan korek api
f. Thermometer
g. Komparator pH dan sisa chlor
h. Label dan alat tulis
i. Box sampel
j. Korek api, dan yang diperlukan lainnya.

2. Cara Kerja
Pengambilan Sampel pada Air PDAM / Kran.
Adapun langkah-langkahnya, yaitu :
a. Bila kran kotor, sebaiknya bersihkan terlebih dahulu.
b. Kran dibuka penuh, airnya dibiarkan mengalir selama 2- 3 menit
untuk membersihkan pipa, setelah itu matikan kran.
c. Buka kertas yang dililitkan dibotol steril, buka tutup botol secara
perlahan.
d. Panaskan mulut botol dengan menggunakan bantuan spritus, kapas,
dan krustang .
e. Panaskan kran dengan dengan bantuan spritus, kapas, krustang hingga
menguap.
f. Masukan air kedalam botol sampai botol.
g. Panaskan mulut botol agar steril.
h. Beri label dan kirim ke laboratorium

67
Adapun yang perlu diperhatikan pada pengambilan sampel air PDAM /
kran adalah :
a. Contoh air sebaiknya diambil dari kran yang sering digunakan,
b. Apabila kran kotor, maka bersihkan terlebih dahulu sebelum
mengambil sampel, serta disterilkan dahulu.
c. Dalam pengambilan contoh air harus dihindarkan dari alat-alat
tambahan yang terdapat pada kran atau dari kran yang bocor.

B. Pengambilan Sampel untuk Pemeriksaan DO


1. Alat dan Bahan
a. Jerigen besar (kurang lebih 20 liter) 7 buah
b. Jerigen kecil 2 liter atau botol plastik (untuk pemeriksaan COD, TSS)
2 buah inlet dan outlet.
c. Botol oksigen (pemeriksaan DO) 2 buah
d. Gayung 1 buah
e. Corong 1 buah
f. Alat tulis dan label
g. APD (sarung tangan plastik dan masker)
h. Air limbah
i. Botol pengambil sampel dengan pemberat

2. Langkah Kerja
a. Menyiapkan alat dan bahan.
b. Menggunakan masker dan sarung tangan karet.
c. Mengisi jeringen sampai penuh dengan limbah cair dari inlet dengan
bantuan gayung dan corong (hindari terjadinya aerasi).
d. Setelah penuh, jerigen ditutup rapat dan diberi label (lokasi sampling,
waktu sampling, jenis pemeriksaan, pengambil sampel).
e. Kemudian mengambil sampel untuk pemeriksaan DO dengan
menggunakan botol oksigen di inlet dan outlet.

68
f. Kemudian mengambil sampel untuk pemeriksaan COD dan TSS
dengan menggunakan jerigen kecil di inlet dan outlet.
g. Mengirim sampel ke laboratorium dasar untuk diperiksa dan
laboratorium rekayasa untuk diolah secara sederhana

Pengambilan sampel limbah cair dari bak inlet

C. Penyehatan Makanan dan Minuman


1. Alat :
a. Wadah sampel makanan ( botol atau plastik ) steril
b. Sendok steril
c. Termos
d. Spidol dan label
e. Pinset

2. Bahan :
a. Makanan yang akan dijadikan sampel
b. Alkohol 70%

3. Cara Kerja :
a. Sterilkan tangan menggunakan alkohol
b. Buka sendok steril hindarkan dari kotoran dan bakteri
c. Potong makanan, lalu masukkan ke dalam wadah steril menggunakan
pinset.
d. Beri label, lalu masukkan kedalam termos untuk diperiksa.

69
D. Pengendalian Vektor di Pemukiman
1. Alat
a. Lampu Senter
b. Wadah (gelas plastik)
c. Plastik
d. Karet
e. Jarum pentul

2. Bahan
a. Jentik

3. Cara Kerja
a. Memeriksa bak mandi, tempayan, drum dan tempat-tempat
penampungan air lainnya.
b. Jika tidak tampak, tunggu 1menit, jika ada jentik, ia akan muncul ke
permukaan air untuk bernafas.
c. Apabila ditempat yang gelap, maka gunakan senter agar jentik dapat
terlihat pada penampungan air.
d. Setelah mendapatkan jentik nyamuk, maka jentik nyamuk dimasukkan
dalam wadah (gelas plastik)
e. Kemudian ditutup dengan plastik, dan plastik di lubangi kecil-kecil
menggunakan jarum pentul
f. Mengidentifikasi jentik-jentik nyamuk yang telah diperoleh

E. Kesehatan Lingkungan di Lingkungan Perkantoran


1. Alat dan Cara Kerja
a. Luxmeter
1) Geser tombol off/on kearah on
2) Pilih kisaran range yang akan diukur (2000 lux atau 50.000 lux)
3) Arahkan sensor cahaya dengan menggunakan tangan pada
permukaan daerah yang akan diukur kuat penerangannya

70
4) Lihat hasil pengukuran pada layar panel
b. Hygrometer
Hygrometer mempunyai prinsip kerja yaitu dengan menggunakan
dua thermometer. Thermometer pertama digunakan untuk mengukur
suhu udara yang biasa dan yang kedua untuk mengukur suhu udara
jenuh/lembab dengan satuan prosen (%). Proses pengukuran
Hygrometer terdapat dua skala, yang satu menunjukkan kelembapan
yang satu menunjukkan temperatur. Cara penggunaannya dengan
meletakkan di tempat yang akan diukur kelembapannya, kemudian
tunggu dan bacalah skalanya. Skala kelembapan biasanya ditandai
dengan huruf (h=humidity) dan kalau suhu dengan derajat celcius (c).
Kegunaan Hygrometer adalah untuk mengukur kelembapan relatif
(RH) dalam suatu ruangan ataupun keadaan
tertentu. Hygrometer diaplikasi dalam berbagai hal untuk penelitian,
pengukuran kelembapan dalam suatu area dan lainnya. Biasanya alat
ini ditempatkan di dalam bekas (container) penyimpanan barang yang
memerlukan tahap kelembapan yang terjaga seperti dry
box penyimpanan kamera. Kelembapan yang rendah akan mencegah
pertumbuhan jamur yang menjadi musuh pada peralatan tersebut.
Bentuk sederhana Hygrometer adalah khusus dikenal sebagai
Psychrometer dan terdiri dari dua Thermometer, salah satunya
termasuk umbi kering dan salah satu yang termasuk bohlam yang
disimpan basah untuk mengukur suhu basah-bola lampu.
Ada bentuk hygrometer lama yakni berbentuk bundar atau berupa
termometer yang dipasang didinding. Cara membacanya juga sama,
bisa dilihat pada raksa pada termometer yang satu untuk mengukur
kelembaban dan yang lainnya mengukur suhu. Perlu diperhatikan
pada saat pengukuran dengan hygrometer selama pembacaan haruslah
diberi aliran udara yang berhembus kearah alat tersebut, ini dapat
dilakukan dengan mengipas alat tersebut dengan secarik kertas atau
kipas.

71
c. Sound Level Meter (SLM)
Sound Level Meter ialah suatu alat yang digunakan untuk
mengukur kebisingan, suara yang tak dikehendaki, atau yang dapat
menyebabkan rasa sakit ditelinga. Sound level meter biasanya
digunakan di lingkungan kerja seperti, industri penerbangan dan
sebagainya. Sound Level Meter berfungsi untuk mengukur kebisingan
antara 30-130 dB dalam satuan dBA dari frekuensi antara 20-
20.000Hz. Tingkat Ketelitian Pengukuran berkisar dari 26dB (A).
Pada umumnya SLM &Noise Dosimeter diarahkan ke sumber
suara, setinggi telinga, agar dapat menangkap kebisingan yang
tercipta. Untuk keperluan mengukur kebisingan di suatu ruangan
kerja, pencatatan dilaksanakan satu shift kerja penuh dengan beberapa
kali pencatatan dari SLM. Cara pemakaiannya :
1) Persiapan alat
a) Pasang baterai pada tempatnya
b) Tekan tombol power
c) Cek garis tanda pada monitor untuk mengetahui baterai dalam
keaadaan baik atau tidak.
d) Kalibrasi alat dengan kalibrator, sehingga alat pada monitor
sesuai dengan angka kalibrator.
2) Pengukuran
a) Pilih selektor pada posisi
(1) Fast : untuk jenis kebisingan kontinu. Bising dimana
fluktuasi dari intensitasnya tidak lebih dari 6db dan tidak
putus-putus. Bising kontinu dibagi menjadi dua, yaitu :
(a) Wide Spectrum merupakan bising dengan spectrum
frekuensi yang luas. Bising ini relatife tetap dalam batas
kurang dari 5db untuk periode 0.5 detik berturut-turut,
seperti suara kipas angin, suara mesin tenun.

72
(b) Narrow Spectrum merupakan bising yang relative tetap
akan tetapi hanya mempunyai frekuensi tertentu saja
(frekuensi 500, 1000, 4000) misalnya gergaji sirkuler,
katup gas.
(2) Slow untuk jenis kebisingan impulsif / terputus-putus.
Bising ini sering disebut juga intermitten noise, yaitu bising
yang berlangsung secara tidak terus terusan, melainkan
ada periode rekatif tenang, misalnya lalu lintas kendaraan,
kapal terbang, kereta api
(a) Pilih selektor range intensitas kebisingan.
(b) Tentukan lokasi pengukuran.
(c) Setiap lokasi pengukuran dilakukan pengamatan selama
1-2 menit dengan kurang lebih 6 kali pembacaan. Hasil
pengukuran adalah angka yang ditunjukkan pasa
monitor.
(d) Catat hasil pengukuran dan hitung rata-rata kebisingan
(Lek)
{Lek = 10 log 1/n (10 L1/10+10L2/10+10L3/10+.)
dBA}.
3) Cara Membaca Skala dan Hasil :
a) Tekan tombol ON untuk mengaktifkannya.
b) Sebelum pengukuran test suara, putar tombol penyetel untuk
menentukan tingkat tekanan suara. Misalnya 70-80 dB, 70
berada pada garis tebal atas sebelah kiri (0) dan 80 pada garis
tebal atas sebelah kanan ( 10 ). Pada sound level meter tipe
S2A memiliki 10 skala, dan skala terluar (0) berupa garis skala
berwarna merah.
c) Pada pembacaan meter ini, jika jarum penunjuk skala bergerak
ke kanan maka hasilnya positive (+) dan ke kiri
hasilnya negative (-).
baca hasil pengukuran pada sound level meter secara langsung.

73
d) Tulis hasil pengukuran.
e) Setelah pengukuran, matikan tombol ON ke OFF.
f) Cara Mengkalibrasi Sound Level Meter :
(1) Hidupkan kalibrator dan sound level meter.
(2) Putar tombol penyetel, dan atur tingkat tekanan suara.
(3) Pastikan kalibrator berada pada sound level meter yang
benar.
(4) Lalu sesuaikan sound level meter untuk memperoleh hasil
yang benar.

Berdasarkan keputusan Menteri Tenaga Kerja


No.KEP/51/MEN/1999 zona kebisingan dibedakan atas tiga bagian,
yaitu :
1) Zona aman tanpa pelindung : < 85 dba
2) Zona dengan pelindung ear plug : 85-95 dba
3) Zona dengan pelindung ear muff : > 95 dba

74
BAB IV
PEMBAHASAN

A. Pengambilan Sampel Air


Air merupakan sumber daya alam yang diperlukan untuk hajat hidup orang
banyak, bahkan oleh semua makhluk hidup. Oleh karena itu, sumber daya air
harus dilindungi agar tetap dapat dimanfaatkan dengan baik oleh manusia serta
makhluk hidup yang lain. Pemanfaatkan air untuk berbagai kepentingan harus
dilakukan secara bijaksana, dengan memperhitungkan kepentingan generasi
sekarang maupun generasi mendatang. Aspek penghematan dan pelestarian
sumber daya air harus ditanamkan pada segenap pengguna air.
Saat ini, masalah utama yang dihadapi oleh sumber daya air meliputi
kuantitas air yang sudah tidak mampu memenuhi kebutuhan yang terus
meningkat dan kualitas air untuk keperluan domestik yang semakin menurun.
Hingga saat ini, Indonesian telah memiliki Peraturan Pemerintah No. 20
tahun 1990 tentang Pengendalian Pencemaran Air dan Keputusan Menteri
Negara Lingkungan Hidup No. 51 tahun 1995 tentang Baku Mutu Limbah Cair
bagi Kegiatan Industri.
Peraturan Pemerintah No. 20 tahun 1990 tentang Pengendalian
Pencemaran Air mendefinisikan beberapa peristilahan sebagai berikut.
1. Air, meliputi semua air yang terdapat di dalam dan atau berasal dari
sumber air yang terdapat di atas permukaan tanah. Air yang terdapat di
bawah permukaan tanah dan air laut tidak temasuk dalam pengertian ini.
2. Baku mutu air, yaitu batas atau kadar makhluk hidup, zat, energi dan atau
komponen lain yang ada atau harus ada dan atau ada unsur pencemar
yang dapat ditenggang dalam sumber air tertentu, sesuai dengan
peruntukkannya. Dsb.
Untuk memperhatikan hal-hal tersebut sebelum melakukan penelitian
kualitas air perlu pangambilan sampel air untuk menilai apakah air tersebut
masih layak pakai untuk kebutuhan sehari-hari seperti air minum, mencuci, air
untuk kakus dan lain-lain.

75
Metode pengambilan contoh ini dimaksudkan sebagai pegangan dalam
pengambilan contoh air di lapangan untuk uji kualitas air. Tujuan metode ini
untuk mendapatkan contoh yang andal. Metode pengambilan contoh ini
meliputi persyaratan dan tata cara pengambilan contoh kualitas air untuk
keperluan perneriksaan kualitas air yang mencakup pemeriksaan sifat fisik,
kimia, mikrobiologi, biologi dan lain-lain.

Beberapa pengertian yang dimaksud dalam metode ini meliputi :


1. Sumber air adalah air permukaan, air tanah dan air meteorik
2. Air permukaan adalah air yang terdiri dari: air sungai, air danau, air
waduk, air saluran, mata air, air rawa dan air gua / air karst
3. Air tanah babas adalah air dari akifer yang hanya sebagian terisi air dan
terletak pada suatu dasar yang kedap air serta mempunyai permukaan
bebas
4. Air tanah tertekan adalah air dari akifer yang sepenuhnya jenuh air
dengan bagian alas dan bawahnya dibatasi oleh lapisan yang kedap air
5. Akuifer adalah suatu lapisan pembawa air
6. Epilimnion adalah lapisan alas danau/waduk yang suhunya relatif sama
7. Termoklin/metalimnion adalah lapisan danau yang mengalami penurunan
suhu yang cukup besar (Lebih dari 1C/m) ke arah dasar danau
8. Hipolimnion adalah lapisan bawah danau yang mempunyai suhu relatif
sama dan lebih dingin dari lapisan di atasnya, biasanya lapisan ini
mengandung kadar oksigen yang rendah dan relatif stabil
9. Air meteorik adalah air meteorik dari labu ukur di stasion meteor, air
meteorik yang ditampung langsung dari hujan dan air meteorik dari bak
penampung air hujan
10. Contoh, dalam panduan ini adalah contoh uji air untuk keperluan
pemeriksaan kualitas air.

76
1. Persyaratan alat pengambil contoh
Alat pengambil contoh harus memenuhi persyaratan sebagai berikut :
a. Terbuat dari bahan yang tidak mempengaruhi sifat contoh (misalnya
untuk keperluan pemeriksaan logam, alat pengambil contoh tidak
terbuat dari logam)
b. Mudah dicuci dari bekas contoh sebelumnya
c. Contoh mudah dipindahkan ke dalam botol penampungan tanpa ada
sisa bahan tersuspensi di dalammya
d. Kapasitas alat 1 - 5 L tergantung dari maksud pemeriksaan
e. Mudah dan aman dibawa.

2. Jenis alat pengambil contoh


Beberapa jenis alat pengambil contoh yang dapat digunakan meliputi :
a. Alat pengambil contoh sederhana berupa :
1) Botol biasa atau ember plastik yang digunakan pada permukaan air
secara langsung
2) Botol biasa yang diberi pemberat yang digunakan pada kedalaman
tertentu
b. Alat pengambil contoh setempat secara mendatar, dipergunakan untuk
mengambil contoh di sungai atau di tempat yang airnya mengalir pada
kedalaman tertentu, contoh alat ini adalah tipe Wohlenberg
c. Alat pengambil contoh setempat secara tegak, dipergunakan untuk
mengambil contoh pada lokasi yang airnya tenang atau alirannya sangat
lambat seperti di danau, waduk, dan muara sungai pada kedalaman
tertentu, contoh alat ini adalah tipe Ruttner
d. Alat pengambil contoh pada kedalaman yang terpadu, digunakan untuk
pemeriksaan zat padat tersuspensi atau untuk mendapatkan contoh yang
mewakili semua lapisan air, contoh alat ini adalah tipe USDH Alat
Pengambil Contoh Air Tipe Kedalaman Terpadu (Integrated Depth
Sampler - USHD)

77
e. Alat pengambil contoh secara otomatis yang dilengkapi alat pengatur
waktu dan volume yang diambil, digunakan untuk contoh gabungan
waktu dari air limbah atau air sungai yang tercemar, agar diperoleh
kualitas air rata-rata selama periode tertentu,
f. Alat pengambil untuk pemeriksaan gas terlarut yang dilengkapi tutup,
sehingga alat dapat ditutup segera setelah terisi penuh ; contoh alat ini
adalah tipe Cascila
g. Alat pengambil contoh untuk pemeriksaan bakteriologi adalah botol
gelas yang di tutup kapas/aluminium foil, tahan terhadap panas dan
tekanan selama proses sterilisasi ;
h. Alat pengambil contoh untuk pemeriksaan plankton berupa jaring yang
berpori 173 mesh/inci, yang biasa digunakan adalah jaring plankton
no.20/SI
i. Alat pengambil contoh untuk pemeriksaan hewan benthos disesuaikan
dengan jenis habitat hewan benthos yang akan diambil, beberapa contoh
alat untuk jenis habitat tertentu, antara lain
1) Eckman grab, dibuat dari baja, yang beratnya + 3,2 kg, dengan
ukuran 15 x 15 cm, dipergunakan untuk pengambilan contoh pada
sumber air yang alirannya relatif kecil dan mempunyai dasar lumpur
dan pasir
2) Jala Surber, terbuat dari benang nilon yang ditenun dan mempunyai
ukuran mata jaring 0,595 mm dalam keadaan terbuka, panjang jala
69 cm dan ukuran permukaan depan 30,5 cm x 30,5 cm, alat ini
biasa dipergunakan pada sumber air yang alirannya deras dan
mempunyai dasar berbatu-batu,
3) Petersen grab, terbuat dari baja yang luasnya antara 0,06 - 0,09 m2
dengan berat antara 13,7 - 31,8 kg biasanya dipergunakan pada
sumber air yang mempunyai dasar keras, misalnya lempung, batu
dan pasir

78
4) Ponar grab, terbuat dari baja yang luasnya 23 x 23 cm dengan berat
20 kg banyak dipergunakan di danau yang dalam dan pada dasar
sumber air yang bervariasi
j. Jaring apung terbuat dari benang nilon yang ditenun, mempunyai
ukuran mata jarring 0,595 mm dan luas 929 cm2 dipergunakan untuk
mengumpulkan hewan yang hidup dipermukaan sumber air dan
lamanya waktu yang dipergunakan dalam satu kali pengambilan adalah
tiga jam

3. Alat ekstraksi
Alat ini terbuat dari bahan gelas atau tenun yang tembus pandang dan
mudah memisahkan fase pelarut dari contoh.

4. Alat penyaring
Alat ini dilengkapi dengan pompa isap atau pompa tekan agar dapat
menahan kertas saring yang mempunyai ukuran pori 0,45/um.

5. Alat pendingin
Alat ini dapat menyimpan contoh pada 4C, dapat membekukan contoh
bila diperlukan dan mudah diangkut ke Iapangan.

6. Bahan
a. Bahan kimia untuk pengawet
Bahan kimia yang digunakan untuk pengawet harus memenuhi
persyaratan bahan kimia untuk analisis dan tidak mengganggu atau
mengubah kadar zat yang akan diperiksa.
b. Wadah Contoh
Wadah yang digunakan untuk menyimpan contoh harus memenuhi
persyaratan sehagai berikut :
1) Terbuat dari bahan gelas atau plastik
2) Dapat ditutup dengan kuat dan rapat

79
3) Mudah dicuci
4) Tidak mudah pecah
5) Wadah contoh untuk pemeriksaan mikrobiologi harus dapat
disterilkan
6) Tidak menyerap zat-zat kimia dari contoh
7) Tidak melarutkan zat-zat kimia ke dalam contoh
8) Tidak menimbulkan reaksi antara bahan wadah dengan contoh.

7. Sarana pengambilan contoh


Sarana yang dapat digunakan adalah:
a. Sedapat mungkin menggunakan jembatan atau lintasan gantung sebagai
tempat pengambilan contoh
b. Bila sarana 1) tersebut diatas tidak ada, maka dapat menggunakan
perahu
c. Untuk sumber air yang dangkal. dapat dilakukan dengan merawas.

8. Volume contoh
Volume contoh yang diambil untuk keperluan pemeriksaan di lapangan
dan laboratorium bergantung dari jenis pemeriksaan yang diperlukan
sebagai berikut :
a. Untuk pemeriksaan sifat fisik air diperlukan lebih kurang 2 L
b. Untuk pemeriksaan sifat kimia air diperlukan lebih kurang 5 L
c. Untuk pemeriksaan bakteriologi diperlukan lebih kurang 100 mL
d. Untuk pemeriksaan biologi air (khlorofil) diperlukan 0,5 - 20 L
(bergantung pada kadar khlorofil di dalam contoh).

9. Pola kerja
Urutan pelaksanaan pengambilan contoh kualitas air adalah sebagai
berikut :
a. Menentukan lokasi pengambilan contoh
b. Menentukan titik pengambilan contoh

80
c. Melakukan pengambilan contoh
d. Melakukan pemeriksaan kualitas air di lapangan
e. Melakukan pengolahan pendahuluan dan pengawetan contoh
f. Pengepakan contoh dan pengangkutan ke laboratorium.

10. Pengawetan contoh


Pengawetan contoh untuk parameter tertentu diperlukan apabila
pemeriksaan tidak dapat langsung dilakukan setelah pengambilan contoh.
Jenis bahan pengawet yang digunakan dan lama penyimpanan berbeda-
beda tergantung pada jenis parameter yang akan diperiksa.

11. Waktu
Interval waktu pengambilan contoh diatur agar contoh diambil pada
Hari dan jam yang berbeda sehingga dapat diketahui perbedaan kualitas air
setiap hari maupun setiap jam. Caranya dilakukan dengan menggeser jam
dan hari pengambilan pada waktu pengambilan contoh berikutnya,
misalnya pengambilan pertama hari senin jam 06.00 pengambilan
berikutnya hari selasa jam 07.00 dan seterusnya. Waktu pengambilan
contoh dilakukan berdasarkan keperluan sebagai berikut :
a. Untuk keperluan survei pendahuluan dalam rangka pengenalan daerah,
waktu pengambilan contoh dapat dilaksanakan pada saat survey.
b. Untuk keperluan perencanaan dan pemanfaatan diperlukan data
pemantauan kualitas air, yang diambil pada waktu tertentu dan periode
yang tetap, tergantung pada jenis sumber air dan tingkat pencemarannya
sebagai berikut :
1) Sungai/saluran yang tercemar berat, setiap dua minggu sekali selama
setahun
2) Sungai/saluran yang tercemar ringan sampai sedang, sebulan sekali
selama setahun
3) Sungai/saluran alami yang belum tercemar, tiga bulan sekali selama
setahun

81
4) Danau/waduk setiap dua bulan sekali selama setahun
5) Air tanah setiap tiga bulan sekali selama setahun
6) Air meteorik sesuai dengan keperluan.
c. Untuk studi dan penelitian, disesuaikan dengan keperluan dan tujuan
studi/penelitian tersebut.
12. Cara pelaksanaan pengambilan contoh
Lokasi pengambilan contoh ditentukan berdasarkan pada tujuan
pemeriksaan. Lokasi pengambilan contoh dilakukan pada air permukaan
dan air tanah. Lokasi pengambilan contoh di air permukaan dapat berasal
dari daerah pengaliran sungai dan danau/waduk, dengan penjelasan
sebagai berikut :

13. Air Permukaan


a. Pemantauan kualitas air pada suatu daerah pengaliran sungai (DPS),
berdasarkan pada :
1) Sumber air alamiah, yaitu lokasi pada tempat yang belum terjadi atau
masih sedikit pencemaran
2) Sumber air tercernar, yaitu lokasi pada tempat yang telah mengalami
perubahan atau di hilir sumber pencemar
3) Sumber air yang dimanfaatkan, yaitu lokasi pada tempat penyadapan
pemanfaatan sumber air tersebut
b. Titik pengambilan contoh dapat dilakukan di sungai dan danau/waduk,
dengan penjelasan sebagai berikut:
Di sungai, titik pengambilan contoh di sungai (lihat Gambar 16) dengan
ketentuan :
1) Sungai dengan debit kurang dari 5 m3/ detik, contoh diambil pada
satu titik di tengah sungai pada 0,5 x kedalaman dari permukaan air
2) Sungai dengan debit antara 5 - 150 m3/ detik, contoh diambil pada
dua titik masingmasing pada jarak 1/3 dan 2/3 lebar sungai pada 0,5
x kedalaman dari permukaan air ;

82
3) Sungai dengan debit lebih dari 150 m3/ detik contoh diambil
minimum pada enam titik masing-masing pada jarak 1/4, 1/2 dan 3/4
lebar sungai pada 0,2 x dan 0,8 x kedalaman dari permukaan air

B. Pemantauan tempat perindukan vektor atau nyamuk aedes aegepty


1. Morfologi Nyamuk
a. Telur
Telur berwarna hitam dan setiap kali bertelur, nyamuk betina dapat
mengeluarkan sekitar seratus butir telur dengan ukuran sekitar 0,7
milimeter perbutir. Telur nyamuk ini tidak berpelampung, sehingga satu
per satu akan menempel ke dinding. Secara fisik, telur nyamuk Aedes
aegypti berbentuk lonjong dan mempunyai anyaman seperti kain kasa.
Telur tampak satu per satu teratur di pinggiran kaleng, lubang pohon, alas
pot bunga, dan lain sebagainya (Isna, 2008 )
Nyamuk akan bertelur dan berkembang biak di tempat penampungan
air bersih, seperti tempat penampungan air untuk keperluan sehari-hari:
Bak mandi, Wc, Tempayan, Drum air, Bak menara (tower air) yang tidak
tertutup, sumur gali. Selain itu, wadah berisi air bersih atau air hujan:
tempat minum burung, Vas bunga, Pot bunga, Ban bekas, potongan
bambu yang dapat menampung air, Kaleng, Botol, tempat pembuangan
air di kulkas dan barang bekas lainnya yang dapat menampung air walau
dengan volume kecil, juga menjadi tempat kesukaannya. Telur akan
diletakkan dan menempel pada dinding penampungan air, sedikit di atas
permukaan air. Di tempat kering (tanpa air), telur dapat bertahan sampai
enam bulan. Pada umunya telur akan menetas menjadi jentik dalam
waktu kurang lebih 2 hari setelah telur terendam. (Levi Silalahi, 2004).
b. Jentik/Larva
Stadium larva /jentik biasanya berlangsung 6-8 hari. Larva nyamuk
Ae. Aegypti mempunyai ciri-ciri antara lain adanya corong udara pada
segmen terakhir, pada segmen abdomen tidak ditemukan adanya rambut-
rambut berbentuk kipas (palmatus hairs), pada corong udara terdapat

83
pectan, sepasang rambut serta jumbai akan dijumpai pada corong
(siphon),.setiap sisi abdomen segmen kedelapan ada comb scale
sebanyak 8-21 atau berjejer 1 sampai 3, bentuk individu dari comb scale
seperti duri, sisi thorax terdapat duri yang panjang dengan bentuk kurva
dan adanya sepasang.
c. Pupa (kepompong)
Jentik nyamuk akan tumbuh menjadi pupa nyamuk. Pupa nyamuk ini
biasanya berada di bawah permukaan air. Pupa nyamuk yang masih dapat
aktif bergerak di dalam air tanpa makan, itu akan memunculkan nyamuk
Aedes aegypti baru setelah 12 hari. Pupa yang berbentuk terompet
panjang dan ramping, sebagian kecil tubuhnya kontak dengan permukaan
air (Levi Silalahi, 2004)
d. Nyamuk Dewasa
Nyamuk dewasa dengan panjang 34 milimeter, mempuyai bintik
hitam dan putih pada badan dan kepala serta ring putih di kakinya (Levi
Silalahi, 2004).

2. Siklus Hidup Nyamuk


Siklus hidup nyamuk sejak telur hingga menjadi nyamuk dewasa,
sama dengan serangga- serangga yang lain mengalami tingkatan (stadia)
yang berbeda- beda. Dalam siklus hidup nyamuk terdapat empat stadia,
yaitu Stadium telur, Larva, Pupa, dan dewasa. Stadium dewasa sebagai
nyamuk yang hidup di alam bebas, sedang ketiga stadia yang hidup dan
berkembang di dalam air.
Telur nyamuk Aedes aegypti akan menetas menjadi larva dalam
waktu 1-2 hari. Tempat yang sesui dengan kondisi optimum adalah
didalam air dengan suhu 20-40 oC. Sementara Kecepatan pertumbuhan
dan perkembangan larva dipengaruhi oleh beberapa factor, seperti
tempratur, tempat, keadaan air dan kandungan zat makanan yang ada di
dalam tempat perindukan. Pada kondisi optimum larva berkembang
menjadi pupa dalam waktu 4-9 hari, kemudian pupa menjadi nyamuk

84
dewasa dalam waktu 2-3 hari. Jadi pertumbuhan dan perkembangan dari
telur, larva, pupa sampai dewasa memerlukan waktu kurang lebih 7-14
hari.

3. Tempat Perkembangbiakan
Menurut Depkes RI (2005), tempat perkembangbiakan utama vektor
demam berdarah yaitu tempat-tempat penampungan air berupa genangan
air yang tertampung di suatu tempat atau bejana di dalam atau sekitar
rumah atau tempat-tempat umum, biasanya tidak melebihi jarak 500 meter
dari rumah. Nyamuk ini biasanya tidak dapat berkembangbiak di genangan
air yang langsung berhubungan dengan tanah. Sedangkan jenis tempat
perkembangbiakan nyamuk Aedes aegypti dapat dikelompokkan sebagai
berikut:
a. Tempat penampungan air (TPA) untuk keperluan sehari-hari, seperti
drum, tangki reservoir, tempayan, bak mandi dan ember.
b. Tempat penampungan air bukan untuk keperluan sehari-hari seperti
tempat minum burung, vas bunga, perangkap semut dan barang-
barang bekas seperti ban, kaleng, botol, plastik.
c. Tempat penampungan air alamiah seperti lobang pohon, lobang batu,
pelepah daun, tempurung kelapa dan potongan bambu.

4. Faktor Yang Mempengaruhi Pengendalian Vektor Penyakit,dan


Jenis-jenis Vektor ( Aspek Epidemiologi )
a. Cuaca
Iklim dan musim merupakan faktor utama yang mempengaruhi
terjadinya penyakit infeksi. Agen penyakit tertentu terbatas pada daerah
geografis tertentu, sebab mereka butuh reservoir dan vektor untuk
hidup. Iklim dan variasi musim mempengaruhi kehidupan agen
penyakit, reservoir dan vektor. Di samping itu perilaku manusia pun
dapat meningkatkan transmisi atau menyebabkan rentan terhadap
penyakit infeksi.

85
b. Vektor
Organisme hidup yang dapat menularkan agen penyakit dari suatu
hewan ke hewan lain atau manusia disebut dengan vektor,. arthropoda
merupakan vektor penting dalam penularan penyakit parasit dan virus
yang spesifik. Nyamuk merupakan vektor penting untuk penularan
virus yang menyebabkan encephalitis pada manusia. Nyamuk
menghisap darah dari reservoir yang terinfeksi agen penyakit ini
kemudian ditularkan pada reservoir yang lain atau pada manusia.
Ricketsia merupakan parasit intrasellular obligate yang mampu
hidup di luar jaringan hewan dan dapat ditularkan di antara hewan oleh.
Rat fleas, Body lice dan Wood tick adalah vektor arthropoda yang
menyebabkan penularan penyakit yang disebabkan ricketsia.
c. Reservoir
Hewan-hewan yang menyimpan kuman patogen dimana mereka
sendiri tidak terkena penyakit disebut reservoir. Reservoir untuk
arthropods borne disease adalah hewan-hewan dimana kuman patogen
dapat hidup bersama. Binatang pengerat dan kuda merupakan reservoir
untuk virus encephalitis. Penyakit ricketsia merupakan arthropods borne
disease yang hidup di dalam reservoir alamiah.seperti tikus, anjing,
serigala serta manusia yang mrnjadi reservoir untuk penyakit ini. Pada
banyak kasus,kuman patogen mengalami multifikasi di dalam vektor
atau reservoir tanpa menyebabkan kerusakan pada intermidiate host.
d. Geografis
Insiden penyakit yang ditularkan arthropoda berhubungan langsung
dengan daerah geografis dimana reservoir dan vektor berada. Bertahan
hidupnya agen penyakit tergantung pada iklim (suhu, kelembaban dan
curah hujan) dan fauna lokal
Pada daerah tertentu, seperti Rocky Mountains spotted fever
merupakan penyakit bakteri yang memiliki penyebaran secara
geografis. Penyakit ini ditularkan melalui gigitan tangau yang
terinfeksi.oleh ricketsia dibawa oleh tungau kayu di daerah tersebut dan

86
dibawa oleh tungau anjing ke bagian timur Amerika Serikat. Penyakit
ini lebih sering terjadi di timur Amerika Serikat dan sangat jarang di
utara atau di barat.
Variasi musim juga mempengaruhi penyebaran penyakit melalui
arthropoda. seperti halnya virus dengue ditularkan melalui gigitan
nyamuk aedes selama musim penghujan karena merupakan saat terbaik
bagi myamuk berkembang biak sehingga wabah penyakit terjadi antara
akhir tahun sampai awal tahun depan (bulan September sampai
bulan.Maret)
e. Perilaku Manusia
Interaksi antara manusia, kebiasaan manusia.membuang sampah
secara sembarangan, kebersihan individu dan lingkungan dapat menjadi
penyebab penularan penyakit arthropods borne diseases.

5. Jenis-Jenis Vektor
Vektor adalah jenis serangga dari filum Arthropoda yang dapat
memindahkan/ menularkan suatu penyakit (infectiuous agent) dari
sumber infeksi kepada induk semang yang rentan (susceptible host).
Binatang pengganggu dalam hal ini termasuk filum Chordata yang
umumnya merupakan binatang mengerat yang dapat merusak tanaman,
harta benda, makanan, dan yang lebih penting lagi dapat menjadi induk
semang (host) bagi beberapa penyakit tertentu. Induk semang adalah
suatu media yang paling baik untuk hidup dan berkembang biaknya bibit
penyakit menular di dalam tubuh host tersebut kemudian setelah
dewasa/matang akan menularkan kepada host lain melalui gigitan,
sengatan, sekresi/kotoran dari host terinfeksi tersebut.

C. Air Bakteriologis
Kuman memerlukan air dengan konsentrasi tinggi disekitarnya karena
diperlukan bagi pertumbuhan dan perkembang biakan. Air merupakan
pengantar semua bahan gizi yang diperlukan ke luar sel. Selain untuk

87
melancarkan gizi ke luar sel, serta untuk melancarkan reaksi-reaksi
metabolisme, air juga merupakan bagian terbesar dari protoplasma.Air adalah
materi esensial di dalam kehidupan. Tidak satupun mahluk hidup di dunia ini
yang tidak memerlukan dan tidak mengandung air. Sel hidup, baik tumbuhan
maupun hewan, sebagian besar tersusun oleh air, seperti di dalam sel
tumbuhan terkandung lebih dari 75% atau di dalam sel hewan terkandung
lebih dari 67%.2Perairan alami memang merupakan habitat atau tempat yang
sangat parah terkena pencemaran. Sehingga rumus kimia air : H2O,
merupakan rumus kimia air yang hanya berlaku untuk air bersih seperti
aquadest, aquademin dan sebagainya. Sedang untuk air alami yang berada di
dalam sungai, kolam, danau, laut dan sumber-sumber lainnya akan menjadi
H2O ditambah dengan:
1. Faktor yang bersifat biotik
2. Faktor yang bersifat abiotik
Faktor-faktor biotik yang terdapat di dalam air terdiri dari bakteria, fungi,
mikroalgae, protozoa dan virus, serta kumpulan hewan ataupun tumbuhan air
lainnya yang tidak termasuk kelompok mikroba. Kehadiran mikroba di dalam
air dapat menguntungkan tetapi juga dapat merugikan.
a. Menguntungkan
1) Banyak plankton, baik fitoplankton ataupun zooplankton merupakan
makanan utama ikan, sehingga kehadirannya merupakan tanda
kesuburan perairan tersebut.
Jenis-jenis mikroalgae misalnya : Chlorella, Hydrodyction,
Pinnularia, Scenedesmus, Tabellaria.
2) Banyak jenis bakteri atau fungi di dalam badan air berlaku sebagai
jasad dekomposer, artinya jasad tersebut mempunyai kemampuan
untuk mengurai atau merombak senyawa yang berada dalam badan
air. Sehingga kehadirannya dimanfaatkan dalam pengolahan
buangan di dalam air secara biologis.
3) Pada umumnya mikroalgae mempunyai klorofil, sehingga dapat
melakukan fotosintesis dengan menghasilkan oksigen. Di dalam air,

88
kegiatan fotosintesis akan menambah jumlah oksigen, sehingga nilai
kelarutan oksigen akan naik/bertambah, ini yang diperlukan oleh
kehidupan di dalam air.
4) Kehadiran senyawa hasil rombakan bakteri atau fungi dimanfaatkan
oleh jasad pemakai/konsumen. Tanpa adanya jasad pemakai
kemungkinan besar kumulasi hasil uraian tersebut dapat
mengakibatkan keracunan terhadap jasad lain, khususnnya ikan.
b. Merugikan
1) Yang paling dikuatirkan, bila di dalam badan air terdapat mikroba
penyebab penyakit, seperti : Salmonella penyebab penyakit
tifus/paratifus, Shigella penyebab penyakit disentribasiler, Vibrio
penyebab penyakit kolera, Entamoeba penyebab disentriamuba.
2) Di dalam air juga ditemukan mikroba penghasil toksin seperti :
Clostridium yang hidup anaerobik, yang hidup aerobik misalnya :
Pseudomonas, Salmonella, Staphyloccus, serta beberapa jenis
mikroalgae seperti Anabaena dan Microcystis
3) Sering didapatkan warna air bila disimpan cepat berubah, padahal air
tersebut berasal dari air pompa, misal di daerah permukiman baru
yang tadinya persawahan. Ini disebabkan oleh adanya bakteri besi
misal Crenothrix yang mempunyai kemampuan untuk mengoksidasi
senyawa ferro menjadi ferri.
4) Di permukiman baru yang asalnya persawahan, kalau air pompa
disimpan menjadi berbau (bau busuk). Ini disebabkan oleh adanya
bakteri belerang misal Thiobacillus yang mempunyai kemampuan
mereduksi senyawa sulfat menjadi H2S.
5) Badan dan warna air dapat berubah menjadi berwarna hijau, biru-
hijau atau warna-warna lain yang sesuai dengan warna yang dimiliki
oleh mikroalgae. Bahkan suatu proses yang sering terjadi pada danau
atau kolam yang besar yang seluruh permukaan airnya ditumbuhi
oleh algae yang sangat banyak dinamakan blooming. Biasanya jenis
mikroalgae yang berperan didalamnya adalah Anabaena flosaquae

89
dan Microcystis aerugynosa. Dalam keadaan blooming sering terjadi
kasus-kasus :
a) Ikan mati, terutama yang masih kecil yang disebabkan karena
jenis-jenis mikroalgae tersebut dapat menghasilkan toksin yang
dapat meracuni ikan.
b) Korosi atau pengkaratan terhadap logam (yang mengandung
senyawa Fe atau S), karena di dalam massa mikroalgae
penyebab blooming didapatkan pula bakteri Fe atau penghasil
asam yang korosif. Ada pernyataan bahwa air jernih belum tentu
bersih. Ini dihubungkan dengan keadaan bahwa air, sejak keluar
dari mata air, sumur, ternyata sudah mengandung mikroba,
khususnya bakteri atau mikroalgae.
Pada air yang kotor atau sudah tercemar, misal air sungai, air kolam, air
danau dan sumber-sumber lainnya, disamping akan didapati mikroba seperti
pada air jernih, juga kelompok mikroba lainnya yang tergolong penyebab
penyakit, penghasil toksin, penyebab blooming, penyebab korosi, penyebab
deteriorasi, penyebab pencemaran ini adalah bakteri coli.
Dalam bidang mikrobiologi pangan dikenal istilah bakteri indikator
sanitasi. Bakteri indikator sanitasi adalah bakteri yang keberadaannya dalam
pangan menunjukkan bahwa air atau makanan tersebut pernah tercemar oleh
feses manusia. Bakteri-bakteri indikator sanitasi umumnya adalah bakteri
yang lazim terdapat dan hidup pada usus manusia. Jadi, adanya bakteri
tersebut pada air atau makanan menunjukkan bahwa dalam satu atau lebih
tahap pengolahan air atau makanan pernah mengalami kontak dengan feses
yang berasal dari usus manusia dan oleh karenanya mungkin mengandung
bakteri patogen lain yang berbahaya.
Koliform merupakan suatu grup bakteri yang digunakan sebagai indikator
adanya polusi kotoran dan kondisi yang tidak baik terhadap air, makanan,
susu dan produk-produk susu. Koliform sebagai suatu kelompok dicirikan
sebagai bakteri berbentuk batang, gram negatif, tidak membentuk spora,
aerobik dan anaerobik fakultatif yang memfermentasi laktosa dengan

90
menghasilkan asam dan gas dalam waktu 48 jam pada suhu 35 oC. Adanya
bakteri koliform di dalam makanan/minuman menunjukkan kemungkinan
adanya mikroba yang bersifat enteropatogenik dan atau toksigenik yang
berbahaya bagi kesehatan.
Bakteri koliform dapat dibedakan menjadi 2 grup yaitu :
1. Koliform fekal misalnya Escherichia coli dan
2. Koliform nonfekal misalnya Enterobacter aerogenes.
Escherichia coli merupakan bakteri yang berasal dari kotoran hewan atau
manusia, sedangkan Enterobacter aerogenes biasanya ditemukan pada hewan
atau tanam-tanaman yang telah mati. Jadi, adanya Escherichia coli dalam air
minum menunjukkan bahwa air minum itu pernah terkontaminasi feses
manusia dan mungkin dapat mengandung patogen usus. Oleh karena itu,
standar air minum mensyaratkan Escherichia coli harus nol dalam 100 ml.
Untuk mengetahui jumlah koliform di dalam contoh digunakan metode
Most Probable Number (MPN). Metode ini ditujukan untuk mendeteksi
adanya pencemaran air oleh tinja manusia. Sebagai indikator terhadap
pencemaran tinja manusia adalah adanya bekteri E.coli/coliform dalam
sampel air yang diperiksa. E.coli dianggap indikator paling sensitif pada
polusi fekal. Sejumlah besar kehadiran E.coli pada usu manusia dan hewan
berdarah panas lain dan fakta dari ketidakhadiran mereka di lingkungan
lainnya mendukung mendukung kegunaan lanjutan dari mereka sebagai
indikator paling sensitif pada tersedianya polusi fekal.
Pemeriksaan kehadiran bakteri coli dari air dilakukan berdasarkan
penggunaan medium kaldu laktosa yang ditempatkan di dalam tabung reaksi
berisi tabung durham (tabung kecil yang letaknya terbalik, digunakan untuk
menangkap gas yang terjadi akibat fermentasi laktosa menjadi asam dan gas).
Tergantung kepada kepentingan, ada yang menggunakan sistem 3-3-3 (3
tabung untuk 10 ml, 3 tabung untuk 1,0 ml, 3 tabung untuk 0,1 ml) atau 5-5-5
atau 5-1-1. Uji kualitatif koliform secara lengkap terdiri dari 3 tahap yaitu (1)
Uji penduga (presumptivetest), (2) Uji penguat (confirmed test) dan Uji

91
pelengkap (completedtest). Uji penduga juga merupakan uji kuantitatif
koliform menggunakan metode MPN.
Macam-macam standar dan tes yang digunakan untuk pemeriksaan air
tergantung pada penggunaan air untuk minum, renang, produksi/ pengolahan
ikan dan industri. Semua sampel tidak boleh mengandung E. coli dan
sebagainya juga bebas dari bakteri coliform. Standar yang dipakai oleh WHO
tersebut terdiri atas :
1. Dalam setiap tahun, 95% dari sampel-sampel tidak boleh mengandung
2. koliform dalam 100 ml.
3. Tidak ada sampel yang mengandung E. coli dalam 100 ml.
4. Tidak ada sampel yang mengandung koliform lebih dari 10 dalam 100
ml.
5. Tidak boleh ada koliform dalam 100 ml dari dua sampel yang
berurutan.
Macam-macam standar dan tes yang digunakan untuk pemeriksaan air
tergantung pada penggunaan air tersebut . Flora bakterial di dalam air minum
sangat bermacam-macam dan tidak sama pada setiap contoh air. Karena itu
sebaiknya perlu diadakan pemeriksaan yang teratur terhadap air minum. Bila
dari pemeriksaan suatu laboratorium dinyatakan dengan baik (pemeriksaan
tunggal), belum tentu air tersebut baik sebagai air minum : Volume minimal
yang diperlukan untuk analisa dari semua jenis air adalah 100 ml, jika akan
diperiksa adanya kuman patogen maka volumenya sampai 500

Adapun beberapa cara pemeriksaan air minum, diantaranya adalah sebagai


berikut:
1. Metode Most Probable Number (MPN)
Yang dimaksud golongan coliform termasuk bakteri batang gram
negatif tidak membentuk spora dan fakultatif anaerob, yang tumbuh
dengan adanya garam empedu dan memfermentasikan laktosa dengan
menghasilkan asam. Yang dimaksud E.coli adalah salah satu grup
coliform yang dapat memfermentasikan laktosa dengan membentuk asam

92
dan gas pada 44oC, indol positif, tidak dapat menggunakan citrat,
menghasilkan asam dari manitol pada 37oC, MR positif, VP negatif.
2. Filtrasi Membran
Sebagian besar laboratorium menggunakan metode ini jika
kekeruhan air memerlukan filtrasi. Sejumlah volume air yang cocok
difiltrasi melalui membran steril. Volume aliquot untuk air kualitas tinggi
adalah 50-100 ml, sedang untuk kualitas rendah dan air terkontaminasi
yang telah diencerkan ialah 10 ml. Jumlah koloni pada membran yang
baik untuk dihitung adalah 10-80 koloni. Keuntungan dari metode ini
ialah dapat dikerjakan dengan cepat sebab lebih baik memeriksa dengan
frekuensi yang lebih banyak dengan metode sederhana daripada dengan
metode yang lebih rumit seperti metode MPN.
3. Metode Plate Count (MPC)
Perhitungan bakteri secara umum dalam air, menggunakan petunjuk
untuk mengelola pengadaan air. Dapat dilihat bahwa kontaminasi pada
air yang telah diklorinasi jumlahnya sedikit. Bakteri yang dapat tumbuh
di air, dapat tumbuh lebih baik pada suhu 22oC, daripada temperatur yang
lebih tinggi. Bakteri yang tumbuh paling baik pada suhu 37oC, biasanya
dalam air tidak dapat tumbuh dengan baik dan lebih banyak karena
pencemaran dari sumber external. Jika dua grup dari bakteri berbeda
secara nyata, diperlukan perhitungan yang berbeda (sendiri-sendiri).
Pengujian bakteriologik ini terutama berhubungan dengan kesehatan
lingkungan dalam usaha membasmi bakteri patogen dalam air minum,
karena kuman patogen biasanya dalam jumlah kecil, maka tidak sesuai
bila digunakan sebagai standar untuk pengujian, sehingga bakteri yang
berasal dari feses dipakai sebagai indikator adanya bakteri patogen yang
berasal dari perut. Sering tidak kita sadari bahwa dalam makanan yang
kita konsumsi sehari-hari ternyata mengandung zat-zat kimia yang
bersifat racun, baik itu sebagai pewarna, penyedap rasa dan dan bahan
campuran lain. Za-zat kimia ini berpengaruh terhadap tubuh kita dalam
level sel, sehingga kebanyakan kita akan mengetahui dampaknya dalam

93
waktu yang lama.Dampak negatif yang bisa terjadi adalah dapat memicu
kanker, kelainan genetik,cacat bawaan ketika lahir, dan lain-lain.
Tidak ada cara untuk menghindar 100% dari bahan-bahan kimia itu
dalam kehidupan kita sehari-hari, yang perlu kita lakukan adalah
meminimalkan penggunaannya sehingga tidak melewati ambang batas
yang disarankan. Karena selain banyak tersedia di pasaran, bahan-bahan
tersebut juga harganya yang relatif sangat murah.

D. Penyehatan Makanan dan Minuman


1. Contoh bahan beracun
Berikut adalah contoh bahan-bahan yang bersifat racun yang sering kita
jumpai dalam kehidupan sehari-hari :
a. Sakarin (Saccharin)
Sakarin adalah bubuk kristal putih, tidak berbau dan sangat manis,
kira-kira 550 kali lebih manis dari pada gula biasa. Oleh karena itu ia
sangat populer dipakai sebagai bahan pengganti gula.
Tikus-tikus percobaan yang diberi makan 5% sakarin selama lebih
dari 2 tahun, menunjukkan kanker mukosa kandung kemih (dosisnya
kira-kira setara 175 gram sakarin sehari untuk orang dewasa seumur
hidup).
Sekalipun hasil penelitian ini masih kontroversial, namun
kebanyakan para epidemiolog dan peneliti berpendapat, sakarin
memang meningkatkan derajat kejadian kanker kandung kemih pada
manusia kira-kira 60% lebih tinggi pada para pemakai, khususnya pada
kaum laki-laki.
Food and Drug Administation (FDA) Amerika menganjurkan
untuk membatasi penggunaan sakarin hanya bagi para penderita
kencing manis dan obesitas. Dosisnya agar tidak melampaui 1 gram
setiap harinya.

94
b. Siklamat (Cyclamate)
Siklamat adalah bubuk kristal putih, tidak berbau dan kira-kira 30
kali lebih mains dari pada gula tebu (dengan kadar siklamat kira-kira
0,17%). Bilamana kadar larutan dinaikkan sampai dengan 0,5%, maka
akan terasa getir dan pahit. Siklamat dengan kadar 200 mg per ml
dalam medium biakan sel leukosit dan monolayer manusia (in vitro)
dapat mengakibatkan kromosom sel-sel tersebut pecah. Tetapi hewan
percobaan yang diberi sikiamat dalam jangka lama tidak menunjukkan
pertumbuhan ganda.
c. Nitrosamin
Sodium nitrit adalah bahan kristal yang tak berwama atau sedikit
semu kuning. Ia dapat berbentuk sebagai bubuk, butir-butir atau
bongkahan dan tidak berbau. Garam ini sangat digek mari, antara lain
untuk mempertahankan warna asli daging serta memberikan aroma
yang khas seperti sosis, keju, kornet, dendeng, ham, dan lain-lain.Untuk
pembuatan keju dianjurkan supaya kandungan sodium nitrit tidak
melampaui 50 ppm, sedangkan untuk bahan pengawet daging dan
pemberi aroma yang khas bervariasi antara 150 500 ppm.
Sodium nitrit adalah precursor dari nitrosamines, dan nitrosammes
sudah dibuktikan bersifat karsinogenik pada berbagai jenis hewan
percobaan. Oleh karena itu, pemakaian sodium nitrit harus hati-hati dan
tidak boleh melampaui 500 ppm.Makanan bayi sama sekali dilarang
mengandung sodium nitrit.
d. Zat Pewarna Sintetis
Dari hasil pengamatan di pasar-pasar ditemukan 5 zat pewarna
sintetis yang paling banyak digemari di Indonesia adalah warna merah,
kuning, jingga, hijau dan coklat.
Dua dari lima zat pewarna tersebut, yaitu merah dan kuning adalah
Rhodamine-B dan metanil yellow. Kedua zat pewarna ini termasuk
golongan zat pewarna industri untuk mewarnai kertas, tekstil, cat, kulit
dsb. dan bukan untuk makanan dan minuman. Hasil penelitian

95
menunjukkan bahwa pemberian kedua zat warna tersebut kepada tikus
dan mencit mengakibatkan limfoma. Selain itu, boraks, juga merupakan
zat pewarna favorit yang sering digunakan oleh produsen makanan.
e. Monosodium Glutamat (MSG)
Monosodium glutamat (MSG) atau vetsin adalah penyedap masakan
dan sangat populer di kalangan para ibu rumahtangga, warung nasi dan
rumah makan. Hampir setiap jenis makanan masa kini dari mulai
camilan untuk anak-anak seperti chiki dan sejenisnya, mie bakso,
masakan cina sampai makanan tradisional sayur asam, lodeh dan
bahkan sebagian masakan padang sudah dibubuhi MSG atau vetsin.
Pada hewaan percobaan, MSG dapat menyebabkan degenerasi dan
nekrosi sel-sel neuron, degenerasi dan nekrosis sel-sel syaraf lapisan
dalam retina, menyebabkan mutasi sel, mengakibatkan kanker kolon
dan hati, kanker ginjal, kanker otak dan merusak jaringan lemak.

2. Bahaya di Masa Mendatang


Dari beberapa contoh bahan kimia beracun yang sehari-hari
dipergunakan sebagai zat tambahan dalam makanan dan dipakai secara
meluas di kalangan masyarakat, maka bahaya dalam jangka panjang sudah
dapat perkirakan. Untuk mencegah hal ini, pemerintah harus sudah berani
melakukan tindakan preventif mulai sekarang dan jangan menunggu-
nunggu kalau sudah ada korban.
Hal lain yang perlu diingatkan, cara pemakaian MSG atau vetsin yang
sudah sangat meluas dan berlebihan pada saat ini perlu mendapat perhatian
khusus, karena MSG sangat mutagenik dan karsinogenik, khusus terhadap
hati, kolon, ginjal, otak dan lain-lain.

96
E. Pengamatan Badan Air atau Sungai dan Pengambilan Sampel Air
untuk Pemeriksaan Parameter Kimia
1. Teknik pengambilan
Dalam Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
No.907/MENKES/SK/VII/2002, sampel air adalah air yang diambil
sebagai sampel yang digunakan untuk keperluan pemeriksaan
laboratorium.
Pengambilan sampel air biasanya digunakan untuk melakukan suatu
penelitian, sehingga memerlukan sampel yang dapat menggambarkan
keseluruhan badan air. Untuk mendapatkan sampel yang homogen
dilakukan pengambilan sampel yang representatif, yaitu sampel yang dapat
mewakili pada daerah purposif sekitarnya. Dengan pengambilan sampel
yang representatif data hasil pengujian dapat menggambarkan kualitas
lingkungan yang mendekati kondisi sesungguhnya, menggambarkan
cerminan dan populasi yang ada.
Teknik pengambilan untuk pemeriksaan laboratorium juga merupakan
instruksi dalam melakukan pengawasan kualitas air. Contoh peraturan
yang menginstruksikan misalnya PP RI 82 tahun 2001 dan Perda Kota
Surabaya No. 2 Tahun 2004.
a. Sampel air
Macam sampel air untuk memperoleh sampel yang mewakili keadaan
sesungguhnya dapat dipilih tiga metode:
1) Sampel sesaat
Mewakili keadaan air pada suatu saat dari suatu tempat. Apabila
sumber air mempunyai karakteristik yang tidak banyak berubah
didalam suatu periode atau didalam batas jarak waktu tertentu maka
sampel sesaat tersebut cukup mewakili keadaan waktu dan tempat
tersebut.
2) Sampel gabungan waktu
Sampel gabungan waktu adalah campuran sampel sesaat yang
diambil dari satu tempat yang sama pada waktu yang berbeda. Hasil

97
pemeriksaan sampel gabungan menunjukkan keadaan merata dari
tempat tersebut didalam suatu periode. Hal lain yang harus
diperhatikan adalah pada pengambilan setiap sampel memiliki
volume yang sama.
3) Sampel gabungan tempat
Sampel gabungan tempat merupakan campuran sampel sesaat
yang diambil dari tempat yang berbeda pada waktu yang sama. Hasil
pemeriksaan sampel gabungan menunjukkan keadaan merata dari
suatu daerah atau tempat pemeriksaan. Metode ini berguna apabila
diperlukan pemeriksaan kualitas air dari suatu penampang aliran
sungai yang bagian penampang tersebut memiliki kualitas yang
berbeda.
Titik pengambilan sampel air sungai berdasarkan SNI 6989.57 :
2008, titik pengambilan sampel air sungai ditentukan berdasarkan
debit air sungai yang diatur dengan ketentuan sebagai berikut:
a) Sungai dengan debit kurang dari 5 m3/detik, sampel diambil
pada satu titik di tengah sungai pada kedalaman 0,5 kali
kedalaman dari permukaan atau diambil dengan alat integrated
sampler sehingga diperoleh sampel air dari permukaan sampai
ke dasar secara merata
b) Sungai dengan debit antara 5-150 m3/detik, sampel diambil pada
dua titik masing-masing pada jarak 1/3 dan 2/3 lebar sungai
pada kedalaman 0,5 kali kedalaman dari permukaan atau
diambil dengan alat integrated sampler sehingga diperoleh
sampel air permukaan sampai ke dasar secara merata kemudian
dicampurkan
c) Sungai dengan debit lebih dari 150 m3/detik sampel diambil
minimum pada enam titik masing-masing pada jarak , dan
lebar sungai pada kedalaman 0,2 dan 0,8 kali kedalaman dari
permukaan atau diambil dengan alat integrated sampler

98
sehingga diperoleh contoh air dari permukaan sampai dasar
secara merata lalu dicampurkan.

F. Penyehatan di Lingkungan Permukiman


Persyaratan kesehatan perumahan diatur dalam Keputusan Menteri
Kesehatan Republik Indonesia No. 829/MENKES/SK/VII/1999 dalam poin
D disebutkan persyaratan kesehatan rumah tinggal
1. Bahan Bangunan
a. Tidak terbuat dari bahan yang dapat melepas zat-zat yang dapat
membahayakan kesehatan, antara lain sebagai berikut :
1) Debu total tidak lebih dari 150g m3;
2) Asbes bebas tidak melebihi 0,5 fiber/m3/4 jam;
3) Timah hitam tidak melebihi 300 mg/kg.
b. Tidak terbuat dari bahan yang dapat menjadi tumbuh dan
berkembangnya organisme pathogen
2. Komponen dan penataan ruang rumah
Komponen rumah harus memenuhi persyaratan fisik dan biologis secara
sebagai berikut :
a. Lantai kedap air, mudah dibersihkan;
b. Dinding;
1) Di ruang tidur, ruang keluarga dilengkapi dengan sarana ventilasi
untuk pengaturan sirkulasi udara;
2) Di kamar mandi dan tempat cuci harus kedap air dan mudah
dibersihkan;
c. Langit-langit harus mudah dibersihkan dan tidak rawan kecelakaan;
d. Bumbungan rumah yang memiliki tinggi 10 meter atau lebih
dilengkapi dengan penangkal petir;
e. Runag di dalam rumah harus ditata agar berfungsi sebagai ruang
tamu,ruang keluarga,ruang makan,ruang tidur,ruang dapur,ruang
mandi,ruang bermain anak;
f. Ruang dapur harus dilengkapi sarana pembuangan asap.

99
3. Pencahayaan
Pencahayaan alam dan/atau buatan langsung maupun tidak langsung
dapata menerangi seluruh ruangan minimal intensitasnya 60 lux,dan
tidak menyilaukan.
4. Kualitas udara
Kualitas udara di dalam rumah tidak melebihi ketentuan sebagai berikut
:
a. Suhu udara nyaman berkisar 18 sampai 30 Celcius;
b. Kelembapan udara berkisar antara 40% sampai 70% ;
c. Konsentrasi gas SO2 tidak melebihi 0.10 ppm/24 jam;
d. Pertukaran udara (air exchange rate) = 5 kaki kubik per menit per
penghuni;
e. Konsentrasi gas CO tidak melebihi 100 ppm/8 jam;
f. Konsentrasi gas formaldehid tidak melebihi 120 mg/m3
5. Ventilasi luas penghawaan atau ventilasi alamiah yang permanent 10%
dari luas lantai.
6. Binatang penular penyakit tidak ada tikus bersarang di dalam rumah.
7. Air
a. Tersedia sarana air bersih dengan kapasitas minimal 60
liter/hari/orang.
b. Kualitas air harus memenuhi persyaratan kesehatan air bersih
dan/atau air minum sesuai dengan peraturan perundang-undangan
yang berlaku.
8. Tersedianya sarana penyimpanan makanan yang aman.
9. Limbah
a. Limbah cair yang berasal dari rumah tidak mencemari sumber
air,tidak menimbulkan bau,dan tidak mencemari pencemaran tanah;
b. Limbah padat hrus dikelola agar tidak menimbulkan bau,pencemaran
terhadap permukaan tanah serta air tanah

100
10. Kepadatan hunian ruang tidur
Luas Runag tidur minimal 8 meter2, dan tidak dianjurkan digunakan
lebih dari 2 orang.

Dari survey yang telah dilakukan di Desa Purwodadi RT 07/01


didapatkan hasil sebagai berikut :
1. Sarana Kesehatan Lingkungan
a. Penduduk RT 07/01 Desa Purwodadi rata-rata menggunakan sarana
pembuangan kotoran jenis leher angsa dengan kondisi yang
memenuhi persyaratan kesehatan.
b. Jenis sarana penyediaan air yang dipakai oleh penduduk RT 07/01
Desa Purwodadi kebanyakan adalah sumur gali pribadi. Namun, ada
pula beberapa penduduk yang menggunakan sumur gali umum.
c. Pembuangan sampah yang dimiliki penduduk Desa Purwodadi
kebanyakan ada tetapi tidak berfungsi atau tidak memenuhi syarat,
ada pula yang ada dan memenuhi syarat. Selain itu, masih ada pula
penduduk yang tidak memiliki pembuangan sampah pribadi dan
masih menggunakan satu sarana pembuangan sampah untuk dua
keluarga.
d. Pembunangan air limbah yang ada di Desa Purwodadi rata-rata ada
dan memenuhi syarat kelayakan tetapi ada pula yang tidak berfungsi,
ada pula yang bukan milik sendiri tetapi menggunakan sarana yang
tidak memenuhi syarat. Bahkan masih ada yang tidak memiliki
sarana pembuangan air limbah.

2. Keadaan Rumah
a. Penduduk RT 07/01 Desa Purwodadi memiliki jendela ruang tidur
yang telah memenuhi syarat. Namun, masih ada pula ruang tidur
yang belum memiliki jendela.
b. Dapur miliki penduduk RT 07/01 Desa Purwodadi masih banyak
yang tidak dilengkapi dengan lubang asap. Hanya beberapa

101
penduduk saja yang telah memiliki lubang asap dan berfungsi
sebagaimana mestinya.
c. Ruang tidur yang dimiliki penduduk RT 07/01 Desa Purwodadi rata-
rata tidak lembab dan sesuai dengan syarat kelayakan. Tetapi ada
pula beberapa yang tidak sesuai dengan syarat yang telah ditentukan.
d. Setiap rumah penduduk RT 07/01 Desa Purwodadi tidak padat
penghuni.

3. Binatang Penularan Penyakit


a. Dari 15 rumah yang disurvei, Desa Purwodadi RT 07/01 pada ruang
kamar mandi dan tempat-tempat yang tergenang air 53,33% terdapat
jentik nyamuk. Sedangkan 46,66% bebas dari jentik-jentik.
b. Dari 15 rumah yang disurvei, Desa Purwodadi RT 07/01 sebanyak
13,33% tidak ada tikus di sekitar lingkungan rumah. Sedangkan
86,66% ada tikus di sekitar lingkungan rumah.

4. Pekarangan
a. Dari 15 rumah yang disurvei, Desa Purwodadi RT 07/01 sekitar 80%
memiliki pekarangan yang memenuhi syarat. Kemudian 13,33%
penduduk memiliki pekarangan tetapi tidak memenuhi syarat atau
tidak bersih. Bahkan ada penduduk yang tidak memiliki pekarangan
sebanyak 6,66%.
b. Sekitar 73,33% pekarangan penduduk Desa Purwodadi RT 07/01
telah dimanfaatkan dengan baik. Sekitar 13,33% pekarangan tidak
dimanfaatkan dengan baik.

5. Kandang
a. Sekitar 73,33% rumah penduduk Desa Purwodadi RT 07/01
memiliki kandang dan telah memenuhi syarat berupa kandang
tersebut terpisah dari rumah. Sekitar 20% rumah penduduk memiliki

102
kandang tetapi tidak memenuhi syarat. Sekitar 6,66% rumah
penduduk tidak memiliki kandang.

103
104
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Dengan cara praktik pengambilan sampel air secara benar kita dapat
memperoleh sampel yang tepat,dan dapat memudahkan kita untuk
melakukan penilitian selanjutnya,apabila cara pengambilan sampel air
tersebut salah sedikit maka akan berpengaruh juga kepada
hasilnya,sehingga hasilnya tidak akurat.
2. Praktik pengawasan limbah cair dilakukan untuk mengetahui kelayakan
air tersebut dapat dikonsumsi dan dapat digunakan untuk kebutuhan
sehari-hari atau tidak.
3. Adanya praktek pengambilan sampel makanan dan minuman kita dapat
mengetahui makanan tersebut aman dan sehat atau tidaknya untuk di
konsumsi oleh masyarakat.
4. Dengan diadakan survei rumah sehat kita dapat mengetahui standarisasi
kelayakan rumah tersebut. Didesa purwodadi rata-rata rumah penduduk
sudah memenuhi standarisasi kelayakan rumah.
5. Diadakannya praktek vektor jentik nyamuk kita dapat mengetahui jenis
nyamuk tersebut dan penyakit yang ditimbulkan dari masing-masing
nyamuk serta perkembangbiakannya.
6. Dalam praktik k3 di perkantoran terutam di perpustakaan kita dapat
mengetahui kebisingan,suhu dan kelembapan serta cahaya yang ada di
ruangan tersebut.

B. Saran
1. Pada saat pengambilan sampel air secara bakteriologis dilakukan dengan
hati-hati,teliti dan tangan pengambil harus benar-benar steril terlebih
dahulu sebelum mengambil sampel air dan botol yang steril sehingga
tidak terkontaminasi dengan bakteri.

105
2. Sebaiknya dilakukan ditempat-tempat yang ada penduduknya yang
banyak serta ada aliran sungainya sehingga kita dapat terjun langsung
kependuduk dan dapat menghitung dengan pasti serta perlu ketelitian
dalam mengambil sampel air tersebut
3. Sebaiknya makanannya tidak hanya satu tempat saja yang diambil dan
sebaiknya makanan yang akan diperiksa itu makanan yang sering
dikunjungi oleh masyarakat.
4. Sebaiknya survei dilakukan disatu desa,tidak hanya satu rt saja. Sehingga
kita dapat mengetahui dan menyimpulkan lebih detail standarisasi
kelayakan rumah yang ada didesa Purwodadi. Apabila kita mensurvei
satu desa kita dapat lebih mengetahui mengapa rumah tersebut masih
dibawah standart.
5. Kita perlu menjaga kebersihan penampungan air supaya dapat
meminimalisir adanya jentik nyamuk yang ada di air tersebut.
6. Perpustakaan merupakan ruangan bagi para pembaca sehingga
standarisasi kebisingan,cahaya,serta suhu perlu di perhatikan untuk
kenyamanan pembaca.

106
LAMPIRAN FOTO

A. Masalah Penyediaan Air (Pengabilan Sampel Secara Bakteriologi)

Proses sterilisasi pada tangan pengambil sampel dan kran air (terbuat dari plastik)
menggunakan alkohol 70%

Kran air dibuka lebar sehingga air yang menunggu terlalu lama ketika ditutup
keluar dan menghasilkan sampel air murni dari sumbernya. Mulut botol
dilidahapikan, sehingga mulut botol steril

107
Sampel air ditampung dalam botol sampel yang sudah disterilkan atau
dilidahapikan. Botol ditutup kapas dan dilapisi kertas steril.

Untuk kran air yang terbuat dari


metal dapat dilakukan sterilisasi
menggunakan lampu spirtus

108
B. Pengendalian Vektor dan Binatang Pengganggu

Proses pengamatan dan identifikasi jentik nyamuk

C. Penyehatan Makanan dan Minuman

Pengambilan sampel makanan secara steril, kemudian dimasukkan ke dalam


plastik sampel

109
D. Pencemaran Badan Air secara Kimia (DO)

Proses pengukuran luas penampang sungai

Identifikasi kecepatan arus air sungai

110
Proses pengambilan sampel air secara kimia Disolve Oxygen (DO)

E. Kesehatan Lingkungan di Lingkungan Perkantoran/Industri

Proses pengukuran pencahayaan menggunakan lux meter dan kebisingan


menggunakan sound level meter di lingkungan perkantoran/industri.

111
Proses pengukuran kelembaban dan suhu menggunakan alat hygrometer di
lingkungan industri/perkantoran.

F. Keshatan Lingkungan Pemukiman

Survey lingkungan pemukiman menggunakan kartu rumah

112

Anda mungkin juga menyukai